From Wa To London

From Wa To London

Part One (From here it all begins)

~ Dalam hidup, hanya ada aku dan kamu. Mereka hanya sisipan~ Liza

Liza Tuffahati

"Gedebuk, gedebuk, prangg! terdengar bunyi wedges yang tergesa-gesa, dan menabrak tong sampah besar. Memang dasar orang yang ceroboh jadilah kejadian itu bukan lagi fenomena langka bagi penghuni lab disana. Dengan acuh OB dan OG yang berlalu lalang disana, tanpa memperhatikanpun mereka tahu kalau sang empu pembuat semua kekacauan itu adalah Liza Tuffahati. Ck.

Hari ini Liza lagi-lagi terlambat karena kebiasaanya begadang sampai larut chatting dengan pangeran Londonnya Enrique. Laki-laki yang sudah 5 tahun dikenalnya lewat chatting. Ya hanya chatting, bahkan mereka tidak saling bertukar photo.

" Tu tong sampah kapan pindahnya sih? Bikin susah aja!" Liza masuk ruangan kecilnya dengan Leya sembari bersungut memijit kaki mulusnya yang terlihat kemerahan.

Leya mendongak malas menatap sahabat jeleknya itu. Walau lebih tua satu tahun lebih dari Leya Liza tak ubahnya anak SMA yang ceroboh. Setiap hari ada saja kelakuan anehnya yang membuat orang-orang disekelilingnya geleng-geleng kepala.

" Otak kamu tuh yang pindah, orang itu tong dari aku baru masuk juga memang sudah disitu Liza Tuffahati!" Leya geleng-geleng kepala sembari melanjutkan draft laporan harian yang harus dikirimnya tepat waktu, meladeni lakon Liza tidak akan ada habisnya.

Liza yang kesal cuman bisa manyun mendengar omelan Leya Patner kerja sekaligus sahabat tempat curhatnya selama 4 tahun itu.

" Lagian, kamu juga telat banget sih, ini sdh pukul 8 lewat 30 Liza. Kerja kok seenak jidat " tambah Leya kembali berujar tanpa menatap wajah jelek sahabatnya itu.

Liza sama sekali tidak terusik dengan omelan Leya yang selalu saja tidak didengarnya itu. Walau selalu mengomelinya, Liza tahu jauh dalam hatinya ia tidak bermaksud menggurui Liza.

" Biasa le....hubungan percintaan, habisan beda waktu ini!" Liza memasang tampang sedihnya. Perbedaan waktu antar belahan bumi itu memang kadang mengharuskannya mengorbankan sedikit waktu tidurnya yang sudah sedikit. Ck. Memang benar kata orang-orang cinta itu buta. Gimana nggak buta? Orang ngantuk gini jadinya. Batin Liza geli.

" Kamu tuh yaa...ketemu juga nggak pernah, masa iya dibela-belain banget sampe tengah malam chatnya pacaran apa ngeronda non" Leya kembali berfatwa seperti hari-hari biasa.

" Kan sudah aku jelasin Leya sayangkuh yang tiada duanya, kita itu romeo dan juliet beda belahan bumi, beda waktu, beda segalanya tapi satu cinta" Liza menghempaskan pantat ke kursi kerjanya dan menghembuskan nafas keras, ya bisa dibilang ia kurang ajar. Ia selalu saja terlambat, tapi tidak pernah kena panggil bos mereka. Karena apa? Karena bos mereka menyukainya, sangat menyukainya bahkan semua makhluk di Lab ini juga mengetahuinya.

" Tau deh liz, capek aku ngomong sama kamu nggak pernah didenger". Leya geleng-geleng kepala.

" Nggak tau juga ya le... aku tuh sudah nyaman banget sama dia, dan bentar lagi juga kita bakal ketemu kok". Liza tersenyum sumringah mulai membuka komputer miliknya. Ya dia juga harus membuat laporan hariannya, kalau aja bisa nyontek kaya jaman sekolah dia sudah pasti mengcopy milik Leya.Ck.

