Viona dan Nara berjalan keluar menuju lip, sebelum masuk lip kelihatan dari kejauhan ada sosok Cikoza, membuat viona gugup.
Viona berjalan dengan cepat bersama kak Nara agar tidak tercium oleh Cikoza, dia tidak ingin lagi berurusan dengan dia lagi! Sudah sampai di lantai paling atas, mereka menuju ruangan pak Erik.
Masuk rungan, dilihatnya pak Erik yang fokus dengan komputer kerja, Nara berbicara jika dia cuman menemani Viona anak magang untuk mengantarkan map kepadanya, diletakkannya map itu di atas meja pak Erik, lalu pergi meninggalkan pak Erik bersama viona di ruangan berdua.
"Pak! ini map keuangan 3bulan yang lalu sudah saya periksa, setiap map yang bermasalah saya garis Besari dan rangkumannya sudah saya catat di kertas 2 lmabar di map warna kuning." Ucap Viona.
"Oke, sekarang kamu kembali keruanganmu!" Ucap Erik bicara layak atasan dan bawahan.
"Baik pak! Boleh saya minta satu masker? Sepertinya saya sedang flu" ucap Viona.
Erik memberikan Viona masker, dia pergi dari ruangan pakai masker, menekan lip belum juga terbuka! Di samping ada Cikoza, menatap sekilas pada anak magang.
"Ayo sini! Masuk ke lip saya saja!! Biar cepat nyampainya" ucapnya pada anak magang di sampingnya.
Agar tidak curiga, dia masuk ke lip yang sama, dalam lip viona merasa tegang didepannya ada Cikoza, jika dia tau di belakangnya dia, pasti akan melakukan itu padaku! Astaga apa yang telah aku pikirkan. Batin Viona.
Lip terbuka Viona bengong, suara Cikoza menyadarkannya jika harus keluar dari lip. Buru-buru keluar seperti orang kebingungan, kebetulan Cikoza memang ingin kekurangan keuangan, menemui manajer keuangan.
Nara melihat viona keluar dari lip bersama bos besar.
Viona duduk di kursi iya bekerja, pura-pura fokus dengan komputer didepannya.
Erik memeriksa dalam rangkuman Viona, matanya terbelalak melihat rangkuman yang sangat jelas setiap map. Dia membuka map satu persatu dan mencocokan yang di garis Besari Viona.
luar biasa, dia memang hebat apa benar dia sehebat ini! Ciko harus tahu tentang ini, batinnya.
Erik mengirim pesan menanyakan keberadaan Cikoza, sudah dapat balasan di beranjak dari tempatnya menemuinya.
Dia masuk ruangan Cikoza, langsung menghampirinya memberikan rangkum keuangan 3 bulan yang lalu padanya.
"Loh liat ini! Kira-kira loh percaya nggak, anak magang merangkum sebagus ini? Dalam waktu 3 jam" ucap Erik.
"Percaya! Apa yang tidak mungkin didunia ini! Oke boleh juga kemampuannya!" Ucap Ciko.
"Gue mau pindahin dia jadi asisten gue, atau jadi sekertaris pribadi gue! Kira-kira boleh nggak? Tapi mau tes dia dulu, persentasi depan klien" ucap Erik pada Cikoza.
"Terserah! Bagus juga, sekalian aja jadikan istri, loh atur jadwal gue 4bulan ke depan jangan terlalu padat, gue mau nikah sama Rahel" ucap Cikoza.
Erik terkejut, yang di ucapkan oleh Cikoza dengan serius ingin menikahi Rahel, Erik sudah tau siapa Rahel, tapi takut Cikoza tidak percaya padanya.
"Oke bos... jadi, Viona buat gue aja ya!" Ucap Erik, yang mengurungkan niatnya untuk memberi tahukan jika anak magang itu Viona.
Jantung Cikoza kaget mendengar nama yang di ucapkan Erik, ada rasa tidak ikhlas Erik bicara seperti itu padanya.
"Terserah! Apa hubungannya dengan saya pak Erik Metro yang terhormat?" Ucap Cikoza yang seakan tidak memperdulikan keberadaan Viona dihatinya.
Erik keluar dari ruangannya, memberikan pada sekretarisnya setelah makan siang suruh anak magang bernama Viona Alied ke ruangannya.
Nara ajak Viona ke kantin untuk makan siang, Viona ikut saja maklum anak baru, jadi dia ikuti senior dulu.
