Bleeching yang Gagal

Keesokan lusa nya, Tiara sedang libur kerja. Hari itu sekaligus juga adalah hari di mana ia akan bertemu dengan Ao kembali.

Tiara sudah bangun sejak pagi sekali. Ia juga sudah menyiapkan pakaian yang akan ia gunakan nanti untuk mendaki bukit bersama Ao sedari semalam.

Setelah sarapan, Tiara langsung menunggu Ao menjemputnya di ruang tamu. Meski ia berusaha keras untuk fokus melihat tayangan di TV sementara di ia menunggu kedatangan Ao, namun tetap saja sesekali kedua mata Tiara tak henti-hentinya melirik ke arah pintu dan juga layar ponsel miliknya.

Gadis itu begitu gugup menghadapi pertemuannya kembali dengan Ao, nanti.

"Kakak rapih banget. Mu ke mana, Kak?" Tanya Arya tiba-tiba.

Remaja lelaki itu sudah tak lagi marah kepada Tiara. Kemarahannya begitu cepat raib seolah ia bahkan tak pernah marah sama sekali sebelumnya.

Arya lalu mengambil tempat duduk di dekat Tiara dan ikut melihat tayangan TV Yang sedang menyala saat itu.

Lama pertanyaannya tak dijawab, Arya pun menoleh ke wajah Tiara, hanya untuk mendapati kakaknya yang malah sedang melamun.

Melihat itu, ide jahil pun tercetus di benak Arya. Dengan gerakan tiba-tiba, Arya langsung mengejutkan kakak satu-satunya itu.

"DORRR!! Hahahaha!"

"Arya! Kamu ngagetin Kakak!" Pekik Tiara yang kini sibuk mengusap-usap dadanya yang masih berdebur kencang usai dikejutkan oleh sang adik.

"Lagian pagi-pagi udah melamun aja! Kesambet setan baru tahu rasa nanti!" ledek Arya masih sambil terkekeh.

"Husyy! Arya! Kamu ngomong apa barusan tadi, Nak? Jangan doakan yang gak baik untuk Kakak mu!" Bu Hasni tiba-tiba muncul sambil membawa sepiring nasi goreng sarapannya.

Bu Hasni lalu duduk di sofa lain yang ada di ruang tamu sana.

"Arya enggak doain Kak Tiara yang jelek-jelek kok, Bu. Cuma ingetin Kak Ara aja. Lagian pagi-pagi gini malah asik bengong!" papar Arya membela diri.

Tatapan Bu Hasni langsung beralih ke wajah sulung nya, Tiara. Sementara yang dilihat malah tersenyum malu mengakui kebenaran ucapan Arya tadi.

"Kamu mikirin apa, Ra?Oh.. hmm.." Bu Hasni seolah menyadari apa sedang terjadi pada putrinya itu.

'Mungkin Tiara merasa gugup dengan acara keluarnya hari ini?' tebak Bu Hasni dalam hati.

"Udah sarapan belum?" tanya Bu Hasni tiba-tiba untuk mengalihkan topik.

Seketika kelegaan menyapu wajah Tiara. Ia merasa lega karena ibu nya tak memperpanjang obrolan tentang alasan ia melamun beberapa waktu yang lalu. Dengan terburu-buru Tiara pun segera menjawab pertanyaan Ibunda nya itu.

"Udah, Bu.. Ibu baru sarapan? Ara kira udah duluan makan tadi.."

"Tadi makannya tertunda sakit perut. Gak tahu ini kenapa. Dari kemarin ibu bolak-balik ke kamar mandi aja. Apa salah makan ya?" balas abu Hasni dengan gumaman pelan.

"Ibu diare? Udah minum obat belum? Tiara belikan obat ya ke apotek?" Usul Tiara menawarkan bantuan.

"Gak.. gak perlu, Ra. Ibu masih punya stok obat nya kok.."

"Terus gimana? udah baikan belum, Bu?" cecar Tiara kembali dengan ekspresi khawatir.

"Udah.. Udah baikan kok, Ra.."

"Syukurlah.."

Tak lama kemudian, terdengar suara salam dari teras rumah. Perhatian Tiara pun langsung tertuju pada tamu yang kini menunggu di teras rumahnya.

Dengan tergopoh-gopoh Tiara langsung bangkit berdiri lalu menghampiri tamu nya itu.

'Aoa itu Ao? Tapi dari suaranya terdengar seperti suara perempuan..' batin Tiara sibuk berpikir sendiri.

