2 - Zaina dan Keras Kepalanya

"Di mana sebenarnya kekasih kamu itu? Jangan bilang kalau selama ini kamu udah bohong sama mommy dan daddy kalau sebenarnya kamu nggak mau menikah. Makanya bilang udah punya kekasih? Sekarang mommy udah nggak yakin sama kamu. Cepat datangi kekasih kamu dalam waktu satu minggu ke depan. Kalau nggak datang juga, sudah fiks kamu akan mommy nikahin sama rekan kerja daddy kamu itu."

“Toh, tanpa daddy jelasin. Sepertinya kamu udah dengar kan dari berita di luaran sana?”

“Jadi berita itu benar?” tanya Zaina melemah.

“Sangat benar ...”

Zaina yang baru pulang dalam keadaan kacau, semakin linglung. Matanya nggak fokus untuk melihat satu hal pun. Dia semakin bingung.

"Mommy ... aku beneran punya kekasih, aku mencintai dia lebih dari apa pun. Aku nggak mau kehilangan dia hanya untuk menuruti permintaan mommy sama daddy. Aku juga nggak mau jadi alat keuntungan kalian. Aku ini bukan aset yang bisa di paksa gitu aja sama kalian,” jelas Zaina pada akhirnya.

"ZANIA!" bentak mommynya.

Zaina berbalik dengan tubuh sempoyongannya, "apa mommy? Apa mommy nggak capek selama ini selalu aja memaksakan hidup aku? Selama ini aku terkurung karena mommy. Aku merelakan impian aku cuma untuk mommy sama daddy saja. Lalu untuk nikah juga, aku harus nurutin perintah kalian? Nggak bisa ... menikah adalah jalan satu-satunya aku bisa menyetir kehidupan aku sendiri ke depannya. Aku nggak mau kalau sampai terpenjara lagi bahkan di saat nanti menikah."

Di tengah kekesalannya, sang mommy tak sengaja menghirup aroma alkohol. Matanya membola dan menampar Zaina tanpa aba-aba membuat tubuh perempuan itu terhuyung dan terjatuh. Zaina langsung menoleh dengan kesal, menatap tajam sang mommy.

"Apalagi mommy? kali ini aku ada salah ngomong? Aku cuma ngomong sesuai isi hati aku aja. Apa ini masih aja salah terus di mata mommy? Capek aku lama-lama begini. Nggak peduli aku sama warisan yang menumpuk. Karena tinggal di sini sama aja aku nggak bisa hidup dengan bahagia."

"KAMU MABUK!" seru sang Momy dengan sangat marah.

'mampus'

Mata Zaina membola dan dia baru sadar aroma tubuhnya sangat tercium. Zaina buru-buru berdiri dan menggeleng, ia pergi begitu saja.

"Nggak ... aku nggak mabuk sama sekali. Momy salah nyium kali. Aku mana mungkin mabuk. Udah ah aku mau ke atas dulu aja, aku nggak mau buat Momy jadi kepikiran hanya karena aku. Dadah Momy."

Momy menarik lengan Zaina, membuat perempuan itu terjatuh ke atas sofa.

"Tidak ... Momy sangat yakin kalau kamu habis minum. Siapa yang ajarin kamu kayak gini? Jangan bilang kalau laki-laki itu? Karena Momy akan menjadi orang yang paling nggak setuju kalau kekasih kamu sendiri yang mengajak kamu lakuin hal jahat. Pokoknya mulai sekarang Momy nggak akan menunggu kekasih kamu datang lagi. Momy putuskan kalau kamu harus nikah sama orang pilihan orang tua kamu!"

"MOMMY!" seru Zaina dengan sangat kesal. "Aku bakalan kabur kalau gitu!" ancamnya

"Kamu nggak tahu koneksi Daddy kamu? Mau sejauh apapun kamu kabur, Momy sama Daddy bakalan terus menemui kamu. Jadi jangan bertingkah sama sekali. Mending masuk kamar kamu dan turuti saja kemauan Daddy sama Momy."

