Satu bulan sudah Ara mengurus babby Rere, ia mengurus Rere dengan baik. Rere tumbuh menjadi baby mungil dan gembul. Bagaimana Ara tidak mengurus Rere dengan baik? Ara lulusan fakultas kedokteran, dan saat ini ia sedang mengajukan lamaran ke sebuah rumah sakit ternama di kota ini sambil melanjutkan studinya mengambil jurusan spesialis anak.
Ara merawat Rere seperti anaknya sendiri, bahkan ia rela berada di rumah itu dari pagi sampai malam. Setelah babby Rere tidur, ia pulang ke rumahnya. Selama itu juga Yoga selalu menghindarinya, ia hanya memantau Ara dari jauh. Ia juga selalu menunjukkan sikap dinginnya kepada Ara dengan tujuan menjaga hatinya.
Saat ini Ara sedang menidurkan babby Rere di dalam boxnya. Setelah itu ia keluar dari kamar Yoga. Saat ia menuruni anak tangga, ia mendengar percakapan antara Yoga, nyonya Hana dan Putri.
" Yoga mengertilah! Rere sangat membutuhkan Ara, menikahlah dengannya dan berikan Rere kasih sayang orang tua yang utuh. Kasihan dia Nak, dia masih bayi. Dia sangat membutuhkan kasih sayang dari orang tua lengkapnya Nak. Mama mohon pikirkanlah nasib Rere. Ara juga tidak bisa selamanya tinggal di sini mengurus Rere tanpa status yang jelas. Jika dia sudah di terima bekerja, dia pasti akan meninggalkan Rere Ga." Ujar nyonya Hana.
" Ma, aku tidak bisa menikahinya. Aku tidak protes dia ada di sini saja harusnya mama bisa bersyukur, jujur aku terganggu dengan keberadaan dia di sini Ma. Aku merasa tidak nyaman berada di dalam rumahku sendiri sejak kehadirannya, dan sebenarnya aku juga tidak rela putriku dekat dengannya. Cobalah mengerti perasaanku Ma, aku hanya menginginkan Rebecca bukan yang lainnya. Dan aku tidak mau menikah lagi." Sahut Yoga.
" Mama tenang saja! Aku sedang mencari babby sister untuk mengasuh Rere. Jadi aku tidak perlu menikahinya hanya untuk menjadikannya ibu dari anakku. Aku masih sanggup membayar babby sister untuk merawat anakku." Sambung Yoga.
Ucapan Yoga benar benar melukai hati Ara. Bagaimana tidak? Ia sudah rela membuang waktunya untuk mengurus anaknya, boro boro mengucapkan terima kasih, ini malah menyinggung perasaannya. Ia tidak berharap di nikahi oleh Yoga tapi setidaknya Yoga bisa menghargai perasaannya.
" Tante." Ara menghampiri mereka bertiga membuat mereka langsung diam.
" Tante aku pamit pulang ya." Ucap Ara.
Nyonya Hana menatap Yoga yang nampak acuh. Lalu ia kembali menatap Ara.
" Biar Yoga mengantarmu pulang Ara." Ucap nyonya Hana.
" Aku tidak mau." Sahut Yoga.
" Tidak usah Tante, aku tidak mau merepotkan Mas Yoga." Ujar Ara. Nyonya Hana menghela nafasnya pelan.
Ara menatap Yoga.
" Mas Yoga, aku sangat berterima kasih karena Mas memberikan aku kesempatan untuk dekat dengan Rere selama satu bulan ini. Kebersamaan ini akan aku jadikan kenangan terindah dalam hidupku. Aku pamit pulang sekalian mau mengatakan kalau mulai besok aku tidak bisa ke sini lagi."
" Kenapa Ara? Kenapa tiba tiba begini?Apa kau mendengar pembicaraan kami tadi? Maaf jika itu melukai hatimu." Ucap Putri memotong ucapan Ara.
" Tidak Put, mulai besok aku sudah bekerja di rumah sakit. Aku akan di sibukkan oleh pekerjaanku jadi aku tidak ada waktu untuk sekedar bermain ke sini." Sahut Ara lembut.
" Itu akan lebih baik, kalau perlu kau tidak usah ke sini lagi." Ucap Yoga.
" Yoga." Nyonya Hana menyenggol lengan Yoga.
" Maaf Mas jika kehadiranku membuatmu tidak nyaman, aku berjanji tidak akan ke sini lagi. Satu pesanku jaga Ara dengan baik, mungkin suatu hari nanti aku akan sangat merindukannya." Ucap Ara
" Baiklah Ara jika itu keputusanmu. Aku doakan semoga kau sukses dan segera mendapatkan gelar spesialismu." Ucap Putri.
" Amin, terima kasih untuk semuanya. Aku pulang dulu, assalamu'alaikum." Ucap Ara.
" Wa'alaikumsallam, hati hati Ra." Ucap Putri di balas anggukkan kepala oleh Ara.
Ara berjalan keluar meninggalkan rumah Yoga. Ia punya niat sebelum ia di berhentikan dari pekerjaannya, ia akan lebih dulu mengundurkan diri. Itulah yang ia lakukan sekarang.
Di dalam rumah, nyonya Hana menatap tajam ke arah Yoga.
" Kau sudah puas membuat Ara pergi dari sini? Mama yakin pasti dia mendengar ucapanmu yang menyakitkan itu. Mama ingin lihat, bagaimana kamu bisa merawat Rere seperti Ara merawatnya selama satu bulan ini. Jika kau bisa melakukan apa yang Ara lakukan, Mama tidak akan memintamu menikah lagi." Ucap nyonya Hana kesal.
" Aku akan menyewa babby...
" Babby sister babby sister saja yang kamu bilang, memangnya babby sister bisa sepandai Ara dalam mengurus Rere? Tidak Yoga.. Baby sister bekerja demi uang, sedangkan Ara bekerja karena ketulusan. Itulah yang membuat putrimu nyaman bersamanya. Kalau kau tidak percaya, kita lihat saja bagaimana babby sistermu itu bisa mengurus anakmu." Ucap nyonya Hana berlalu dari sana begitupun dengan Putri.
Yoga menarik kasar rambutnya.
" Memangnya apa sih kelebihan Ara? Babby sister akan jauh lebih baik dalam mengurus anakku. Akan aku buktikan pada mama." Ucap Yoga berjalan menuju kamarnya.
Yoga mendekati box bayi, ia menatap Rere sambil tersenyum.
" Kalau di lihat lihat, Rere kelihatan montok. Pipinya juga kelihatan gembul. Tumbuhlah dengan sehat sayang, Papa menyayangimu. Mulai besok Papa bisa menghabiskan waktu bersamamu karena tidak ada Ara." Ucap Yoga mengelus lembut pipi Rere.
Yoga merebahkan tubuhnya di atas ranjang, ia tertidur pulas sampai pagi hari.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu minggu sejak kepergian Ara, Yoga nampak kelimpungan mengurus Rere yang tidak bisa tenang. Rere selalu menangis dan tidak mau menyusu membuat tubuhnya kini nampak kurus. Bahkan sudah dua babby sister yang Yoga sewa untuk mengasuhnya namun keduanya tidak sanggup mengurus Rere.
Oek oek..
Rere menangis dalam gendongan Yoga, nyonya Hana berjalan mendekatinya.
" Kemana dua babby sister yang kamu sewa Ga? Apa mereka menyerah karena tidak bisa mengurus Rere?" Tanya nyonya Hana menatap Yoga.
" Sebenarnya Mama ke sini mau membantuku atau mau menyalahkan aku? Lebih baik Mama bantu gendong Rere, siapa tahu Rere bisa diam dalam gendongan Mama daripada mengomel tidak jelas begitu malah bikin kepalaku tambah pusing." Ujar Yoga.
Nyonya Hana mengambil Rere dari gendongan Yoga, ia mencoba menimang cucu tercintanya supaya tenang namun tetap saja. Rere tetap tidak berhenti menangis.
" Kamu lihat? Rere tidak mau sama Mama. Dia terus menangis seperti ini setiap saat, bahkan sampai tubuhnya kurus seperti ini. Mama yakin Rere sangat merindukan Ara. Saran Mama segera lamar Ara dan jadikan dia ibunya Rere sebelum dia di ambil oleh pria lain." Ucap Nyonya Hana.
Tanpa menyahut ucapan mamanya, Yoga berjalan keluar meninggalkan rumahnya.
Di tempat lain tepatnya di dalam kamar Ara, ia duduk bersandar pada head board sambil menatap keluar jendela.
" Kenapa rasanya aku sangat merindukan Rere? Padahal dia bukan siapa siapa aku, tapi entah kenapa rasanya kami begitu dekat seperti ada ikatan batin. Bagaimana mas Yoga merawat Rere ya? Apa Rere baik baik saja bersama babby sisternya? Apa aku telepon Putri aja ya untuk menanyakan keadaannya? Tapi jangan! Aku tidak mau berurusan dengan mereka lagi. Mas Yoga tidak menyukai keberadaanku di sana. Buat apa aku ada di sana jika kehadiranku saja tidak dia hargai. Aku harus bisa melupakannya, aku harus bisa melupakan Rere." Monolog Ara.
Tok tok..
Pintu di ketuk dari luar.
" Sayang ada tamu Nak." Ucap nyonya Aisyah, ibunya Ara.
Ara membuka pintunya,
" Siapa Bun?" Tanya Ara.
" Namanya Yoga, dia ingin bertemu denganmu dan Ayah." Ujar nyonya Aisyah.
" Mas Yoga? Ngapain dia ke sini?" Gumam Ara.
" Bunda tidak tahu tapi dia sedang berbincang dengan ayahmu. Pakai hijabmu terus temui dia! Sepertinya ada hal serius yang ingin di bicarakan." Ucap nyonya Aisyah.
" Iya Bun, suruh mas Yoga menunggu sebentar." Ucap Ara masuk ke kamarnya.
Setelah memakai hijab phasminanya, ia segera turun ke bawah menuju ruang tamu. Yoga menatap Ara yang sedang berjalan ke arahnya sampai Ara duduk di samping kedua orang tuanya.
" Apa yang membuat Mas Yoga kemari?" Tanya Ara.
" Aku datang untuk melamarmu."
Deg...
Jawaban Yoga seolah membuat jantung Ara berhenti berdetak. Ia tidak percaya Yoga akan melakukan ini. Meskipun ia yakin Rere lah yang membuat Yoga melakukan semua ini, tapi ia akan mencoba menerimanya.
Ara menatap kedua orang tuanya lalu ia menatap Yoga sekilas.
" Rere membutuhkan wanita yang selama ini menjadi ibunya, dia sangat kehilanganmu setelah kepergianmu. Meskipun bagiku berat untuk menikah lagi, tapi aku yakin dengan keputusanku. Aku ingin menikahimu dan menjadikanmu ibu dari anakku." Ucap Yoga.
Entah menatap ia tidak pandai merangkai kata kata. Ia langsung pada intinya saja.
Kedua orang tua Ara saling melempar pandangan. Walaupun tadi Yoga sudah mengutarakan tujuannya kepada tuan Alif namun tuan Alif belum memberikan jawaban.
" Bagaimana Ara? Apa kau mau menikah denganku dan menjadi ibu dari anakku?" Tanya Yoga memastikan.
" Aku...
" Tidak bisa." Sahut tuan Alif.
Nah loh kenapa tidak bisa?
Jangan lupa tekan like koment vote dan kasih 🌹nya buat author ya...
Miss U All..
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
susi 2020
🤓🤓
2023-11-24
1
susi 2020
😍😍😎
2023-11-24
1
Alanna Th
pasti ayah ara sdh punya cln yg spadan dg putrinya; seorang dktr spesialis atau pmlk rs? 👍😘😍💗😂🤣😱😫😜
2023-06-22
1