TLE 6

Di belahan utara tanah Zoeearth, tempat di mana tak akan ada kicauan burung merdu di pagi hari, manusia dan hewan hidup berdampingan di sana. Ini memang terlihat seperti hewan telah mendominasi tempat itu, tetapi yang sebenarnya terjadi manusia dan hewan adalah satu kesatuan. Mereka adalah penampakan di mana kau dapat melihat dua jenis makhluk dalam satu tubuh. Tampak manusiawi di suatu waktu, tetapi ganas dan menakutkan di waktu lain. Transfigurasi adalah keahlian mereka yang dapat kau lihat, tetapi sama halnya dengan para penyihir yang penuh dengan magis, mereka juga memiliki keistimewaannya sendiri. Merekalah yang disebut Agrios, klan binatang buas.

Tempat mereka teridentifikasi sebagai tanah yang tidak ramah. Alih-alih suara jangkrik, di malam yang hening seseorang mungkin akan lebih sering menemukan suara lolongan atau geraman. Belantara adalah ciri khas mereka. Namun, waktu telah mengubah banyak hal. Buas masih menjadi sifat mereka, tetapi naluri manusiawi juga sudah mendominasi. Sehingga alih-alih hutan rimba, kalian akan melihat bangunan dengan atap layaknya rumah hunian di sana. Tanah Elwood adalah saksi perjalanan hidup mereka.

"Kenapa sangat gelap? Hei setidaknya nyalakan lampu minyaknya!"

Seseorang itu baru saja memekik. Keadaan ruangan yang gelap membuat ia harus merelakan lututnya terbentur benda padat.

Ia mengumpat. "Anak itu masih kekurangan tata krama untuk menginap di rumah orang lain ... ah lututuku!"

Seseorang yang diam sejak tadi mendengar suara tinggi itu, tetapi ia tetap bergeming menatap kosong pada kegelapan. Sosok itu berbaring di atas dipan tanpa alas. Lututnya ia tekuk sedang tangannya bersedekap. Di permukaan kayu itu, keringat yang menetes dari pelipisnya meninggalkan jejak hingga beberapa titik. Ia mengabaikan semuanya bahkan tidak memperbaiki anak rambut yang menutupi sebelah matanya.

"Apa dia belum pulang?" Yang berbicara ini sepertinya adalah sang pemilik rumah. Tangannya begitu lihai saat bergerak menelusuri rak kayu yang menempel di dinding. Begitu tangannya menemukan dua benda padat, ia langsung menggesek keduanya hingga nyala api tercipta yang langsung ia arahkan pada sebuah lampu minyak yang menggantung.

Penglihatannya baru saja menyesuaikan dengan adanya cahaya ketika ia berbalik dan menemukan orang lain meringkuk di atas dipan. Itu terlalu tiba-tiba sehingga rasa syok segera menyerang.

"Astaga kaget aku! Sejak kapan kau di sana?"

Sosok yang ditanya hanya menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali pada posisinya. Raut wajahnya tampak malas.

Melupakan rasa sakitnya, pria berambut cepak-hitam itu berjalan mendekat. Ia kembali bersuara. "Kau benar-benar ke Troas kemarin?"

Masih tidak ada jawaban.

Pria yang bertanya menarik sebuah kursi rotan dan duduk bersandar di dinding.

"Apa yang kau cari di sana?" tanyanya lagi.

"Kau bisa diam?" Sosok yang berbaring akhirnya menjawab.

Benar-benar balasan yang tidak disangka-sangka. Seperti biasa terdengar tenang dan tak tersentuh, tetapi pihak yang mendengar malah menangkap sesuatu yang lain.

"Hei ... ada apa dengan suaramu? Gerald, kau sakit?"

"Jangan berlebihan, Sean." Peringatan itu sudah jatuh, tetapi pria yang dipanggil Sean tetap tidak berhenti. Ia beranjak dari kursi dan pergi meletakkan telapak tangannya di pelipis pria yang berbaring. Tiba-tiba ia tertawa keras.

"Hahaha! kau demam?" Gerald menyingkirkan tangan Sean dan tetap diam. Ia sama sekali tidak berminat menjawab pertanyaan itu.

"Kau melakukan perjalanan dari Troas ke Elwood dan sekarang aku menemukanmu sakit?" Sean berkata di sela tawanya.

"Hei! Apa yang terjadi dengan reinkarnasi dari Aplha Samuel kita? Sejak kapan kau jadi sering sakit?"

Gerald sangat benci tiap kali temannya ini menyebut sesuatu tentang reinkarnasi. Hal ini hanya membuat denyut di kepalanya semakin terasa.

"Tidak, tidak, kau tidak mudah sakit hanya karena lelah."

Sean memikirkan jawabannya sendiri. Setelah terdiam sesaat ia kembali terbahak saat mengingat sesuatu. Ia lantas bertanya,  "Siapa yang membuatmu terkejut?" Kali ini tatapannya sedikit genit. "Apa itu seorang wanita?"

Ekspresinya tampak dibuat-buat seolah seorang profesional. "Oh ini butuh pemeriksaan lebih lanjut."  Setelah mengatakan itu, Sean kembali meletakkan tangannya di pelipis Gerald untuk mendeteksi suhu tubuhnya. Ekspresinya serius saat ia mulai menebak-nebak. "Panas ini ... auranya sedikit berbeda. Tunggu sebentar, aku harus merasakannya sekali lagi."

Gerald sedikit terganggu dengan itu. Namun, ia langsung menyesal saat mendengar ucapan Sean berikutnya.

"Benar, tidak salah lagi. Ini karena seorang wanita. Apa yang dia perbuat sampai kau sangat terkejut? Reinkarnasi Alpha kita ini sangat lemah!"

Gerald menyentak tangan itu dengan keras. Ia mengabaikan semuanya dan langsung menutup mata. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa kesal.

Kau terus mengataiku reinkarnasi seorang Alpha, tetapi seseorang baru saja menyebutku kucing!

...🪄🪄🪄...

Mentari baru saja menanggalkan posisinya di langit, meninggalkan jejak cahaya yang mampu memberi terang tanpa sedikit pun sengatan rasa panas. Ini adalah saat yang tepat untuk menghabiskan waktu dengan bersantai atau berjalan-jalan di luar. Pemaparan yang sangat tepat andai disandingkan dengan gadis-gadis rumahan yang menjunjung tinggi keperfeksionisan sebuah penampilan. Namun, tidak untuk  Camelia yang terbiasa berlatih dua belas jam tanpa istirahat tidak kenal terik ataupun hujan. Hanya saja, semua itu akan menjadi pengecualian jika ia sedang bersama Lea, si 'gadis' wizard, teman masa kecil yang sampai saat ini belum juga menua. Tadinya ia memang akan ke rumah Lea. Namun, karena tidak sengaja bertemu di jalan mau tidak mau Camelia terpaksa mengekor.

Kedua wanita itu sedang menyusuri pusat perbelanjaan di kompleks umum. Hanya sebuah pasar kecil berisi stan-stan jualan yang berjejer di sepanjang jalan. Termasuk pasar harian yang memang menjual keperluan sehari-hari baik itu sandang maupun pangan. Ada juga printilan-printilan kecil seperti aksesoris ataupun souvernir. Pemilik lapak pun beragam, ada amagine juga para wizard, kedua ras sudah terbiasa berbaur.

Ciri khas dari area ini yang dapat diingat, tumbuhan yang hidup di area ini memiliki warna yang unik. Jika di Pyrgos tak akan ditemukan warna hijau, maka di sini satu buah pohon dapat memiliki tiga warna daun sekaligus. Seperti pohon sebelumnya yang berada di ujung jalan, hanya daun bagian tengah hingga pucuk yang berwarna hijau sementara bagian bawah diisi daun dengan  perpaduan warna antara merah dan kuning.

Ini hal lumrah yang dapat ditemukan di Tanah Zoeearth. Wilayah-wilayah yang dihuni para penyihir—baik para wizard maupun alkemis— membawa perubahan biologis pada tumbuhan sekitar. Sebagian orang memakai cara ini untuk menandai berapa perbandingan populasi amagine dan penyihir yang hidup di sebuah tempat. Tidak tahu pasti penyebab perubahan ini, tetapi seorang filsuf terdahulu pernah menebak jika perubahan yang ada diakibatkan oleh tumbuhan itu sendiri. Proses asimilasi pada tumbuhan cenderung mengambil molekul buangan dari makhluk sekitar. Molekul buangan yang berasal dari tubuh penyihir bercampur dengan energi spiritual yang ikut keluar. Terpapar energi sihir selalu jelas akan memiliki dampak. Sama halnya dengan itu tidak terkecuali para amagine, mereka memiliki usia lebih panjang sebagai dampaknya. Bukan menjadi abadi dan bisa hidup lama, hanya proses penuaan yang sedikit melambat.

"Kenapa kau ingin menginap di rumahku? Tumben sekali." Lea sedang memilah jejeran jepit rambut sutra ketika Camelia tiba-tiba saja mengatakan ingin tidur bersamanya malam ini. Mereka memang dekat, tetapi tidak sampai pada tahap menginap. Jadi Lea jelas akan mempertanyakan alasannya.

"Anggap saja sedang melarikan diri sesaat." Camelia menjawab ambigu sementara pandangannya sedang menilai sesuatu di stan seberang.

Bibir Lea mengerucut mendengar ini. Namun, pikirannya langsung teralihkan saat menemukan jepit rambut yang ia sukai. Ia meletakkan jempit rambut itu dengan tangannya di kepala dan dengan antusias meminta pendapat Camelia.

"Bagaimana, apa ini bagus?"

Camelia belum menoleh saat menjawab "ya, sangat bagus" secara asal yang langsung mendapat hadiah pukulan di lengannya.

"Hiss! Setidaknya lihat aku sebelum kau menjawab."