Zaina menghentakkan kaki sambil beranjak ke kamarnya di lantai dua. Ia membanting pintu dan terduduk di balik pintu, mencengkram kuat lengannya.

“AKU BENCI!” pekiknya sambil menekan kuat lengannya. Terasa sangat sakit.

"Kenapa sih? Aku nggak butuh hidup kayak gini. Aku nggak peduli sama semua orang yang bilang kalau hidup aku beruntung, aku nggak peduli karena aku malah nggak merasakan hidup bahagia sama sekali di sini. Keinginan aku nggak pernah terpenuhin sama sekali."

Zaina beranjak dan melempar barang di atas mejanya, berteriak kesal. Mengeluarkan emosinya yang menggebu.

"Aku benar-benar benci sama hidup aku yang kayak gini. Nggak bisa berbuat apa-apa, tapi aku cuma bisa pasrah doang. Kenapa sih kayak gini banget? Apa aku memang nggak pantas untuk mendapat apa yang aku mau? Apa aku nggak pantas mendapat cinta yang aku miliki?"

Zaina membawa ponselnya dan menghubungi Ghaly. Sampai belasan kali, ia hanya mendengar suara operator saja membuat dirinya langsung membanting kesal dan berteriak kencang. "ARGH! Apa yang harus aku lakukan kalau udah kayak begini?"

***

"Daddy dengar kalau kamu marahin Momy kamu lagi?" tanya Daddynya membuat Zaina semakin nggak nafsu makan.

Daddynya ini memang sedikit keras. Walaupun begitu, daddy selalu menjadi orang pertama yang membela keluarga dengan sangat cepat. Daddy sangat sayang dengan keluarganya, dia hanya terlalu malu untuk mengungkapkan begitu terbuka.

Dia lebih memilih diam-diam memperhatikan dari belakang dan membuat semua orang terkadang ragu akan kasih sayangnya itu. Karena nggak pernah melihat secara langsung bagaimana daddy mereka mencurahkan kasih sayangnya.

Tetapi,

Zaina selalu saja salah mengartikan kasih sayang dari orang tuanya terutama daddy. Ia merasa kalau daddynya terlalu mengatur hidupnya. Padahal tanpa Zaina tahu, daddynya selalu saja melihat jalan yang akan dirintis anaknya dan jika dirasa membahayakan kehidupan sang anak. Ia berakhir melarang dan hal itu membuat Zaina salah paham. Berakhir Zaina akan mendiamkan dirinya, hal yang terkadang membuat daddynya merasa sedih, diam-diam.

"Daddy ... padahal dulu Daddy sendiri yang bilang kalau selama makan, kita cuma harus fokus sama makanan aja. Tapi apa ini? Kenapa Daddy malah ngomongin hal nggak penting di saat kita makan? Apa Daddy melupakan omongan Daddy sendiri? atau Daddy mau melanggar aturan yang dibuat Daddy sendiri?" sentak Zaina

Daddy, Zidan menghela napas dalam melihat sang anak yang entah sejak kapan menjadi semakin keras kepala seperti ini.

"Makanan Daddy dan Momy sudah habis sedari tadi, hanya kamu yang dari tadi memainkan makanan itu. Kamu nggak mau makan? Kalau nggak mau, harusnya bilang dari awal. Kalau sudah di ambil kayak gitu sama saja kamu mubazir tahu nggak sih."

Zaina mengerucutkan bibirnya. Nafsu makan dia benar-benar sudah lenyap entah ke mana. Dia menjauhkan piringnya dari tubuhnya. Membuat pelayan yang di sana langsung serempak membawa piring kotor di sana. Meninggalkan keluarga Zaina yang saling menatap satu sama lain.

"Mau jelaskan sama Daddy? Apa yang sebenarnya terjadi sampai kamu membentak Momy kamu sendiri. Memangnya Daddy pernah mengajarkan kamu untuk kurang ajar sama orang tua kamu sendiri? Semenjak Daddy mengizinkan kamu untuk tinggal di apartemen. Daddy seperti kehilangan sosok kamu yang sebenarnya. Karena ini bukan seperti anak Daddy yang dulu."

Zaina menyilangkan lengan di dada, memalingkan wajah ke arah lain.

"Ini hasil karena Momy sama Daddy selalu aja memaksakan apa pun kepada aku. Aku udah terlalu muak karena selama ini aku cuma bisa diam aja. Aku udah mulai nggak tahan dan berakhir seperti ini. Amarah aku meledak, aku memperlihatkan sisi asli aku yang Momy sama Daddy nggak tahu."

Orang tuanya menatap kecewa.

Mommynya alias Nadya menatap kesal pada anak semata wayangnya.

"Momy rasa ini karena kekasih kamu yang nggak benar itu,” tuduh sang mommy membuat Zaina kesal bukan main.

"MOMMY!"

Episodes
1 1 - Fakta Mencengangkan
2 2 - Zaina dan Keras Kepalanya
3 3 - Mencari Ghaly
4 4 - Keras Kepala
5 5 - Hamil?
6 6 - Dunianya Hancur
7 7 - Berubah
8 8 - Sikap Yang Berubah
9 9 - Nasihat atau Amarah?
10 10 - Mengikhlaskan
11 11 - Mulai Menerima
12 12 - Pertimbangan
13 13 - Apa Itu Menikah?
14 14 - Teman
15 15 - Saling Menguntungkan
16 16 - Menghilangkan Jejak
17 17 - Pria Baik Hati
18 18 - Pria Baik Hati (2)
19 19 - Canggung
20 20 - Kebahagiaan Kecil
21 21 - Bingung
22 22 - Usai
23 23 - Takdir?
24 24 - Firasat Buruk
25 25 - Berita Panas
26 26 - Pelaku
27 27 - Kekejaman Mahen
28 28 - Tega
29 29 - Dad Zidan
30 30 - Ikhlasnya Seorang Ayah
31 31 - Masalah Baru
32 32 - Masa Lalu Mahen
33 33 - Aku Sanggup!
34 34 - Sedikit Ancaman
35 35 - Alfi dan nenek
36 36 - Kekhawatiran
37 37 - Masalah Lagi
38 38 - Dewasa
39 39 - Memperburuk Keadaan
40 40 - Terpojokan
41 41 - Sesak
42 42 - Kelepasan
43 43 - Bentakan yang Menyakitkan
44 44 - Sakit
45 45 - Inilah Akhirnya?
46 46 - Kondisi Zaina
47 47 - Suram
48 48 - Konferensi Pers
49 49 - Siuman
50 50 - Histeris
51 51 - Bujukan
52 Bertemu Lagi
53 Maaf?
54 Apakah Ini Jalan Yang Benar?
55 Terasa Kosong
56 Demi Anak
57 Bertemu Dia
58 Mereka Jahat
59 Menenangkan
60 Rasa Tenang Itu
61 Seiring Berjalannya Waktu
62 Damai?
63 Bertemu Dengannya Lagi
64 Perih
65 Sudah Bersama Yang Lain
66 Penguat
67 Sakit Hati
68 Mulut Jahat Itu
69 Rencana Mulai Berjalan
70 Sisa Lima
71 Jatuh Sakit dan Kunjungan Tak Terduga
72 Jengukan Maut
73 Penjelasan
74 Nasihat
75 Perkara Gaun
76 Ghaly Cemburu?
77 Tak Boleh Berharap
