Mengambil resiko

"Tuan ada yang mengikuti kita di belakang!" ucap Bram kemudian yang lantas membuat Erzhan langsung menatap ke arah belakang untuk melihat apa yang dikatakan oleh Bram barusan.

Bram yang mengenali beberapa mobil yang sedang mengikutinya tersebut, lantas terlihat begitu kesal karena tahu mobil tersebut adalah milik anggota Black musuh bebuyutannya selama ini. Jika Erzhan pergi sampai ke lokasi ini untuk menemukan dua anak Nelson, Erzhan yakin kehadiran mereka juga memiliki tujuan yang sama dengannya. Namun kenyataannya meski keduanya memiliki tujuan yang sama sayangnya mereka berdua bukanlah teman akrab yang bisa berbagi masalah dan menyelesaikannya secara bersama-sama.

Erzhan yang melihat ada satu sampai empat mobil tengah mengikuti laju mobilnya kemudian lantas langsung berdecak dengan kesal sambil sesekali melirik ke arah belakang.

"Sial!" ucap Erzhan dengan nada yang kesal.

Pada akhirnya kejar-kejaran yang terjadi antara mobil yang ditumpangi oleh Erzhan dan juga mobil-mobil yang mengikutinya tidak lagi bisa dihindarkan. Sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi Bram terus membawa mobil tersebut melintasi area hutan sekaligus mencoba berusaha untuk menghindari beberapa kejaran mobil yang membuntuti keduanya sedari tadi. Skill mengemudi Bram yang begitu baik tidak perlu lagi dipertanyakan, membuat keduanya bisa tetap selamat dari kejaran beberapa mobil di belakang mereka berdua.

Erzhan yang melihat terlalu banyak musuh yang mengejarnya lantas terlihat mulai memutar otaknya, jika hanya bermain kejar-kejaran seperti ini tentu saja tidak akan pernah ada ujungnya. Hingga kemudian Erzhan yang semula tengah berpikir untuk mencari cara agar bisa kabur dari kejaran mobil tersebut, pandangannya kemudian lantas terhenti pada area turunan yang berada di sebelah kiri jalanan sekitar di mana pada bagian bawahnya terdapat aliran sungai. Sebuah ide yang terdengar gila namun juga mungkin akan berhasil mendadak terlintas begitu saja di benaknya, membuat seulas senyum lantas terlihat terbit dari wajah Erzhan saat ini.

"Banting setirnya ke arah kiri dan biarkan mobil masuk ke dalam sungai, buka bagian kaca jendela dan jangan menguncinya dari dalam!" ucap Erzhan kemudian memberikan perintah tanpa menjelaskannya lebih lanjut lagi.

Sedangkan Bram yang mendengar perintah dari Erzhan barusan tentu saja langsung terkejut bukan main. Bagaimana bisa Erzhan memilih memberikan perintah untuk mati bersama daripada berusaha lolos dengan skill mengemudi Bram yang di atas rata-rata. Bukankah dia sangat gila?

"Tapi tuan apakah anda yakin? Jika saya membanting setir ke arah kiri resikonya terlalu besar dan kita akan langsung terjun ke air tuan." ucap Bram mencoba untuk mengajak Erzhan berunding sebelum menyetorkan nyawanya secara percuma tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.

"Lakukan saja semua perintah ku barusan dan satu hal lagi lepaskan sabuk pengaman mu itu." ucap Erzhan kembali dengan nada yang ketus karena kesal akan sikap Bram yang terus-terusan bertanya sedari tadi.

Disaat Bram dan juga Erzhan tengah sibuk berunding tanpa keduanya sadari salah satu penumpang di mobil yang berada di belakang mereka, lantas mengeluarkan sebuah senapan dan langsung menembak ban mobil Erzhan begitu saja tanpa aba-aba. Membuat mobil yang ditumpangi oleh Erzhan lantas menjadi oleng dan kehilangan kendali.

"Lakukan sekarang juga Bram!" pekik Erzhan kemudian yang merasakan mobilnya tidak lagi stabil diiringi dengan suara tembakan yang terdengar menggema baru saja di telinganya

"Baik tuan" ucap Bram kemudian sambil masih berusaha untuk menyeimbangkan laju mobilnya.

Pada akhirnya Bram yang tidak lagi mempunyai pilihan selain mengikuti arahan dari Erzhan, mau tidak mau mulai membanting setirnya ke arah kiri dan masuk ke dalam turunan dengan kencang. Mobil milik Erzhan terus meluncur dan meluncur ke arah bawah kemudian berakhir masuk ke dalam aliran sungai, membuat beberapa mobil yang sedari tadi mengejarnya begitu melihat mobil Erzhan jatuh ke dalam aliran sungai, lantas membuat mereka tertawa dengan senang karena merasa berhasil melenyapkan Erzhan.

"Kerja bagus, sekarang ayo kita pergi dan melaksanakan tugas kita berikutnya!" teriak salah seorang pria bertubuh tinggi tegap yang lantas di balas yang lainnya dengan anggukan kepala.

Baru setelah memastikan bahwa Erzhan telah tiada, rombongan mobil yang sedari tadi mengejar Erzhan satu persatu mulai melaju meninggalkan tempat tersebut dan membiarkan Erzhan mati tenggelam bersama dengan bangkai mobilnya.

**

Sementara itu tanpa mereka sadari, setelah kepergian mereka dari sana. Di dalam aliran sungai dengan kedalaman yang sedang nampak Erzhan dan juga Bram yang tengah sibuk keluar dan menyelamatkan diri masing-masing. Keduanya mulai berenang dan bergerak keluar dari dalam mobil dimana Erzhan mengambil jalur ke arah kiri sedangkan Bram di sebelah kanan membuat keduanya yang tidak sadar jalan mereka yang berbeda membuat keduanya terpisah antara satu sama lainnya.

Erzhan yang baru saja bisa naik ke permukaan, lantas langsung mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling dan mencoba mencari keberadaan Bram di sekitar sana. Namun sayangnya ketika Erzhan menatap ke arah sekitar, Erzhan sama sekali tidak menemukan keberadaan Bram dimanapun juga padahal jelas-jelas tadi Bram ada di belakangnya. Bagaimana mungkin mendadak ia kehilangan Bram begitu saja?

"Ah benar-benar sialan!" pekik Erzhan dengan nada yang kesal karena tak mendapati keberadaan Bram dimanapun juga.

***

Sementara itu Felisa dan juga Farel yang merasakan tubuh mereka lengket, lantas mulai mencari titik sumber mata air yang bisa mereka berdua gunakan untuk mandi ataupun sekedar membasuh wajah mereka berdua. Felisa yang melihat Farel tengah sibuk berenang di mata air yang tak jauh darinya lantas terlihat tersenyum dengan seketika.

"Dasar bocil... Ketemu air girang bener." ucap Felisa dengan senyum yang mengembang.

Felisa yang baru saja menyelesaikan kegiatan membersihkan tubuhnya, lantas terlihat mulai keluar dari dalam air dan naik ke daratan.

"Jika sudah selesai naiklah ke atas kakak akan membuatkan mu mie instan." ucap Felisa dengan nada yang setengah berteriak.

"Tentu saja kak tidak perlu khawatir, aku bahkan bukan lagi anak kecil." jawab Farel dengan raut wajah yang bahagia.

Mendengar perkataan dari Farel barusan membuat Felisa hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Baru setelah itu melangkahkan kakinya menuju ke arah mobil van untuk berganti baju sekaligus memasak untuk Farel seperti janjinya barusan.

Felisa kemudian terlihat melangkahkan kakinya secara perlahan kembali ke dalam mobilnya dan bersiap masuk ke dalam untuk berganti pakaian. Hanya saja ketika langkah kaki Felisa yang hendak masuk ke dalam mobil lantas terhenti seketika disaat mendengar suara asing menyapa telinganya.

"Siapa kamu?" ucap Felisa yang terkejut akan kehadiran seseorang yang saat ini telah berdiri di belakangnya.

