BAB 18 : Kedatangan Neila

Kapala Alexander terasa pusing karena harus menyelesaikan beberapa pekerjaan di perusahaannya. Terlebih saat ini dia harus menerima kenyataan jika saat ini Nisha sedang hamil. Tak pernah sedikitpun terbayangkan oleh dirinya jika dia akan segera menjadi ayah. Sungguh Alexander belum siap. Untuk menghilangkan rasa yang badannya di kepalanya Alexander pun memutuskan untuk pergi ke cafe terdekat. Sepertinya dia harus mencari udara segar untuk menenangkan pikiran yang terlebih dahulu. Baru saja keluar dari lift ternyata dirinya sudah ditunggu oleh seseorang yang sejak tadi bersabar menunggu dirinya keluar.

"Sayang." Seorang wanita langsung menghambur ke dalam pelukan Alexander. Namun, dengan cepat Alexander segera mendorong kedua wanita itu untuk menjauh darinya.

"Neil, jaga sikapmu! Ini di kantor!" tegur Alexander yang merasa risih dengan sikap Neila.

Bibir wanita itu langsung mengerucut. Sudah hampir satu Minggu dirinya tidak bertemu dengan Alexander dan sekalinya bertemu Alexander menolak pelukan darinya.

"Ihh .. kamu kok gitu sih, Lex! Aku kan sangat merindukanmu! Lagian selama satu minggu ini kamu kemana aja sih. Di kantor nggak ada, di rumah juga nggak ada. Kan aku jadi khawatir, Lex! Mana nomer kamu enggak bisa dihubungi. Kamu ke mana aja sih?"

"Aku sedang sibuk. Mending kamu pulang aja!"

"Gak mau! Aku tuh udah nungguin kamu dari tadi dan sekarang kamu nyuruh aku pulang. Aku gak mau!" tegas Neila.

"Terserah kamu aja! Tapi jangan coba-coba untuk mengikutiku!" ancam Alexander.

Neila harus menelan kegagalannya untuk menemui sang tunangan karena saat ini Alexander sama sekali tidak peduli bahkan meninggalkan jadinya begitu saja.

"Alex!" teriak Neila dengan kuat. Alexander tetaplah Alexander yang tidak akan pernah peduli kepada Neila.

"Argh ... Alex sialan! Aku udah nungguin lama tapi akhirnya aku diabaikan!" umpat Neila yang memilih untuk meninggalkan perusahaan milik Alexander karena tidak akan ada artinya jika dia tetap menunggu Alexander untuk kembali. Jika Alexander sudah mengatakan jangan mengikuti, maka Neila pun tak berani untuk mengikuti pria itu. Neila masih punya sedikit rasa takut jika Alexander benar-benar sudah sangat marah.

Saat ini pikiran Alexander benar-benar sedang kacau ditambah lagi dengan kedatangan ibunya yang memaksa dirinya untuk menikahi Neila. Padahal dulu sebelum pertunangan itu terjadi Alexander sudah mengatakan jika dia tidak mau melakukan pertunangan itu, tetapi ibunya terus memaksa hingga akhirnya Alexander mengalah untuk menuruti permintaan ibunya karena saat itu Alexander sedang berada dalam keadaan terdesak.

Baru saja yang duduk di bangku cafe, Alexander sudah mendapatkan pesan dari madam Suri yang memberitahunya jika kemungkinan besar saat ini Nisha sedang hamil. Dan untuk memastikan apakah positif atau tidak, madam Suri meminta saat Alexander pulang untuk membawakan sebuah tes kehamilan beserta susu khusus ibu hamil, beserta vitamin untuk Nisha.

"Kenapa jadi ribet seperti ini sih! Wanita itu yang hamil, tapi kenapa aku yang harus direpotkan untuk mencari keperluannya. Dasar mengusahakan!"

Hampir 30 menit Alexander menghabiskan waktunya di dalam Cafe. Entah keputusan apa yang harus diambil olehnya. Sejak tadi Alexander dalam menemukan jawaban atas apa yang sedang mengganggu pikirannya.

"Apakah aku harus bertanggung jawab untuk menikahi wanita itu? Tidak! Aku tidak bisa menikah dengannya karena itu hanya akan membuat keselamatannya terancam. Tapi bagaimana saat dia melahirkan anak tanpa suami, sementara aku adalah penanam bibit itu. Argh ... kenapa disaat seperti ini wanita tua itu memintaku untuk menikahi wanita penggoda itu! Apakah semua wanita itu sama. Sama-sama murahan?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***