78 Canggung
79 Bunda Mahen
80 Penasaran
81 Canggung
82 Alasan Selama Ini
83 Masih Tentang Mahen
84 Berita Buruk
85 Menolak Atau Terima?
86 Semakin Parah
87 Harapan
88 Jangan Khawatir
89 Memintanya Datang
90 Harapan Terakhir
91 Rencana?
92 Bencana Hari Ini
93 Belajar Dari Awal?
94 Psikiater
95 Bertemu Kembali
96 Berbaikan?
97 Mahen dan Usahanya
98 Malam Bahagia
99 Izin
100 Panik
101 Lebih Tenang
102 Selalu Salah
103 Terpaksa
104 Kepincut?
105 Nekat
106 Mimpi Buruk
107 Keputusan
108 Penawaran
109 Simulasi
110 Pilihan Membingungkan
111 Mengapa Begini?
112 Pasrah
113 Alasan Selama Ini
114 Tekad Kuat
115 Isi Hati
116 Isi Hati (2)
117 Pilihan
118 Satu per Satu
119 Yang Dialami Zaina
120 Bersama
121 Bersama
122 Sidang
123 Keributan Kecil
124 Teringat Masa Lalu
125 Penjelasan Selama Ini dan Damai
126 Malam yang Indah
127 Seperti Ditipu?
128 Rencana
129 Akhirnya Sadar
130 Keputusan Mahen
131 Masalah Restu
132 Alasan Selama Ini
133 Meleraikan Masalah
134 Selalu Bersama
135 Mengutarakan
136 Ledekan Kecil
137 Mesra Sedikit
138 Molen
139 Tidak Semenakutkan Yang Dikira
140 Lebih Tenang
141 Diam
142 Pupus?
143 Marahnya Daddy Zidan
144 Penjelasan
145 Tinggal Satu Langkah Lagi
146 Pertengkaran
147 Daddy Zidan dan Isi Hatinya
148 Tentang Zaina
149 Baru Sadar
150 Luluh?
151 Sedikit Amunasi
152 Sayang
153 Untuk Semuanya
154 Mengungkapkan Isi Hati
155 Mengungkapkan Isi Hati (2)
156 Pertanyaan Mendadak
157 Saling Mengaku?
158 Satu Sama Lain
159 Permintaan Zaina
160 Berdua Bersamamu
161 Ikhlas
162 Rasa Nyaman
163 Perintah Mom dan Dad
164 Lega
165 Permohonan Zaina
166 Musibah
167 Tekad Zaina
168 Sungkan
169 Bertemu
170 Ada Mas Disini
171 Buah Kesabaran
172 Ada Daddy Disini
173 Tegas
174 Mulai Mengurus Semuanya
175 Mohon
176 Lupa
177 Aduan Ghaly
178 Bingung
179 Menyindir
180 Harus Yakin
181 Perintah
182 Keluarga Sang Ayah
183 Keresahan Hati
184 Teleponan
185 Teleponan (2)
186 Pertanyaan Oma
187 Harus Siap!
188 Mahen dan Zaina
189 Bersama itu Menyenangkan
190 Gelang Couple
191 Gelang Couple (2)
192 Minta Bantuan
193 Akhir
Episodes

