Malam ini keluarga Ara sedang makan malam bersama. Tiba tiba bi Asih memanggil Ara karena ada tamu yang ingin menemuinya. Ara mengerutkan keningnya saat sayup sayup terdengar suara bayi menangis.
" Siapa tamunya Ra? Kenapa sepertinya ada suara bayi menangis?" Tanya nyonya Aisyah menatap putrinya.
" Aku tidak tahu Bun, atau jangan jangan... " Ara menjeda ucapannya.
" Rere." Gumam Ara seketika teringat tangisan Rere.
" Bun, Yah, aku ke depan dulu." Ucap Ara. Ia segera meninggalkan meja makan.
Ara menuju ruang tamu dan betapa terkejutnya ia saat melihat nyonya Hana yang berdiri sambil menggendong Rere yang sedang menangis.
" Astaghfirullahal'adzim Tante... Kenapa Tante membawa Rere ke sini malam malam begini? Rere pasti kedinginan Tante karena udara malam. Ya Tuhan kasihan sekali anak Aunti yang cantik ini." Ucap Ara. Spontan ia mengambil Rere dari gendongan nyonya Hana.
" Tante harus bagaimana Ara? Rere selalu menangis seperti ini setiap saat. Tante tidak punya pilihan lain selain membawanya menemuimu. Tante yakin Rere pasti akan tenang berada dalam gendonganmu." Ujar nyonya Hana.
" Iya ya sayang, kamu kangen sama Aunti? Aunti juga kangen sama kamu. Ust ust sayang jangan menangis lagi ya kesayangan Aunti! Aunti ada di sini bersamamu." Ucap Ara mencium pipi Rere lama.
Ajaib...
Tangisan Rere langsung berhenti, hal itu membuat nyonya Hana tersenyum begitupun dengan kedua orang tua Ara yang melihatnya dari kejauhan.
" Tante apa Rere tidak minum susu dengan teratur? Kenapa sepertinya badannya kurusan ya." Ujar Ara tanpa menatap nyonya Hana.
" Bagaimana tidak kurus Ara, dia terus menangis mencarimu. Dia tidak mau meminum susu dengan baik Ara. Lihatlah! Sejak kepergianmu dia hanya bisa menangis dan terus menangis seperti ini. Yoga sudah menyewa dua babby sister tapi mereka tidak mampu menenangkan Rere. Tante yakin Rere hanya menginginkanmu bukan orang lain Ara." Ucap nyonya Hana.
Ara menatap nyonya Hana dengan rasa bersalah karena telah menolak lamaran Yoga.
" Ara tante sadar diri siapa Yoga dan siapa kamu Nak. Perbandingan dia antara Kamu dan Yoga sangat terlihat jelas. Kamu gadis cantik, sholehah dan pintar, dengan mudah kamu bisa mendapatkan pria seperti apapun yang kamu mau. Sedangkan Yoga? Yoga hanya seorang duda yang di tinggal mati oleh istrinya. Tidak ada yang mau menikah dengannya apalagi jika memandang Rere. Tidak ada wanita yang mau menikahi duda beranak." Ucap Nyonya Hana.
" Tapi Ara, Rere sangat membutuhkanmu untuk menjadi ibunya. Katakanlah jika Tante memang egois karena hanya memikirkan Rere tanpa memikirkan masa depan kamu. Tapi Tante punya alasan Ara. Tante merasa kamu lah wanita yang sangat tepat untuk menjadi ibunya Rere. Kamu wanita sholehah yang taat pada agama, kamu tahu cara menyayangi orang lain. Tante yakin kamu bisa mengurus dan menyayangi Rere setulus hati seperti kamu merawat anakmu sendiri, wanita lain belum tentu bisa melakukannya Ara. Mungkin jika Tante umumkan kalau Yoga sedang mencari seorang istri saat ini pasti akan banyak wanita yang mendaftar, tapi belum tentu ada satu dari mereka yang tulus menerima Rere sebagai anaknya. Tante mohon Ara! Jangan biarkan Rere berada di tangan orang yang salah. Tante mohon Ara terima lamaran Yoga dan menikahlah dengannya. Jadilah istri dan ibu dari anak anak Yoga nanti Ara! Tante mohon!" Ujar nyonya Hana mengatupkan kedua tangan di depan dadanya.
