3. AWAL KISAH

Kematian Madu hari ini bertepatan dengan akan di langsungkannya pernikahan Ruslan di rumah mewah mereka. Kemeriahan pesta sangat di rasakan di rumah itu berbanding terbalik dengan rasa pilu yang sedang menyelimuti rumah keluarga Roji.

"Kakak... Aku berjanji, aku tidak akan mengampuni orang yang sudah membuat adikku meninggal seperti ini. Aku akan membunuhnya!."

Mendengar perkataan Candra yang penuh emosi, Roji mencoba untuk menenangkan adiknya itu.

"Candra, tenanglah... Kita jangan menambah masalah. Kita sudah kehilangan adik kita, aku tidak mau kehilanganmu juga, Candra."

Prosesi pemakaman Madu pun hampir selesai. Saat-saat terakhir pemakaman, Roji tidak melihat Candra berada disana. Lalu menyuruh seseorang untuk mencarinya.

Terlihat kekhawatiran di raut wajah Roji, karena takut adiknya itu melakukan sesuatu berdasarkan emosinya.

Dan benar saja, terlihat Candra sekarang sedang berada di tengah pesta keluarga Radi. Dia menyaksikan orang yang menjadi penyebab utama adiknya meninggal itu sedang tertawa bahagia menikmati pesta pernikahannya.

Kebahagiaan mereka membuat Candra semakin tersulut emosi dan membidik Ruslan dari kejauhan lalu berteriak,

"Ruslan! Kau telah membunuhku adikku! Hari ini di pesta perkawinanmu ini, aku akan mengantarkanmu menyusul adikku!."

Semua orang yang berada disana terkejut dengan teriakan dan todongan senjata api milik Candra dan...

DOR... DOR... DOR!

Tiga kali tembakan bersarang di dada dan tembus ke jantung Ruslan dan membuat Ruslan meninggal seketika. Keahlian berburu Candra tidak di ragukan lagi. Meskipun dalam jarak jauh dia bisa menembak target dengan tepat.

"Anakku... !."

Radi merangkul anaknya yang sudah tidak bernyawa dan menangis histeris. Lalu Candra di tangkap orang-orang yang berada di sana dan di jebloskan ke dalam penjara.

Atas tragedi dan kejadian yang memilukan antara dua keluarga beda desa tersebut,

terjadilah permusuhan bebuyutan antara keluarga Candra dan Roji yang akan mengawali cerita di karya ini.

Setelah penembakan yang Candra lakukan, dia di vonis hukuman penjara seumur hidup. Meninggalkan seorang istri dan anak yang masih kecil sehingga di asuh dan di rawat oleh Roji sebagai pamannya.

Tahun berganti tahun...

Candra menjalani kehidupannya di balik jeruji besi dengan berperilaku baik sehingga hukumnya di beri keringanan yang asalnya di penjara seumur hidup, sekarang di bebaskan bersyarat.

Usianya yang semakin bertambah menjadikan fisiknya pun sudah terlihat tua. Candra keluar dari penjara dan di sambut hangat oleh kakak dan keluarga tercinta di gerbang luar penjara.

Candra melihat satu per satu orang yang sangat di rindukan nya selama bertahun-tahun ini, terutama putra tercintanya. Dia melihat dan memastikan bahwa anaknya berada di antara orang-orang yang menjemputnya itu, tapi tidak ada.

14 tahun lamanya ayah dan anak itu tidak di pertemukan. Bukan kenapa, hanya Candra tidak ingin anaknya itu melihat ayahnya di balik jeruji besi yang akan membuat mental anaknya menjadi ciut.

Oleh karena itu selama ini Raja yakni anak Candra hanya di beritahu bahwa ayahnya sedang di luar negeri untuk bekerja. Hingga saat Raja menginjak usia 17 tahun baru dia di beritahukan keadaan ayahnya yang sesungguhnya.

Kini, Raja yang akrab di panggil Raj telah tumbuh dewasa dan berumur 20 tahun. Dia menjadi seorang anak yang sangat tampan juga pemberani.

"Raj... Bukankah hari ini paman akan kembali ke rumah? Lebih baik kita sudahi saja acara kampus ini. Mereka juga tidak akan protes jika tidak ada kita. Betul tidak?."

Sam, saudara sepupu Raja yang tidak lain anak dari Roji mengingatkan Raja yang barangkali lupa akan hari ini untuk bertemu dengan ayahnya.