Updated 193 Episodes

1
1 - Fakta Mencengangkan
2
2 - Zaina dan Keras Kepalanya
3
3 - Mencari Ghaly
4
4 - Keras Kepala
5
5 - Hamil?
6
6 - Dunianya Hancur
7
7 - Berubah
8
8 - Sikap Yang Berubah
9
9 - Nasihat atau Amarah?
10
10 - Mengikhlaskan
11
11 - Mulai Menerima
12
12 - Pertimbangan
13
13 - Apa Itu Menikah?
14
14 - Teman
15
15 - Saling Menguntungkan
16
16 - Menghilangkan Jejak
17
17 - Pria Baik Hati
18
18 - Pria Baik Hati (2)
19
19 - Canggung
20
20 - Kebahagiaan Kecil
21
21 - Bingung
22
22 - Usai
23
23 - Takdir?
24
24 - Firasat Buruk
25
25 - Berita Panas
26
26 - Pelaku
27
27 - Kekejaman Mahen
28
28 - Tega
29
29 - Dad Zidan
30
30 - Ikhlasnya Seorang Ayah
31
31 - Masalah Baru
32
32 - Masa Lalu Mahen
33
33 - Aku Sanggup!
34
34 - Sedikit Ancaman
35
35 - Alfi dan nenek
36
36 - Kekhawatiran
37
37 - Masalah Lagi
38
38 - Dewasa
39
39 - Memperburuk Keadaan
40
40 - Terpojokan
41
41 - Sesak
42
42 - Kelepasan
43
43 - Bentakan yang Menyakitkan
44
44 - Sakit
45
45 - Inilah Akhirnya?
46
46 - Kondisi Zaina
47
47 - Suram
48
48 - Konferensi Pers
49
49 - Siuman
50
50 - Histeris
51
51 - Bujukan
52
Bertemu Lagi
53
Maaf?
54
Apakah Ini Jalan Yang Benar?
55
Terasa Kosong
56
Demi Anak
57
Bertemu Dia
58
Mereka Jahat
59
Menenangkan
60
Rasa Tenang Itu
61
Seiring Berjalannya Waktu
62
Damai?
63
Bertemu Dengannya Lagi
64
Perih
65
Sudah Bersama Yang Lain
66
Penguat
67
Sakit Hati
68
Mulut Jahat Itu
69
Rencana Mulai Berjalan
70
Sisa Lima
71
Jatuh Sakit dan Kunjungan Tak Terduga
72
Jengukan Maut
73
Penjelasan
74
Nasihat
75
Perkara Gaun
76
Ghaly Cemburu?
77
Tak Boleh Berharap
78
Canggung
79
Bunda Mahen
80
Penasaran
81
Canggung
82
Alasan Selama Ini
83
Masih Tentang Mahen
84
Berita Buruk
85
Menolak Atau Terima?
86
Semakin Parah
87
Harapan
88
Jangan Khawatir
89
Memintanya Datang
90
Harapan Terakhir
91
Rencana?
92
Bencana Hari Ini
93
Belajar Dari Awal?
94
Psikiater
95
Bertemu Kembali
96
Berbaikan?
97
Mahen dan Usahanya
98
Malam Bahagia
99
Izin
100
Panik
101
Lebih Tenang
102
Selalu Salah
103
Terpaksa
104
Kepincut?
105
Nekat
106
Mimpi Buruk
107
Keputusan
108
Penawaran
109
Simulasi
110
Pilihan Membingungkan
111
Mengapa Begini?
112
Pasrah
113
Alasan Selama Ini
114
Tekad Kuat
115
Isi Hati
116
Isi Hati (2)
117
Pilihan
118
Satu per Satu
119
Yang Dialami Zaina
120
Bersama
121
Bersama
122
Sidang
123
Keributan Kecil
124
Teringat Masa Lalu
125
Penjelasan Selama Ini dan Damai
126
Malam yang Indah
127
Seperti Ditipu?
128
Rencana
129
Akhirnya Sadar
130
Keputusan Mahen
131
Masalah Restu
132
Alasan Selama Ini
133
Meleraikan Masalah
134
Selalu Bersama
135
Mengutarakan
136
Ledekan Kecil
137
Mesra Sedikit
138
Molen
139
Tidak Semenakutkan Yang Dikira
140
Lebih Tenang
141
Diam
142
Pupus?
143
Marahnya Daddy Zidan
144
Penjelasan
145
Tinggal Satu Langkah Lagi
146
Pertengkaran
147
Daddy Zidan dan Isi Hatinya
148
Tentang Zaina
149
Baru Sadar
150
Luluh?
151
Sedikit Amunasi
152
Sayang
153
Untuk Semuanya
154
Mengungkapkan Isi Hati
155
Mengungkapkan Isi Hati (2)
156
Pertanyaan Mendadak
157
Saling Mengaku?
158
Satu Sama Lain
159
Permintaan Zaina
160
Berdua Bersamamu
161
Ikhlas
162
Rasa Nyaman
163
Perintah Mom dan Dad
164
Lega
165
Permohonan Zaina
166
Musibah
167
Tekad Zaina
168
Sungkan
169
Bertemu
170
Ada Mas Disini
171
Buah Kesabaran
172
Ada Daddy Disini
173
Tegas
174
Mulai Mengurus Semuanya
175
Mohon
176
Lupa
177
Aduan Ghaly
178
Bingung
179
Menyindir
180
Harus Yakin
181
Perintah
182
Keluarga Sang Ayah
183
Keresahan Hati
184
Teleponan
185
Teleponan (2)
186
Pertanyaan Oma
187
Harus Siap!
188
Mahen dan Zaina
189
Bersama itu Menyenangkan
190
Gelang Couple
191
Gelang Couple (2)
192
Minta Bantuan
193
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!