" Yee...dari tahun gajah juga kamu ngomongnya gitu, lha buktinya sampai sekarang? Mana, nggak ada kan? Lagian yaa liz ya, kalau memang dia serius sama kamu...dari dulu-dulu dia bakal nunjukin wajah dia sama kamu. Lha ini boro-boro ketemu lihat photonya aja nggak pernah, gimana bisa coba?"

Jangan-jangan dia mafia kali" hihhh Leya bergidik ngeri.

"Sembarangann" Liza mendelik kesal, sembari melempar gulungan kertas dimejanya.

" Ya itu dia asyiknya kita le, itu artinya dia nggak mandang aku cuman dari wajah doang...cinta kita itu Pure tanpa reason, ngerti nggak non?" Liza lagi-lagi membela diri walau kadang ia merasa perkataannya Leya ada benarnya tapi yang namanya orang jatuh cinta ya gitu. Ck.

" Cinta apaan, kamu tu lama-lama nggak sehat lho liz!"

" Yee...apaan" Liza mencak-mencak sebal tidak terima dengan ledekkan Leya, namun seketika berhenti.

"Tok...tok...tok... (bunyi ayam bertekok *ehh).

"Masuk...Liza menjawab sebal.

Beberapa detik kemudian muncullah wajah tampah Bryan, bos mereka anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

" Ehh...Bryan" Liza cengengesan sembari membenarkan letak duduknya yang urakan.

" Aku nggangu yah? " Tanya Bryan.

" Enggak kok, kita santai ini...laporan juga belum ada" Leya menimpali pertanyaan Bryan sembari menghentikan kegiatannya, karena harusnya laporan itu sudah selesai kemarin. Leya hanya sekedar merevisi, beda cerita dengan Liza yang memang belum sama sekali selesai. Emang dasar otak Liza miring. Ck.

" Kenapa? Liza bertanya penasaran, entah mengapa ia mencium bau-bau ketidakberesan dibalik pertanyaan Bryan .

" Aku mau ngasih tau aja, bunda mau kamu datang malam ini ke acara ultahnya. Bisa nggak? Kalau kamu nggak sibuk mungkin?" tanya Bryan penuh harap.

Liza males banget kerumah Bryan, karena terakhir kali kesana ibunya mengatainya wanita murahan. Tentu saja Bryan tidak tau menahu akan hal itu. Liza sebenarnya tahu bahwasanya Bryan menaruh hati padanya. Tapi ia sama sekali tidak tertarik dalam artian cinta dengan bos tampannya itu. Mungkin karena keluarga Bryan yang begitu sombong. Liza sangat tahu kalau bunda siska ibunya Bryan tidak akan pernah mengundangnya kerumah mereka kalau bukan Bryan yang ingin. Pasalnya ibu Siska yang terkenal kejam itu tidak pernah suka dengannya karena Liza tidak punya siapa-siapa dan pernah tinggal di panti asuhan.

"Sorry banget Bryan, aku mau nemenin Leya ke Klinik malam ini. Jadi kayanya nggak bisa" Liza memasang tampang menyesal.

"Lho aku kan", ucapan Leya terpotong melihat tatapan mata Liza.

"Ehh...iya nih Bryan udah janji soalnya sama dokternya malam ini, Edy lembur jadi ditemenin Liza deh...sorry yah" Leya pun terseret dalam kebohongan Liza.

"Ohh...gitu, ya udah gapapa! Aku keruangan dulu ya kalau gitu" ucap Bryan sembari berlalu. Sebenarnya ia sudah menebak jawaban dari Liza. Tapi apa salahnya mencoba kan?

Sepeninggal Bryan...

"Kamu tuh ya Liz bohong kok ngajak-ngajak" Leya bersungut sebal.

"Huss anak mamah nggak denger kan" Leya mengusap perut buncitnya sayang.

