"Lari sekarang juga!" pekik Erzhan sambil terus menarik tangan Felisa agar bergerak mengikuti langkah kakinya.
Felisa yang tidak tahu menahu akan apa yang tengah terjadi saat ini, lantas terkejut begitu mendapat tarikan tangan dari Erzhan barusan. Sambil terus mengikuti langkah kaki Erzhan, Felisa yang tidak tahu sama sekali lantas menengok ke arah belakang. Disaat Felisa melihat ke arah belakang betapa terkejutnya Felisa ketika ia melihat segerombolan babi hutan nampak sedang berlari mengejar ke arah keduanya, membuat Felisa lantas langsung mempercepat langkah kakinya karena takut babi hutan tersebut akan mengikuti langkahnya jika sampai Felisa menghentikan langkah kakinya sedikit saja.
"Jangan menoleh ke arah belakang, teruslah berlari dan jangan menengok!' ucap Erzhan memperingati Felisa agar tidak terlalu sering menengok ke arah belakang karena itu hanya akan membuat langkah kaki kita menjadi lemah akibat rasa takut yang menyelimuti dada.
Sambil menghindari babi hutan tersebut Felisa dan juga Erzhan terus berlari menyusuri area hutan, sampai ketika Felisa hendak melangkahkan kakinya menuju ke arah di mana mobil mereka berada, Erzhan menarik tangan Felisa dan mengajaknya berbelok berlainan arah membuat Felisa lantas bertanya-tanya akan apa yang tengah di lakukan oleh Erzhan saat ini.
"Apa yang sedang kau lakukan ha?" pekik Felisa namun masih sambil berlarian menghindari babi hutan tersebut yang terus saja mengikuti kemanapun langkah kaki mereka pergi.
"Apa kau sudah gila? Jika kita lari ke arah sana maka mereka akan langsung menyeruduk mobil dan juga adik mu yang sedang tertidur, apa kau mau itu terjadi?" ucap Erzhan dengan nada yang kesal karena Felisa malah bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu.
Mendengar penjelasan dari Erzhan barusan lantas membuat Felisa langsung terdiam seketika, apa yang dikatakan oleh Erzhan ada benarnya juga. Felisa bahkan sama sekali tidak memikirkan sampai ke arah sana hingga tanpa sadar ia malah berlarian ke arah mobilnya padahal bisa saja para babi hutan tersebut akan menghancurkan mobil atau bahkan tenda yang di dalamnya berisi Farel yang tengah tertidur saat ini dan hal itu tentu saja Felisa sama sekali tidak menginginkannya terjadi.
"Lalu kita harus bagaimana?" teriak Felisa yang mulai kelelahan karena terus berlari sedari tadi.
Mendapat pertanyaan tersebut lantas membuat Erzhan terdiam sejenak seakan tengah memikirkan jalan mana yang akan ia pilih di saat-saat seperti ini. Hingga kemudian pandangannya terhenti pada beberapa batang pohon besar yang mungkin bisa ia gunakan untuk lolos dari kejaran para babi hutan tersebut.
"Kita naik ke atas pohon, sepertinya hanya itu cara satu-satunya." ucap Erzhan kemudian sambil menatap pohon disekitaran, namun hal tersebut malah berhasil membuat manik mata Felisa membulat seketika disaat mendengarnya.
"Apa kau sudah gila? Jangan bercanda! Aku bahkan tidak tahu caranya naik ke atas tapi kau malah mengajak ku untuk naik." ucap Felisa dengan nada yang meninggi seakan tidak setuju dengan opsi Erzhan barusan.
"Aku akan menarik mu ke atas!" ucap Erzhan dengan nada yang singkat kemudian melipir ke arah kanan dan menghentikan langkah kakinya.
"Apa?" pekik Felisa yang tak percaya akan perkataan Erzhan barusan.
