" Hallo Ma." Ucap Yoga setelah mengangkat teleponnya.
" Yoga Ara pergi dari rumah."
" Apa???" Pekik Yoga membuat Rere berjingkrak kaget. Yoga menimangnya membuat Rere kembali terlelap.
" Iya sayang, Ara pergi dari rumah. Baru saja dia pamit sama Mama Nak, sepertinya dia tidak akan pulang karena dia membawa kopernya. Mama takut Nak, Mama takut dia tidak kembali lagi ke sini. Ini semua gara gara kamu, kalau saja kamu bisa sedikit saja berbuat baik padanya semua ini tidak akan terjadi. Kau harus mencarinya sekarang juga, mungkin dia pulang ke rumah orang tuanya. Bawa dia kembali ke rumah ini Yoga!" Ucap nyonya Hana cemas.
" Mama akan membencimu kalau sampai Ara tidak kembali." Nyonya Hana mematikan ponselnya.
Yoga menidurkan Rere di atas ranjangnya.
" Ya Tuhan... Apakah ini petunjuk yang Kau berikan padaku? Aku yang menyuruhnya pergi tapi kenapa aku merasa tidak mau kehilangan dia. Aku harus bagaimana? Haruskah aku membairkannya pergi atau aku harus membawanya pulang lagi dan membiarkan perasaan ini semakin dalam padanya?" Yoga menyugar kasar rambutnya. Ia menatap Rere cukup lama, wajah imut yang masih sangat membutuhkan kasih sayang ibunya.
" Ya.. Aku harus mengingkari janjiku pada Rebecca, aku harus menahan kepergian Ara. Aku harus membawanya kembali ke dalam rumahku. Tidak hanya rumahku tapi juga hatiku. Ya... Aku mencintai Ara, aku tidak akan menahan perasaan ini lagi. Aku harus menjemputnya di rumah ayah Alif." Ucap Yoga.
Yoga meminta suster untuk menemani Rere. Ia bergegas menuju parkiran lalu melajukan mobilnya menuju rumah tuan Alif.
Sampai di sana ia segera berlari masuk ke dalam.
" Ara." Panggil Yoga.
Tuan Alif dan nyonya Aisyah yang sedang duduk di ruang tamu menoleh ke arahnya. Nampak keduanya sedang bersedih, nyonya Aisyah mengusap air matanya. Dengan langkah perlahan Yoga menghampiri keduanya. Melihat itu Tuan Alif merasa geram, ia beranjak mendekati Yoga.
Tiba tiba...
Plak....
Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Ia mengusap pipinya yang terasa panas.
" Beraninya kau ke sini." Bentak tuan Alif, Yoga memejamkan matanya sekilas.
" Maafkan aku Yah!" Ucap Yoga.
Yoga yakin jika Ara pasti sudah menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya.
" Untuk apa kau meminta maaf? Apa maafmu bisa mengembalikan putriku?" Tanya tuan Alif.
" Aku yakin kepergian putriku pasti karena perlakuanmu padanya. Kau pasti telah bersikap buruk pada putriku sehingga putriku pergi meninggalkanku." Bentak tuan Alif menarik kerah leher Yoga.
" Katakan apa yang telah kau lakukan pada putriku selama ini!" Tuan Alif kembali membentak Yoga.
" Ya Tuhan.. Bahkan setelah apa yang aku lakukan kepada Ara, Ara tidak menceritakan keburukanku pada keluarganya. Sungguh kau istri yang sholehah Ara, maafkan aku!" Ujar Yoga dalam hati.
" Ayah tenanglah! Kita bicarakan ini sambil duduk, jangan seperti ini! Ini tidak baik Ayah, jangan terbawa emosi!" Ujar nyonya Aisyah.
Tuan Alif menghela nafasnya, ia kembali duduk di kursinya.
" Duduklah nak Yoga!" Ucap nyonya Aisyah.
Mereka duduk di sofa saling berhadapan.
" Yoga, tadi Ara pulang ke rumah. Dia pamit kepada kami untuk melanjutkan studinya karena ia merasa tugasnya menjaga Rere sudah berakhir. Sebagai orang tua kami tidak bisa berbuat apa apa karena dia tidak menceritakan alasan ataupun penyebab dia pergi mendadak seperti ini."
" Tapi Bunda yakin jika kepergian Ara bukan karena keinginannya, karena Bunda yakin Ara tidak akan meninggalkan suaminya begitu saja kalau bukan suaminya sendiri yang memintanya. Apa kau yang menyuruhnya untuk pergi? Apa kalian sedang dalam masalah besar sehingga tidak bisa di selesaikan dengan cara baik baik?" Tanya nyonya Aisyah menatap Yoga.
" Bagaimana dia bisa menyelesaikannya dengan baik, apa Bunda tidak melihat jika dia bukan orang baik? Orang yang baik tidak akan bisa menyakiti hati sesamanya apalagi istrinya. Melihat istrinya bersedih saja sudah tersiksa apalagi membiarkan istrinya meneteskan air mata. Tapi apa yang dia lakukan? Dia malah membuat istrinya meninggalkannya." Sahut tuan Alif menohok hati Yoga.
" Apa Bunda tidak melihat kesedihan Ara saat berpamitan tadi? Ayah sangat mengenal Ara, walaupun dia berkata baik baik saja tapi tatapan matanya menyiratkan kepedihan yang mendalam. Ayah menyesal telah mengijinkan mereka menikah." Ucap tuan Alif.
" Maafkan aku Ayah, Bunda. Aku benar benar bodoh dan tidak pandai bersyukur. Ayah benar, selama ini aku memperlakukan Ara dengan buruk. Aku selalu mengabaikannya karena aku takut jatuh cinta padanya. Dan bodohnya aku, aku takut jatuh cinta pada Ara hanya karena janjiku pada mendiang istriku. Dan di saat aku menyadari perasaanku justru aku memintanya untuk pergi. Maafkan aku Ayah! Aku telah mengingkari janjiku pada Ayah. Ayah benar, aku tidak bisa hidup bahagia karena aku terkekang dengan masa laluku." Ucap Yoga.
" Tapi kali ini aku telah meninggalkan masa laluku demi masa depanku Ayah, aku tidak akan menahan perasaanku untuk Ara lagi. Aku ingin memulai hidup baru dengannya, aku mencintainya Ayah. Aku sangat mencintainya dan tidak mau kehilangannya." Sambung Yoga.
" Tapi sayangnya kau sudah kehilangannya. Ara memintaku untuk mengurus surat perpisahan kalian secepatnya."
Jeduarrrr.....
Bagai di sambar petir di siang bolong. Ia benar benar terkejut dengan ucapan Ayah mertuanya.
" Tolong jangan lakukan itu Ayah! Aku akan memperbaiki semuanya, aku janji pada Ayah dan kali ini aku tidak akan mengingkari janjiku lagi. Aku mohon Ayah jangan pisahkan aku dan Ara!" Yoga mengatupkan kedua tangannya di depan dada sambil meneteskan air mata. Hatinya sakit, hatinya pedih mendengar perpisahan dari Ara.
" Ini sudah menjadi keputusan Ara, dan ini yang terbaik untuk kalian berdua." Ucap tuan Alif.
" Ayah aku akan meminta maaf pada Ara, tolong beritahu aku dimana Ara sekarang Ayah!" Ujar Yoga.
" Ara sudah pergi." Sahut tuan Alif.
" Kemana Ara pergi Ayah? Aku akan menyusulnya dan aku akan membawanya pulang ke rumah saat ini juga." Ujar Yoga.