Bersambung

Episodes
1 Uang dukacita
2 Menabur abu di suatu pulau
3 Kabur
4 Kita kembali atau lanjut?
5 Setengah jalan
6 Mengambil resiko
7 Seorang pemuda asing
8 Menyusup secara halus
9 Konsekuensi dari sebuah kesalahan
10 Sesuatu yang berbahaya
11 Segerombolan babi hutan
12 Kekanakan...
13 Perluas area penyisiran
14 Kenangan buruk
15 Teman cerita
16 Titik tertinggi dari sebuah perpisahan
17 Tidak mungkin dia
18 Sebuah kerenggangan
19 Masih terngiang dengan jelas
20 Biarkan saja
21 Derap langkah kaki
22 Gagal
23 Memulai sebuah usaha
24 Kau urus dia
25 Sesuai keinginan mu
26 Apa aku sedang bermimpi?
27 Maksud dan tujuan
28 Mobil patroli polisi
29 Tuduhan pembunuhan
30 Berkata lah dengan jujur
31 Terlalu berlebihan
32 Sebuah batasan
33 Sebuah permintaan
34 Suara gelak tawa
35 Sebuah Imbalan
36 Dimana Ibuku?
37 Ada yang aneh
38 Sebuah acara penting
39 Putri Nelson
40 Seekor mangsa yang diperebutkan
41 Terjebak
42 Biarkan dia ikut juga
43 Uang saku yang melimpah
44 Segera pulang
45 Apa kamu bisa berjalan?
46 Bertingkah aneh
47 Bebas
48 Sebuah alasan
49 Aku mengingatnya
50 Satu syarat
51 Dimana Nona?
52 Apa yang terjadi dengan Tuan?
53 Saya menemukannya Tuan...
54 Sebuah alasan
55 Dasar anak nakal!
56 Sebuah rahasia
57 Kita lihat saja nanti
58 Ayo kita pergi
59 Pertemuan yang dinantikan sejak lama
60 Lakukan saja!
61 Apakah mereka benar-benar jatuh?
62 Rencana cadangan
63 Dia pasti tahu sesuatu
64 Waktu mu sudah habis
65 Jangan mengorbankan dirimu
66 Sebuah penawaran
67 Menyisipkan sesuatu
68 Apa tujuan mu sebenarnya?
69 Bagaimana Ibu bisa menemukannya?
70 Aku ingin pulang!
71 Bukan sebuah drama
72 Tuan drama!
73 Sebuah lokasi
74 Lalu bagaimana dengan Felisa?
75 Bertemu seorang Pria
76 Dimana Erzhan?
77 Saling berhubungan
78 Ada sesuatu Tuan!
79 Kita semua telah di tipu
80 Lalu bagaimana dengan ku?
81 Anak muda
82 Takdir baik atau takdir buruk?
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Uang dukacita
2
Menabur abu di suatu pulau
3
Kabur
4
Kita kembali atau lanjut?
5
Setengah jalan
6
Mengambil resiko
7
Seorang pemuda asing
8
Menyusup secara halus
9
Konsekuensi dari sebuah kesalahan
10
Sesuatu yang berbahaya
11
Segerombolan babi hutan
12
Kekanakan...
13
Perluas area penyisiran
14
Kenangan buruk
15
Teman cerita
16
Titik tertinggi dari sebuah perpisahan
17
Tidak mungkin dia
18
Sebuah kerenggangan
19
Masih terngiang dengan jelas
20
Biarkan saja
21
Derap langkah kaki
22
Gagal
23
Memulai sebuah usaha
24
Kau urus dia
25
Sesuai keinginan mu
26
Apa aku sedang bermimpi?
27
Maksud dan tujuan
28
Mobil patroli polisi
29
Tuduhan pembunuhan
30
Berkata lah dengan jujur
31
Terlalu berlebihan
32
Sebuah batasan
33
Sebuah permintaan
34
Suara gelak tawa
35
Sebuah Imbalan
36
Dimana Ibuku?
37
Ada yang aneh
38
Sebuah acara penting
39
Putri Nelson
40
Seekor mangsa yang diperebutkan
41
Terjebak
42
Biarkan dia ikut juga
43
Uang saku yang melimpah
44
Segera pulang
45
Apa kamu bisa berjalan?
46
Bertingkah aneh
47
Bebas
48
Sebuah alasan
49
Aku mengingatnya
50
Satu syarat
51
Dimana Nona?
52
Apa yang terjadi dengan Tuan?
53
Saya menemukannya Tuan...
54
Sebuah alasan
55
Dasar anak nakal!
56
Sebuah rahasia
57
Kita lihat saja nanti
58
Ayo kita pergi
59
Pertemuan yang dinantikan sejak lama
60
Lakukan saja!
61
Apakah mereka benar-benar jatuh?
62
Rencana cadangan
63
Dia pasti tahu sesuatu
64
Waktu mu sudah habis
65
Jangan mengorbankan dirimu
66
Sebuah penawaran
67
Menyisipkan sesuatu
68
Apa tujuan mu sebenarnya?
69
Bagaimana Ibu bisa menemukannya?
70
Aku ingin pulang!
71
Bukan sebuah drama
72
Tuan drama!
73
Sebuah lokasi
74
Lalu bagaimana dengan Felisa?
75
Bertemu seorang Pria
76
Dimana Erzhan?
77
Saling berhubungan
78
Ada sesuatu Tuan!
79
Kita semua telah di tipu
80
Lalu bagaimana dengan ku?
81
Anak muda
82
Takdir baik atau takdir buruk?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!