Bukan Manusia

"Di sini kau rupanya, Yang Mulia.. Aku tak menyangka akan melihat mu duduk santai di atas bukit yang sepi ini.. berduaan dengan seorang wanita.. lebih tepatnya lagi adalah wanita dari golongan manusia.."

Suara sapaan lelaki yang tiba-tiba saja muncul di belakang Tiara itu sontak mengejutkan Ao dan juga Tiara.

Dalam sekejap, Ao langsung menarik Tiara hingga gadis itu kini berada di belakangnya. Sementara Ao memandang sengit ke arah tamu lelaki yang tak diundang itu.

"Kau..?!!" Ao melayangkan pandangannya ke belakang lelaki itu. Dan tersentak kaget saat dua lelaki lain muncul di belakang lelaki pertama. Ia menyadari, kalau ia dan Tiara telah terkepung saat ini.

"Aku tak menyangka sama sekali ternyata kau memiliki ketertarikan dengan seorang manusia. Apa itu berarti niatan mu melamar putri ku adalah untuk menutupi rahasia besar mu ini, Yang Mulia..?" tanya lelaki yang baru saja datang tadi. Dan ia tak lain dan tak bukan adalah Army Bhol, Sang penasihat sekaligus jenderal yang terkenal.

"Ya..Yang Mulia? melamar..?"

Tiba-tiba saja Tiara memotong percakapan antara Ao dan juga Army Bhol. Gadis itu tak mengerti sama sekali dnegan apa yang dikatakan oleh lelaki paruh baya yang baru saja datang itu.

Karena itulah Tiara lalu berjalan ke samping Ao dan bertanya langsung tepat ke hadapan pemuda itu.

"Ao.. apa maksud Bapak ini? kamu melamar putrinya? dan.. dan.. Panggilan Yang Mulia itu.. bukankah biasanya hanya diucapkan terhadap raja-raja atau pangeran kan? Memangnya kamu seorang pangeran?" tanya Tiara dengan wajah yang sangat kebingungan.

"Tiara.. berdirilah di belakang ku terlebih dahulu. Aku janji akan menjelaskan segalanya padamu nanti!" janji Ao yang berusaha menarik Tiara agar berdiri di belakangnya kembali.

Akan tetapi Tiara langsung menghindari sentuhan Ao. Ia seketika melangkah mundur menjauhi pemuda itu.

Setelahnya, Tiara melirik sekilas ke arah lelaki tua dan dua temannya berdiri. Kemudian mengembalikan tatapannya kembali ke wajah Ao.

"Kalau begitu, sebaiknya aku pergi saja dulu. Aku akan meninggalkan mu berbincang dengan Bapak ini. Terima kasih untuk hari ini.." Pamit Tiara yang hendak langsung berbalik meninggalkan semua yang berada di puncak bukit sana.

Akan tetapi, ucapan lelaki tua yang baru saja datang tadi menghentikan langkah Tiara seketika.

"Ck..ck..ck.. wanita yang cukup sopan rupanya kau ini, Nona.. Tapi sayangnya, aku yak bisa membiarkan mu pergi begitu saja. Bukankah akan lebih menyenangkan jika kau bisa menyadari dengan siapa kau berhubungan selama ini? Apa kau tahu kalau sebenarnya lelaki yang kau kenal dekat itu bukanlah.."

"BHOL!! Diam atau aku akan menarik lidah mu keluar!!" Ancam Ao terdengar bersungguh-sungfuh.

Tiara tersentak kaget. Ia melihat baik-baik wajah Ao saat ini. Tak pernah walau sekalipun juga ia menyaksikan Ao marah. Namun saat ini, ketika Tiara menyaksikan Ao yang benar-benar sedang sangat marah. Bahkan Tiara cukup yakin kalau Ao menyimpan rasa benci terhadap lelaki yang tadi dipanggilnya dnegan nama Bhol.

Merasa bingung, namun tetap berusaha tenang, Tiara pun lalu menyahuti ucapan Army Bhol.

"Maaf, Pak. Jika memang Anda perlu bicara dengan Ao, saya akan undur diri dan membiarkan kalian berbicara. Saya sungguh tak ingin mengganggu siapa pun juga. Tapi saya mohon, tolong bicarakan segalanya dengan kepala dingin.." tutur Tiara dengan sikap sopan.

"Bahhh!buahahhahahahaaa!!!"

Tiara kembali dibuat terkejut saat mendengar tawa membahana yang keluar dari mulut lelaki bertubuh kekar tersebut. Tanpa sadar tubuhnya berdiri mendekati Ao kembali, demi bisa menyembunyikan diri di belakang teman lelakinya itu.

Insting Tiara mengatakan kalau lelaki yang kini sedang tertawa bahak itu adalah orang yang tak bisa diajak bicara baik-baik.