" Sam, dengarlah... Acara ini adalah acara tahunan yang di selenggarakan di kampus kita. Dan untuk kali ini aku yang jadi ketua panitianya. Jika aku pergi sebelum acara selesai nanti aku akan di cap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab."

"Betul juga...."

"Lagi pula, sekarang ayah pulang ke rumah untuk selamanya. Jadi aku bisa bersama ayah untuk waktu yang sangat lama juga. Dna kita akan bertemu dengannya di rumah saat acara ini sudah selesai."

Sam mengiyakan semua perkataan adik sepupunya itu. Usia mereka hanya berbeda sekitar 1 tahun saja, jadi mereka sudah terlihat seperti saudara kembar karena memiliki wajah yang sama-sama tampan, hanya saja Raja memiliki ketampanan yang lebih di banding Sam.

Pertunjukan seni dan bakat telah dipentaskan di acara kampus Raj itu dan sekarang di ujung puncak acara Raja membawakan sebuah lagu yang dia ciptakan sendiri dan di persembahkan untuk ayahnya tercinta.

Raja pun bernyanyi dengan suaranya yang indah dan mendayu membuat telinga setiap orang yang mendengarnya ikut terbawa suasana.

"Hai guys... kalian dengar kan... Suara Raja memang enak di dengar.... Hm... hm...."

Pendapat ayu kepada teman-temannya atas suara Raja. Ayu adalah seorang gadis yang selalu mengagumi Raja. Dia juga anak dari salah satu konglomerat di kota sana.

Saat sedang asyik bernyanyi, terlihat sorot dua mata yang menyaksikan Raja bernyanyi dengan merdu. Dialah sosok ayah yang selalu membanggakan putra satu-satunya itu.

Candra tidak segera menghampiri anak yang selama ini dia rindukan tapi dia mengamati dulu dari kejauhan, karena tidak mungkin dia memotong pertunjukan anaknya itu hanya untuk melepas rindu.

Saat acara selesai, semua mahasiswa pun pulang tidak terkecuali panitia acara juga hendak pulang setelah membereskan acara.

Raja dikejutkan oleh ayahnya yang sudah berada di depan matanya.

"Ayah...?."

"Raja, anakku."

Candra merentangkan kedua tangannya dan di sambut oleh pelukan hangat Raja. Mereka melepas rindu yang selama ini sudah menggunung dan sekarang tercairkan. Sedih dan terharu Sam rasakan saat melihat paman dan saudaranya itu berpelukan dan berkata,

" Paman... Aku juga merindukanmu hu hu hu."

"Anak ini... Kemarilah Nak...."

Mereka bertiga berpelukan dan saling menguatkan tanpa di sadari momen kebersamaan mereka itupun telah di abadikan oleh seseorang dengan kamera di tangannya.

Saat di perjalanan menuju rumah, ayah dan anak itu menceritakan semua hal yang terjadi di kehidupan mereka. Tawa dan bahagia menyelimuti suasana hangat di dalam mobil yang sedang mereka kendarai.

Bertukar cerita menjadi hal yang sangat membuat mereka berantusias mendengar dan saling ber oh ria.

"Ayah... Aku sangat bersyukur, sekarang kita sudah bersama lagi dan aku ingin kita tetap bersamamu untuk selamanya dan tidak akan terpisahkan lagi."

"Iya Nak, ayah juga berharap seperti itu. Ayah akan berusaha yang terbaik untuk keluarganya kita. Dan ayah akan selalu berada di sisimu dan mendampingimu sampai kamu sukses."

"Aku juga paman, do'a kan aku juga."

Sam protes karena hanya Raja yang Candra do'a kan.

"Hai ha ha... Iya Sam, kamu juga sama. Paman juga slalu mendo'akanmu."

Candra mengelus rambut dan menepuk punggungnya. Walaupun Sam lebih tua satu tahun dari Raja, tapi dalam hal kedewasaan Raja lebih dewasa dalam bersikap.

"Nah... Akhirnya kita sampai di rumah."

Raja memapah ayahnya turun dari mobil dan menggandeng tangan ayah tercintanya itu.

"Raja, kenapa rumah kita gelap? Apakah mati lampu?."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rosee

Rosee

semangat thoor

2023-05-05

0

Erarefo Alfin Artharizki

Erarefo Alfin Artharizki

hai thor, mau tukeran mawar ?

2023-04-29

0

Viin

Viin

semangat kak, ceritanya penuh aksi hehe

2023-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!