"Habisnya... aku kan risih kalau kerumah Bryan Le" Liza menyahut lesu.

"Kamu tuh yaa liz, kalau keluarganya jahat sama kamu...biarin aja, setidaknya kamu jangan nyakitin dia" Leya mengulang nasihatnya yang sudah-sudah.

"Justru kalau aku beri dia ruang, bakal nyakitin dia le... aku tuh nggak ada rasa sama dia. Cinta aku cuman buat Enrique seorang" Liza tersenyum kuda sembari menopang wajahnya berlagak sok imut.

"Plakk", Leya cuman bisa menepok jidatnya sebal memang dasar Liza nggak jelas.

"Sehat non???" Leya mengejek Liza sembari menempelkan telapak tangan kedahinya.

"Leya!!!" Liza mendelik sebal.

***

Tepat pukul 17.00 sore Liza beranjak dari duduknya dengan penuh semangat. Kerja boleh telat pulang haram telat. Batin Liza geli.

Leya hanya bisa melongo melihat antusias sahabatnya itu saat detik-detik jam pulang. Ck.

"Ingat ya Liz kamu bohong sama Bryan mau temenin aku check, jadi mau nggak mau kamu harus temenin aku check malam ini" Leya menimpali dengan wajah sama sekali tidak melihat kearah Liza.

Liza melongo sembari kembali duduk lesu.

"Yahh... aku kan bercanda Le" jawab Liza dengan memasang wajah paling memelas.

Leya mendelik menatap sahabat alaynya itu.

"Nggak mau tahu yaa cinta kamu harus tetap temanin aku, habisnya Edy lembur beneran" kata Leya dengan tampang memelasnya.

Mata Liza membulat jangan-jangan ini adalah karmanya berbohong dengan Bryan. Batinnya.

"Ya sudah iya, aku temenin kok yah. Nggak usah menye-menye gitu. Jelek banget tau" seloroh Liza sembari menjulurkan Lidah. Siapa yang bisa menolak keinginan ibu hamil secantik Leya?

Seketika senyum cerah terbit dari bibir cantik Leya.

"Nahh gitu dong!" Seru Leya semangat sembari mematikan komputer didepannya dan mengemas barang-barangnya kemudian menggandeng Liza keluar ruangan dengan penuh semangat. Liza hanya bisa memutar bola matanya disamping Leya. Ck.

Mereka pulang dengan mobil Leya yang dijalankan oleh mas Gono Supir pribadi Edy. Sejak mengetahui istrinya hamil Edy menjadi sangat overprotektif. Ia akan menelpon istrinya dengan segera dimenit istirahat. Ck. Seandainya tidak ada Liza dikantor bersama Leya tentu saja Edy akan melarang istrinya itu untuk bekerja. Yang benar saja. Tapi menurut Liza itu sah-sah saja. Malah kadang ia iri dengan Leya yang selalu dimanja oleh Edy. Ia hanya berharap suatu saat nanti ia akan menemukan Edy lainnya.

Setelah serangkain Check yang membingungkan bagi Liza akhirnya mereka bisa pulang tepat pukul 19.00. Mereka makan direstoran pinggir jalan sebelum mengantar Liza kekontrakkan. Leya amat sangat tahu kalau Liza tidak diajak makan diluar sudah pasti ia akan makan mie instan saja saat sampai kontrakkan. Liza bukannya kekurangan uang sampai tidak bisa membeli makanan. Tapi memang gaya hidupnya yang kurang sehat. Batin Leya prihatin.

Selesai makan Leyapun mengantar Liza sampai tepat didepan kontrakkannya.

"Bye..." Liza melambaikan tangannya sesaat sesudah keluar mobil Leya.

"Bye... besok jangan telat lagi lho ya?" Ancam Leya.

"Mungkin,..." jawab Liza asal. Ck.

