BAB 14

"Ciko, mama tidak pernah ngajarin kamu mainkan hati wanita! kemarin kamu bilang mau nikahi Rahel, tapi mengapa kamu bersama wanita lain di hotel, berarti kamu tidak mencintainya" ucap mamanya.

"Sudahlah ma, jangan terlalu jauh ikut campur percintaan anakmu ini, mending mama pulang saja ke Jepang! entar papa selingkuh lagi dengan wanita yang lebih muda di sana" ucap Ciko.

"Dasar bujang lapuk! Mana mungkin papamu berpaling dari mama, Ciko apa kamu tidak kasihan dengan mama yang sangat menginginkan cucu, andaikan mama bisa punya anak lagi, mungkin mama tidak akan mendesak mu untuk menikah" ucap mamanya yang sudah raut muka sedih.

Dulu Ciko sempat mau punya adik, pada usia 5tahun tapi mamanya tidak terlalu hati-hati mengakibatkan adik Ciko dalam kandungan meninggal, mengalami pendarahan hebat.

Dokter bilang dia masih bisa hamil lagi, tapi tidak menjamin keselamatannya, jadi jalan satu-satunya rahim mamanya harus di angkat, agar tidak beresiko di kemudian hari.

Sekarang mamanya menangis, mengingat adik Ciko, diapun mendekat mamanya lalu di peluknya.

"Baiklah dalam waktu cepat Ciko akan menikah dan memberikan mama cucu" ucapnya pada mamanya, yang sudah menangis.

Kondisi mama sudah membaik, Ciko pergi ke kamar mengingat kejadian di hotel bersama Viona, ada rasa bahagia saat membelai inci demi inci badan Viona.

Viona bersama sahabatnya, kini dia diam tidak banyak bicara karena sahabatnya mabok.

Masuk gerbang rumah Rika, mereka sudah di sambut oleh para pembantu di rumah itu.

Mereka mengkuatirkan majikannya, langsung memberikan kabar pada orang tua Rika, jika dia mabok bersama teman-temannya, hanya nona Viona yang tidak mabuk.

Orang tuanya Rika menyuruh pembantu menyiapkan semua keperluan untuk Rika besok pagi.

Viona kesal sekali dengan kelakuan Cikoza padanya, yang selalu menjadi penikmat nafsunya. Ingin sekali marah pada Cikoza yang telah berbuat tidak wajar padanya, mungkin pikirnya dia tidak akan bertemu lagi dengan Cikoza.

Dia tidak ingin lagi menginjak kakinya ke tempat haram itu lagi, ingat dengan kata-kata yang di ucapkan Cikoza padanya di mobil.

Malam yang sunyi Viona berdiri di balkon rumah Rika, dia tidak bisa memejamkan mata untuk tidur.

"Viona, mengapa loh belum tidur? Apa yang terjadi?" Tanya Micel.

"Nggak kok, gue kebangun untuk mencari udara segar malam ini" ucap Viona.

Mereka masuk lagi ke kamar, untuk istirahat! Sebenarnya Micel tahu kejadian semalam antara Alex dan Cikoza yang memperebutkan Viona.

Dia hanya melihat kejadian itu dari kejauhan, dia tahu Viona bisa mengatasinya, Viona anak yang sudah terlatih seni bela diri dari kecil.

Mata hari sudah menyapa mereka di pagi hari, Rika sudah siap untuk berangkat.

"Bestie, gue pergi ya! terima kasih untuk waktunya kemarin dan hari ini untuk gue" ucap Rika pada sahabatnya, air matanya sudah tumpah melihat sahabatnya.

Kalian sahabat terbaikku, akankah gue bisa lihat kalian lagi, rasanya berat untuk pergi dari kalian. Batin Rika.

Rika telah terbang ke Jerman, sekarang Viona Micel dan Caca masih sedih, di tinggal Rika.

"Bestie gue pulang duluan, entar malam gue mau pergi ke acara pernikahan Dion Anggara" ucap Viona.

"Loh dapat undangan dari Dion Anggara, kok bisa?" Tanya Caca.

"Ya pastilah dia dapat, Viona mantan pacar Dion" ucap Micel.