Nara menanyakan pada Viona, bagaimana tentang laporan? Kira-kira pak Erik marah tidak dengan laporan yang di buatnya? Viona hanya menggelengkan kepala.
Ada sekertaris pak Erik memberitahu pada Viona jika sudah selesai jam makan siang dia disuruh keruangan pak Erik, membuat viona terkejut! Kira-kira ada apa ya? Membuat dia bingung.
Micel dan Caca memangil viona, mereka berbicara tentang pengalaman mereka kerja pertama kalinya.
"Sumpah, pak Erik lebih ganteng kalo lagi kerja! Beda dari waktu di luar" ucap Micel.
"Iya! Selesai makan gue di panggil lagi oleh pak Erik, entah lah! Mungkin gue melakukan kesalahan memeriksaa lapor keuangan." Ucap Viona.
"Yang sabar aja bestie, bagaimana dengan gue? yang nggak ada cogannya hari ini! Bagian gue kerja cewek semua"ucap Caca.
Vino datang mengejutkan mereka bertiga, dia duduk antara viona dan Caca, tangannya merangkul leher Caca! Membuat jantung Caca seperti lari meraton, mukanya beruba pucat kemerah-merahan, merasa tidak nyaman dengan posisinya sekarang.
"Sungguh melelahkan dari pekerjaan OSIS, banyak cewek cantik! Tapi masih cantik sahabat gue satu ini!! Menunjuk kearah Caca, membuat dia mangkin salting yang di ucapkan Vino.
Viona dan Micel meledek Caca, membuat dia bingung mau jawab apa yang di lontarkan oleh sahabatnya, dia menyingkirkan tangan Vino dari tengkuknya.
"Apaan sih? Jangan norak! Loh juga, pakek ledek gue cantik lagi! Bilang aja ada yang kamu suka kan? Jangan berbelit-belit ngomongnya!" Ucap Caca.
"Sumpah, emang kamu cantik! Dasar kamu aja yang kurang merwat kecantikan kamu aja, kalo kamu pakai lipstik pink peach pasti cantik banget" ucap Vino.
Caca mendadak, tiba-tiba Erik datang ikut mereka bergabung, membuat Micel ada rasa tidak nyaman berhadapan dengan Erik.
Erik juga bicara pada Viona, jika keruangan dia jika sudah selesai waktu makan siang, orang di kantin melihat pak Erik duduk dengan anak magang? Kira-kira mereka siapa pak Erik? Desak desuk gosip tertuju dengan anak magang.
"Apa saya melakukan kesalahan pak" ucap Viona.
" Kita bicarakan nanti saja! Nikmati saja dulu makan siangmu!" Ucap Erik.
Viona menganggukan kepala saja, Micel melihatnya dengan tatapan tidak suka, Erik menatap lekat wajah Micel seakan ada sesuatu di antara mereka.
Senyum sinis yang di berikan oleh Erik padanya, dia tahu apa arti senyum itu, namun dia tidak menghiraukan itu, seakan tidak ada.
Erik pergi meninggalkan mereka yang lagi makan, menuju ruangannya, entah kenapa rasa bencinya pada Micel kini kembali setelah mereka bertatap.
satu jam sudah berlalu, malam siang sudah sudah selesai Viona segera ke ruangan Erik, dilihatnya Erik masih berbaring di sofa dengan wajah yang ada masalah.
"Pak ada apa ya? bapak panggil saya!" ucap Viona.
"sini silakan duduk di sebelah saya, tenang aku tidak akan memakan mu!" ucap Erik.
Dia menjelaskan jika apa tujuannya memanggil Viona, dia juga menjelaskan apa-apa yang harus dia kerjakan jika menjadi asisten pribadinya.
"nanti malam, pukul 7 kamu harus ikut saya persentasi! malam ini ada klien kita dari Korea ini yang harus kamu pelajari" ucap Erik.
"kenapa harus saya pak? anak lamakan banyak! saya takut nanti akan membuat bapak kecewa" ucap Viona.
"saya yakin kamu bisa! ingat pesan saya, jangan pernah masalah pribadi kamu bawah kerja ya! kamu harus proporsional"ucap Erik.
Viona menganggukan kepalanya. Dia bingung dengan yang di ucapkan Erik, ada rasa yang aneh kata-kata penekanan masalah pribadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments