Sampai di rumah sakit Ara dan Dean di sambut hangat oleh para suster dan karyawan di sana. Melihat Dean dan Ara berjalan bersama membuat mereka saling berbisik. Mereka mengira Dean dan Ara terjerat hubungan khusus.
" Dokter Dean kalian sudah di tunggu di ruang pertemuan." Ucap salah satu karyawan yang bekerja di sana.
" Baik." Sahut Dean berjalan menuju ruang pertemuan di ikuti oleh Ara di belakangnya.
Dean dan Ara masuk ke ruang pertemuan dimana para karyawan, suster dan beberapa dokter sudah berada di sana. Mereka nampak terpana dengan kecantikan yang Ara pancarkan. Mereka tidak menyangka jika dokter Ara adalah dokter yang masih muda, cantik dan berhijab. Ara melempar senyuman manisnya membuat semua orang seperti tersihir.
" Ya Tuhan senyumannya."
" Cantiknya."
" Kira kira udah punya pasangan belum ya?"
" Memangnya kalau belum punya pasangan dia mau sama kamu? Dia pasti lebih memilih dokter Dean daripada kamu."
Bisik bisik para karyawan terdengar di telinga Dean dan Ara. Namun mereka membiarkan saja mereka mau berbicara apa yang penting tidak menyinggung perasaan mereka.
" Selamat pagi semuanya, hari ini kita kedatangan dokter umum yang baru yang ternyata masih sangat muda dan terlihat sangat cantik rupawan, saat ini beliau sedang berdiri di samping saya." Ucap Dean menunjuk Ara. Ara kembali melempar senyuman kepada mereka semua.
" Silahkan perkenalkan diri anda dokter Ara." Sambung Dean menatap Ara.
" Terima kasih dokter Dean." Sahut Ara.
Ara menatap ke depan menatap mereka semua.
" Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ara. Saat ini saya di tugaskan di rumah sakit ini sebagai dokter umum. Saya berharap kita semua bisa bekerja sama dengan baik, dan saya mohon bimbingan untuk ke depannya. Terima kasih." Ucap Ara.
Ara sengaja tidak menyebutkan nama lengkapnya dan memberikan alamat lengkapnya karena ia tidak mau sampai Yoga menemukannya. Ia sudah membuat keputusan untuk mengejar kariernya maka ia tidak boleh sampai gagal. Ia harus mendapatkan apa yang ia impikan selama ini yaitu menjadi dokter spesialis anak sebelum Yoga bisa menemukannya.
Walaupun Ara punya keyakinan jika Yoga saat ini sudah bahagia bersama wanita pilihannya.
" Dokter Ara, darimana Dokter berasal? Kenapa Dokter tidak menyebutkan alamat Dokter kepada kami?" Tanya seorang karyawan pria.
" Tidak penting darimana saya berasal, yang pasti saat ini saya tinggal di samping rumah dokter Dean." Ucapan Ara membuat mereka semua saling melempar pandangan.
Ara pun berkenalan dengan para dokter senior yang berdiri berjejer di sana. Ia mengatupkan kedua tangannya di depan dada sebagai salam perkenalan. Para dokter mengucapkan nama mereka satu persatu.
" Kalau begitu mari kita mulai bekerja, dokter Ara saya akan membawa anda berkeliling rumah sakit ini sebelum anda mulai bekerja supaya anda tidak tersesat saat berada di sini." Ujar Dean menatap Ara.
" Baik Dok, terima kasih." Ucap Ara.
Mereka semua meninggalkan ruang pertemuan menuju bagian masing masing. Dean membawa Ara mengelilingi rumah sakit besar yang memiliki luas lebih dari dua hektar ini.
" Dokter Dean, apa dokter Ameer berkebangsaan India? Saya melihatnya seperti orang India." Ucap Ara.
" Iya, tapi dia sudah menjadi warga negara kita. Kenapa? Apa kau menyukainya?" Tanya Dean menghentikan langkahnya. Ia menatap ke arah Ara.
" Bukan begitu, saya hanya bertanya saja Dok. Bukanlah lebih baik kuta bertanya daripada berasumsi sendiri? Itu akan membuat kita berprasangka buruk pada orang lain." Sahut Ara.
" Ya kau benar." Sahut Dean.
" Oh ya kalau kita sedang berdua begini jangan panggil aku Dok! Aku merasa asing kalau kau perlakukan dengan formal begitu." Ujar Dean.
" Tapi ini di area rumah sakit Dok, saya tidak bisa kalau tidak bersikap formal. Saya takut akan ada rumor yang berujung fitnah dengan kedekatan kita. Padahal kita hanya berteman saja." Ucap Ara.
" Memangnya kenapa? Selain rekan kerja kita juga teman. Jadi jangan dengarkan omongan unfaedah mereka." Ujar Dean.
" Maaf saya tetap tidak bisa. Saya harus menghormati anda sebagai senior saya." Ucap Ara.
" Baiklah kalau itu maumu tidak masalah, tapi kalau di luar rumah sakit jangan bersikap formal seperti ini, akan terlihat sangat kaku." Ucap Dean.
" Baiklah." Sahut Ara.
" Maaf untuk semalam saya memanggil dokter Dean dengan tidak sopan, saya tidak tahu kalau ternyata anda dokter senior di rumah sakit ini." Ucap Ara.
" Tidak masalah, aku malah lebih suka kamu panggil namaku saja." Ucap Dean menatap Ara.
" Itu terdengar tidak sopan Dok, bagaimanapun anda lebih tua dari saya. Saya akan memanggil anda dengan sebutan... " Ara nampak berpikir sejenak. Ia bingung harus memanggil Dean dengan sebutan apa.
" Kalau di sini biasanya orang orang memanggil kaum pria dengan sebutan Mas. Kamu bisa memanggilku dengan sebutan itu." Ucap Dean.
" Mas?" Ara mengerutkan keningnya.
" Iya Mas Dean." Ucap Dean.
" Ah tidak tidak! Itu terdengar sangat kaku. Namamu keren masa' mau di panggil Mas Dean. Kaya'nya nggak banget deh." Ucap Ara menanggalkan sikap formalnya. Dean tersenyum melihatnya.
" Gimana kalau Kak saja? Kak Dean terdengar lebih bagus daripada Mas Dean." Ujar Ara.
" Baiklah terserah kau saja." Sahut Dean melanjutkan langkahnya.
Mereka berkeliling melewati ruangan satu ke ruangan lainnya. Dean melemparkan senyumannya sambil sesekali mencuri pandang kepada Ara.
" Aku akan mengejarmu setelah statusmu jelas Ara. Aku akan menggantikan suamimu untuk membuatmu bahagia." Ujar Dean dalam hatinya.
Ya.. Dean menyelidiki data diri Ara. Ia mendapat informasi jika Ara sedang dalam proses perceraian dengan suaminya. Bukan hal sulit untuk Dean mendapatkan semua itu karena ia punya akses untuk melakukannya. Tanpa sepengetahuan Ara, ia telah menutup akses keberadaan Ara agar Yoga tidak bisa menemukannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dirumah tuan Alif saat ini Yoga sedang duduk berhadapan dengannya. Yoga terus mendesak tuan Alif untuk memberitahu dimana keberadaan Ara saat ini.
" Yah aku mohon! Katakan dimana Ara sekarang ini! Aku berjanji tidak akan menghalangi karirnya, aku hanya ingin kita tetap bersama Ayah. Kalau Ara berada jauh dari sini, biarkan aku yang mengikutinya. Aku dan Rere akan pindah kemana Ara berada yang penting kami bisa bersama. Aku mohon Ayah!" Ucap Yoga menghiba kepada ayah mertuanya.
" Aku susah pernah bilang padamu Yoga, aku akan mengambil Ara jika kau berani menyakitinya. Dan aku tidak akan pernah mengembalikan Ara pada orang yang telah menyakitinya. Jadi sampai kapan pun aku tidak akan mengatakan dimana Ara berada. Kau tidak perlu membuang waktumu untuk terus menanyakan hal yang sama karena jawabanku akan tetap sama. Kau tanda tangani saja surat perpisahanmu biar bisa segera di proses. Aku sudah tidak sabar ingin memisahkan Ara dari pria sepertimu." Ucap tuan Alif.
Yoga berlutut di depan tuan Alif.
" Aku mohon Ayah! Katakan dimana Ara berada! Aku mencintainya, aku tidak bisa hidup tanpanya Ayah. Apalagi putriku, dia sangat membutuhkan Ara untuk tetap bersamanya Ayah. Aku mohon katakan padaku dimana Ara. Hiks... Hiks... Putriku terus menangis mencari ibunya Ayah. Dia bahkan tidak mau menyusu dan tidur dengan baik. Putriku sama tersiksanya dengan aku Ayah. Hiks... Aku mohon buka hati Ayah untuk kami. Beri tahu aku dimana Ara saat ini Ayah!" Isak Yoga berharap Ayah mertuanya bersimpati padanya.
Yoga merasa benar benar tidak bisa hidup tanpa Ara. Tanpa ia sadari Ara adalah segalanya bagi hidupnya.
" Aku mohon Ayah!" Ucap Yoga.
" Ara...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Heryta Herman
rasakan akibat perbuatanmu sendiri yoga..sesakit itulah perasaan ara atas peebuatanmu...
jngn biarkan yoga beehasil menemukan ara,thor...
biarkan ara membuka hatinya pada orang lain yg bisa lbh menghargainya...
2024-11-11
0
Tavia Dewi
syukurin udh pergi baru di cari orang y da di sia-siakan
2023-11-30
3
Alanna Th
dr dean gercep y mnyembunyikn incarannya 😱😂🤣👍😘
2023-06-22
1