"Siapa tuh? Gak biasa-biasanya ada tamu datang jam segini.." imbuh Arya yang ikut mengekori langkah Tiara dari belakang.

Akan tetapi belum jauh ia melangkah saat bajunya ditarik oleh Bu Hasni secara tiba-tiba.

"Arya, jangan usil. Sudah. Kamu di sini saja temani ibu!" Bu Hasni menegur putranya itu.

"Arya gak usil kok, Bu. Arya cuma mau lihat aja siapa tamunya?" ujar Arya membela diri.

"Itu teman kakak mu. Sudha sini. Duduk aja sama Ibu!"

Bu Hasni kemudian menarik pelan bawahan baju putranya itu. Sehingga mau tak mau Arya pun jadi duduk kembali.

Akan tetapi begitu ia sudah duduk dan Bu Hasni tak lagi memegangi bajunya, remaja lelaki itu tiba-tiba saja langsung berdiri dan berlari ke keluar teras. Arya sungguh penasaran dengan kebenaran ucapan Ibunda Anya sesaat tadi.

'Teman Kak Tiara? Wah.. Apa jangan-jangan ini tuh pacarnya Kak Ara ya yang tempo lalu ngasih ponsel nya? Kalau benar begitu, aku mau lihat ah orangnya kayak gimana!' Arya bergumam dalam hati.

Arya langsung saja melongok keluar dan terkejut dengan siapa Kakaknya berbincang saat ini. Begitu ia melongok, Arya mendapati seorang wanita berkulit hitam sedang asyik berbincang dengan Tiara.

Penampilan wanita itu tampak stylish. Dengan rambut yang dipotong sangat pendek. Serta sepatu semi boot yang ia kenakan saat ini. Pakaian yang dikenakan oleh wanita itu terlihat simpel. Hanya kaos putih dengan paduan celana jeans sepanjang mata kaki.

Jika diamati baik-baik, sebenarnya teman wanita Kak Tiara itu cukup cantik sih.

'Sayang banget kulitnya gelap. Baur kali ini aku lihat cewek kulitnya sehitam itu. Benar-benar hitam banget! Apa dia orang Afrika ya? Orang Papua sih kayaknya bukan. Habisnya muka nya gak kayak orang Papua juga!' Arya sibuk berpikir tanpa menyadari kalau keberadaannya yang melongo di depan pintu sungguh terlihat jenaka di mata Tiara DNA juga teman wanitanya itu.

"Arya! Kamu ngapain di situ?" Tiara langsung menegur ketidaksopanan sikap adik lelakinya itu.

"Eh.. Arya cuma pingin tahu, teman Kak Ara kayak gimana?" sahut Arya polos apa-adanya.

Wanita di samping Tiara pun seketika tersenyum. Dan Arya sempat dibuat ternganga kala ia mendapati gigi wanita itu ternyata putih sekali.

'Kulitnya hitam, tapi giginya putih dan rapih banget!' Komentar Arya dalam hati.

"Sudah puas lihatin nya, Dek? Ini adik kamu yang dulu masih kecil itu kan, Ra? Yang selalu nangis minta dibeliin yoyo ke kamu?" celetuk wanita itu dengan suara sedikit ngebass.

"Iya, Flo.. Kamu masih ingat Arya. Dek, Salim sini! Ini Kak Flo loh.. Masih ingat gak? teman SMP kakak,dulu, Ya.." terang Tiara menjelaskan identitas Flo.

"Hah??! Ini Kak Flo? Maksud Kak Ara dia itu teman SMP kakak dulu? Yang pernah main ke rumah dan belajar bareng itu?"

"Iya.. Yang pernah ke rumah dan ngerjain tugas bareng dulu, Ya..," Tiara mengoreksi ingatan sang adik.

"Kok kak Flo gak berubah ya? Masih hitam aja.."

"Husyy! Arya! Jaga omongan kamu!" tegur Tiara merasa tak enak hati pada Florentin di sampingnya.

Arya langsung merenggut usai ditegur kakak nya itu. Namun kemudian Keduanya dikejutkan oleh sahutan Flo setelahnya.

"Iya nih. Kak Flo juga bingung. Udah nyoba di bleeching, tapi gak outih-putih juga. Kamu punya saran bagus, Arya?" celetuk Flo mengajak bercanda.

Seketika itu juga Arya langsung tertawa bahak sepuas hatinya. Sementara Tiara hanya ikut tersenyum kecil saja dalam diam.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!