" Jika anda kemari untuk menghasut putri saya, lebih baik anda segera pergi dari rumah ini." Tuan Alif berjalan menghampiri mereka di ikuti istrinya dari belakang.
" Ayah." Gumam Ara.
" Selamat malam Tuan, maaf saya terpaksa melakukan semua ini demi cucu saya. Maafkan saya jika saya egois Tuan! Saya hanya sedang memperjuangkan kebahagiaan cucu saya, dan kebahagiaan itu ada bersama Ara. Saya mohon dengan sepenuh hari Tuan, tolong ijinkan Ara menjadi menantu saya." Ucap nyonya Hana.
" Tidak akan aku biarkan Nyonya, putriku akan menjadi dokter spesialis bukan menjadi ibu rumah tangga yang mengasuh anak dan mengurus suaminya di rumah. Dia akan menjadi wanita karir dan dia akan mencapai kesuksesan di usia mudanya. Mintalah putramu untuk melamar orang lain saja." Ujar tuan Alif.
Nyonya Hana menghela nafasnya pelan. Ia tidak kehabisan akal untuk membujuk Tuan Alif sampai Tuan Alif mau menerima Yoga sebagai menantunya.
" Lihatlah Tuan!" Nyonya Hana menunjuk Rere yang mulai terlelap.
" Cucu saya menginginkan Ara, hanya Ara Tuan. Kami sudah berusaha menggunakan jasa babby sister tapi cucu saya tetap saja terus menangis sampai badannya kurus seperti ini. Saya mohon kasihanilah cucu saya yang tidak berdosa ini Tuan! Dia membutuhkan ibu yang dengan tulus menyayanginya, dia membutuhkan ibu yang siap merawatnya dengan penuh cinta, dan hanya ada satu wanita yang bisa melakukan itu Tuan. Yaitu putri anda Ara." Ucap nyonya Hana.
" Dengan segala kerendahan hati yang saya miliki, saya mohon terima lamaran ini Tuan. Saya dan Rere sendiri yang datang kemari untuk meminang putri anda secara langsung. Saya mohon Tuan! Terimalah cucu saya sebagai cucu anda." Sambung nyonya Hana.
" Lebih baik sekarang anda pergi dari sini nyonya karena sampai kapan pun saya tidak akan mengabulkan keinginan anda. Jangan membuang waktu kami!" Ucap tuan Alif.
Ara mendekati ayahnya, ia juga akan berusaha membujuk ayahnya.
" Lihatlah bayi malang yang telah mencuri hatiku ini Yah!" Ucap Ara.
Tuan Alif menatap Rere dengan seksama.
" Dia di tinggal ibunya saat dia belum bisa membuka matanya, dia tidak tahu bagaimana wajah ibunya. Dia tidak tahu jika ibunya telah tiada Ayah. Yang dia tahu hanyalah dia membutuhkan ibu untuk merawatnya dengan penuh kasih sayang Ayah. Dia butuh ketenangan, kedamaian dan sedikit kebahagiaan untuk dia hidup tenang. Tidak kah Ayah terketuk hatinya untuk membiarkan aku merawatnya?" Tanya Ara. Tuan Alif bungkam tanpa berkata apa apa.
" Seandainya bayi ini bisa aku adopsi, pasti akan aku adopsi Ayah. Tapi keluarganya tidak akan mengijinkannya. Seandainya Ayah yang berada di posisi tante Hana, apa yang akan Ayah lakukan? Bagaimana kalau saat aku melahirkan nanti terus aku tiada dan Ayah melamar seorang gadis untuk menjadi ibu dari anakku namun lamaran Ayah di tolak? Apa Ayah tidak akan sakit melihat cucu Ayah tersiksa seperti ini?"
