Di dalam Mobil

Tiara memandang tak enak hati ke arah Flo saat didapatinya Arya tertawa puas usai mendengar candaan kawan lamanya itu tadi.

Sebenarnya Tiara juga masih terkejut dengan kemunculan Flo saat ini. Karena tadi ia sempat mengira kalau yang datang adalah Ao.

"Kak Flo lucu!" Arya kembali berkomentar asal.

Sehingga Tiara makin merasa tak enak hati jadinya. Beruntung kawan lamanya itu sepertinya tak marah dengan ketidak sopanan adik lelaki satu-satunya itu.

Tiara hanya mendengar Flo membalas dnegan candaan balik.

"Kamu juga sama, Arya. Masih lincah seperti kamu masih kecil dulu!"

"Lincah! hahaha.. Kak Flo kata Arya kancil yang lincah apa?!" sahut Arya kembali.

Menyadari kalau adiknya itu akan betah lama mengajak obrol Flo, akhirnya Tiara pun buru-buru mengusir Arya secara halus.

"Dek.. Kamu bukannya masih ada PR Fisika ya? Sudha sana kerjain dulu!" usir Tiara secara halus.

Dan Arya mengetahui niatan kakaknya yang hendak mengusirnya itu. Sehingga Arya pun langsung merengut sebal pada sang kakak.

Akan tetapi remaja lelaki tiu mengikuti juga saran Tiara untuk masuk kembali ke dalam rumah. Walau sebelumnya, Arya kembali mengisengi kedua wanita yang duduk di teras sana. Arya tiba-tiba menunjukan ke bahu Tiara dan berseru,

"Kak! Ada cicak di pundak kak Ara tuh!" pekik Arya dengan ekspresi yang begitu meyakinkan.

Tiara pun langsung terlonjak bangkit dari tempat duduknya. Namun saat ia menyadari kalau ucapan Arya tadi hanyalah tipuan, ia pun langsung hendak memelototi adiknya itu. Sayang sekali, Arya telah lebih dulu masuk ke dalam rumah sambil tertawa lepas.

"Hahaha!!"

Mendengar tawa sang adik, Tiara akhirnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Ia lalu tersenyum meminta maaf kepada Flo.

"Maaf ya, Flo.. Arya memang agak sedikit ramai orangnya.." ujar Tiara terburu-buru.

"Iya. gak apa-apa, Ra. Dia adik yang lucu. Kamu beruntung punya adik yang ceria seperti Arya.."

Mendengar ucapan Flo itu, Tiara pun spontan tersenyum.

"Iya, Flo. aku memang bersyukur banget punah adik seperti Arya. Yah. Walaupun sesekali dia juga suka nyebelin sih.. Tapi gimanapun juga dia itu kan adik ku ya. Jadi aku menyayanginya dalam kondisi apaoun dia.." tutur Tiara sedikit melamun.

Setelah itu percakapan pun semoat terjeda selama beberapa detik lamanya.

Tiara lah yang kembali emmulai percakapan keduanya.

"Lho kok malah bengong begini ya.. Sampai mana obrolan kita tadi?"

Tiara lalu tampak mengingat-ingat.

"Oh ya! Jadi kamu dan San juga tinggal bareng sama Ao. Seingatku kalian itu bukan saudara kandung kan? Tapi hebat banget kalian, masih bisa tetap kumpul dan tinggal bareng.."

"Yah.. mungkin karena sebenarnya hubungan ku dan Dan dengan Ao sebenarnya berstatus pelayan pada majikannya, Ra.." jawab Flo begitu tiba-tiba.

"Hah?! Maksud kamu, Flo?"

"Yabitu tadi, Ra. Aku dan San Ini sebenarnya adalah pelayan nya Ao. Hanya saja Tuan kami itu terlalu baik sehingga menganggap kami sebagai temannya juga," tutur Flo menjelaskan.

"Ooh.. Ku pikir kalian bertiga tuh dulu diadopsi gitu sama keluarga kaya.."

"Bukan.. bukan begitu, Ra. kamu dengar itu dari gosipnya ibu-ibu ya?" tanya Flo sambil terkekeh pelan.

"Hehehe.. Iya.." jawab Tiara yang emrasa jengah karena tertangkap basah telah menjadi korban gosipnya ibu-ibu di kampung.

Tiba-tiba saja percakapan keduanya kembali terhenti. Kali ini oleh kemunculan Bu Hasni dari muka pintu.

"Tiara.. teman mu gak dibuatkan minuman? Kasihan dia kehausan, Ra.. Buatkan minuman dulu, sana!" tegur Bu Hasni diikuti dengan titahnya.

