Galen masih berada di rumah Naula, atas permintaan kedua orang tuanya, sedangkan kedua orang tuanya sudah pulang lebih dulu. Naula mengemasi pakaian dan barang-barang nya, memasukkannya ke dalam koper, ia masih terus menangis.
"Sudah lah sayang jangan menangis lagi, Alya terus menenangkan Naula, dan ingat selalu pesan mama, kamu harus bisa menerima dan menjaga keutuhan rumah tangga kalian,"
"Ma, tapi Naula belum nerima kenyataan nya ma Naula nggak cinta sama Galen." isak nya dengan mata yang sudah memerah.
"Sayang cinta akan datang sering nya waktu, karena terbiasa." ucap Alya sambil mengelus pipi anaknya itu.
"Tapi Naula belum siap ninggalin mama sama papa." rengek nya, cairan bening masih mengalir deras dari pipinya yang mulus.
"Udahlah kok nangis terus sih kan bisa kesini bareng Galen!!, harus bahagia dong udah ya sayang jangan nangis lagi ntar cantik nya ilang lho!!."
"Hiss mama, Naula sendi karena pisah rumah. Nanti siapa yang pagi pagi teriak karena Nau telat bangun." rengek nya cemberut.
Setelah puas menangis dan berkeluh kesah, Mama Alya mengantar Naula turun ke bawah, menemui Galen.
"Galen Papa dan mama minta kamu jaga Naula dengan baik, dan jangan kmu sakit dia sedikit pun apa kamu mengerti!!." Alex berkata dengan tegas.
Galen mengangguk "Iya Pa Galen bakalan jaga Naula dengan baik." ucap Galen mantap.
"Baiklah papa pegang janji kamu!"
"Jaga diri kamu baik-baik yah sayang, nurut apa kata suami", mama Alya berkata dangan lembut menasehati putri semata wayangnya itu.
"Iya ma"
Setelah mereka berpamitan, keduanya langsung berlalu pergi meninggalkan rumah mewah berlantai 2 itu.
Di dalam mobil, Naula dan Galen Masih terdiam tidak ada satu kata pun keluar dari mulut mereka, baik Galen Maupun Naula.
Naula masih terus mengarahkan kepalanya menghadap jendela, tanpa melirik ke arah Galen sedikit pun, begitu pun Galen ia tetap fokus menyetir.
'Haaahh mama sama papa sih ngapain juga jodohin gue dengan Galen yang nyebelin minta ampun.' batin Naula sangat kesal
Tiba tiba Galen mengerem mendadak, karena hampir menabrak anak kecil yang berjualan koran yang hendak menyeberang.
"Auuuw" teriak Naula.
Kepalanya terantuk ke depan dasbor, karena Galen mengerem mendadak. "lo bisa bawa mobil nggak sih" tanya Naula dengan nada nyolot.
"Ga usah banyak omong lo!." Galen menatap tajam, ia menjalankan mobil nya lagi.
"Ahh kening gue sakit, lo jahat banget sih." Naula meringis mengelus keningnya, melotot tajam .
"Hahaha rasain lo, emang enak." cetus Galen mengejek. Apakah ia peduli? Oh tentu saja tidak.
"Argh.... Galen Mahendra Lo benar-benar nyebelin!
Kenapa sih tuhan mengirimkan titisan Fir'aun macam lo menjadi suami gue." pekik nya, kesal.
Naula memalingkan wajah mengarah ke jendela. Nafasnya memburu menahan emosinya, ia melipat tangan di dada.
Kenapa dari banyaknya lelaki di dunia ini harus Galen yang di jodohkan dengannya, tentu sedari masuk SMA dia sama sekali tak menyukai lelaki itu. Karena ia adalah salah satu siswa pembuat masalah di sekolah, guru BK sudah menjadi langganannya setiap hari.
"Heh lo pikir gue mau apa punya istri cerewet kaya lo. Ya nggak kali amit amit dah." celetuk Galen menatap Naula tak kalah Tajam.
Setelah itu mereka saling diam, dan mereka berdua mencaci maki di dalam hati. Galen pun fokus menyetir.
...****...
Naula melirik sejenak lelaki yang tengah menyetir, ia mendengus mengingat kejadian beberapa minggu lalu.
"Woy berhenti lo."
Setelah 2 jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di apartemen Galen. Iya mereka tinggal di apartemen karena Galen menolak untuk tinggal bersama orang tuanya, dengan alasan Ingin mandiri. Dan orang tua mereka pun tidak menolak atas permintaan Galen.
Setelah itu Naula turun terlebih dahulu, lalu mengambil koper besar nya, sedangkan Galen langsung masuk tanpa menunggu Naula .
"Woy Galen tungguin gue." teriak Naula sambil menyeret koper besar nya. Bukannya berhenti Galen malah melangkahkan kakinya dengan cepat
"Arghhh...awas kau Galen." hardiknya kesal.
Dari pada kebingunga, ia langsung bertanya kepada repseonis dimana letak unit apartemen Galen Mahendra.
"Tok tok tok"
"Woy Galen bukain pintunya." teriaknya, terus mengetuk pintu apartemen, namun lelaki itu sama sekali belum membuka pintu.
"Galen sialan bukain gak atau aku telfon mama Tiara sekarang juga." teriak naula kesal.
Selang beberapa detik baru Galen Membukakan pintu,
"Lama amat lo bukain pintu, udah jamuran gue." celetuk Naula, menatap Galen dangan sorot mata tajam.
"Bacot lo." tegas Galen, lalu menutup pintu.
Naula melihat ke sekeliling isi apartemen Galen,
'Hmm bagus juga apartemen ni kampret'
Ya Galen membeli apartemen nya dengan tabungan nya sendiri dan hasil uang dari balapan liar, walaupun bergelimang harta, ia tidak suka boros.
"Pletak" Galen menyentil jidat Naula dengan kuat.
"Auuw lo apa apaan sih, sakit."
"Liat apa lo." tegas Galen.
"Kamar gue?!" Naula berkata dengan ketus.
"Gak ada kamar cuma satu." ujar Galen cuek lalu duduk di sofa, memainkan hp nya.
"What berati gue harus satu kamar dengan lo gitu?." pekik nya kaget.
"Ck berisik banget sih Nau, bisa diam nggak?." Galen menatap Naula kesal.
"Itu kamar gue." tunjuk Galen.
"Kalo lo nggak mau, lo bisa tidur di sofa." ucap Galen dengan cuek sambil menatap layar HP.
Naula pun menghentakkan kaki nya ke lantai merasa sebal, menatap sinis pria yang tengah duduk santai. Ia berlalu memasuki kamar.
"Braaakk". Galen yang mendengarnya pun kaget, dan geleng-geleng kepala. "Dasar tidak punya sopan santun." gumamnya pelan.
Naula pun mengedarkan pandangan nya ke sekeliling kamar Galen yang luas bernuansa abu abu, Ia melihat foto dan piala galen yang tersusun rapi.
"Ya ya dia emang berprestasi di bidang non akademik, tapi tuh cowok berandalan banget sih." kesalnya, mau heran dengan Galen. Naula segera menyusun pakaian nya ke dalam lemari, untung masih ada tempat yang kosong.
Setelah memasukan semua pakaian dan barang-barang nya Naula segera berjalan ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.
Naula menepuk kening nya sendiri, "astaga aku lupa membawa pakaian ganti."
Di dalam kamar mandi tidak ada handuk kimono, dia terpaksa memakai handuk pendek yang memperlihatkan paha mulus nya.
Naula membuka pintu kamar mandi lalu melihat ke sekeliling kamar, apa kah ada Galen, "huhh" untung tidak ada pria sialan itu!." Naula pun menghela nafas lega.
Lalu ia gegas keluar dari kamar mandi, namun tobat iba Galen masuk kamar dan melihat Naula yang menggunakan handuk sebatas lutut. Naula berbalik dan berteriak kencang.
"Arghhhh."
_To Be Continue_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
semunguttttt thor
2024-02-13
0
✎🌻͜͡ᴀs🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🪺🪺✍
Gak papa Thor, semangat.. sambil belajar bertahap.
2023-10-09
3