7. SALAP CINTA

"tumben, mama datang? ada hal penting apa?" tanya Cikoza yang tidak tahu tujuan kedatangan mamanya.

"mama dapat laporan, kamu telah membawa gadis tidur dalam rumah ini? jangan main-main dengan anak orang bujang lapuk" ucap mamanya.

mamanya sengaja memojokkan anaknya, selama ini sudah puluhan wanita yang di jodohkan dengannya, tidak satupun yang dia lirik.

"kami sudah putus, jadi tidak ada gunanya lagi" ucap Cikoza, memang kenyataannya seperti itu.

"dasar anak biadab! sudah di tidurin, kamu tinggalkan?" pekik mamanya, bola mata yang baru saja ingin keluar, mamanya marah dengan kelakuan anaknya.

"dia sendiri ma... yang putusin Ciko, entahlah apa kurangnya anakmu ini?" jawab Ciko dengan wajah yang melas sedih, minta kasihan dengan mamanya.

sekarang Ciko sadar! dia juga sedih kehilangan Viona, tapi hasratnya tidak bisa ditahan jika melihat Viona berpakaian menggoda.

"terserahlah! siapapun wanita itu, dari kelas mana kamu harus menikahinya! kamu tidak kasihan! dengan mamamu ini, yang sangat menginginkan seorang cucu." ucap mamanya.

"mama bersabarlah sebentar! anakmu yang tampan dan memilki kualitas super premium yang mempunyai kekayaan, pasti akan menemukan tempat yang cocok dan pas, mana mungkin aku ingin sendiri terus" bujuk Ciko pada mamanya.

mamanya tidak akan tinggal diam, dia akan mencari tau siapa wanita yang dia ajak anaknya tidur, sepanjang sejarah anaknya tidak pernah ajak satupun wanita untuk pulang kerumahnya, apalagi bermalam berduaan dikamar.

selesai bicara dengan mama, Cikoza beranjak naik ke atas ingin menenangkan pikirannya, tetap saja selalu kepikiran dua wanita yang menari-nari di kepalanya.

sekarang masih terniang saat bersama Viona dikamar, seakan tidak bisa dilupakan! dia tidak pernah melakukan hubungan dengan wanita manapun separah ini, kecuali sama pacarnya.

walaupun dia lama menjalin hubungan bersama Rahel, tapi tidak sedalam ini, matanya terpejam dan terbawah dalam alam mimpi.

Viona masih berkecamuk dengan pikirannya, ada rasa tidak rela saat bilang kata terakhirnya pada Cikoza, penyesalan yang menyelimuti hatinya.

Dia berguling-guling dan terus memukuli bantal, dia ingat kejadian semalam, membuat dia terbuai dan suara yang menjijikkan keluar dari mulutnya.

Setiap ingin memejamkan mata, dia terue terbayang wajah tampan Cikoza. Tidak aku harus fokus pada magangku nanti. batin Viona.

malam berlalu dan berganti pagi yang cerah, Viona mencari cara untuk menghilangkan tanda merah di lehernya.

Dia terus mengutuk Cikoza yang telah membuat ini semua!mencari keberadaan syal dalam lemari, akhirnya dapat juga, dipakaikan di leher bisa menutupi semuanya.

Turun kebawah makan sarapan seperti biasa rutinitas di pagi hari, Selesai langsung berangkat menuju sekolah tiba di parkiran sekolah, sahabatnya sudah menunggu ingin melihat apa yang terjadi dengannya malam kemarin.

"halo bestie, sepertinya keadaanmu tidak baik?" ucap Caca.

"ya 100 untukmu, tumben tungguin gue die parkiran? Rika mama?" tanya Viona.

"loh nggak liat chat grup?" jawab Micel.

"nggak! emang kenapa?" tanya Viona.

"Rika izin seminggu, dia ikut nyokop dan bokop katanya ada urusan keluarga ke Jerman seminggu" jelas Caca.

"kenapa kamu pakai syal? atau jangan-jangan?" tanya Micel.

sebenarnya Micel tahu apa yang ada di leher Viona, hanya saja dia tidak percaya 100% pada Caca menyangkut soal Viona.

"apa sih? yuk masuk! jangan pikiran kotor," ucap Viona.

Mereka masuk menuju kelas, di persimpangan antara kantin mereka berpapasan dengan dengan Cherry.

"kenapa loh, nakal juga! orang baik sok polos," ucap Cherry.

Viona diam dia tidak mau memperpanjang masalah, dia tau maksud ucapan Cherry, lebih baik menghindar dari pada mempermalukan dirinya sendiri.