"Apa? Kok bisa, gue nggak tau?" Ucap Caca

"Maaf ya Ca, gue dan Dion memang menyembunyikan hubungan kami, loh taukan siapa Dion? Wartawan pasti memburu berita yang menguntungkan, Micel tahu kebetulan kami ketemu di cafe." Ucap Viona dengan wajah sediih.

"Emang loh kuat lihat mereka entar malam? Awas, jangan baper air mata loh!" Ledek Caca.

"Untuk apa baper? Jangan pernah mimpi memiliki sesuatu yang bukan untuk kita! Mereka berjodoh itu sudah ada jalannya sendiri, gue uda ikhlas, uda ya! gue mau mempercantik diri, biar terlihat cantik entar malam" ucap Viona. jawab viona yang sudah mulai berjalan dari tempatnya.

Benar banget, hanya gue yang masih ingin menginginkan vino, yang sudah jelas si suka sama kamu. batin Caca.

Viona melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, di tengah jalan ada anak kecil menyebrang tiba-tiba, membuat mobil Viona menabrak mobil di sampingnya.

Dia keluar dari mobilnya menghampiri mobil yang dia tabrak.

"Tenang bos, biar saya bereskan mobil itu!" Ucap anak buah mobil yang di tabrak.

"Tidak perlu, kita lihat apa yang dia lakukan!" Ucap Alex.

Tok tok tok... Viona mengetuk kaca mobil.

Alex membuka kaca mobil, lalu memberikan senyuman tampan pada Viona.

"Tuan, maaf saya tidak sengaja menabrak mobil anda" ucap Viona pada orang yang mobilnya di tabrak.

"Gadis manis, jika kamu mau di maafkan masuk sebentar dalam mobilku! Tenang aku tidak akan berbuat kurang ajar padamu" ucap Alex.

Viona ragu untuk masuk mobil, namun Alex terus meyakinkan Viona.

Viona masuk kedalam mobil, dilihatnya wajah pria di sampingnya, pria yang dia pukul semalam.

"Baiklah, sudah saya maafkan, satu hal yang ingin saya tanyakan padamu! Apa benar kamu milik Cikoza? Setahu saya di sudah memiliki kekasih" ucap Alex.

Entah kenapa jantung Viona berdebar rasa kecewa, saat mengetahui jika Cikoza memang benar mempunyai kekasih.

"Untuk apa kamu menanyakan dia? Saya rasa itu bukan urusan anda tuan!"ucap Viona.

"Saya Alex Borza, sepupu Micel sahabatmu! Bisakah kita berteman? Tenang saja, saya tidak akan melakukan apapun padamu, ini kartu nama saya, wanita sepertimu tidak pantas jadi simpanannya" ucap Alex yang bicara lembut dan senyum manis pada viona.

"Begitu rendahnya saya di matamu, anda sebut saya sebagai simpanan" ucap Viona yang mata sudah berkaca-kaca gemetar.

"Maka sudahi, atau pada waktunya nanti kamu akan menyesal! Saya sudah tahu siapa kamu, kamu dan dia hanya untuk membuang rasa kecewa pada Dion anggara" Ucap Alex pada Viona.

Viona membuka pintu mobil, banting pintu dengan kuat, air mata yang sudah tak terbendung dia merasa begitu rendahnya dia sekarang! Itu semua karena Cikoza.

Sekarang dia bertekad, ingin pergi jauh dari Cikoza, dialah yang memulai semua ini dia juga yang harus mengakhirinya.

Membawa mobil dengan kecepatan tinggi, menuju butik, memasuki butik dengan wajah yang arogan. Semua pegawai memberi hormat padanya, ya jelas Karne ini butik miliknya sendiri tampa orang tuanya tahu.

Viona memangil asisten pribadinya, untuk mengambilkannya baju yang sudah dia siapkan untuk Dion.

"Nona ini bajunya! Apa ada masalah sehingga nona langsung datang ke butik?" Ucap asisten pribadinya bernama Arka.

"Tidak! Arka, jaga butik ini jangan sampai papa tahu! Kamulah orang yang aku percaya di dunia ini" Ucapnya pada Arka pergi meninggalkan butik.

semua pegawai terkagum dengan kecantikan Viona, yang masih muda sudah mempunyai butik dan dialah yang membawa mereka ke tempat sebagus ini, Andai dulu dia tidak kenal bosnya Viona, mungkin mereka tidak mungkin bisa membahagiakan keluarga mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!