King Amman Orghlast

"Mereka itu adalah ghullian... Makhluk bayangan.." imbuh Ao memperjelas jawabannya tadi.

"??!!!"

Selanjutnya Ao dan Tiara pun kini menatap nanar pada dua bayangan yang kembali mewujud dalam bentuk manusianya tadi.

Dalam hatinya Tiara merasa yakin, kalau saat ini ia memang sedang bermimpi. Mimpi yang sangat-sangat buruk!

"Ghu..ghullian..? makhluk bayangan??!"

Tiara masih mencerna jawaban dan penjelasan yang diberikan oleh Ao. Namun belum selesai ia berpikir, suara Bhol tahu-tahu telah berada dalam jarak yang dekat kembali dengan mereka.

Tiara pun sontak menoleh ke belakang Ao dan terkejut. Begitu juga dengan Ao yang langsung berdiri menyamping sehingga kini ia bisa melihat keberadaan Army Bhol. Ia mendapati Army Bhol yang memang telah berada di belakang nya entah sejak kapan.

'Bagaimana bisa Bapak itu menyusul ke sini dalam waktu yang ringkas? Apa itu berarti Bapak ini juga bukan manusia?!' Tiara sibuk menduga tanpa suara.

"Bagaimana Nona? Apa kau terkejut dengan wujud kami yang sebenarnya? Lalu apa kau akan terkejut juga bila kau melihat rupa.."

"Bhol! Diam atau aku akan benar-benar menarik lidah mu keluar sekarang juga!" Gertak Ao penuh ancaman.

Army Bhol langsung berhenti bicara. Namun dilihat dari pandangan mata nya yang penuh arti. Tiara langsung paham apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh lelaki tua itu.

Seketika pandangan Tiara pun menoleh ke wajah lelaki yang hingga kini masih menggendong nya dengan begitu erat.

Diamatinya wajah Ao Lekat-lekat, sehingga Tiara bisa menilai setiap jengkal dalam profil Ao yang bisa menyanggah sebuah asumsi yang mulai mengganggu pikiran gadis itu saat ini.

'Apa maksud Bapak itu, Ao juga..bukan..manusia..??' Tiara menduga dalam hati.

"Ao.. Bisa kamu turunkan aku sekarang juga..?" pinta Tiara begitu tiba-tiba.

Tiara lalu merasa pegangan tangan Ao pada tubuh nya malah kian mengerat.

"Tunggu lah sebentar lagi, Ra.." sahut Ao, menolak permintaan Tiara.

"Aku mau turun sekarang juga, O.. ku mohon..?" pinta Tiara. Kali ini nada suara nya terdengar seperti hendak menangis.

Ao pun langsung menoleh ke wajah Tiara. Dan ia tertegun manakala ia mendapati Tiara yang tampak seperti sedang menahan tangis.

Ao pun merasa getir jadinya. Dengan perlahan ia menurunkan Tiara hingga gadis itu berdiri di atas kakinya sendiri lagi.

Setelah turun dari gendongan Ao, Tiara langsung mundur beberapa langkah darinya. Namun langkahnya tertahan manakala pergelangan tangannya masih dipegang oleh Ao.

Tiara lalu melihat kedua tangan mereka yang bersisian.

'Hitam..ku pikir kami hanya berbeda kulit saja.. Ku pikir kami hanya berbeda status saja.. ku pikir kami hanya berbeda tempat tinggal saja.. Tapi.. benarkah bahwa Ao juga bukan manusia seperti mereka?' Berbagai macam pikiran terus berkecamuk di benak Tiara. Hingga inderanya mendengar suara Ao memanggilnya.

"..Ara.. Tiara..?"

Fokus Tiara pun kembali ke wajah Ao. Dan kemudian, tanpa sadar ia langsung menyuarakan pertanyaan yang ada di benaknya kepada lelaki di hadapannya itu.

"Ao...Apa kamu juga sama seperti mereka..? Apa..kamu juga bukan manusia..?" tanya Tiara dengan suara pelan hampir tak terdengar.

Sejenak keadaan menjadi hening. Hanya bunyi desau angin yang terdengar bergemuruh di telinga siapapun yang masih ada di area perbukitan itu.

Tiara lalu melihat mulut Ao terbuka seperti hendak berkata-kata. Namun belum sempat suara keluar dari mulut pemuda itu, ketika secara tiba-tiba dua bayangan hitam melesat cepat muncul di kedua sisi Ao.