Cherry berjalan mendekat, dia yakin bahwa dileher viona itu adalah bekas bercinta, di pegangnya leher Viona sekilas memang betul firasatnya.

"waw... fantastis, begitu liar ya kamu sekarang? bukankah Dion kekasihmu sebentar lagi menikah? sungguh murahan!" ejekan Cherry berbisik di telinga Viona.

Viona hanya mengepalkan tangannya, dan berbalik bisik.

"loh... jangan ikut campur urusan gue, atau kartu loh gue buka juga!" tegas Viona di telinga Cherry.

Viona berlalu, Cherry membeku menjadi patung, seakan tidak terima yang di ucapkan Viona padanya. persetan lihat saja nanti siapa yang malu setelan beredar Poto loh di bar. batin Cherry.

"ca, loh duluan aja ke kelasnya! gue dan Viona sepertinya mau ke toilet uda kebelet," ucapa Micel.

"oke, ingat jangan lama-lama pagi ini pak Heri killer!" pekik Caca.

Micel bergegas tarik tangan Viona ke toilet, dia tidak mau Viona malu dengan kepadanya saat ini, mereka masuk dalam toilet yang sama.

"loh yang kebelet? kenapa ajak gue dalam satu toilet?" tanya Viona yang masih bingung pada Micel.

Micel buka syal yang ada di leher Viona, saat melihat matanya pun terbelakang! dia pun tidak pernah separah ini? Viona malu banget saat Micel membuka syalnya.

dengan cepat Micel memberikan salap ke leher Viona sampai merata, dan akhirnya hilang seketika tanda merah di leher.

"ini salap cinta, jadi kamu bisa pakai salap ini kalo ada cowok bermain dilehermu!" tegas Micel.

Viona langsung memeluk Micel, dan meneteskan air mata, untung banget punya sahabat seperti Micel, selalu menutupi setiap dia berbuat salah, tapi dari hati yang paling dalam masih meragukan sahabatnya yang satu ini.

"Micel, terima kasih banget, sumpah loh selalu tolong gue!" ucap Viona dengan mata yang berkaca-kaca.

"ya gue tahu kok, semalam loh di ajak oleh tuan Cikoza Sadewa! ada hubungan apa loh sama pria dingin itu? loh tau nggak tempat itu miliknya, sepupu Caca hanya mengejar di sana"

jelas Micel.

Hampir bos besar Micel tau, bukan karena dia suka main bersama pria dewasa tapi dia termasuk orang kaya, melebihi kekayaan Viona, dia liar Karne orang tuanya yang jarang memperhatikannya itulah dia suka bermain sama orang dewasa.

"sudahlah, jangan bahas dia lagi! gue benci banget sama dia!" ucap Viona, ajak Micel keluar dari toilet.

"Jangan-jangan ini perbuatannya? tapi kok bisa? dia tidak pernah bermain sama wanita di sana!" ucap Micel.

"udah stop bahas dia, malas ingat dia!" ucap Viona.

Micel pun diam, ada wajah keseriusan di wajah sahabatnya, berjalan menuju kelas.

Tiba di kelas, gosip sudah menyebar! membuat anak di kelas berbisik tentang Poto Viona bersama pria Perut gendut duduk di depannya, melihat ekspresi viona tersenyum mempesona.

"Vio, anak-anak pada ngomongin loh sama om hidung belang! di leher itu tanda bibir Om itu" ucap Caca.

"loh percaya ucap mereka? tapi itu terserah loh dan hak mereka!" ucap Viona.

Caca terdiam jawaban dari Viona, tidak biasanya dia Judes, tak seharusnya gue ngomong seperti itu pada dia.

Pak Heri killer sudah masuk, "selamat pagi, hari ini kita ulangan mendadak! mau tidak mau suka tidak suka, harus mau dan suka! paham" tegas pak Heri.

"Viona alied, kenapa pakai syal? kamu tau saya tidak suka memakai aksesoris berlebihan!" ucap pak Heri.

"saya sakit pak, tapi jika bapak mau saya lepas saya lepaskan!" ucap Viona, dilepaskan syal di leher membuat anak di kelas pada terkejut, tidak ada apapun di leher Viona.

Terima kasih Micel, kamu memang sahabat terbaikku, suatu saat aku pasti bisa membalas semua kebaikanmu. batin viona yang tersenyum pada sahabatnya Micel.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Akhirnya kembali mampir kak. Semangka ya 🍉🍉
Aku akan ngider mampir lagi

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!