17. Tokoh Antagonis

"Sejujurnya, aku amat marah. Tapi, kalau aku berada di posisimu, aku juga tak akan menyangka bisa masuk ke dunia karanganku sendiri. Aku hanya tak ingin menghabiskan energi untuk marah pada sesuatu yang tak dapat diubah."

Frode tersenyum, dia menerawang masa lalu. "Kau memang yang membuatku mengalami kebangkrutan, tapi apa kau lupa, kalau kau juga yang membuatku bangkit dari keterpurukan? Kukira, semua ini memang takdir, entah itu darimu atau Dewa di dunia ini."

"Ah, iya ... ." Dean kehilangan kata-kata. Padahal, bantuannya pada Frode semata-mata hanyalah agar dia tidak sendirian di dunia ini. Dean perlu seseorang yang bisa dia suruh-suruh untuk pergi ke pasar membeli ini dan itu, karena dia tidak bisa pergi sendiri.

Tadinya, Dean tidak pernah menganggap Frode lebih dari orang yang bisa ia manfaatkan selama di sini.

Kini, Dean tertegun, bahwa ternyata dirinya dianggap tidak hanya sebagai seorang teman, melainkan penyelamat. Jelmaan Dewa. Pernyataan Frode barusan membuatnya merasa begitu bersalah.

"Maafkan aku," ucap Dean. Frode mengangkat alisnya dan bertanya, "Untuk apa?"

"Untuk segalanya yang membuatmu kesusahan," jawab Dean. "Aku berjanji akan membuat resolusi untuk kisah hidupmu nanti, setelah aku berhasil pulang ke dunia asalku."

"Kau tahu caranya untuk pulang?" tanya Frode.

"Aku tidak tahu pasti akan berhasil atau tidak. Dalam cerita, Haldir menggunakan cara ini untuk pergi ke semesta lain."

Dean menjelaskan tentang portal kuil suci di puncak pegunungan Nautabu dan mantra kuno yang diberikan oleh Dewi Lileath. Dean juga bercerita tentang Liv Themaris dan peran penting gadis itu dalam perjalanannya. Frode mendengarkan dengan saksama.

"Ah, putri kedua Themaris itu?" tanya Frode memastikan.

"Anda mengenalnya?"

Frode mengangguk. "Dia terkenal karena kulitnya yang hitam di sekujur tubuh."

"Iya, dia orangnya," sahut Dean. "Tapi aku belum bisa meyakinkan Liv supaya mau ikut bersamaku."

"Hmmm ... ." Frode turut berpikir. Kemudain, pria tua itu berkata, "Kau harus membuatnya percaya padamu, seperti caramu tadi padaku. Kau harus mengungkapkan di hadapannya, sesuatu yang hanya kau yang tahu, sebagai pencipta dunia ini."

Suatu hal hanya aku yang tahu? Dean berpikir sejenak. Pikirannya menerawang pada apa pun yang bisa dia ingat tentang Liv Themaris. Gadis elf malang, karena Dean yang menjadikannya seperti itu.

Apakah gadis ini memiliki hal yang tidak diketahui orang lain, selain aku?

Kedua mata Dean tiba-tiba terbelalak. Lelaki itu teringat sesuatu. Hanya Liv dan dirinya yang tahu.

***

Keesokan paginya, Liv begitu terkejut. Ketika dia baru saja membuka mata, telah tampak Dean – si pria asing semalam – duduk bersila di lantai kamar, bersandar pada dinding. Lelaki itu bertudung kain hitam, menutupi kepala. Kedua kakinya mengenakan sandal kulit murahan yang kotor penuh tanah. Dean tampak sedang menunggu Liv untuk terbangun dari tidurnya.

"Kamu! Bagaimana bisa kamu kemari?!" Liv mengalihkan pandangan ke arah jendela. Selotnya telah terbuka, padahal Liv ingat sekali kalau dia sudah memasangnya saat kembali dari danau tadi malam.

"Aku masuk dari jendela," sahut Dean santai, seraya merapikan tudungnya. Frode telah membelikan kain baru sebagai pengganti yang telah hilang kemarin malam, akibat dikejar-kejar si trio elf. Frode juga membelikan sandal kulit baru dengan kualitas yang sama buruknya seperti sebelumnya. Masih lebih baik, dari pada harus bertelanjang kaki.

Liv kembali terkejut, seharusnya hanya gadis itu yang tahu cara membuka selot jendela dari luar. "Ba-ba-bagaimana bisa?!"

Dean tersenyum menyeringai. "Kan sudah kubilang, aku adalah pencipta dunia ini. Aku tahu semua seluk beluk yang terjadi di alam ciptaanku."

Tidak mungkin, dia benar-benar Dewa?! Liv memandang Dean dengan tatapan ngeri. Gadis itu masih saja tidak percaya. Akan tetapi, Dean tidak kehabisan akal. Lelaki itu mulai melakukan sesuatu yang tak terduga.