"Oh iya! ya ampun, Flo.. Ara kelupaan. maaf ya.. Sebentar, Ara ambilkan minuman dulu buat kamu!" seru Tiara yang langsung berdiri untuk masuk ke dalam rumahnya dan membuatkan minuman untuk tamunya itu.

"Gak usah, Ra.. Kita oergi sekarang aja yuk! Mumpung masih pagi.. Tante, saya Flo.."

"Oh.. Ya udah kalau gitu. Bu.. Ara pergi main dulu ya sama Flo.. pulangnya mungkin sore gak apa-apa kan, Bu?" Tiara meminta ijin pada Bu Hasni.

"Iya. hati-hati ya.. Nak Flo, titip Tiara ya.." ujar Bu Hasni yang berpesan kepada Flo.

"Ibu! Apaan sih? Tiara kan udah besar. Buat apa dititip-titipin ke Flo, coba?" Tiara sedikit merajuk pada sang ibu.

Ketiganya lalu tertawa bersama-sama kemudian.

Sampai akhirnya Tiara dan Flo berangkat kemudian.

***

Setelah Tiara dan Flo berada di dalam mobil, barulah Tiara bertanya kepada Flo.

"Jadi, Flo, aku penasaran. Kenapa Ao gak dtaang langsung ke sini? dia bilang dia yang mau jemput aku..?" tanya Tiara blak-blakan.

Sedetik kemudian, Tiara langsung menyesali pertanyaannya itu. Karena tiba-tiba saja ia mendengar suara Ao dari kursi penumpang di depan yang ia naiki saat ini.

"Aku memang datang menjemput kamu, Ra.." Jawab Ao yang berada di kursi depan.

"Ao!" Pekik Tiara yang terperanjat kaget.

Gadis itunebnar-benar tak menyadari kehadiran Ao sampai saat lelaki itu mengeluarkan suaranya.

"Kamu ternyata di sini!"

"Ya! aku sudah bilang kan kalau aku akan datang menjemput mu!" sahut Ao sambil tersenyum hangat ke arah Tiara.

Tiara terkesima untuk sesaat kala melihat senyuman Ao.

Menurut Tiara tak ada yang berubah banyak dari Ao. kulit lelaki itu masih sama hitamnya seperti dulu. Dengan kontur wajah yang juga tak banyak berubah.

Deg. Deg.

Ba dump. Ba dump.

Jantung Tiara kembali berdentum kencang tanpa bisa ia kendalikan. Pandangannya lalu melirik ke depan kemudi, dan netranya sempat beradu dengan mata sang pengemudi mobil yang sedang ia naiki kini.

"Apa kamu adalah San?" terka Tiara dengan sangat tepat.

San menbalas salam Tiara dengan senyuman ramah. Lelaki itu tak banyak berkata-kata. Sama seperti ketika Tiara mengenalnya pertama kali.

"Ehem!" Ao tiba-tiba sjaa terbatuk. Sehingga perhatian Tiara pun kembali tertuju ke wajahnya.

Tak berani memandang mata Ao lama-lama, akhirnya gadis itu kembali menunduk dan menatap tangannya sendiri.

Suasana di dalam mobil tiba-tiba jadi terasa canggung bagi semuanya.

Flo lah yang pertama kali mengangkat suaranya.

"Jadi, Tiara.. Kamu sudah siap untuk mendaki bukan?" tanya Flo begitu perhatian.

Tiara kembali mengangkat pandanganya dan menatap Flo.

"Siap.. Aku juga udah bawa bahan P3K. Siapa tahu nanti perlu. Dan, mm.. ada cemilan juga sih.." sahut Tiara malu-malu.

"Bagus! Ao juga sudah mempersiapkan sebuah kejutan untuk mu, Ra. Benar kan Bos?" seru Florentin.

Ao langsung berdehem demi melegakan kerongkongannya yang sedikit kering. Ia sebenarnya masih sebal usai menyaksikan Tiara Yang sepertinya tertarik lama untuk memperhatikan wajah San tadi. Namun ia akan melupakan itu sejenak.

Dengan senyuman yang sedikit lebih lebar, Ao pun menjawab seruan Flo tadi.

"Benar sekali. Aku sudah menyiapkan sesuatu yang bagus untuk mu nanti, Ra! Bersiap-siaplah!" seru Ao dengan senyum misterius.

Sementara itu Tiara hanya bisa tertunduk kembali, karena jantungnya yang berdegup cepat tanpa bisa ia kendalikan sendiri.

Deg. Deg.

Ba dump. Ba dump.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!