menghadapi ceramah sang ibu

Di tempat lain, saat ini Arini dan Aldo baru tiba di rumah besar keluar Marcos.

" Assalamualaikum " sapa keduanya yang langsung masuk kedalam rumah itu.

" Walaikum salam, Arini kamu dari mana saja nak, kami semua bingung mencari mu ?" sahut wanita paruh baya yang paling berkuasa di rumah itu dan dia adalah Winda ibu negara di rumah itu.

" Biasa Mba, habis ketemuan lagi tuh dengan anak Doraemon " bukan Rini yang menjawab tetapi Aldo yang juga sama-sama baru masuk.

Sedangkan Arini hanya diam saja sambil mempersiapkan telinganya mendengarkan ceramah dari ibu negara itu.

" Apa, jadi kamu tidak ada di rumah pergi menemui anak si Doraemon itu lagi. Arini... Berapa kali mamah bilang, putuskan hubungan mu dengan anak dari Doraemon itu, apa sih bagusnya sampai kamu tetap mempertahankan hubungan dengan anak itu haah... " kata Winda dengan kerasnya sehingga suaranya memenuhi ruangan itu bahkan sampai Rini menutup telinganya karena saking kerasnya suara sang ibu.

" Rini sangat mencintai ka Dion mah, kalau sampai Rini tidak jodoh dengan ka Dion, Rini tidak akan mau menikah dengan siapa pun " sahut Rini

PLAK

" Shiiiith... Kenapa mamah menampar Arini " tanya Arini sambil meringis kesakitan karena pipinya di tampar sang ibu.

" Makanya kalau ngomong jangan sembarang, memangnya tidak ada lagi laki - laki lagi di dunia ini sampai - sampai kamu tidak mau dengan yang lain selain sama anak Doraemon itu haah. Pikirkan lagi nak, coba kamu bayangkan kalau kamu memang jadi dengan anak itu, bagaimana nanti nasib hidupmu yang harus menghadapi mertua super cerewet itu, apalagi keluarganya semua tidak menyukaimu. Mamah tidak bisa bayangkan bagaimana kehidupan kamu Nanti kalau memang berjodoh dengan anak itu ." kata Winda yang masih marah mendengar Rini mengatakannya

" Benar Rini, percuma kamu mempertahankan hubungan mu dengan dodon itu, karena pada akhirnya tidak akan bahagia juga kalau terus menghadapi mertua yang cerewet begitu " kata Aldo

Mendengar itu Arini langsung terdiam dan tidak tahu harus berkata apa, meskipun di hati Arini membenarkan apa yang di katakan oleh ibu dan pamannya, tapi perasaan cintanya menepis segalanya.

" Pokoknya mamah tidak mau tahu, putuskan hubungan mu dengan anak itu, kalau tidak jangan salahkan kami kalau terjadi sesuatu dengan hidupmu jika kamu meneruskannya " kata Winda dengan tegasnya.

" Ada apa ini, kenapa ribut lagi sampai tidak ada yang menyadari papah pulang ?" tanya Marco yang baru saja tiba dan langsung di sambut dengan keributan di rumahnya.

" Eh papah sudah pulang, maaf pah mamah tidak menyadarinya. Ini nih seperti biasa punya anak susah banget untuk di kasih tahu, sudah berapa kali mamah bilang jangan berhubungan lagi dengan anak Doraemon itu, masih saja tidak ada yang lain apa, huh... Sebal mamah sama nih anak " jawab Winda dengan muka kesalnya mengadu pada sang suami yang baru pulang kerja.

" Ya sudah biarkan saja dia mah, mau bagaimana lagi kalau anaknya tidak bisa di kasih tahu begitu, kita sebagai orang tua hanya bisa mengingatkan selebihnya biarkan dia yang memilih dan menjalaninya " kata Marco yang juga tidak tahu lagi bagaimana menghadapi putri sulungnya itu yang sangat keras kepala dengan keinginannya.

" Nah papah lebih bijak nih, daripada mamah main tampar saja, ya sudah Rini ke kamar dulu permisi " kata Arini yang langsung menuju kamarnya begitu saja tanpa memperdulikan lagi.

" Huh dasar anak, susah banget sih di aturnya. " gumam Winda sambil membuang nafas beratnya menghadapi sang putri.

" Ya sudah sabar mah " kata Marco menenangkan sang istri.

" Assalamualaikum... " salam seseorang dengan kerasnya yang baru saja datang dan sukses membuat mereka bertiga sangat terkejut.

" Astaghfirullah... Walaikum salam" kata mereka saking terkejutnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***