Dean berdeham sejenak, kemudian mengucapkan kalimat per kalimat, persis seperti apa yang dituliskan Liv untuk ibunya di dalam buku harian.

"Ibu, aku dihina lagi ... Aku tidak tahu harus bagaimana. Kenapa aku terlahir hanya untuk dihina? Apa salahku? Kenapa bukan aku saja yang pergi? Kenapa---"

"Hentikan!!" teriak Liv, memotong ucapan Dean. Liv membalik bantal tidurnya.

Apa mungkin laki-laki ini berhasil mengambil buku harianku dan menghafalnya? tanya Liv dalam hati. Dia begitu curiga saat ini.

Namun, ternyata tidak terbukti. Buku harian miliknya masih ada di tempat semula, di balik bantal tidur gadis itu. Dean tidak pernah mengambil benda itu sama sekali.

"Bukan hanya isi buku harianmu. Aku bahkan tahu apa yang terjadi di masa lalu, di hari kelahiranmu. Olrun Themaris begitu membenci dirimu, karena kamu adalah penyebab ibumu meninggal."

"Tidakkk! Bukan aku penyebabnya! Aku juga tidak ingin ibuku meninggal. Tapi ... tapi aku ... ." Liv mulai meneteskan air mata. Cerita yang dikatakan oleh ayahnya soal kematian sang ibu terlintas lagi dalam ingatannya.

Dean melihat tetesan air mata tersebut. Dalam hati, dia mulai bergembira dan berkata, Liv Themaris sudah mulai percaya!

Dean tidak peduli akan air mata gadis itu. Dia hanya memikirkan bagaimana caranya supaya Liv percaya dan ikut bersamanya melakukan perjalanan ke portal kuil suci.

"Aku yang menuliskannya seperti itu. Kabut hitam di dalam tubuhmu itu bernyawa. Selain untuk melindungi diri, kabut tersebut akan menghisap energi sihir siapa pun yang memiliki kecocokan dengan tubuhmu. Energi sihirmu cocok dengan milik ibumu, yang memiliki keturunan berelemen gelap. Maka dari itu, si kabut hitam menghisap energi sihir ibumu hingga beliau tiada," jelas Dean.

Liv tampak tertegun pada semua ucapan Dean. Gadis itu belum bisa memproses semua kenyataan ini dalam otaknya secara cepat. Sekali lagi, Dean tidak peduli. Dia terus mengeluarkan fakta-fakta yang terjadi di masa lalu, bahkan juga masa depan yang akan dilalui Liv Themaris.

"Yang perlu kau tahu lagi, kau itu adalah tokoh antagonis. Nantinya, kau akan terbunuh di tangan Haldir. Kau mau tahu jalan ceritamu, sampai kau mati nanti?" tanya Dean. Liv tidak menjawab apa pun sama sekali.

Dean terus melanjutkan meski gadis itu tidak memberi tanggapan apa pun. "Jadi, lama-kelamaan kau akan jatuh cinta pada Haldir, sang pangeran baik hati yang telah menjadi orang terdekat bagimu. Pangeran pun nantinya akan jatuh cinta juga padamu. Tapi, apa kau tahu yang akan terjadi?"

Dean terus bercerita, bahwa karena desakan banyak pihak tentang raja yang harus beristri, akhirnya Haldir siap mencari pasangan hidup. Setelah perang usai, Haldir bermaksud meminang Liv. Namun, karena nama yang Liv berikan pada Haldir saat pertama kali mereka berkenalan adalah "Melian", maka Haldir tidak pernah mencari nama Liv. Haldir pun akhirnya bertemu dengan Melian yang sebenarnya.

"Kau tahu kan, wajahmu itu persis sekali dengan kakakmu, hanya beda di warna kulit? Haldir pun tidak bisa membedakan kalian. Begitu Haldir dan Melian bertemu, mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama.

Terlebih lagi, kakakmu itu memang orang yang sangat cantik dan baik hati. Tentu saja, pesona seperti itu dapat memikat hati Haldir secara cepat.

Kemudian, kau yang mengetahui hal itu tentu tidak terima. Kau berniat membalas dendam pada Haldir dan Melian, serta seluruh orang-orang yang pernah menghina dirimu."

Sampai di sini, tatapan mata Liv pada Dean makin ketakutan. Bukan karena Dean bisa mengetahui isi dari buku hariannya, tetapi gadis itu takut kalau saja apa yang diucapkan Dean benar-benar akan terjadi di masa depan.

Dean melangkah perlahan ke arah Liv. Gadis itu terdiam, kedua tangannya saling berpegangan erat satu sama lain, karena saking takutnya. Dean berhasil mendekat ke arah Liv yang tingginya hanya sampai leher pemuda tersebut.

Lelaki manusia itu menatap si gadis elf lekat-lekat. "Kau bisa menebak, apa yang akan terjadi selanjutnya?"

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!