" Siapa dia Mas? Jangan diam saja seperti ini! Kalau memang Mas memiliki wanita lain, aku mohon jangan di teruskan Mas karena Mas akan menanggung doa besar. Jika Mas memang mencintainya maka biarkan aku yang mengalah."
Jeduarrr...
Yoga langsung menatap Ara tidak percaya.
" A... Apa maksudmu Ara?" Tanya Yoga.
Ara tersenyum menatap Yoga, senyuman yang indah dan menawan.
" Jangan melakukan zina karena telah mencintai dan dekat dengan wanita selain istrimu Mas! Daripada Mas berbuat dosa, mending Mas nikahi saja dia. Dan jaga Rere bersama sama. Mas juga sudah tidak membutuhkan aku untuk merawat Rere, jadi untuk apalagi aku berada di sini Mas? Walaupun aku berusaha keras untuk membuatmu menatapku, pada kenyataannya aku gagal Mas. Kau benar, aku tidak akan pernah bisa memiliki hati dan cintamu, sebenarnya bukan karena aku yang tidak bisa tapi karena kamu yang tidak membuka kesempatan itu untukku. Aku minta maaf, jika selama ini aku banyak kekurangan. Aku tidak bisa menjadi istri ataupun ibu yang baik. Selain kurangnya pengetahuan aku juga kurang pengalaman. Aku minta maaf untuk semua itu Mas." Ucap Ara mengusap air mata yang menetes di pipinya. Yoga memejamkan matanya sambil mengepakkan erat tangannya, ia merasa tidak sanggup melihat Ara menangis seperti itu walaupun ia yang menjadi alasan utama air matanya.
" Aku pulang dulu Mas, jaga Rere untukku." Ucap Ara segera berlalu dari sana membawa kesedihan dan luka di dalam hatinya.
" Ara tunggu Nak!" Teriak nyonya Hana namun Ara tidak mempedulikannya.
" Yoga ada apa sebenarnya ini Nak? Kenapa kau membiarkan Ara pergi hah? Bagaimana kalau dia pergi meninggalkanmu untuk selamanya?" Ujar nyonya Hana tidak tahu apa yang sedang di pikirkan Yoga saat ini.
" Biarkan dia pergi Ma." Ucap Yoga.
Nyonya Hana melongo menatap putranya.
" Kau benar benar bodoh. Urus sendiri putrimu itu, Mama pusing melihat tingkahmu, bukannya bersyukur memiliki istri seperti Ara malah kau sia siakan seperti ini. Mama hanya bisa berdoa semoga kau tidak akan menyesalinya suatu hari nanti seperti yang kau lakukan setelah kepergian Rebecca." Ucap nyonya Hana kesal.
Nyonya Hana keluar meninggalkan Yoga dan Rere sendirian. Ia benar benar merasa kecewa atas sikap putranya yang menurutnya bodoh.
Yoga duduk termenung di samping ranjang Rere.
" Maafkan aku Ara!" Gumam Yoga.
Yoga menerawang kepada kejadian kemarin.
Flasback On
Setelah menelepon Ara, Yoga pergi ke pemakaman Rebecca. Hal yang selalu ia lakukan setiap harinya tanpa ada yang tahu. Ia berjongkok di depan gundukkan tanah yang mulai kering.
" Sore Rebecca, aku datang lagi untuk menjengukmu dan ingin melanjutkan curahan hatiku yang kemarin kepadamu." Ucap Yoga meletakkan setangkai bunga mawar di atas pusara.
" Hari ini aku merasa benar benar bimbang Rebecca, aku berjanji padamu untuk tidak mencintai ataupun menyayangi wanita lain. Tapi pada kenyataannya aku mulai mengingkarinya. Ara... Istri sholehah yang selama ini melayaniku dan mengurus putri kita dengan baik, mulai menggetarkan hatiku. Aku mulai nyaman berada di sekitarnya, aku mulai terbiasa dengannya dan aku mulai bergantung padanya. Kelembutannya membuat hatiku condong kepadanya dan ingin selalu bersamanya."
" Aku harus bagaimana Rebecca, aku tidak mau melukai hatimu dengan mengingkari janjiku padamu. Tapi aku juga tidak mau kehilangannya Rebecca, aku harus bagaimana? Jika aku tetap berada di dekatnya, aku takut perasaan ini akan semakin jelas. Aku tidak mau mengkhianatimu dengan mencintainya. Aku harus bagaimana Rebecca?"
Yoga merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Ia tidak kuasa mengingkari janjinya pada mendiang istrinya tapi ia juga tidak mampu menahan perasaannya terhadap Ara.
" Apa aku harus menjauh darinya? Ya... Sepertinya aku harus menjauh darinya dan aku tidak boleh membiarkan perasaan ini semakin tumbuh." Ujar Yoga.
" Rebecca aku pulang dulu, besok aku akan kembali lagi ke sini. Beristirahatlah dengan tenang." Yoga pergi meninggalkan pemakaman.
Yoga melajukan mobilnya menuju cafe tempat ia menjanjikan kepada Ara. Sampai di cafe ia hanya berhenti di jalan raya sambil menatap ke dalam sana. Ia melihat Ara yang sedang duduk sambil menggendong Rere. Tiba tiba perasaan di dalam hatinya membuncah begitu saja.
" Tidak Yoga... Kau tidak bisa seperti ini." Yoga kembali melajukan mobilnya meninggalkan cafe tersebut dengan perasaan yang entah.
" Arghhh!!!" Teriak Yoga memukuli stirnya.
" Kenapa aku jadi seperti ini sih? Aku bingung harus bagaimana, kenapa juga hatiku tidak memiliki kesetiaan untuk satu wanita saja. Aku tidak mau mencintai wanita lain karena aku tidak tega mengkhianati Rebecca yang sudah berjuang keras melahirkan putriku hilang kehilangan nyawanya. Tapi kenapa malah aku mulai nyaman bersamanya. Sial sial sial!!!!" Teriak Yoga.
Yoga tidak tega mengkhianati Rebecca yang telah memperjuangkan nyawanya melahirkan putrinya namun ia lupa siapa yang mengurus putrinya selama ini.
Yoga menghentikan mobilnya di sebuah club yang biasa dia kunjungi. Ia masuk ke dalam lalu duduk di depan meja bartender yang sedang meracik minuman.
" Berikan aku satu botol man***n!" Ucap Yoga.
" Maaf Tuan club kami baru buka, kami harus berasal dulu. Kami belum bisa melayani pelanggan sebelum jam enam." Ucap bartender.
" Kalau belum bisa melayani pelanggan, kenapa pintunya tidak di kunci saja? Nggak usah banyak bicara! Ambilkan sekarang juga atau aku akan mengobrak abrik club ini! Kamu tidak tahu aku siapa?" Tekan Yoga menatap tajam ke arah bartender membuatnya ketakutan.
" Baik Tuan." Ucapnya.
Tidak hanya sebotol, ternyata Yoga mampu meminumnya hingga empat botol membuatnya mabuk parah. Ia bahkan sampai muntah muntah di club itu, padahal jam baru menunjukkan pukul tujuh.
Karina, wanita seumuran dengan Yoga yang menjadi sekretaris barunya masuk ke dalam club saat melihat mobil Yoga terpakir di depan. Ia terkejut melihat kondisi Yoga saat ini. Ia segera membawa Yoga pulang ke rumahnya.
Flashback Off
Oek oek oek...
Suara tangisan Rere membuat Yoga tersadar dari lamunannya.
" Sayang kamu kenapa hmm?" Yoga mengelus elus pipi Rere. Rere mencari tangan Yoga dan hendak menyesapnya.
" Oh kamu kelaparan ya sayang, sebentar Papa bikin susu dulu ya." Ujar Yoga.
Yoga membuat susu untuk Rere lalu memberikannya menggunakan dot. Rere menyesap dengan kuat. Tiba tiba Yoga teringat dengan Ara saat Ara memberikan susu seperti ini.
" Ara lagi... " Gumam Yoga.
Yoga mencoba menghilangkan Ara dari pikirannya namun tidak bisa.
" Ya Tuhan... Apa yang harus aku lakukan? Aku mohon berikan petunjukmu. Apakah aku harus membuka hatiku untuknya demi kebahagiaan kami berdua? Berikan petunjukmu ya Rob." Gumam Yoga.
Oek.. Oek...
Rere kembali menangis padahal ia sudah menghabiskan susunya. Yoga segera menggendong tubuh Rere yang gembul.
" St st st sayang, jangan menangis lagi ya! Ada Papa di sini. Kita bisa bermain berdua, kau harus terbiasa tanpa mamamu sayang. Karena Papa tidak tahu apakah kita masih bisa bersama atau tidak. Papa merasa sangat bimbang sayang, entah Papa harus bagaimana sekarang." Ujar Yoga.
Rere terus menangis, Yoga mencoba menenangkannya. Tak lama Rere mulai kembali terlelap.
Drt... Drt...
Ponsel Yoga berdering tanda panggilan masuk, ia menatap id pemanggil yang tak lain adalah mamanya. Ia segera mengangkatnya.
" Halo Ma."
............
" Apa???"
Nah loh kenapa ya? Siapa nih yang pernah berada di fase seperti Yoga?
Penasaran kelanjutannya?
Tekan like koment vote dan kasih 🌹yang banyak karena author akan memilih tiga pendukung terbanyak yang akan author beri pulsa sebesar dua puluh ribu di akhir bab nanti saat tamat ya...
Terima kasih..
Miss U All..
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Heryta Herman
baguslah klo ara menyerah..memang sdh waktunya...tinggalkan semua,fokus pada hidupmu sendiri,ara..masih ada orangtuamu yg menyayangimu...pergilah sejauh mungkin..hindari yoga dan kluarganya...cari kebahagiaanmu,lanjutkan atudymu,raih cita"mu...tunjukkan bahwa kau mampu untuk hidup tanpa yoga suami dayusmu...
2024-11-11
0
Alanna Th
smoga ara pulang k rmh ortunya, lansung dbw kabur ayahnya kluar negeri utk lnjtkn studynya 😱🙏🙏🙏😘👍
2023-06-22
1
Erchapram
Bikin penasaran aja nih Othor gantung2 jemuran lagi. Mungkinkah Ara pergi???
2023-03-31
3