" Ya sudah karena sudah malam aku pulang dulu, kalau perlu bantuan atau kau butuh sesuatu tinggal panggil aku di rumah sebelah. Jangan sungkan sungkan!" Ucap Dean tersenyum ke arah Ara. Ara segera memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Dean.
" Iya terima kasih sebelumnya, ke depannya aku pasti akan selalu merepotkanmu." Ujar Ara.
" Tidak masalah dokter Ara, aku malah senang bisa membantumu. Aku pulang dulu." Sahut Dean meninggalkan Ara.
Setelah menghabiskan tehnya, Ara masuk ke dalam. Ia berbaring di atas ranjang menatap langit langit kamar.
" Mama merindukanmu sayang, maafkan mama yang telah tega meninggalkanmu sayang. Papamu tidak mengijinkan kita untuk bersama. Dia sudah menyiapkan mama baru untuk kamu. Semoga kalian berbahagia, dan semoga mama juga bisa bahagia di sini walaupun rasanya tidak mungkin. Karena kebahagiaan mama ada bersamamu." Batin Ara.
Di rumah Yoga, saat ini Rere sedang menangis padahal ia berada dalam gendongan Yoga.
Oa... Oa...
" Sayang tenanglah! Jangan menangis lagi ya." Ujar Yoga.
Yoga turun ke bawah menghampiri nyonya Hana dan Putri yang sedang duduk di ruang keluarga.
" Ma tolong gendong Rere, dari tadi dia menangis terus." Ujar Yoga memberikan Rere pada mamanya.
" Bagaimana dia nggak menangis kalau dia merasa kehilangan ibunya?" Sahut Putri tersenyum sinis.
" Kurang apa Ara padamu Kak? Dia mengorbankan masa mudanya dan masa depannya demi anak orang lain. Tidak ada wanita bodoh seperti Ara yang mau melakukan itu Kak? Dia seorang bintang, dia seorang dokter yang masa depannya sedang bersinar tapi dia meredupkan sinarnya sendiri hanya demi anakmu. Tapi apa yang kau lakukan padanya? Kau justru menyianyiakan semua pengorbannya selama ini. Kau jahat Kak! Kau tidak pantas di sebut sebagai manusia karena kelakuanmu kepada Ara seperti iblis. Kau menyakitinya tapi aku yang terluka. Sebagai sahabat aku merasa buruk karena tidak bisa membantunya selama ini. Aku tidak bisa mengurangi sakit hatinya. Ini semua gara gara kamu Kak. Aku kecewa dan sangat marah padamu. Kau selalu menyakiti Ara demi cintamu pada Rebecca kan? Kalau begitu jika Rere menangis jangan bawa dia kepada kami, bawa dia ke kuburan sana. Bawa dia kepada ibu kandungnya yang sangat kau cintai itu. Benar benar manusia tidak punya akhlak." Ucap Putri mengeluarkan kemarahannya. Ia meninggalkan mama dan kakaknya yang sangat bodoh menurutnya.
" Maafkan ucapan adikmu, dia hanya berusaha mengungkapkan isi hatinya karena dia terlalu kecewa padamu. Kau melukai dan menyakiti sahabatnya, dia juga merasakan luka yang sama dengan Ara." Ucap nyonya Hana.
" Semua ucapannya merupakan kebenaran Ma, akulah yang salah di sini dan aku memang patut di salahkan. Aku menyesal Ma, aku sangat menyesal. Bahkan penyesalanku kali ini terasa begitu mendalam di salah hati dan jiwaku. Hidupku terasa hancur berkeping-keping tanpa sisa. Aku merasa hidupku tidak ada artinya lagi Ma... Aku harus bagaimana? Kemana aku harus mencari Ara? Aku mohon bantu aku Ma! Bantu aku mendapatkan informasi dimana Ara berada. Aku mohon Ma!" Ucap Yoga menatap mamanya.
" Apa kau benar benar mencintainya?" Tanya nyonya Hana.
" Iya Ma, aku mencintainya. Entah sejak kapan perasaan itu ada, tapi akhir akhir ini aku baru menyadarinya." Sahut Yoga.
" Mama pasti akan membantumu tapi mama tidak bisa menjanjikan berhasil dan tidaknya padamu." Ujar nyonya Hana.
" Baik Ma, aku ke kamar dulu." Ucap Yoga kembali ke kamarnya.
Saat Yoga masuk ke kamarnya, hal pertama yang terlintas di dalam benaknya adalah bayangan Ara menyambutnya dengan suara indah dan senyuman manisnya.
*Mas sudah pulang? Mau mandi atau makan dulu Mas? Biar aku siapkan
Mas kelihatan capek banget, apa mau aku pijitin badannya biar relax kembali?
Mas jangan bekerja sampai larut malam, itu akan mengganggu kesehatanmu Mas. Aku tidak mau sampai Mas sakit.
Mas air hangat dan baju gantinya sudah aku siapkan, aku ke kamar Rere dulu. Kalau Mas membutuhkan sesuatu Mas panggil aku saja*.
Tubuh Yoga luruh ke lantai. Dadanya terasa sesak mengingat hal itu. Apalagi saat ia mengingat perlakuannya pada Ara, membuatnya semakin sesak.
Jangan campuri urusanku lagi, aku bisa menyiapkan semua keperluanku. Kau tidak perlu menunjukkan sikap manis dan rayuanmu itu. Aku tidak akan tergoda dengan apa yang sudah kau lakukan selama ini. Percuma saja kau berusaha karena sampai kapan pun dan apapun yang kau lakukan, hatiku tidak akan condong kepadamu.
" Hiks.... Hiks.. Betapa sombongnya aku kepadamu Ara. Tanpa belas kasihan aku melukaimu dengan ucapanku. Aku selalu menyakinkan dirimu kalau aku tidak akan mencintaimu padahal diriku sendiri tidak yakin akan hal itu. Kini aku termakan oleh kesombongan diriku sendiri. Bibirku yang selalu menolak mencintamu pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang di rasakan oleh hatiku. Maafkan aku Ara! Aku mohon kembalilah. Kau boleh menghukumku apa saja tapi aku mohon jangan menghukumku seperti ini. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa menjalani kehidupan ku ke depannya tanpa kamu. Baru sehari saja aku sudah merasa tidak sanggup apalagi sampai berbulan bulan, bertahun tahun atau selamanya." Ucap Yoga terisak.
" Tidak... Aku tidak akan membiarkan Ara pergi meninggalkan aku selama berbulan bulan apalagi bertahun tahun. Aku akan mencari Ara bagaimanapun caranya. Aku akan menyewa detektif yang lebih hebat dari Yoseph untuk menemukan Ara, walaupun hartaku sebagai taruhannya." Yoga mengusap air matanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi ini Ara sedang bersiap untuk bekerja di rumah sakit. Walaupun hatinya hancur berantakan tak karuan, namun ia tetap bersikap profesional dengan menyambut hari pertamanya bekerja dengan senyuman dan semangat empat lima. Setelah memakai hijabnya ia segera keluar rumah menuju parkiran mobilnya.
" Semangat Ara! Awali pagi dengan mengucap bismillahhirrohmanirrohhim. Semoga segala urusanku hari ini di permudah oleh yang Maha kuasa, amin." Monolog Ara menyalakan mesin mobilnya.
Ara melajukan mobilnya keluar gerbang rumahnya, saat melewati gerbang rumah Dean, ia terkejut saat melihat plang yang terpapang di depan.
" Dokter Rodean Irjayatama Sp.BA." Gumam Ara.
" Ternyata Dean seorang dokter spesialis bedah anak. Ya Tuhan... Pantas saja rumahnya sebesar ini. Kenapa dia tidak bilang padaku kalau dia seorang dokter spesialis? Aku bisa belajar banyak darinya untuk mendapatkan gelas spesialisku lebih cepat." Ucap Ara tersenyum manis.
Tin... tin
Ara terkejut saat mendengar klakson mobil dari dalam gerbang, ia baru menyadari kalau mobilnya menghalangi jalan mobil Dean.
" Ara, kenapa berhenti di sini? Apa kau sedang menungguku?" Tanya Dean menongolkan kepalanya ke luar kaca.
" Ah iya maaf." Ucap Ara entah di dengar oleh Dean atau tidak.
Ara segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit di ikuti mobil Dean dari belakang.
" Kau sangat manis Ara membuat jantungku selalu berdegup kencang saat melihatmu. Bisakah aku mendapatkanmu?" Gumam Dean kembali fokus pada jalan di depannya.
Bisa nggak nih? Next part mau fokus ke Ara apa ke Yoga nih? Tulis di part komentar ya..
Jangan lupa tekan like koment vote dan kasih 🌹 yang banyak buat author.
Terima kasih...
Miss U All...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Heryta Herman
part ara aja thor...biarkan ara mencari kebahagiaan dan kesuksesan...ara berhak mendapatka semua itu...
2024-11-11
0
tumini sarmadi
sama Dean aja
2024-03-21
0
Aisyah Salman
lajut tor,,,
💪💪💪😂😂😂
2023-09-16
2