"Apa yang terjadi?" ucap Felisa yang terkejut akan pemandangan di hadapannya.
Suasana di dalam tenda dan juga area luar tenda benar-benar sangat berantakan. Felisa dan juga Farel yang melihat hal tersebut tentu saja terkejut bukan main dan langsung dengan spontan berlarian ke arah tenda untuk melihat apa yang terjadi di sana.
Farel yang melihat keadaan begitu kacau lantas terlihat menyisir area sekeliling tenda untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya. Sampai kemudian Farel yang merasa ada sesuatu yang aneh lantas mulai menghentikan langkah kakinya.
"Dimana dia kak?" ucap Farel kemudian sambil berbalik badan menatap ke arah Felisa.
"Dia siapa?" tanya Felisa dengan tatapan yang bingung.
"Siapa lagi kalau bukan dia kak? Memangnya ada lagi manusia lain selain kita berdua? Kakak jangan pura'pura bodoh deh!" ucap Farel lagi dengan nada yang kesal.
Mendengar pertanyaan dari Farel barusan tentu saja membuat Felisa langsung terdiam seketika. Ditatapnya area sekitar mencoba mencari keberadaan Erzhan disekitaran sana, namun sayangnya meski Felisa dan juga Farel sudah berputar dan berkeliling Erzhan tak di temukan dimanapun.
Felisa yang mulai khawatir terlihat memijat pelipisnya dengan pelan karena terasa begitu berdenyut memikirkan kemana perginya Erzhan. Sampai kemudian sebuah suara yang berasal dari Farel lantas membuat Felisa langsung menatap ke arah sumber suara.
"Lihatlah kak apa yang dia rampas dari kita... Aku bahkan tidak terkejut karena aku sudah menduganya dari awal." ucap Farel dengan nada yang kesal sambil menunjuk tasnya yang terlihat kosong.
Mendengar perkataan Farel barusan membuat Felisa langsung menatap ke arah tas yang ditunjukkan oleh Farel. Felisa yang melihat tas Farel sudah berantakan dengan uang yang sudah habis tak tersisa, lantas terlihat menatap tak percaya ke arah depan. Felisa bahkan masih tidak percaya jika Erzhan akan benar-benar mengambil uang mereka berdua. Ini bahkan terasa sangat aneh bagi Felisa mengingat Erzhan yang datang dengan penuh luka dan baju berantakan saat pertama kali bertemu dengannya, jika memang Erzhan memanipulasinya.. Bukankah itu terlalu nyata?
"Tidak mungkin dia mendekati kita hanya untuk mengambil uang, jika memang ia... Bukankah harusnya ia sudah melakukannya dari semenjak awal bertemu? Untuk apa ia baru melakukannya sekarang?" ucap Felisa mencoba untuk berpikir positif.
Namun Farel yang mendengar perkataan Felisa barusan hanya berdecak dengan kesal, semenjak awal bertemu Farel bahkan ia sudah tidak percaya dengan Erzhan. Jika sudah seperti ini bukankah segalanya telah terbukti. Beruntung hanya uang di tas Farel yang di ambil sedangkan uang yang di dalam tas Felisa selamat dan tak tersentuh sama sekali.
"Ayolah Rel, jika memang ia berniat mengambil uang, bukankah ia juga akan mengambil uang di tas kakak? Berpikirlah lebih jernih lagi Rel." ucap Felisa kemudian mencoba untuk menenangkan Farel.
"Sudahlah kak aku malas berdebat dengan mu, sebaiknya kita segera beberes dan pergi dari sini." ucap Farel kemudian sambil mulai melangkahkan kakinya memutari tenda hendak mulai beberes dan segera pergi dari sana.
Meski Farel begitu kesal akan tingkah Erzhan yang membawa lari uangnya, namun sebisa mungkin Farel mencoba untuk mengikhlaskannya lagi pula uang tersebut juga ia dapat secara percuma hitung-hitung sebagai bentuk berbagi kepada sesama. Meski Farel sudah mengikhlaskannya tapi bukan berarti Farel tidak kesal kepada Erzhan karena nyatanya Farel bahkan tetap menggerutu sedari tadi tanpa henti.
