Rencana Aliansi

"Ha.. Halo..?" Sapa Tiara terdengar pelan di speaker ponsel yang digenggam oleh Ao saat ini.

"Halo.. Tiara? apa kabar?" sapa Ao dengan hati yang berkecamuk dengan beragam perasaan yang tak bisa ia jelaskan.

Telah lima tahun berlalu sejak terakhir kali ia melihat wajah Tiara. Dan telah empat tahun lamanya ia menjalin komunikasi dengan gadis itu.

Gadis cilik yang kini telah tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik dan semakin matang.

Itu bisa dinilai Ao dari lembaran foto-foto yang berhasil diambil secara diam-diam oleh Flo. Selama bilangan tahun, Ao terus mengirim Flo secara berkala untuk mengecek kondisi Tiara..Pada mulanya itu dilakukannya untuk memastikan bahwa tak ada ancaman dari kelompok King lain terhadap keselamatan Tiara maupun warga di kampung tempat gadis itu tinggal.

Tapi setelag ke sekian kalinya Ao memastikan kalau Tiara tak dalam kondisi terancam, lelaki itu masih tetap mengirimkan Flo untuk mengecek kondisi gadis itu.

Dan Flo, dengan kepekaannya sebagai wanita bisa memahami isi pikiran Sang Tuan nya. Ghullian wanita itu juga turut mengambil foto-foto pertumbuhan Tiara dalam setiap kunjungan rahasia nya itu.

Dan hanya Flo serta San saja yang mengetahui betapa perhatian nya Tuan mereka, King Amman, terhadap wanita biasa yang bernama Tiara tersebut.

Kembali ke saat ini. Di ruang istana di lantai teratas, yang menjadi kediaman King Amman, selaku pewaris sah dari tahta Ghullian yang saat ini sedang dipegang oleh King Jey, ayah dari King Amman.

King Amman atau yang dikenal oleh Tiara sebagai Ao sedang memandang pemandangan kota Ghull melalui jendela kamar nya yang lebar dan terbuka.

Meskipun Jendela dan kamar nya terbuka, namun ada selubung sihir yang tak dapat ditembus oleh sembarang orang, kecuali seizin dari pemilik kamar itu sendiri, yakni King Amman.

Memang begitulah kiranya struktur dan keamanan di setiap bangunan yang ada di kota Ghul. Setiap ruangan tak memiliki pintu dan jendela yang tertutup. Namun beberapa ruangan tertentu hanya bisa dimasuki oleh beberapa orang tertentu saja. Yakni Pemilik ruangan dan juga orang-orang yang diperbolehkan untuk memasuki nya.

"Ba.. Baik.. Ao..? Apa ini benar-benar kamu?" tanya Tiara dengan nada ragu.

"Ya, Ra. Ini benar aku. Ao.."

Percakapan di antara keduanya terjeda sejenak. Sampai Ao lanjut bicara kembali.

"Kamu belum mengantuk, Ra?" tanya Ao.

"Mm.. Belum.. hua. !!"

Ao sempat menangkap suara menguap yang berusaha ditutupi oleh Tiara. Ia pun jadi tersenyum kecil karenanya.

"Kamu mengantuk. Ya sudah. Tidur saja ya, Ra. Lagipula ini sudah malam. Kita bisa lanjut mengobrol lagi kapan-kapan,"

"Baiklah.." sahut Tiara dengan suara terdengar letih.

Padahal yang sebenarnya dirasakan oleh gadis itu saat ini adalah rasa kecewa. Tiara merasa kecewa karena percakapannya dengan Ao hanya berlangsung sebentar saja.

"Selamat malam, Ra.. Mimpi indah.." pamit Ao dengan hati yang enggan mengakhiri percakapannya dnegan Tiara.

"Ya.. Malam, O.." sahut Tiara dnegan nada letih di telinga Ao.

Klik.

Sambungan telepon pun akhirnya berakhir. Menyisakan Ao yang kini sibuk memandangi ponsel di tangan nya dnegan tatapan penuh harapan.

Sudah lima tahun berlalu sejak ia mendengar suara Tiara. Meski ia sudah melihat potret Tiara yang diambil secara diam-diam oleh Flo. Namun tetap saja itu tak cukup untuk mengikis perasaan rindunya terhadap wanita itu.

Ao tahu bahwa perasaannya ini telah salah tempat. Tak sepatutnya makhluk bayangan sepertinya menyimpan rasa terhadap manusia biasa. Namun ia tak bisa menahan godaan untuk mendengar suara Tiara secara langsung.

Sehingga secara impulsif, ia memerintahkan Flo untuk membelikan ponsel baru untuk nya dan juga untuk Tiara.

Dan tadi, King Amman akhirnya bisa mendengar suara gadis yang dulu begitu memikat hatinya itu. Dan sang pewaris tahta kerajaan Ghul itu nyatanya masih bisa merasakan debur inti jantung nya berdegup kencang kali pertama ia mendengar suara Tiara kembali.

"Perasaan ini masih tak berubah. Apa yang harus ku lakukan? Aku tak bisa berhenti mendambakan Tiara.. Tapi, dnegan status ku saat ini, aku tak yakin perasaan ini akan membawa kebaikan bagi hidup Tiara. Sudah jelas, tak akan ada masa depan bagi hubungan ini. Namun, kenapa aku masih berusaha memupuknya sepanjang waktu?" Bisik King Amman dalam ruangan yang hanya terdapat dirinya seorang.

King Amman menatap sendu pada indahnya purnama yang menerangi kota Ghullian.

Dari penerangan bulan inilah keindahan kota Ghul dapat terlihat jelas.

Pucuk-pucuk bangunan tinggi dnegan beragam bentuk aneh yang tak mungkin ada di dunia manusia. Seperti misalnya bentuk segitiga yang terbalik, atau juga bangunan berbentuk spiral yang melengkung miring ke sebelah sisi.

Di mana setiap bangunan itu terbuat dari bahan batu berwarna gelap. Batu-batu yang asalnya dari sisa-sisa meteorit yang jatuh ke bumi.

Sehingga meski semua bangunan di kota Ghullian tersebut warnanya hitam legam, namun ada kilatan indah di setiap ukiran dan pahatan yang terdapat di setiap bangunan itu.

Tak lama kemudian, Ao, aka. King Amman berkata lantang.

"Masuklah, San!"

Dan San pun tiba-tiba melewati pintu pembatas menuju kamar Tuannya itu.

"Tuan ku.."

"Ada apa, San?"

"Ada petisi yang meminta agar Tuan ditunangkan dengan putri dari Army Bhol," ujar San memberitahu info yang baru didapatnya dari mata-mata kiriman nya.

"Army Bhol? Biar ku tebak. Apa petisi itu sebenarnya berasal dari Army Tua itu?" tanya King Amman dengan nada sarkastis.

"Besar kemungkinan memang seperti itu, Tuan.."

"Ciih.. si Tua itu benar-benar tak mau rugi! Setelah ia gagal membuat putranya masuk ke dalam golongan King, sekarang ia ingi menaikkan status keluarganya lewat putrinya yang payah itu!" umpat King Amman, penuh kekesalan.

"Maaf, Tuan ku.. Tapu.. Bolehkah hamba menyampaikan saran kepada Tuan ku?" Sanrest meminta ijin untuk bicara.

"Katakan saja San!"

"Menurut hamba, aliansi dengan Army Bhol sebenarnya cukup memberi keuntungan bagi Tuan ku.." ucap San terjeda.

"Lanjutkan!" titah King Amman meminta penjelasan lebih lanjut dari abdi setianya itu.

"Bukankah Baginda King Jey sudah memberi ultimatum kepada Tuan ku untuk segera menikah? Jadi kenapa tidka dnegan putri dari Army Bhol saja?"

"Kenapa harus dia?" tanya King Amman menyelidik.

"Begini, Tuan ku.. Menurut rumor yang Hamba dengar, putri dari Army Bhol ini adalah seorang yang independen. Seringkali ia terlihat memiliki prinsip yang bertentangan dengan pilihan ayahnya. Dan yang paling kontroversial adalah, rumor yang menyebutkan tentang dukungan beliau terhadap hubungan dengan manusia.."

"Hmm.. Menarik.. Siapa nama wanita itu?"

"Silensia, Tuan ku.."

"Silensia.. atur jadwal untuk bertemu dengan wanita itu. Aku ingin menilainya sendiri. Benar tidaknya rumor yang beredar tentangnya selama ini!"

"Baik, Tuan ku!"

"Sekarang pergilah! Aku ingin sendiri!"

"Hamba undur diri, Tuan ku!"

Dan akhirnya, Sanrest pun kembali menghilang keluar ruangan. Tinggallah King Amman yang masih berdiri diam di pinggir jendela kamarnya yang terbuka.

Pikiran ghullian lelaki itu kini dipenuhi oleh beragam hal. Salah satunya adalah tentang pertemuannya dengan putri dari army Bhol, lelaki yang ia ketahui telah menjalin hubungan terlarang dengan ibu kandung King Amman sendiri.

"Aku ingin tahu, Apakah ibunda tahu tentang rencana kekasih gelapnya ini? Bagaimana jadinya bila aku benar jadian dengan Silensia. Apakah Ibunda akan mengakhiri hubungannya dengan Army Bhol? Cih. Dari sini seharusnya Ibunda tahu, seberapa rakusnya Army Bhol atas kekuasaan di kerajaan Ghullian ini!" gumam King Amman bermonolog.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!