Dengan segera ia masuk kekontrakkannya. Kontrakkan Liza terbilang cukup aman untuknya karena letaknya yang tidak berdempetan tapi masih bisa dibilang ramai. Lingkungannya juga tergolong ramah, Liza bersyukur bisa tinggal disitu karena walaupun tetangga cuek dengan urusan pribadinya tetapi mereka selalu saling menyapa jika berselisihan atau sekedar tersenyum.

Setelah mandi Liza bersiap untuk tidur-tiduran diranjangnya sembari memeriksa handphonenya apakah ada pesan dari Enrique. Tetapi Liza harus menelan kekecewaan saat tidak mendapati satupun pesan dari pangeran Londonnya itu.

Ia tidak ingin mengirim pesan duluan. Gengsi.

Namun setelah sejam berlalu ia mulai menyerah dan mengirim pesan pendek kepada Enrique. Tapi masih belum ada balasan.

Tepat jam 10 malam Liza gelisah. Pasalnya Enrique sudah satu jam hanya meread pesannya tanpa ada balasan sama sekali.

Karena kesal Liza menchat terus menerus sampai pada kalimat terakhirnya.

"Are you cheatting me?" (Apa kamu selingkuh).

10 menit berlalu terdengar suara nada sambung telphone WA dari Enrique. Saking cintanya Liza nada dering WA Enrique digantinya menjadi nada dering spesial lagu Jason Miraz "I am Yours" Liza mengangkat dengan gugup.

"Hey" hanya kata itu yang bisa terucap dari bibir Liza, entah mengapa ia merasa keberanian dichatnya sudah hilang entah kemana.

"Hey" suara diseberang menjawab serak.

Liza menyerngit menyadari perubahan suara Enrique yang berbeda dari biasanya.

"Ada apa? Kamu sakit?" Liza bertanya dalam bahasa indonesia, karena pasalnya enrique mengusai 6 bahasa ( Prancis, Mandarin, Inggris, Indonesia, Spanyol, dan Jepang) *Presiden mas 😂😋😂

"Yaa...I am sick because you" (aku sakit karenamu) Enrique menjawab setengah bercanda dan terbatuk-batuk hebat setelahnya.

"Enrique... are you okay?" (Enrique... apa kamu baik saja?) Liza bertanya panik, seketika airmata menggenang dipelupuk matanya.

Enrique menahan batuknya dengan susah payah.

"I am okay... just a little tired." ( Aku baik saja... hanya sedikit lelah) Enrique menjawab parau.

"Just take a rest darling... i am sorry". ( Istirahatlah sayang) seketika Liza sengungukan, entah mengapa ia merasa begitu kejam telah menuduh Enrique macam-macam.

"Hey... why you crying? Stop it..." (Hey... kenapa kamu menangis? Berhentilah) Enrique berujar lemah.

"Aku minta maaf karena sudah curiga sama kamu, dan aku nggak bisa ada disamping kamu waktu sakit. Andai aja kita dekat, aku pasti langsung ketempatmu dan menemanimu. " Liza meracau ditengah tangisnya.

"Benarkah? Enrique bertanya penuh harap.

"Tentu saja...Liza menjawab antusias sembari tersenyum seolah Enrique bisa melihat wajahnya.

"Baiklah....kalau begitu aku mau istirahat dulu, kamu juga tidur. Berhenti menangis....i am okay" Enrique mengakhiri.

"Ya, aku pasti tidur secepatnya...istirahatlah. Take care...!" Liza menimpali.

"Love you...

"Love you too...

Dan pembicaraan dua insan berbeda belahan dunia itu berakhir. Walau Liza masih saja menangis karena rasa bersalahnya. Namun akhirnya Liza terlelap dengan tenang.

Terpopuler

Comments

nandayue

nandayue

tanda baca di akhir kalimat tolong diperhatikan ya kak, titiknya banyak yang absen..

2023-04-03

0

tambahan bunga sudah kuberikan

2023-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!