Viona tidak tau, jika orang yang dibicarakan di belakangnya, Micel menunjuk kearah Cikoza, Viona terkejut.
"Loh kenapa baru bilang... jangan Sampai dia lihat gue!" seru Viona pada Micel.
"gue, juga nggak tau, dia baru aja duduk di belakang Loh" seru Micel.
Viona menoleh kebelakang, dilihatnya pria yang pernah bersamanya, ada rasa rindu ingin melihat wajahnya.
Cikoza yang sedang berbicara dengan partner bisnisnya, dia sangat pandai berbicara lembut dan sangat santun sekali, tidak seperti biasanya, dia sangat menghormati orang yang lebih tua!
Ternyata dia seperti bunglon saja, cepat sekali merubah dirinya, batin Viona.
Kerja sama Mereka berjalan lancar, jika Cikoza yang turun tangan, tidak ada yang gagal, dia sangat pandai sekali membuat partner bisnisnya percaya 100% padanya.
"Tuan Cikoza, ada dua gadis remaja dibelakang anda! sepertinya, mereka mengenal anda" ucap Partner bisnisnya yang berjabat tangan, yang duluan lebih cepat keluar.
Enta! ada rasa ingin tahu siapa gadis dibelakangnya, dia menoleh kebelakang, sekilas dia sudah tau siapa orang di belakangnya, berlalu pergi tidak ingin menganggu.
Cikoza tidak langsung pulang, dia menunggu dalam mobil, sengaja dia pindahkan memarkir mobilnya sebelah Viona.
Tak butuh waktu lama, Viona yang sudah terlihat keluar dari cafe! berjalan bersama Micel, mereka berpisah karena parkiran Mobil berbeda. Viona baru saja mau masuk mobil, Cikoza menghampirinya.
"halo honey, apa kabarmu?" tanya Cikoza yang mendadak muncul di hadapannya.
"Om!! kenapa ada disini? bukankah sudah pulang?" seru Viona yang kaget, lihat Cikoza depannya dengan senyum penuh arti.
"saya, menunggu pacar pulang, bukanya pulang ke rumah! malah keluyuran" seru Cikoza, yang masih merasa memiliki hubungan pacaran.
Viona yang sudah muak dengan sikap Cikoza, dia tidak ingin lagi hubungan pacaran dengan pria mesum didepannya.
"minggir Tuan Cikoza yang terhormat! gue mau pulang, gue rasa kita udah selesai, anggap aja tidak pernah terjadi apa-apa!!!" jelas Viona yang sudah tidak bisa berlama-lama melihat jawanya, takut nggak kuat iman.
Cikoza membukakan pintu mobil Viona, seakan mempersilakan untuk masuk! Viona masuk dalam mobil, baru saja dia mau tutup mobil, Cikoza menahan pintu mobil, lalu sekilas memberikan cium di bibir Viona.
"manis, sungguh manis" seru Cikoza pada vionw
"dasar mesum, gitu aja Om mau cium viona?" seru Viona yang ingin sekali marah pada mantan pacar pura-pura.
" itu salam pertemuan kita!" seru Cikoza yang berlalu meninggalkan Viona yang masih marah padanya.
Cikoza sudah masuk dalam mobilnya, dengan hati yang lega, Viona sudah seperti candu baginya, dia melajukan arah balik ke kantornya.
Mama Cikoza sudah melihat siapa wanita dekat dengan anaknya, saat baru tahu kaget, bagaimana tidak! dia anak SMA, ternyata anaknya suka daun muda.
Mamanya bergerak cepat, mencari tempat anak itu sekolah, biar lebih mudah untuk mendekatinya.
Sudah malam, tapi mama Ciko belum dapat kabar dari orang suruhan! dia sudah mulai murka, karena terlalu lama untuk mencari tentang gadis itu.
Cikoza sudah pulang, dia menghampiri mamanya, lalu menanyakan tentang memarahi Erik.
"bukankah mama orang yang punya kekuasaan dan kekuatan, mengapa harus turun tangan! atau, orang mama sudah tidak becus lagi?" seru Ciko, agar membuat mamanya berhenti mengusik kehidupan pribadinya untuk mencari pasangan.
"dasar bujang lapuk! sukanya daun muda, kamu kira mama tidak tau, siapa yang yang kau tiduri kemarin?" jawab mamanya, ingin memancing emosi Cikoza.