Camelia lantas menoleh, tetapi langsung kehilangan minat melihat warna kontras yang ada di rambut temannya. "Siapa yang akan memakai warna seterang itu di tubuhnya? Kau ingin sengaja menarik perhatian?"

Lea tidak menganggap ini salah sebelumnya, tetapi kini langsung merasa ragu. "Bukannya warna oranye sangat bagus?" Suaranya perlahan mengecil saat mengatakan kalimat berikutnya. "Kalau bisa menarik perhatiannya, akan tetap aku pakai."

"Ganti saja."

Ekspresi Lea yang tampak sedih berubah kembali saat mulai memilah lagi. Ia mengingat obrolan mereka sebelumnya. "Kau bilang tadi kau kabur? Bukannya katamu kau baru saja menyelesaikan tugas yang kau sebut 'menggugurkan kewajiban pada seorang teman'? Bukannya itu bagus. Kenapa malah melarikan diri?"

"Yah, aku baru saja menghadiahi sebuah obat wajah dan sebuah cermin untuk temanku, tapi aku belum tahu dia akan senang atau tidak. Jadi aku memutuskan untuk kabur saja."

Lea sudah menemukan pilihan jempit rambut, tetapi entah kenapa ia kehilangan minat untuk menanyakan pendapat Camelia. Jadi ia langsung menyimpan itu dan membayar. Balasan Camelia sebelumnya sedikit menganggu. Ia bergumam, "Aku baru tau ada orang yang diberi hadiah malah marah sampai-sampai kau harus pergi dari hadapannya. "

Camelia yang masih mendengar hanya  mengangkat bahu, ia terus mengekor saat Lea beranjak pergi. Senyuman di wajahnya mengembang saat ia berkata, "Entahlah, temanku memang sedikit unik."

Keduanya tidak lagi berhenti hanya terus berjalan dan melihat-lihat. Jalanan ini diisi banyak pengunjung yang lalu-lalang, tetapi tidak sampai sesak. Itu baru beberapa detik lalu ketika dua wanita itu tiba-tiba saja terhimpit karena orang-orang mulai menepi ke pinggir. Ketika melihat celah sedikit di depan, Camelia segera menarik Lea untuk bebas dari sana.

"Ada apa dengan orang-orang ini?" Lea menggerutu memperbaiki tuniknya yang kusut. Ia juga mengecek rambutnya khawatir ada bagian yang berantakan.

"Dia penyebabnya."

Lea mendongak untuk melihat ke mana arah pandang Camelia dan menemukan sebuah kereta berjalan mendekat yang diikuti empat orang pejalan kaki. Empat orang yang sepertinya adalah pengawal ini rata-rata berbadan kekar. Tampilannya semakin mengintimidasi karena tak satu pun dari mereka mengenakan atasan. Hanya dengan melihat semua orang sepertinya sudah dapat menebak siapa rombongan yang baru tiba ini.

"Klan Agrios?" Camelia menaikan sebelah alisnya. Intonasinya terdengar bertanya, tetapi hatinya sudah lebih dulu mengiyakan.

"Rombongan Tuan Tirian."

Camelia melirik sebentar pada Lea sebelum kembali memandang pada kereta yang mendekat. "Aku tidak mengenalnya."

Lea menarik lengan Camelia saat kereta melintas tepat di depan mereka. Lea menjawab, "Dia salah satu orang penting di Klan Agrios. Wajar kau tidak mengenalnya dia memang jarang meninggalkan Elwood."

"Apa jabatannya?" Camelia belum mengalihkan pandangannya.

"Jabatan?"

Camelia akhirnya menoleh. "Katamu dia orang penting."

Lea mendekat saat volume suaranya mulai mengecil. "Bukan itu maksudku, dia orang paling kaya di Elwood."

Ekspresi mencibir langsung terpampang di wajah Camelia. Kali ini ia memandang kereta itu dengan tatapan remeh.

"Pantas saja. Beberapa kali aku melihat Tuan Kenan berkunjung ke Troas dan dia hanya menunggang kuda sendirian. Pemimpin klan mereka saja bisa semenawan itu. Tapi orang ini ... orang kaya memang payah! Aku curiga wujud asli orang ini pasti lebih rendah dari kucing waktu itu."

Pegangan pada lengan Camelia mengencang. Lea amat terkejut mendengar komentar Camelia yang sangat tidak ramah.  Lea tidak mengerti tentang kucing yang ia sebutkan, tetapi mereka akan mendapat masalah jika omongan Camelia ini tersebar.

"Jaga bicaramu, Tuan Kenan saja hormat dengan Tuan Tirian."

Camelia hanya menghiraukan, ia bergumam, "Apa wujud asli paling lemah dari Klan Agrios? Aku rasa wujud asli orang ini seekor kelinci!"

Terpopuler

Comments

Meymei

Meymei

suka sama penggambaran.. semangat kak

2023-04-26

0

Yayasahja

Yayasahja

🤣🤣

2023-03-31

0

Little Dream

Little Dream

Please banget Camelia, Gerald bukan Kucing. Lagi sakit noh kucingnya wei😅

2023-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!