" Kemana dia pergi kami tidak bisa memberitahumu, aku mohon jangan mengganggu kehidupan Ara lagi! Biarkan dia menggapai masa depannya dengan tenang!Kau tidak perlu menyusulnya apalagi membawanya pulang. Sekarang pulanglah! Jaga putriku dengan baik karena sekarang sudah tidak ada Ara yang menjaganya. Aku akan mengirimkan surat perpisahan itu lusa." Ucap tuan Alif.
Yoga berlutut di depan kedua mertuanya. Bagaimanapun ia harus mendapatkan Ara kembali.
" Aku mohon Ayah, Bunda! Beri aku kesempatan kedua untuk menebus kesalahanku selama ini. Aku mohon tolong katakan kemana Ara pergi! Aku mohon Ayah!" Pinta Yoga menghiba berharap kedua mertuanya merasa iba padanya.
" Jika kalian tidak mau melakukan untukku, setidaknya kalian bisa melakukannya untuk putriku. Putriku membutuhkan mamanya, putriku sangat membutuhkannya Ayah." Ucap Yoga.
" Kau pernah melakukan ini Yoga, dan dengan penuh keikhlasan kami memberikan Ara padamu. Kami pasrahkan sepenuhnya Ara padamu, tapi kau sendiri yang membuatnya pergi. Haruskah kami melakukan kesalahan yang sama dengan memberikan putri kami untuk yang kedua kalinya? Seharusnya kau berpikir lebih jauh sebelum meminta putriku untuk pergi. Sekarang percuma kau memohon kepada kami karena kami tidak akan memberikan apa yang kamu mau. Sekarang pergilah! Aku sudah muak melihat wajah pria yang tidak bertanggung jawab sepertimu." Ucap tuan Alif.
" Baiklah Ayah aku pergi, tapi aku akan kembali untuk menanyakan hal sama dengan kalian. Dan sebelum kalian memberitahuku dimana Ara, aku tetap akan selalu kemari. Tidak peduli berapa kali Ayah akan mengusirku." Ucap Yoga beranjak dari sofa.
" Berapa kali kau kemari maka jawaban kami tetap akan sama, kami tidak akan pernah memberitahu keberadaan Ara padamu, termasuk kepada ibumu. Jadi jangan membuang waktumu untuk hal yang sia sia seperti ini." Ucap tuan Alif.
Yoga keluar dari rumah tuan Alif dengan perasaan kecewa. Ia segera menelepon Yoseph untuk meminta bantuannya melacak keberadaan Ara. Tak lupa ia juga mencoba menghubungi Ara namun nomernya tidak aktif. Tidak sengaja Yoga menekan tombol status, ia melihat status Ara beberapa menit yang lalu..
Deg...
Jantung Yoga terasa berhenti berdetak saat melihat foto Ara bersama Rere dengan caption " Selamat tinggal putri tercintaku 🥰"
Tak terasa air mata menetes begitu saja, Yoga segera masuk ke dalam mobil saat menyadari jika Ara berada di rumah sakit saat membuat status whatsapp nya.
" Ara tunggu aku!" Yoga melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Ia berharap Ara masih berada di sana.
" Ya Tuhan... Semoga Ara masih ada di sana." Gumam Yoga.
Ketemu nggak nih? Kita sambung di next part ya.
Jangan lupa tekan like koment dan 🌹nya yang banyak buat author biar semangat ngetiknya...
Terima kasih...
Miss U all...
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Nurul Aeni
jgn pertemukan Ara dg yoga thoorr,,biarin tuuh si yoga tersiksa🤣🤣.buat yoga menderita dulu thooorr
2025-01-21
1
Heryta Herman
jangn ketemu dulu thor..biarkan ara menggapai cita" nya sambil menata hatinya..biarkan ara sukses dulu...akqn ada saatnya nti ara bahagia.. please thor...
2024-11-11
0
tumini sarmadi
jangan ketemu,, biar kan aja yoga,,,, laki " ngk punya pendirian,,
2024-03-21
3