"hanya tidur barang tidak masalah, hanya saja jangan melakukan hal yang itu, Cikoza selalu menjunjung tinggi kehormatan wanita! karena, Cikoza sangat menyayangi mama sebagai wanita" seru Ciko membela diri agar mamanya tidak mencari Viona.
"tahun ini kamu harus menikah. Entah siapa orangnya, asalkan bisa menghasilkan cucu buat mama" seru mamanya yang selalu menginginkan anak semata wayangnya menikah, dia ingin sekali mengendong cucu.
"apa mama masih ingat Rahel? temanku dulu, yang pernah ku ceritakan?" ucap Cikoza , dia ingin menjadikan Rahel istrinya.
"ya ingat! memangnya kenapa? mama kurang suka padanya! ucap mamanya, dengan wajah datar.
"dia calon istriku! sebentar lagi aku akan melamarnya, dialah pacarku yang sesungguhnya" seru Ciko pada mananya.
"apa! kenapa harus dia? mama sudah tau semuanya, dia pergi ke Prancis selama bertahun-tahun kamu masih setia menunggunya? kamu yakin dia gadis baik-baik?" ucap tegas yang di lontarkan mama Ciko padanya, berbagai pertanyaan yang muat Ciko teringat dimasa dulu.
"bukankah mama selalu ingin mendesaku untuk menikah? kenapa setelah aku mantap dengan pilihan, mama malah ragu!" ucap Ciko, dia pergi berlalu keluar rumah, menghindari perdebatan yang tidak ada ujungnya.
"Ciko, Ciko... jangan pergi, mama belum selesai bicara! kebiasaan, selalu menghindar dari masalah, dasar bujang lapuk!" pekik mamanya, yang dengan kesal sikap Ciko, sebenarnya mama ingin yang terbaik untuk anak semata wayangnya.
Viona sendiri duduk di taman tepi danau, ingin menenangkan diri! sekarang dia merasa kesepian, tidak ada pacar dan orang tuanya disisinya saat ini, benar kata orang! sahabat yang selalu ada ketimbang pacar.
Dia menyesali pernah berniat ingin mendekati Cikoza, andaikan waktu itu dia tidak menumpahkan wiski, mungkin tidak akan seperti ini! dia ingin buang jauh-jauh wajah Cikoza dari pikirannya, bagaimana tidak terbayang? di buai lembut, yang bodoh disini dia, Mudah terbuai permainan liar itu.
Air mata pun sudah lolos keluar dari matanya, dia ingat pesan mamanya, jangan pacaran dulu! "Cikoza... aku benci kamu! dasar pria" pekik Viona, belum selesai ucapannya sudah dijawab.
"pria apa? oh saya tahu! pasti kamu mau teriak pria mesum?" ucap Cikoza yang berada di belakangnya.
"kok, Om ada disini?" ucap Viona yang kaget, ada Cikoza dibelakangnya.
"ini taman, siapa saja boleh berkunjung ditempat ini, pulanglah! anak gadis tidak baik malam-malam ada diluar, jika tidak mau bertemu orang mesum" ucap Cikoza pada Viona, menyuruh dia untuk pulang.
"terserah aku Om! jangan sok perhatian, dunia ini sudah sempit sekali, dimana-mana ada" ucap Viona yang kesal pada Cikoza, dengan sikapnya perhatian tidak seperti kemarin.
"mungkin itu pertanda jodoh? tapi, kamu bukan tipeku? kurasa hanya kebetulan saja" ucap Cikoza yang ingin tahu reaksi Viona.
"amit-amit gue berjodoh dengan Om, bisa-bisa" jawab viona belum selesai, sudah di potong oleh Cikoza.
"bisa-bisa minta terus! sampai nggak bisa berjalan, secara kualitas premium super unggul" seru Cikoza yang menggoda Viona.
Viona pergi meninggalkan Cikoza, dia takut kejadian siang tadi terulang lagi, mumpung dia menjadi pria baik-baik.
Mereka berpapasan, Cikoza melihat leher Viona yang bersih Putih, tidak sedikit pun ada tanda merah, secepat itukah hilang! pasti ada yang tidak beres.
Berjalan menyusul menuju mobil, Viona masuk Mobil, Cikoza dengan cepat masuk mobil, dia kaget sekali melihat pria yang dia benci ada di sebelahnya.
"mengapa bisa lehermu tidak ada bekas bibirku kemarin?" ucap Cikoza dengan jelas.
"karena leherku tidak suka bibir Om, jadi dia hilang dengan cepat, sekarang Om keluarlah dari mobil!" jawab Viona, tapi Cikoza tidak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments