03. TIDUR BARANG

Viona bercermin merapikan pakaiannya! tak lupa memandangi wajahnya yang masih tetap terlihat cantik, gontai berjalan membuka pintu keluar ternyata pintunya terkunci, dia membalikan badan melihat pria yang membawanya ke ruangan itu duduk di tepi tempat tidur memainkan ponselnya.

"Om, kenapa kamu kunci? Bukankah urusan kita sudah selesai" ucap Viona dengan tatapan marah ke pada pria yang telah mempermainkannya.

Cikoza hanya melihat sekilas dan menatap ponselnya lagi, dia ingin lihat apa yang akan di lakukan gadis nakal ini.

Viona berjalan mendekat, ada rasa ragu dan takut salah dalam bertindak karena dalam ruangan hanya ada dua insan yang tidak seharusnya berada dalam ruangan yang sama.

"Om, mengapa kamu masih menahan ku?" pekik Viona wajah yang sendu, dia mendekati pria yang dingin tapi masih tetap ganteng.

Cikoza menyuruh gadis nakalnya mendekat! lalu duduk di atas tempat tidur tepat didepan dia. Hanya mengunakan tangan sebagai kata isyarat!

Viona berjalan mendekat lalu duduk di mana yang telah disuruh.

Cikoza memandang tatapan dengan lekat seakan ingin menerkam, "Kamu tidak boleh pulang sebelum celana dan baju kering" Ucapnya pada gadis nakalnya, dia berdiri dari tempatnya hanya menggunakan boxer. Betapa terkejutnya dia melihat bentuk celana yang dipakai Om mesum.

Dia langsung memejamkan matanya, tidak ingin melihat tubuh pria yang di depannya.

"Om kamu mesum sekali, bisakah tanpa harus berdiri dari tempat tidur?" Ucap Viona yang gugup dengan, mukanya memerah tapi sebenarnya dia suka melihatnya hanya saja gengsi, dalam batinnya OMG kamu Gaga sekali Om mesum perut seperti roti sobek.

"oh yah... Bukankah kamu sudah bisa bersama pria lain di luar sana" Ucap Cikoza, Dia mulai mendekat lalu maju mendekat.

Viona tegang dengan reaksi dari pria yang panggil Om didepannya, dia terus mundur dan mundur tepat diujung tempat tidur. Cikoza menind*h badan Viona, dia bisa merasakan detak jantung yang berdetak kencang.

"Om apa yang ker*s dalam celana?" Pekik Viona spontan.

Cikoza hanya menatap sinis pada gadis nakal didepannya, dia terus menguji seberapa tahan kamu gadis didepannya ini untuk tidak memintanya, secara miliknya kualitas super premium, siapa yang tidak menginginkannya! hanya saja dia yang tidak mau menyiramkannya pada sembarang tempat.

Gesekan badan sebagai pemanasan membuat viona rasa ingin kencing di celana, dengan badan panas dingin penuh keringat di dahinya.

"Om stop, stop aku mohon kita tidak saling kenal ini sudah keterlaluan" pekik Viona berusaha menghentikan tindakan yang di luar akal sehat.

Cikoza tidak ingin menghentikannya karena ada rasa yang berbeda dengan gadis ini, membuat benda pusaka kualitas premium ini bangun dengan sendirinya, padahal banyak wanita dengan sendirinya ingin menghiburnya tidak ada satupun dari mereka bisa membangunkannya.

"Aku tidak bisa, karena pusaka super junior ku sudah bangun dan Kamulah gadisku yang membangunkannya" bisik Cikoza membelai leher gadisnya, Viona yang sudah tidak tahan lagi dengan posisinya yang seakan ada yang aneh sebuah rasa geli manja. Dia ambil tindakan membalikan badan pria yang dia atasnya dengan hitungan satu detik saja.

"Om jangan seperti ini, bersikaplah sopan karena kamu juga terlahir dari seorang wanita!" ucap Viona yang posisi diatasi memegang tangan pria dibawahnya, lalu beranjak pergi.

Cikoza menarik tangan Viona seolah marah dengan yang di ucapkan Viona.

"Jangan sok suci, mana ada orang baik-baik berada di tempat seperti ini!!" ucapn Cikoza menatap sinis pada wanita yang sok suci didepannya.

Dia menarik tangan Viona yang baru saja bangkit dari tempat tidur jatuh tepat di atas pangkuannya, memeluk erat rasa ada kenyamanan saat memeluknya hilang semua rasa benci hingga sekarang dia tertidur lelap.

Viona diam saja, dia ingin melihat apa yang dilakukan pria itu padanya! pelukan sudah mulai merenggang badan Cikoza berlahan ambruk di kasur. Viona menoleh kebelakang dilihatnya pria yang di panggil Om sudah terlelap, memandangi wajah pria mesum didepannya betapa sempurna, tapi dia melihat ada rasa lelah di wajahnya.

Viona mengambil ponselnya, memberi tahu sahabatnya jika di sudah pulang kerumahnya bersama pria yang baru dia kenal.

Micel memberi tahu kepada Rika dan Caca jika Viona sudah pulang, mereka pun jadi tenang langsung pulang dengan kondisi masih terbawa suasana alam bawah sadar.

Berdering suara ponsel berasal di atas meja, membangunkan mereka, Viona merasa ada yang berat di atas perut dan pahanya saat membuka matanya melihat ada tangan di atas perut ingin dilepaskan mangkin erat saja.

"Om... Lepaskanlah tanganmu!" Pekik Viona, hingga Cikoza terbangun dari tidurnya.

"Ada apa? pagi-pagi sudah berisik" ucap Cikoza.

Telpon berhenti berbunyi dilihat ternyata mamanya menelpon, diletakkan lagi ponselnya. Berjalan menuju kamara mandi untuk membersihkan mukanya, keluar dari kamar mandi Viona membawa baju dan celana yang sudah kering.

"Om baju dan celana sudah kering, sebaiknya kita pulang saja!" ucap Viona pada Cikoza.

Mereka bersiap untuk keluar dari ruangan haram ini! Saat tiba di parkiran, Viona bingung mau pulang pakai apa? karena, tidak ada taksi uang pun tidak ada, bagaimana ada taksi ini tempat jauh dari jalan raya.

Sedangkan Cikoza Sudah berjalan menuju mobilnya, Viona berjalan dengan mencari keberadaan Cikoza.

"Om bolehkah aku ikut Om pulang? Karena saya tidak tidak ada taksi" Ucap Viona.

"Haruskah aku mengajak mu untuk pulang, gadis nakal?" Tanya Cikoza.

"Harus dong Om! Semua inikan karena kamu" Kata Viona.

Viona langsung masuk dalam mobil sport Lamborghini berwarna putih tanpa harus persetujuan dari pemilik mobil. Boleh juga mobilnya berati dia Bukanlah orang biasa, siapa sebenarnya kamu? Batin Viona.

Cikoza melajukan mobilnya, dalam mobil hanya ada kesunyian tanpa bergeming. Viona memberanikan diri bertanya.

"Om boleh aku nanya sesuatu padamu". Kata Viona. Hanya anggukan respon dari orang di sebelahnya yang berati ya.

"Om sudah beristri? Apa Om duda? Atau... masih bujangan?" Pertanyaan yang dilontarkan Viona pada Cikoza, membuat di mengerem mendadak.

"Untuk apa kamu tanya? Menurut mu saya bagaimana?" Cikoza yang bertanya balik.

"Saya berharap Om masih bujangan! dan menjadi pacar pura-pura Viona." Dia langsung ke inti dari tujuannya semalam.

Cikoza diam tidak menjawab pertanyaan Viona pun terdiam dan bergumam dalam hati, bodoh kamu Viona mengapa langsung bilang seperti itu, pasti dia mengira aku wanita murahan.

Viona berkelana didalam batin dan otaknya sekarang mereka sudah memasuki rumah yang mewah bahkan rumah saya tidak semewah ini.

"Om ini rumah siap? ini bukan rumahku seharusnya kamu tanya jalan ke rumah saya" ucap Viona dalam mobil.

"ayo cepat turunlah ini rumahku, bukankan kita sudah resmi berpacaran." jelas Cikoza.

"haruskah aku tinggal denganmu? saya ada rumah, bukankah saya ajak kamu pancaran hanyalah pura-pura, apa lagi aku masih sekolah." ucap Viona, jika mamanya tahu dia sekarang pasti marah banget.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Vi... Vi...
Mainnya jangan kejauhan nak

2023-04-27

0

Ayano

Ayano

Warning :
Adegan dengan visual 18++. Aku gak mo traveling kejauhan wak 😅

2023-04-27

0

Ayano

Ayano

😅😅😅
Trauma gak

2023-04-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!