Pada mulanya Tiara merasa ngeri. Namun begitu dua bayangan hitam itu mewujud menjadi San dan juga Flo, ketakutan itu lalu berubah jadi rasa terkejut.

'San dan Flo ternyata juga bukan manusia! Mereka juga adalah makhluk ghullian!' Pekik Tiara dalam hati.

"Maafkan kami. Tuan. Kami datang terlambat ke sisi Tuan ku. Ada hambatan di bawah sana. Army Bhol membawa cukup banyak abdi nya ke tempat ini ternyata," lapor San kepada Ao.

Tiara mengamati dengan keterkejutan yang tak berubah sedari tadi. Bagaimana sikap San dan Flo berubah jauh dari sikap mereka yang biasanya kepada pemuda itu.

Pandangan Ao masih tak bergeser dari wajah Tiara, ketika ia menyahuti ucapan San kemudian.

"Tak apa-apa. Apa kau terluka, San?" tanya Ao.

Saat itulah Tiara kembali mengamati penampilan San dan juga Flo. Terdapat beberapa luka sayatan memanjang di bagian lengan baju dan juga celana yang mereka kenakan. Dan dari luka itu terlihat rembesan darah yang cukup banyak.

Tiara terhenyak kaget dan refleks melangkah maju dan meraih tangan Flo.

"Flo.. kamu berdarah! Apa yang terjadi?" tanya Tiara perhatian.

Sejenak, kenyataan tentang identitas asli San dan Flo terlempar jauh dari pikiran Tiara. Melihat Flo yang terluka, Tiara langsung saja khawatir pada teman masa kecilnya itu.

Bagaimanapun juga, Tiara sungguh-sungguh menganggap Flo sebagai sahabatnya. Karena Ao, San dan Flo adalah orang pertama yang telah menolong Tiara saat ia dibully oleh teman-teman di sekolahnya dulu.

Tiara memang baru mengenal ketiga teman kulit hitamnya tak lama. Hanya sekitar dua mingguan saja hingga mereka tiba-tiba pergi tanpa kabar. Namun kebaikan ketiganya kala pembullyan yang dialami oleh Tiara akan selalu terkenang di benak gadis itu.

"Tunggu sebentar! Aku membawa alat P3K di tas ku. Ah! Tapi tas ku ada di puncak bukit sana!" seru Tiara yang baru teringat kalau ia telah meninggalkan tas beserta isinya saat pelariannya tadi.

"Tunggu sebentar. Aku akan mengambilnya lagi!"

Baru juga Tiara hendak melangkah menaiki bukit kembali. Ketika secara tiba-tiba, dua bayangan hitam melesat dan hendak melingkupi dirinya.

Selama beberapa detik Tiara tak tahu apa yang terjadi. Karena pandangannya tiba-tiba menggelap karena tertutupi oleh sesuatu berbentuk perisai melengkung yang seperti melindunginya dari sesuatu.

Tiara hampir terhuyung mundur. Jika saja tak ada tangan Flo yang menahan nya dari belakang.

"F..flo..?! A..apa itu?!" tanya Tiara sambil menatap lebar selubung gelap yang menutupi pandangannya ke sekitar. Hanya tersisa sedikit celah saja di bagian bawah selubung perisai ini, namun hanya sejumput rumput saja yang bisa dilihat oleh Tiara darinya.

"Hh.. ini adalah perisai bayangan milik Tuan Ao.. Tiara.. maafkan kami karena telah berbohong tentang identitas kami yang sebenarnya. Tapi kamu harus percaya kalau aku, San dan juga Tuan kami, King Amman tak memiliki maksud jahat terhadap mu sama sekali.. Ku mohon, percayalah pada ucapan ku ini, Ra.. Untuk hal detailnya, ku rasa Tuan kami ingin menjelaskannya sendiri kepadamu, nanti. Jadi, Tolong beri waktu kepadanya, ya, Ra?" pinta Flo begitu mengiba.

Tiara tercengang kembali usai mendengar pernyataan Flo barusan.

"Si..siapa tadi nama yang kamu panggil untuk Ao..? King Amman?" tanya Tiara kemudian dengan terbata-bata.

"..Nama Ao sebenarnya adalah King Amman Orghlast. Dia adalah pewaris tahta kerajaan Ghullian berikutnya," terang Flo memberitahu identitas Ao sebenarnya kepada Tiara.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!