Yoga merasa benar benar tidak bisa hidup tanpa Ara. Tanpa ia sadari Ara adalah segalanya bagi hidupnya.
" Aku mohon Ayah!" Ucap Yoga.
" Ara..." Tuan Alif menjeda ucapannya. Yoga menatap ayah mertuanya berharap Ayah mertuanya mau memberitahunya.
" Ara dimana Ayah?" Tanya Yoga sekali lagi.
" Ara ke luar negeri." Ucap tuan Alif membuat Yoga terkejut.
" Tidak Ayah, Ayah membohongiku. Aku sudah mengumpulkan data penerbangan dengan tujuan luar negeri selama beberapa hari ini dan aku tidak melewatkan barang satu pun. Tidak ada penerbangan atas nama Ara Ayah. Bahkan tidak ada pembuatan pasport atas nama Ara sama sekali apalagi memperpanjang." Ucap Yoga.
" Rupanya sudah sejauh itu kau bertindak. Aku acungi jempol usahamu itu tapi sayang kau belum juga menemukan Ara. Ara menaiki jet pribadi milik tuan Wilson Charlos. Pemilik sebuah rumah sakit di negara xx. Apa kau juga menyelidiki akan hal itu?" Tanya tuan Alif menatap Yoga.
Deg...
Jantung Yoga terasa berhenti berdetak, ya.. Yoga mendapat informasi dari Yoseph jika jet pribadi milik tuan Wilson Charlos lepas landas bersamaan dengan kepergian Ara.
" Kalau begitu aku akan menyusul Ara ke sana Yah. Aku akan menemui tuan Wilson Charlos untuk menanyakan keberadaan Ara." Ucap Yoga.
" Apa kau punya koneksi untuk bisa bertemu dengannya? Jangan lupa kalau tidak sembarang orang bisa memimpikannya apalagi menemuinya." Ucap tuan Alif menohok hati Yoga.
Siapa Yoga? Dia hanya CEO perusahaan kecil di bawah naungan perusahaan Yeshi Charlos yang menjadi temannya.
" Aku bisa meminta bantuan Yoseph ataupun Yeshi Yah. Bukankah mereka ada hubungan saudara dengan tuan Wilson Charlos?" Tanya Yoga.
" Tidak... Nama belakang mereka mungkin sama, tapi mereka sama sekali tidak saling mengenal. Hanya aku dan satu orang yang berhubungan dengan tuan Wilson Charlos." Sahut tuan Alif tersenyum smirk.
" Siapa orang itu Yah?" Tanya Yoga menatap tuan Alif.
" Seseorang yang menjaga Ara saat ini. Lebih baik kau hentikan pencarianmu karena hanya akan membuang waktu dan tenagamu saja. Sekalipun kau menghabiskan seluruh hartamu untuk mencari Ara, kau tidak akan bisa menemukannya walaupun kalian berada di belahan dunia yang sama." Ucap tuan Alif meninggalkan Yoga yang saat ini merasa terpuruk.
" Hiks... Hiks.. Siapa sebenarnya kamu Ara? Siapa sebenarnya keluargamu ini? Sampai sampai Yoseph Charlos yang merupakan intelegent profesional saja tidak bisa menemukan jejakmu. Aku harus mencarimu kemana Ara? Tolong berikan petunjuk kepadaku. Aku akan langsung ke sana jika kau memberiku satu petunjuk saja. Hiks... Hiks..." Isak Yoga.
" Argh!!!!!" Yoga memukul dadanya yang terasa sesak.
Dengan langkah gontai Yoga berlalu meninggalkan rumah mertuanya. Di dalam perjalanan ia menelepin Yoseph, kakak dari sahabatnya. Ia menanyakan tentang seseorang yang bernama Wilson Charlos namun Yoseph sama sekali tidak tahu, bahkan ia tidak mengenalnya. Pupus sudah harapan Yoga untuk bisa menemukan Ara. Ia kembali ke rumahnya dengan perasaan hancur.
Sampai di rumah Yoga mengurung dirinya di dalam kamar mandi saat mendengar tangisan Rere yang tidak berhenti. Ia menutup telinganya sambil terus menangis karena menyesali semua perbuatannya.
" Ara... Jika kau marah padaku, harusnya kau menghukumku saja. Jangan hukum putri kita seperti ini. Aku tidak sanggup menahan jeritannya Ara. Aku mohon kembalilah! Turuti kata hatimu, aku yakin jika hatimu tidak menginginkan semua ini. Aku yakin hatimu masih tertinggal di sini. Ara... Kembalilah padaku! Pukul aku! Kalau perlu bunuhlah aku! Aku rela mati jika mau kembali." Monolog Yoga menarik kasar rambutnya.
Klontang....