Langkah kaki keduanya terlihat terhenti seketika, Erzhan yang tak lagi menjelaskan apapun kepada Felisa lantas naik begitu saja memanjat ke atas dahan pohon membuat Felisa yang melihat hal tersebut lantas langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Felisa menatap ke arah belakang di mana babi hutan tersebut terlihat tengah berlari menuju ke arahnya saat ini, membuat Felisa lantas langsung kebingungan akan apa yang hendak ia lakukan di saat-saat seperti ini.
"Ini benar-benar gila!" gerutu Felisa pada diri sendiri.
Disaat isi kepalanya tidak lagi tahu harus berbuat apa, Erzhan yang sudah berhasil naik ke atas terlihat mulai mengulurkan tangannya membuat Felisa lantas langsung mendongak dengan seketika begitu melihat uluran tangan tersebut.
"Ayo cepat naik!" ucap Erzhan kemudian dengan nada yang memerintah.
"Apa kau sudah gila? Bagaimana cara ku untuk naik ke atas?" ucap Felisa dengan nada yang kesal, membuat Erzhan lantas menghela napasnya dengan panjang begitu mendengar perkataan dari Felisa barusan.
"Yang kau lakukan cukup menggenggam tangan ku saja selebihnya percayakan kepada ku!" ucap Erzhan kemudian.
"Tapi..." ucap Felisa masih ragu.
"Sudah lakukan saja!" teriak Erzhan yang sudah kesal karena Felisa tidak langsung menuruti perkataannya dan naik ke atas.
Felisa yang tidak tahu lagi apakah dia benar-benar bisa melakukannya atau tidak, lantas dengan spontan langsung mengambil uluran tangan Erzhan dan berusaha naik ke atas. Sedangkan Erzhan yang melihat tangan Felisa sudah menggenggam dengan erat tangannya, lantas langsung dengan spontan menarik tubuh Felisa naik ke atas dengan perlahan. Meski tubuh Felisa tidaklah seringan itu tapi Erzhan berusaha sebisa mungkin untuk menariknya hingga naik ke atas dahan pohon.
"Kau berat juga ternyata ya?" ucap Erzhan kemudian tepat setelah ia berhasil membawa Felisa naik ke atas dahan pohon bersamanya.
Mendengar perkataan Erzhan barusan membuat bola mata Felisa langsung membulat seketika. Apa yang dikatakan oleh Erzhan barusan merupakan kata-kata yang sensitif bagi kalangan perempuan, membuat Felisa langsung dengan spontan memukul pundak Erzhan dengan keras.
"Enak saja kau!" pekik Felisa dengan nada yang kesal sambil menatap tajam ke arah Erzhan seakan tidak suka mendengar perkataan Erzhan barusan.
"Kau..." ucap Erzhan yang terkejut akan pukulan tiba-tiba dari Felisa barusan.
***
Sementara itu di sebuah mansion besar yang terletak di suatu pulau, terlihat seorang pria yang memakai setelan jas lengkap tengah melangkahkan kakinya menuju ke sebuah ruangan yang berbatasan langsung dengan pantai. Ketika pria itu masuk ke dalam, di sofa ruangan tersebut nampak seorang pria kisaran umur 70 an tengah duduk sambil termenung menatap ke arah indahnya bibir pantai yang tersaji begitu cantik melalui kaca ruangan kamar tersebut.
Pria bersetelan jas lengkap tersebut nampak melangkahkan kakinya mendekat ke arah seseorang di sana kemudian memberikan hormat kepadanya, membuat seseorang itu lantas langsung menoleh dengan seketika begitu melihat ada yang datang mendekat ke arahnya.
"Apa kau sudah menemukan dimana putra dan putri Nelson berada?" ucap pria tua tersebut membuat pria bersetelan jas lengkap tersebut lantas semakin mendekat ke arah pria tua itu untuk melaporkan sesuatu kepadanya.
"Menurut informasi yang saya dapatkan, keduanya sedang menuju ke suatu pulau yang cukup terpencil tuan William." ucap pria itu melaporkan membuat pria tua yang di panggil William itu lantas tersenyum dengan seketika.
"Pasti dia hendak menebar abu Ayahnya, cih sungguh putra dan putri yang sangat berbakti!" ucapnya dengan senyuman yang sinis.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments