Peta Sudah Terbagi Menjadi 7 Bagian.

Paman Patric membawa sang Nyonya masuk lebih dalam, melewati lorong kecil berbelok ke kanan lalu menuruni tangga menuju ruang bawah tanah. Obor - obor terpasang di setiap dinding, menyinari jalan menuju kesana.

Kriettt.

Pintu ganda terbuka, Paman Patric menahan pintu agar sang Nyonya masuk lebih dulu. "Silahkan, Nyonya."

Eleena menginjakkan kakinya ke dalam ruangan, bayangannya pertama kali saat dibawa menuruni tangga ia akan melihat ruangan gelap dan lembab seperti bangunan lainnya tapi nyatanya ruangan itu terasa hangat. Ketiga pasang mata menatapnya penasaran dari balik pekerjaan yang sedang mereka kerjakan, mereka bertiga adalah pekerja yang tadi sudah dikenalkan termasuk pemuda paling kecil.

"Saya kenalkan lebih dulu pada Anda, Nyonya. Yang badannya paling besar dan berotot bernama Axton, yang kedua berbadan lebih kecil bernama Andrian dan yang terakhir bernama Ace. Dulunya mereka adalah budak yang tidak bernama, dibuang oleh orang tua mereka lalu karena mereka mempunyai bakat dan dibeli oleh Pangeran. Mereka menjadi tiga saudara dan dipanggil triple A. Mereka khusus membuat senjata untuk Pangeran yang terbuat dari besi dan baja yang dilebur agar pedang kuat. Baja sangat terbatas, jadi hanya bisa membuat pedang tajam dan berkualitas bagus hanya untuk digunakan Pangeran dan para anggota Kerajaan."

Eleena mengangguk, mendengarkan dengan baik. "Jadi, apa bahan baja masih ada?"

Eleena bertanya penuh harapan.

"Ada, tapi hanya tersisa sedikit. Bahan baja hanya Pangeran yang bisa mendatangkannya, kami bahkan tidak tau dari mana asalnya."

"Begitu, lalu tentang peta alumunium yang disembunyikan. Bisakah Paman bercerita sedikit?"

Paman Patric mengangguk, ia menoleh pada ketiga muridnya. "Kembali bekerja."

Lalu Paman Patric berjalan ke arah meja, mempersilahkan sang Nyonya untuk duduk lebih dulu kemudian ia juga ikut duduk. Lalu, pria tua itu mulai bercerita tentang kisah peta tersembunyi.

"Ada yang mengatakan peta itu sebenarnya adalah malapetaka, itu yang dikatakan pendahulu kami. Ramalan para leluhur mengatakan akan ada badai besar menelan bumi jika peta itu sampai ditemukan oleh orang yang salah dan dipergunakan untuk hal - hal yang bertentangan dengan kemanusiaan. Tapi, jika yang menemukan tempat itu adalah orang yang terpilih maka dunia akan menuju masa depan yang cerah. Peta itu sendiri sudah terbagi menjadi 7 bagian, kami mengetahui jika Pangeran sudah mendapatkan 4 bagian robekan peta. Ketiga bagian peta lainnya, Pangeran masih mencarinya. Beberapa waktu lalu saat Pangeran memperebutkan satu bagian peta itu, Pangeran bahkan diracuni. Bahkan kabarnya sampai sekarang, Pangeran belum mendaparkan penawar racunnya."

"Diracuni? Penawar racun? Hm? Apa efek racunnya?"

"Saya tidak berani mengatakannya soal itu, Nyonya. Silahkan Anda tanyakan langsung pada Pangeran."

"Tidak masalah, aku bahkan berterima kasih Paman sudah mau menceritakan tentang peta itu."

Eleena bangun dari kursinya berjalan ke arah lelaki berbadan paling besar, "Halo, kakak. Aku akan memanggilmu kak Axton. Mulai sekarang aku adalah adik seperguruan. Aku akan berada disini setiap hari membantu kalian, boleh?"

Axton mengedip - ngedipkan matanya, pemuda lugu berusia 22 tahun itu hanya menatap wajah cantik Nyonya muda-nya sebentar. Wajahnya memerah lalu ia menundukan kepalanya malu.

"Kakak diam saja, berarti setuju," Eleena menepuk lengan Axton membuat lelaki itu meloncat mundur.

Eleena malah tertawa, ia menebak Axton adalah lelaki pemalu. Ia berjalan ke arah lelaki kedua, Andrian.

"Kak Andrian, terima aku sebagai adikmu. Ya?"

Andrian lebih berani, dia menatap wajah cantik di depannya dan sepertinya usia sang Nyonya lebih muda darinya. "Berapa usia Anda, Nyonya?" tanyanya berani.

"16 tahun, kakak?"

"Ekhm, aku 19 tahun."

"Nah, pas! Aku adalah adik perempuanmu, pokoknya disini kita bukan sebagai Nyonya atau pekerja tapi sebagai kakak dan adik. Bagaimana?" Eleena mengedarkan pandangannya pada keempat orang yang berada disana meminta persetujuan.

Paman Patric tersenyum, seketika ia teringat putrinya yang diambil paksa oleh Bangsawan bejat untuk dijadikan istri simpanan tapi putrinya malah berakhir meninggal di tangan istri sah sang Bangsawan.

"Ikuti saja kemauan Nyonya," ujar Paman Patric.

"Paman, kamu juga jangan panggil aku Nyonya. Panggil Eleena atau panggil aku dengan nama panggilan. Berikan aku nama," timpal Eleena.

"Um, kakak. Namaku Ace, aku akan memanggilmu dengan kak Elè!" ujar pemuda si paling kecil.

Eleena bertepuk tangan seraya tertawa, "Aku suka nama itu. Mulai sekarang, kalian panggil aku dengan nama itu!"

Pemuda triple A mengangguk mengiyakan, begitu pun Paman Patric.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***