Ara menjatuhkan gunting stainless yang saat ini ia pegang.
" Ara kamu kenapa?" Tanya Dean mendekati Ara. Saat ini mereka sedang menseterilkan alat alat yang akan di gunakan Dean untuk operasi.
" Aku.. Aku tidak tahu. Entah mengapa aku seperti mendengar tangisan putriku." Ucap Ara lirih.
" Putrimu? Apa kau sudah menikah?" Tanya Dean terkejut. Lebih tepatnya pura pura terkejut. Ia tidak mau sampai Ara tahu jika ia sudah menyelidiki semuanya.
" Ya.. Aku sudah menikah Kak. Aku pergi meninggalkan putriku bersama suamiku. Aku... Aku.... "
Grep...
Dean menarik Ara ke dalam pelukannya. Ara mencoba melepas pelukan Dean namun Dean malah semakin mempererat pelukannya.
" Anggap aku Kakakmu! Tumpahkan kesedihanmu di bahuku. Aku tidak akan menganggapmu sebagai seorang wanita tapi aku menganggapmu sebagai adikku." Ucap Dean.
Tidak tahan menahan kesedihan, Ara menumpahkan tangisannya di dalam pelukan Dean.
" Hiks... "
Untuk beberapa waktu Ara tidak sadar dengan apa yang ia lakukan. Saat ini ia butuh sandaran untuk menumpahkan kesedihan yang selama ini ia tutupi.
" Hiks... Hiks.. Rere. Mama merindukanmu Nak. Mama tidak sanggup jauh darimu, hiks... Maafkan mama sayang. Maafkan mama yang telah meninggalkanmu. Maafkan mama yang tidak punya banyak kesabaran dalam menghadapi papamu hiks... Karena keegoisan mama kamu yang harus menjadi korbannya."
" Aku jahat Kak, aku jahat pada putriku sendiri. Aku meninggalkannya di saat dia merasa nyaman bersamaku. Aku meninggalkannya saat dia masih sangat membutuhkan aku. Hiks... Aku ibu yang jahat, aku bahkan lebih jahat dari Rebecca hiks.. Aku jahat Kak." Ucap Ara di sela sela isakannya.
Tak terasa Dean meneteskan air matanya, ia tidak tahan melihat Ara rapuh seperti ini. Ia tidak sanggup melihat wanita yang telah mencuri hatinya terluka dan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada keluarganya. Ia mengusap air matanya lalu menangkup wajah Ara dengan kedua tangannya.
" Dengar Ara! Bukan kamu yang salah. Walaupun aku tidak tahu apa masalahmu, apa alasanmu meninggalkan keluargamu, tapi aku yakin kau melakukannya karena terpaksa kan? Ini semua bukan kemauanmu sendiri kan?" Tanya Dean menatap Ara.
Ara menganggukkan kepalanya.
" Kau boleh bersedih karena terpisah dari putriku, tapi kau tidak boleh larut dalam kesedihan ini. Yakinlah jika putrimu saat ini baik baik saja. Tuhan pasti akan selalu menjaganya." Ujar Dean mengusap air mata Ara.
Sadar akan hal itu, Ara memundurkan tubuhnya menjauh dari Dean.
" Maaf." Ara mengusap air matanya.
" Sebagai Kakak yang akan membantumu ke depannya, bolehkah aku tahu statusmu saat ini? Maksudku apa kau dan suamimu berpisah secara resmi atau hanya berpisah sementara saja karena amarah sesaat saja?" Tanya Dean hati hati agar tidak menyinggung perasaan Ara.
" Maaf aku tidak menjawabnya saat ini Kak, karena aku sendiri juga tidak tahu kejelasan statusku saat ini." Ucap Ara berlalu masuk ke kamar mandi.
" Aku harus melakukan sesuatu untuk membuat Ara yakin dengan statusnya." Monolog Dean menatap pintu kamar mandi.
Kira kira apa ya yang akan di lakukan Dean? Ngomong ngomong penasaran nggak nih siapa sebenarnya Dean?
Udah double up nih kalau masih mau lanjut tekan like koment vote dan 🌹nya dulu biar author makin semangat ngetiknya.
Terima kasih...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Heryta Herman
terima kasih supportmu untuk Ara, Dr Dean..
sayangnya,kenapa Dr Dean haeus jadi pebinor ya...jngn lah thor...ga rela rasanya,seorang dokter hebat harus jadi rendah martabatnya hanya krna cinta...
bikinlah Dr dean menjadi orang hebat dlm hal positif thor..please.../Pray/
2024-11-11
0
Alanna Th
aq mau satu pebinor, thor 👍😂🤣😱😘
2023-06-22
2
Erchapram
Horeeee ada pebinor
2023-04-04
3