" Sebagai sesama bukankah kita harus saling membantu Ayah? Apa Ayah tidak akan membantu bayi malang ini?" Tanya Ara menatap ayahnya.
Tuan Alif menghela nafasnya pelan.
" Aku mohon Ayah! Jadikanlah aku ibu dari anak ini, atau aku akan membenci Ayah selamanya." Ancam Ara membuat Tuan Alif terkejut.
" Maafkan aku Ayah! Aku sedikit memberi ancaman untuk Ayah karena aku tidak ingin kehilangan Rere." Batin Ara.
" Jika Ayah mengijinkanmu menikah denganya, apa kamu yakin jika dia bisa membuatmu bahagia?" Tanya tuan Alif menatap putrinya.
" InsyaAllah Ayah, akan aku pastikan kalau aku hidup bahagia." Sahut Ara.
" Lalu bagaimana dengan cita citamu yang ingin menjadi dokter spesialis selama ini? Apa kau akan mengorbankan masa depanmu itu hanya untuk orang lain?" Tanya tuan Alif lagi.
" Pengorbananku tidak akan sia-sia karena Allah akan menggantinya dengan syurga Ayah." Sahut Ara.
" Kau begitu baik hati Ara, hatimu begitu lembut. Mungkin Ayah sedikit keliru mendidikmu sehingga kau menjadi gadis yang tidak bisa melihat penderitaan orang lain." Ujar Tuan Alif.
" Didikan anda sangat baik Tuan Alif, tidak semua orang tua bisa mendidik anaknya seperti anda mendidik Ara. Saya sangat bersyukur di pertemukan dengan orang orang baik seperti kalian semua." Ucap nyonya Hana.
" Jadi bagaimana Ayah? Apa Ayah menerima lamaran tante Hana?" Tanya Ara.
" Baiklah Ayah menerimanya." Ucap tuan Alif membuat semua orang tersenyum senang.
" Terima kasih Tuan, terima kasih banyak." Ucap nyonya Hana senang.
" Berjanjilah untuk membuat putriku bahagia." Ucap Tuan Alif menatap nyonya Hana.
" Saya berjanji akan membuat Ara bahagia bersama keluarga kami. Saya akan menyayanginya seperti saya menyayangi putri saya sendiri. Sekali lagi terima kasih Tuan, semoga pernikahan ini membawa keberkahan untuk keluarga kita." Ucap nyonya Hana.
" Amin."
" Pastikan putriku baik baik saja dan hidup bahagia di sana. Jika aku menemukan putriku dalam keadaan terluka, saat itu juga aku akan mengambil putriku kembali." Ancam tuan Alif.
" Tentu Tuan." Sahut nyonya Hana.
" Terima kasih Ayah." Ucap Ara memeluk ayahnya.
" Ya Tuhan ridhoi keputusanku ini, semoga kami bertiga bisa hidup bahagia selamanya." Batin Ara.
Tanpa mereka sadari Yoga yang berdiri di depan pintu melebarkan senyumannya. Entah apa yang membuatnya senang, entah karena Ara atau karena Rere akan memiliki seseorang yang akan mengurusnya hanya Yoga yang tahu.
TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Heryta Herman
yoga yg egois...tapi kita liat saja bagaimana dia bersikap terhadap ara...krna sejatinya...bila kita berbuat terhadap orang lain,Allah akan memberikan kebaikan pula kepada irang itu...begitu juga sebaliknya...hukum Allah itu ada...tinggal kita liat bagaimana sikap yoga terhadap ara nti nya...
2024-11-11
0
Alanna Th
smoga ara n rere dberkahi, smua readers mndoakn kalian 👍😘😍💗😂🤣🙏🙏
2023-06-22
1
Jatmiko Ipunk
sedih...
2023-04-03
2