"Hahahahaha!! Yang Mulia.. Maafkan ketidaksopanan ku ini.. Tapi apa tadi sebutan wanita ini terhadap Anda? Ao..? Ao..? Aoa itu adalah akronim dari nama asli Anda, Yang Mulia..?" tanya Bhol menerka-berka.

Ao tak bergeming. Mata nya sibuk menyusuri ke bawah bukit. Ia berharap San dan Flo bisa segera datang dan membantunya membawa Tiara ke tempat yang aman. Berlama-lama bincang dengan Army Bhol membuatnya khawatir terhadap keselamatan Tiara nantinya.

"Yang Mulia.. apa Anda mencari dua abdi setia anda? tenang saja.. Mereka sedang berolahraga sedikit dengan dua abdi setia ku. Jadi kita masih punya waktu untuk berbincang-bincang lagi. Seperti yang juga disarankan oleh teman manusia mu itu.. qiqiqi.."

Army Bhol kembali terkekeh. Pandangannya menatap remeh ke arah Tiara. Dan itu disadari pula oleh gadis itu.

Tiara semakin tak nyaman berlama-lama ada di sana. Karena itulah tanpa berkata apa-apa lagi gadis itu langsung saja berbalik dan hendak menuruni bukit dari sisi yang berbeda. Sisi yang berlawanan dari posisi Bhol dan dua kroninya berada kini.

Akan tetapi, tiba-tiba saja sebuah bayangan hitam melesat cepat ke hadapan Tiara. Gadis itu sangat terkejut dan langsung memekik nyaring manakala ia merasa tubuhnya dipeluk dan diangkat dengan begitu mudahnya oleh seseorang.

Seseorang yang membopongnya itu tak lain dan tak bukan adalah Ao.

"Ao?! a.. apa yang terjadi?!" tanya Tiara yang sungguh kebingungan dnegan apa yang sedang terjadi saat ini.

"Tenanglah, Ra. Aku akan menjelaskannya nanti kepadamu. Tapi sebelum itu. kita harus pergi dulu dari tempat ini!" jawab Ao sambil terus memacu larinya sekencang mungkin.

Sedetik kemudian Tiara baru sadar kalau Ao sedang berlari. Dan yang lebih membuatnya terkejut lagi adalah, lelaki itu seperti tak kelelahan meski ia sedang berlari sambil membopong dirinya.

Tiara tentu membayangkan, kekuatan yang dibutuhkan oleh Ao saat ini. Apalagi posisinya saat ini mereka sedang menuruni bukit.

Pandangan Tiara lalu melirik ke samping, yakni ke belakang Ao. .Tak jauh di belakang keduanya terdapat dua bayangan hitam yang melesat cepat mengejar mereka.

Ketika Tiara melihat lebih seksama, ternyata dua bayangan hitam itu adalah dua teman lelaki tua yang bernama Bhol tadi. Gerakan kedua orang itu yang cepat dan zig zag sempat membuat Tiara mengira mereka sebagai bayangan hitam.

Tak tahu harus berkomentar apa, namun mengerti dengan kondisi genting yang sedang mereka hadapi saat ini, Tiara akhirnya mengikuti saran dari Ao. Ia akhirnya diam sepanjang pelarian mereka.

Tak lama kemudian, Tiara melihat satu orang yang mengejar mereka menghilang. Tidak. bukan menghilang. Melainkan berubah menjadi bayangan hitam tak berbentuk yang kemudian melesat cepat mendahului laju Ao.

Tiara menyaksikan dnegan kedua mata yang terbuka lebar ketika bayangan hitam itu lalu berhenti di depan Ao dan merintangi jalan mereka.

Kemudian Ao memilih rute lain. Namun bayangan hitam lainnya kembali muncul di jalanan depannya kembali. Ini terjadi hingga beberapa kali. Sampai membuat Tiara mengira kalau saat ini ia sedang bermimpi buruk.

"A..Apa yang terjadi dengan mereka, O? Apa kau juga melihat saat mereka berubah jadi sesuatu yang tak menyerupai seperti.. manusia??" tanya Tiara tanpa bisa dicegah lagi.

Sesaat kemudian Ao berhenti dari berlari. Ia lalu menurunkan Tiara dan menariknya hingga berdiri di belakang tubuhnya. Sesaat kemudian Tiara mendengar jawaban dari Ao untuknya.

"Mereka memang bukan manusia, Ra.."

"Bu..bukan manusia? Tapi.. Tapi lalu mereka itu apa?!" tanya Tiara dnegan rasa penasaran yang membabi buta.

"Mereka itu adalah ghullian... Makhluk bayangan.." imbuh Ao memperjelas jawabannya tadi.

"??!!!"

Selanjutnya Ao dan Tiara pun kini menatap nanar pada dua bayangan yang kembali mewujud dalam bentuk manusianya tadi.

Dalam hatinya Tiara merasa yakin, kalau saat ini ia memang sedang bermimpi. Mimpi yang sangat-sangat buruk!

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!