Panggilan Telepon Pertama

Selesai mandi, Tiara langsung masuk ke kamar nya. Tanpa menghiraukan rasa letih di sekujur tubuhnya, Tiara langsung saja membuka paket surat yang baru saja diletakkan oleh ibu nya di atas meja di kamar nya.

Dalam hitungan detik, amplop yang mewadahi selembar surat pun telah tersobek oleh tangan Tiara. Selanjutnya Tiara khusyu membaca apa yang tertulis di sana.

Dalam surat itu tertulis,

'Teruntuk Tiara,

Apa kabar mu, Ra? Maaf lama aku tak memberi kabar. Aku sedang sibuk dengan ujian ku beberapa bulan kemarin. Tapi syukurlah aku telah melewatinya. Dan hasilnya, aku lulus semua ujian itu, Ra. Apa yang akan kau berikan sebagai hadiah ku nanti?---'

"Dasar gak sopan! Bisa-bisanya dia meminta hadiah padaku! Sudah tahu kalau aku kan tak kaya sepertinya! Ah.. Tapi mungin secangkir mug masih cukup pantas untuk jadi hadiah nya," Gumam Tiara bermonolog.

Gadis itu lalu melanjutkan kembali membaca surat di tangan nya itu.

'Aku hanya bercanda. Kamu gak perlu memberiku apa-apa Ra. Persahabatan darimu saja sudah lebih dari cukup untuk ku. Aku sangat menghargai persahabatan kita lebih dari apapun juga. Terima kasih. ---'

Tiara sejenak berhenti membaca. Ia jadi teringat, kalau ia mulai menerima surat ini sejak empat tahun yang lalu.

Saat itu tiba-tiba saja sepucuk surat datang ke rumah nya dan tertuju untuk nya. Saat membaca nama pengirim surat itu, Tiara terkejut. Karena ternyata itu ditulis oleh Ao untuk nya.

Ao, yang telah setahun lebih pergi tanpa kabar apapun. Teman lelaki berkulit hitam yang selalu Tiara lihat bersama dengan dua saudara angkat lainnya yang juga sama-sama berkulit hitam pula.

Sejak empat tahun yang lalu, Tiara resmi saling berkirim surat dengan teman nya itu. Walau pada awalnya ia agak canggung juga menerima surat dari Ao. Namun setelah beberapa kali ia berbalas surat dengan kawannya itu, Tiara malah jadi kecanduan setelahnya.

Gadis itu sering menantikan kedatangan surat dari Ao hampir sepanjang waktu. Ao memang tak rutin mengiriminya surat setiap minggu. Adakalanya Ao baru membalas surat Tiara sekitar sebulan atau beberapa bulan kemudian.

Seperti surat yang kini berada di tangan Tiara. Sudah tiga bulan lebih gadis itu menunggu balasan surat dari Ao tersebut. Karenanya, tadi begitu ia mendengar kedatangan surat ini dari mulut sang ibunda, gadis itu langsung sumringah dan juga bahagia.

Tiara lanjut membaca surat dari Ao kembali.

'Oh ya, bagaimana kalau kita bertemu pekan depan? Tempat nya akan ku beritahu nanti.. Bersama dengan surat ini, aku menyertakan sebuah hadiah untuk mu, Ra. Anggap saja ini adalah hadiah ulang tahun mu yang akan datang bulan depan nanti. Tolong jangan menolak ini. Ku harap, untuk ke depannya, kita bisa berhubungan lewat ponsel saja, ya?

Salam dari sahabat mu, Ao.'

Tiara langsung terkejut usai membaca surat dari Ao tersebut. Memang, bersama dengan sepucuk surat yang dikirim dari Ao, juga terdapat paket kotak kecil. Namun Tiara mengira kalau itu hanya hadiah makanan atau benda-benda sederhana yang memang seringkali dikirimkan oleh Ao untuk nya.

Tiara tak menyangka kalau Ao akan menghadiahi nya sebuah ponsel.

Dulu, Tiara sebenarnya memiliki sebuah ponsel. Namun satu-satunya ponsel yang ia miliki kemudian dipinta oleh adiknya, Arya.

Saat ini adik lelaki satu-satunya itu sudah berumur sebelas tahun. Dan Arya ngotot meminta ponsel kepada Tiara, dengan dalih kalau ia lebih memerlukannya dibanding Tiara.

Dengan ponsel itu, Arya bisa berkomunikasi dengan teman-temannya untuk menyelesaikan tugas sekolah, dan tugas-tugas lainnya.

Akhirnya, dengan lapang dada, Tiara pun mau memberikan ponsel nya juga kepada Arya. Ia memang sangat menyayangi adik nya itu. Meski seringkali Arya membuat masalah bagi keluarga kecil mereka.

Arya memang anak yang sedikit menuntut bidang finansial terhadap Bu Hasni. Namun Bu Hasni tak selalu menuruti permintaan anak lelakinya itu.

Arya ingin mempunyai motor. Namun Bu Hasni tak kunjung memberikannya. Karena memang uang hasil usaha dagangannya tidak lah seberapa. Itu hanya cukup untuk biaya sehari-hari keluarga mereka saja.

Akhirnya, Tiara lah yang dengan rela menggunakan isi tabungan nya untuk dibelikan motor. Ia memang sudah berencana untuk membeli motor. Tapi tadinya motor itu akan digunakan untuk kendaraannya menuju pabrik tempat ia bekerja.

Tapi karena Arya, menginginkan motor, akhirnya Tiara mengalah. Motor second yang ia beli itu pun akhirnya dipakai juga oleh Arya.

Setelah motor, Arya juga menuntut dibelikan ponsel. Dan Tiara kembali memenuhi keinginan adiknya itu.

Begitulah masalah-masalah kecil yang dibuat oleh Arya dan segala kengototannya. Meski Bu Hasni sering mengingatkan Tiara untuk tidak memanjakan Arya. Namun Tiara masih saja bersikap lembut terhadap sang adik.

Tiara yakin, dibalik sikap manja nya Arya, adik lelaki nya itu suatu saat akan tumbuh menjadi lelaki mandiri yang mampu membanggakan keluarga mereka.

Tiara sangat meyakini itu.

***

Tiara membuka kertas yang membungkus hadiah ponsel dari Ao untuk nya.

Sekitar lima belas menit kemudian, Tiara sudah mengaktifkan nomor ponsel yang disertakan Ao juga dalam kado pemberiannya itu.

Belum ada lima menit ia selesai meregistrasikan kartu, sudah ada pesan baru masuk dari nomor tak dikenal. Tiara langsung saja membuka pesan dari nomor asing tersebut.

Dari 0888123456**: Hay, Ra! ini nomor telepon ku. Jadi, simpan ya! Ao.

"Ooh.. ini nomor Ao.." gumam Tiara bermonolog.

Gadis itu pun segera membalas pesan dari Ao tersebut.

Dari Tiara: Hay, Ao! Terima kasih untuk hadiah nya. Aku suka sekali. Tapi ku harap, hanya sekali ini kamu memberi ku hadiah mahal ya! Aku tak mau dianggap bersahabat dengan mu hanya karena kamu lebih kaya dariku..Tolong mengerti. Terima kasih!🤗🤗

Sekitar lima menit kemudian, pesan Tiara mendapatkan balasan dari Ao.

Dari Ao: Baik lah. ngomong-ngomong. kamu belum tidur, La? bukankah kamu harus kerja lagi besok pagi?

Dari Tiara: Ya. Ini juga aku baru mau tidur. Tapi tadi aku penasaran ingin melihat hadiah ku. Makasih ya, O.. aku senang bersahabat dengan mu.. Tapi bukan karena hadiah-hadiah dari mu ya. Karena aku merasa nyaman dengan mu. Kamu adalah sahabat yang baik!

Cukup lama pesan Tiara tak mendapatkan balasan. Hingga Tiara hampir saja tertidur di atas kasurnya yang keras.

Akan tetapi gadis itu dikejutkan oleh suara dering dari ponsel nya. Dan dengan refleks, Tiara pun langsung memencet tombol 'Menerima' tanpa melihat terlebih dulu identitas pemanggil nya.

"Ha.. halo?" tanya Tiara dengan gugup.

Gadis itu merasa gugup, usai ia sekilas melihat nama yang tertampil di layar ponsel nya. Di sana tertera jelas nama Ao.

Tiara merasa gugup. Karena ini adalah komunikasi verbal pertama nya dengan Ao, setelah hampir lima tahun berlalu sejak pertemuan terakhir mereka di lumbung padi dulu.

Ingatan Tiara pun sekilas melompat ke momen saat ia bersama dengan Ao, San dan juga Flo dikejar-kejar oleh anggota gangster Dravgon, dulu. Sesuatu yang menurut Ao, hanyalah kembang tidurnya saja yang ketiduran di lumbung padi dulu.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!