08. Cafe A

Ulangan pun di mulai! cuman butuh waktu 20 menit, Viona sudah selesai mengerjakan soalnya pergi berlalu meninggalkan kelas, pergi berjalan kearah kantin.

"Viona! kok jam segini di kantin?" tanya Vino.

"kami ulangan pak Heri killer, gue udah Selesai! loh sendiri kenapa kok ada di sini?" jawab Viona.

"Bu Dewi nggak datang, jadi kosong kelas! gue keluar mau cari minum di kantin, mau ikut?" ucap Vino.

"boleh juga, yuk!" jawab Viona.

mereka berjalan menuju kantin, terkadang mereka tertawa, dilihat mereka seperti orang pacaran.

Ada Sepang mata mengawasi mereka dari jauh, siapa lagi kalau bukan Caca, dia hanya bisa melihat dari jauh! ada rasa iri melihat kedekatan mereka, ya mau gimana lagi! disini Caca yang salah, tidak pernah ungkapkan perasaannya.

"Caca! loh ngapain di sin!? oh... Vino, kalo cinta itu dekati dong! usaha dan ada juga perjuangan untuk mendapatkan, jangan cuma dilihat lalu loh amati dari kejauhan, itu namanya pengecut!" ucap Micel.

Micel menarik tangan Caca menuju kearah sahabatnya, dia ingin tahu seberapa berani Caca kalo dekat Vino.

"halo... bestie, asik banget ceritanya?" tanya Micel.

"kita lagi ngebayangin soal magang, jadi karyawan kantor gimana? seru kali yah, cerita seperti di novel!" ucap Viona.

"oh... gue kirain apa?" ucap Micel.

Micel yang sudah duduk samping Viona, Caca masih berdiri bingung mau duduk dimana? masak dia duduk samping Vino.

"Ca, ayo duduk di sini dekat gue!" ucap Vino, dia Manarik tangan Caca lalu di rangkul bahu, membuat wajahnya memerah, menahan resa detak jantung yang berdetak kencang.

Erik masuk keruangan Ciko untuk memberikan dokumen penting, dan berbagai berkas yang harus di tanda tangani.

Cikoza memberi isyarat letakan saja di atas meja! Erik yang sudah hapal sikapnya langsung letakan.

"nyokap loh datang ke rumah gue! mana marah-marah" ucap Erik.

"terus! intinya apa?" jawab Cikoza.

"cewek mana yang menaklukkan hati Loh? sampai-sampai di bawa pulang ke rumah" tanya Erik yang penuh rasa penasaran.

"itu bukan urusan loh!" jawab Cikoza.

"satu lagi, ini undangan dari Dion buat Tuan Cikoza Sadewa, hebat banget dia dapat istri cantik Solehah lagi kira-kira...." baru saja Erik mau bilang! Rahel masuk keruangan Ciko, berpakaian wanita berkelas yang menonjolkan buah latolato yang sangat besar.

Erik seakan memberikan isyarat pada Ciko tentang latolato, yang super montok! apa lagi, Garis alur yang terlihat nyata. Erik pergi keluar, dia telah memberikan waktu, untuk dua sejoli memadu kasih.

Rahel mendekati Cikoza, setelan Erik keluar. Dia mendekat ke arah Cikoza tampa aba-aba duduk di pangkuannya.

"Ciko, aku merindukannya!" ucap Rahel, menunjuk bibir Ciko ke arah bibirnya dan latolato miliknya.

"oh... benarkah?" jawab Cikoza.

Rahel yang lebih agresif, dia berdiri berbalik badan menarik Ciko ke sofa! Rahel yang memulai silat bibir, mereka dulu sering melakukan ini hampir setiap hari.

Ciko menikmati saja permainan Rahel, yang memang ahlinya dari dulu! tapi ada rasa yang beda, tak semanis Viona. Setiap adegan yang mereka lakukan dia selalu teringat Viona, Rahel menyodorkan latolato nya Ciko pun melahapnya. Jeritan penuh nikmat terus bergema di ruangannya.

Rahel yang sudah polos tampa selai benang pun menutupi badannya, dia mulai memegang milik Cikoza super premium di keluarkan dari sarangnya. Hisap seperti permen lollipop, keluar masuk dari bibirnya.

"Ciko, ayo lakukanlah! aku sudah tidak kuat menahannya lagi!!" pinta Rahel, siap untuk di terjang lubang buayanya.

Saat mendengar kata-kata itu, Ciko menghentikan aktivitas mereka secara tiba-tiba.

"tidak Rahel! aku tidak akan lakukan itu," ucap Ciko dengan tegas.

Ciko langsung merapikan pakaiannya yang berantakan, itu janji dirinya sendiri tidak akan pernah melakukan itu pada wanita manapun! sebelum menikah.

Sial, Ciko selalu tidak mau setiap dia ajak berhubungan. batin Rahel.

"lebih baik kamu pulang saja, jangan membuatku tergoda melakukan itu!" ucap Ciko, dengan wajah yang gelisah.

Sebenarnya Rahel ingin sekali marah pada Ciko, tapi dia harus sabar, untuk mendapatkan Ciko kembali seperti dulu. Meraih tas lalu pergi dengan wajah dengan wajah kecewa.

Rahel berpapasan dengan Erik, dengan rasa penasaran terlalu cepat mereka melakukannya, tidak seperti dulu.

"Bentar banget? memang paya nggak kuat! " ledek Erik pada sahabatnya, dia ingin tau reaksi Ciko.

"pikiran kotor, sekali-sekali di cuci bersih! gue cowok baik-baik yang selalu jaga kehormatan wanita, secara kualitas premium tidak bisa sembarang!!" jelas Ciko seakan dirinya masi suci, tidak ada niat kotor.

"oke, Sudahlah gue paham! oh... gue baru ingat, jam 2 loh harus ketemu klien di cafe, dia ingin ketemu loh langsung!" ucap Erik maksud tujuannya untuk datang kembali lagi.

sekarang sudah jam satu siang, membuat Ciko harus cepat datang, dia tidak ingin di tunggu.

Prinsipnya, lebih baik menunggu dari pada di tunggu, karena kenapa?

Menunggu itu membosankan, tapi memiliki keuntungan! bukankah begitu?

Viona pulang sekolah, ada pesan masuk "bestie, kita nongkrong di cafe A yuk! gue mau tanya tentang Cikoza?" pesan dari Micel.

Apa maksudnya Micel kirim pesan? kan sekarang mereka sebelahan, hanya dengan balas anggukan dari Viona. Meraka masuk mobil mereka masing-masing menuju arah yang berbeda.

sekarang Micel sudah sampai lebih duluan, Viona masuk mencari keberadaan Micel, ternyata dia ada di meja tepi no 12, Viona masih bingung tujuan sahabatnya ajak dia ke cafe yang belum pernah dia masuki, cafe yang sangat elegan.

Mereka memesan makanan terlebih dahulu, Micel yang langsung ke intinya.

"loh, kenapa bisa kenal Cikoza? kok bisa kalian lakukan itu?" tanya Micel dengan penasaran, yang dia pikirkan sejak di sekolah.

"hanya kebetulan, dan terjadi diluar dugaan gue!" jawaban bikin Micel tidak puas, dia tau betul siapa Cikoza.

"coba jelaskan kejadiannya! apa memang kebetulan?" Micel sangat ingin tahu detil, sehingga sempai melakukan sedalam itu! bukan hanya dileher namun dekat di dadanya pun banyak.

Viona menceritakan kejadian sebenarnya pada Micel, diapun jujur jika dia sebenarnya ada rasa kehilangan selam 2 hari tidak bertemu, mungkin itu hanya karena dia pernah melakukan itu pada Cikoza.

Micel sangat kaget banget, kejadian yang sangat sepele bisa mengakibatkan sedalam itu hubungan kalian, diapun menceritakan jika dia pernah sempat mendekati Cikoza dulu, karena dia pria idaman banget.

"oke, tapi kamu harus tau! sebenarnya dia sudah mempunyai kekasih, kabarnya sudah tunangan" ucap Micel, takut nanti Viona sudah jatuh cinta dengan Cikoza, dia tidak diingin hati Viona terluka.

Belum selesai Micel membicarakan Cikoza, orangnya tepat masuk kedalam cafe. Micel sudah melihat keberadaan Cikoza berjalan mendekat kearah meja mereka, dia juga tidak tau apa maksud kedatangan pria itu, ternyata dia duduk tepat didepan meja mereka, sepertinya dia menunggu teman bisnisnya.

Terpopuler

Comments

Nuhume

Nuhume

Suka bikin ank org baper nih si Vino

2023-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!