"Benar-benar menyebalkan!" gerutu Farel yang masih kesal akan tingkah Erzhan barusan.
Sedangkan Felisa yang masih tidak percaya akan hal ini hanya bisa menghela napasnya dengan panjang sambil mulai mengemasi barang-barangnya, entah mengapa Felisa masih merasa jika bukan Erzhan yang mengambil uang tersebut. Ada sedikit kepercayaan dan juga pikiran positif bahwa Erzhan tidak melakukan semua itu. Hanya saja yang saat ini ada di pikirannya yaitu jika memang bukan Erzhan yang melakukannya lalu siap lagi? Dan dimana Erzhan saat ini?
"Ah entahlah.. Aku bahkan tidak tahu apa yang benar-benar terjadi saat ini!" ucap Felisa kemudian sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar.
***
Sementara itu di tengah jalanan yang penuh dengan pepohonan dan juga semak belukar, sebuah mobil berwarna hitam metalik nampak berhenti di sana. Tak berapa lama empat orang pria yang mengenakan jas berwarna hitam khas seorang bodyguard nampak turun dari dalam mobil.
Salah seorang diantara mereka yaitu Frans nampak mulai terlihat memberi kode untuk membuka bagasi belakang mobil, yang lantas membuat salah satu dari mereka nampak bergerak dan melaksanakan perintah dari Frans barusan.
Secara perlahan pintu bagasi mobil mulai terbuka dimana di dalamnya menampakkan sosok Erzhan yang tengah pingsan dengan tangan yang terikat. Seulas senyum terbit dari wajah Frans begitu melihat Erzhan nampak terbaring di sana dan tak bergerak.
"Rasanya aku bangga sekali karena bisa melumpuhkan seseorang yang terkenal di kalangan dunia bawah. Bukankah aku luar biasa?" ucap Frans dalam hati sambil menatap ke arah Erzhan yang hingga kini masih menutup matanya.
"Apa sekarang sudah waktunya bos?" tanya salah seseorang yang berdiri tepat di belakang Frans saat ini.
Mendengar pertanyaan dari anak buahnya barusan membuat Frans langsung menoleh ke arah sumber suara. Frans kemudian nampak tersenyum lalu mengangguk dengan pelan.
"Lakukan sekarang juga!" ucap Frans kemudian yang langsung memberikan perintah kepada bawahannya untuk mulai bergerak.
Mendengar perintah dari Frans barusan membuat ketiga orang anak buahnya, lantas mulai bergerak dan berusaha mengeluarkan Erzhan dari dalam bagasi mobil. Sambil bergerak dengan gerakan yang cepat anak buah Frans lantas mulai mengangkat tubuh Erzhan secara perlahan menuju ke arah tepi jurang.
Perlahan tapi pasti ketika ketiganya sampai di area tepi jurang, ketiga anak buah Frans lantas terdengar mulai berhitung sambil mengayunkan tubuh Erzhan ke arah depan dan ke belakang. Hingga ketika hitungan tersebut berhenti di angka tiga, mereka kemudian melepaskan tubuh Erzhan begitu saja dan membiarkannya jatuh menggelinding ke bawah tanpa rasa bersalah sama sekali.
Frans yang melihat Erzhan sudah mulai jatuh dan terus menggelinding ke bawah dengan posisi tangan yang terikat kuat, lantas terlihat melangkahkan kakinya mendekat ke arah anak buahnya dengan senyuman yang mengembang seakan bahagia telah berhasil menyingkirkan Erzhan baru saja.
"Tuan besar pasti akan senang dengan hal ini, ayo kita pergi sekarang dan melaporkannya secara langsung kepada tuan." ucap Frans kemudian sambil melangkahkan kakinya pergi dari tempat tersebut setelah puas menatap ke arah tubuh Erzhan di bawah sana dengan senyum yang mengembang tanpa henti.
Mendengar perkataan Erzhan barusan beberapa anak buah yang sudah menyelesaikan tugas mereka, lantas mulai melangkahkan kakinya masuk kembali ke dalam mobil dan melajukan mobil sesuai dengan arahan dari Frans barusan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments