DUDA SEDINGIN SALJU

DUDA SEDINGIN SALJU

PERTEMUAN PERTAMA

Yoga Aditya, pria berumur tiga puluh tahun baru saja kehilangan sang istri tercinta setelah melahirkan putri kecil mereka. Hidupnya mendadak suram tanpa adanya Rebecca di sampingnya. Ingin berteriak namun ia malu dengan orang orang di sekelilingnya.

Saat ini Yoga sedang berada di pemakaman, melihat jasad sang istri di masukkan ke liang lahat membuat Yoga hanya bisa diam dan diam saja. Entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini hanya dia yang tahu.

Tidak ada air mata yang menetes di pelupuk matanya, tapi jiwanya benar benar terguncang. Kesedihan yang mendalam tidak mampu membuatnya berkata kata. Ucapan bela sungkawa dan doa yang di berikan dari para pelayat hanya bisa ia balas dengan anggukan kepala saja.

" Sabar Ga! Yakinlah jika yang terjadi ini adalah yang terbaik untuk Rebecca. Jika dadamu terasa sesak, menangislah! Keluarkan rasa sesak itu supaya kau merasa lega. Jangan kau pendam seperti ini! Ini akan melukai psikismu." Ujar Tian menepuk bahu Yoga.

" Sesak pasti ada Yan, tapi aku berusaha untuk ikhlas agar tidak memberatkan kepergiannya. Aku ingin dia tenang di sana, maka aku harus menunjukkan sikap tegar di depannya kan? Walaupun pada kenyataannya aku sangat rapuh, aku sangat kehilangan, dan seakan akan jiwaku ikut tiada bersamanya." Sahut Yoga.

" Jangan seperti itu! Yang pergi biarlah pergi. Ingatlah ada putri kecil yang membutuhkan kasih sayangmu. Kau harus kuat, kau harus tegar, kau harus baik baik saja demi dia." Ujar Tian.

Yoga baru tersadar jika ada seseorang yang sangat membutuhkan kehadirannya. Putri kecilnya, buah hatinya, malaikat kecilnya yang Rebecca tinggalkan untuknya.

" Kau benar Yan, aku harus baik baik saja demi putri kecilku. Terima kasih." Ucap Yoga di balas anggukkan kepala oleh Tian.

Selesai pemakaman para pelayat beranjak pulang, namun Yoga masih setia duduk di depan gundukan tanah merah sambil terus menatapnya.

" Tidurlah dengan tenang sayang! Maafkan aku jika selama ini aku belum bisa membuatmu bahagia berada di sampingku. Tapi aku yakin Tuhan akan membuatmu bahagia di sampingNya. Terima kasih atas kado terindah yang kau berikan untukku. Aku akan menjaga putri kita dengan baik, aku akan merawat dan menyayanginya dengan sepenuh hati. Doakan semoga aku bisa menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuknya. Aku pulang sayang, besok aku akan kembali lagi." Ucap Yoga beranjak meninggalkan pemakaman.

Rebecca meninggal setelah melakukan operasi caesar karena pendarahan hebat yang di alaminya

Sampai di rumah, Yoga membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Terdengar suara tangisan putri kecilnya dari lantai bawah yang begitu memekakkan telinga. Ia segera mempercepat kegiatannya.

Setelah selesai memakai baju, Yoga segera berlari menuruni anak tangga menghampiri nyonya Hana yang sedang menenangkan cucunya.

" Ma kenapa Rere menangis seperti ini?" Tanya Yoga menatap putri kecilnya yang terus menangis.

" Mama juga tidak tahu Ga, sepertinya dia lapar. Tapi Mama kasih susu dia nggak mau. Kamu sih bandel, udah di bilang Rere masih butuh perawatan di rumah sakit malah kamu bawa pulang. Sekarang begini kan jadinya." Keluh nyonya Hana.

" Maafkan aku Ma, aku hanya ingin memberikan yang terbaik buat Rere, aku pikir jika kita membawa pulang Rere, dia bisa dekat dengan kita. Aku nggak mau Rere merasa kesepian Ma." Ucap Yoga.

" Hah terserah kau saja lah, sekarang lakukan apapun supaya putrimu ini diam. Mama tidak tega melihatnya menangis terus seperti ini." Ujar nyonya Hana.

" Sini aku gendong Ma." Ucap Yoga mengambil alih gendongan Rere.

Oek... Oek... Oek...

Rere tetap menangis tanpa henti walaupun berada di gendongan Yoga. Seluruh tubuhnya berwarna merah warna khas bayi baru lahir. Putri yang baru saja masuk bersama temannya berlari menghampirinya.

" Rere kenapa Kak?" Tanya Putri menatap Rere.

" Mungkin dia merasa kehilangan ibunya seperti aku jadi dia menangis." Sahut Yoga.

Oek... Oek..

" Shhh shh shh sayang jangan menangis lagi ya, kamu mau apa hmm? Kenapa tidak mau minum susu? Susunya enak lhoh." Ucap Yoga menimang bayi mungil itu.

Rere tetap menangis tanpa mau berhenti.

" Sini Kak gendong aku." Putri mencoba menggendongnya namun tetap saja ia tidak berhenti menangis.

" Shh sayang... Kok masih nangis sih? Padahal udah di gendong Aunti cantik gini." Ujar Putri.

" Maaf Mas, bolehkah saya mencoba menggendongnya?" Tanya Ara, temannya Putri.

Azzahra Arfia gadis berhijab yang sering di sapa Ara itu merasa iba melihat bayi mungil yang terus menangis. Entah apa yang mendorong hatinya, ia ingin mencoba menenangkan bayi itu.

" Tidak." Sahut Yoga cepat.

" Aku tidak mau putriku berdekatan dengan orang asing sepertimu. Aku tidak mau anakku merasa nyaman hingga dia melupakan siapa ibu kandungnya. Kau tamu di sini, lebih baik kau tidak ikut campur dalam urusanku termasuk menenangkan anakku." Sambung Yoga menohok hati Ara.

Ara menghela nafasnya pelan.

" Maaf Mas! Aku hanya ingin mencoba membantu menenangkannya saja tidak ada maksud untuk membuatnya nyaman bersamaku. Kalian sedang berduka, suasana hati kalian sedang tidak baik, itu bisa menjadi penyebab anak Mas tidak nyaman bersama kalian. Butuh hati yang tenang untuk mengurus anak kecil supaya dia bisa merasa ketenangan juga. Siapa tahu dia akan berhenti menangis saat aku gendong nanti. Aku merasa kasihan kalau dia terus menangis seperti ini. Badannya akan sakit semua dan dadanya akan terasa sesak. Apa Mas tidak kasihan melihat dia seperti ini? Jangan egois karena memikirkan diri sendiri." Ujar Ara lembut membuat Yoga bungkam.

Ucapan Ara memang ada benarnya namun ia terlalu gengsi untuk mengijinkan Ara menyentuh putrinya. Ia tidak mau putrinya merasa nyaman dengan wanita lain dan membutuhkan sosok seorang ibu pengganti karena Yoga tidak mau menikah lagi. Ia tidak mau mengkhianati istri yang sangat ia cintai.

Putri menatap Yoga yang hanya diam saja.

" Boleh Ra, silahkan!" Putri memberikan Rere pada Ara.

Ara tersenyum menatap babby mungil di depannya, ia mencium pipi mungil Rere sambil terus tersenyum hangat.

" Tenanglah sayang! Ada Aunti di sini. Anti akan menggendongmu sampai kau terlelap. Kamu mengantuk ya? Kamu pasti sudah capek menangis dari tadi. Ayo kita bersholawat." Ucap Ara menimang Rere.

" Sholallahu 'alla Muhammad....

Ara melantunkan sholawat sambil menimang Rere, perlahan Rere berhenti menangis. Entah karena kelembutan Ara atau karena memang sudah lelah, Rere memejamkan matanya.

Yoga, Putri dan nyonya Hana nampak terkejut melihat semua itu.

" Wah Ara, kau benar benar hebat. Kau bisa menenangkan Rere dalam sekejap, bahkan sampai Rere tertidur pulas. Good job Ara, kau sudah pantas menjadi seorang ibu rupanya." Ucap Putri senang.

" Kamu bisa aja Put, kata bunda kalau kita menggendong anak kecil, hati kita harus tenang. Dia bisa merasakan ketenangan dalam dekapan kita yang membuatnya merasa nyaman." Ucap Ara sambil tersenyum manis. Putri mengangguk anggukkan kepalanya.

Nyonya Hana tersenyum sedangkan Yoga menatap sinis ke arah Ara. Ia merasa tidak terima putrinya merasa tenang dalam dekapan Ara. Walaupun Ara temannya Putri namun Yoga baru pertama kali ini melihatnya.

Ara menatap Yoga sehingga tatapan mereka bertemu namun Zahra segera memutus pandangannya untuk menghindari zina mata.

" Segera tidurkan putriku di dalam kamar! Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan." Ucap Yoga meninggalkan mereka semua menuju kamarnya.

Rere menghela nafasnya pelan menatap kepergian Yoga.

" Tante dimana aku bisa menidurkan Rere?" Tanya Ara.

" Di kamar Yoga, biar Putri mengantarmu ke sana." Ujar nyonya Hana.

" Iya Tante." Sahut Ara.

Putri dan Ara berjalan menaiki tangga menuju kamar Yoga.

" Kak aku masuk." Putri membuka pintunya lalu menyelonong masuk ke dalam di ikuti Ara dari belakang.

Yoga yang sedang duduk di sofa hanya menatap sekilas ke arah keduanya.

" Tidurkan di sini saja Ra." Ucap Putri mendekati box bayi.

" Oke." Sahut Ara.

Ara merebahkan tubuh mungil Rere ke dalam box bayi. Tiba tiba...

Oek... Oek... Oek...

Nah loh udah nyaman sama Ara nih babby. Bab awal ringan dan santai saja ya... He he efek puasa.

Author ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Semoga kita selalu di limpahkan keberkahan dalam setiap langkah. Amin...

TBC...

Visual babang Yoga... Visual Ara author kasih setelah menikah ya saat dia tidak menggunakan hijab...

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

🥰🥰🥰

2023-11-24

0

susi 2020

susi 2020

😘😘

2023-11-24

0

Erchapram

Erchapram

Wah si Yoga dah punya kamar sendiri Aku pasti mengikuti ceritanya. Moga Yoga bisa belajar dari pengalaman ya? Jangan sampai udah ada rasa tapi gak mau dirasa. Nyesel tahap dua bakal nyesek lho Ga.

2023-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 PERTEMUAN PERTAMA
2 DATANG MELAMAR
3 LAMARAN DI TOLAK
4 LAMARAN NYONYA HANA
5 PERNIKAHAN
6 MERASA KECEWA
7 SAKIT HATI ARA
8 SEMAKIN TERLUKA
9 SIAPA DIA?
10 BIMBANG & RAGU
11 KEPERGIAN ARA
12 KEPERGIAN ARA 2
13 MERASA KEHILANGAN
14 HARI PERTAMA KERJA
15 MENEMUI JALAN BUNTU
16 SEBUAH FAKTA
17 MASIH BERUSAHA
18 BERTEMU RERE
19 MENGHINDAR
20 PERTEMUAN
21 TEKA TEKI
22 SALAH PAHAM
23 RASA YANG TAK LAGI SAMA
24 UJIAN CINTA
25 KEMBALI BERPISAH
26 PERNIKAHAN ARA & DEAN
27 INSIDEN PENYELAMATAN
28 INSIDEN & UNGKAPAN CINTA
29 BERTEMU KELUARGA
30 KEBAHAGIAN YOGA
31 INGIN PUNYA ADIK
32 KEHILANGAN SUSTER
33 MENJADI PERAWATNYA LAGI
34 PENDEKATAN LAGI
35 MALAM PERTAMA YANG TERTUNDA
36 RASA YANG TERPENDAM
37 SALAH TINGKAH
38 KEMBALI KE RUMAH
39 KEBAHAGIAAN KELUARGA UTUH
40 PENTINGNYA KEPERCAYAAN DALAM HUBUNGAN
41 MENGHEMPASKAN PELAKOR
42 MAKAN SIANG BEREMPAT
43 MENUNGGU KABAR BAHAGIA
44 TRAUMA YOGA
45 CHEK UP KANDUNGAN
46 KEDATANGAN TEMAN TEMAN
47 MALAM NAAS
48 SALING INSTROPEKSI DIRI
49 HAPPY WEDDING DeRi
50 WELLCOME TO THE WORD
51 MENJENGUK BABBY ARHAM
52 KEHIDUPAN BARU
53 GARA GARA NGIDAM
54 JIWA YANG TULUS
55 MENGUNGKAP KEBENARAN
56 INSIDEN PENYELAMATAN
57 CLIENTKU JODOH DADAKANKU
58 PRIA ANEH
59 MELAWAN NENEK LAMPIR
60 CINTA DAN LUKA
61 PENOLAKAN PUTRI
62 GARA GARA UDANG
63 MASALAH DATANG LAGI
64 PERASAAN YANG TERPENDAM
65 KABAR BURUK
66 RENCANA YOGA
67 KONFERENSI PERS
68 HAPPY WEDDING
69 BABBY TAMPAN
70 THE END
71 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 71 Episodes

1
PERTEMUAN PERTAMA
2
DATANG MELAMAR
3
LAMARAN DI TOLAK
4
LAMARAN NYONYA HANA
5
PERNIKAHAN
6
MERASA KECEWA
7
SAKIT HATI ARA
8
SEMAKIN TERLUKA
9
SIAPA DIA?
10
BIMBANG & RAGU
11
KEPERGIAN ARA
12
KEPERGIAN ARA 2
13
MERASA KEHILANGAN
14
HARI PERTAMA KERJA
15
MENEMUI JALAN BUNTU
16
SEBUAH FAKTA
17
MASIH BERUSAHA
18
BERTEMU RERE
19
MENGHINDAR
20
PERTEMUAN
21
TEKA TEKI
22
SALAH PAHAM
23
RASA YANG TAK LAGI SAMA
24
UJIAN CINTA
25
KEMBALI BERPISAH
26
PERNIKAHAN ARA & DEAN
27
INSIDEN PENYELAMATAN
28
INSIDEN & UNGKAPAN CINTA
29
BERTEMU KELUARGA
30
KEBAHAGIAN YOGA
31
INGIN PUNYA ADIK
32
KEHILANGAN SUSTER
33
MENJADI PERAWATNYA LAGI
34
PENDEKATAN LAGI
35
MALAM PERTAMA YANG TERTUNDA
36
RASA YANG TERPENDAM
37
SALAH TINGKAH
38
KEMBALI KE RUMAH
39
KEBAHAGIAAN KELUARGA UTUH
40
PENTINGNYA KEPERCAYAAN DALAM HUBUNGAN
41
MENGHEMPASKAN PELAKOR
42
MAKAN SIANG BEREMPAT
43
MENUNGGU KABAR BAHAGIA
44
TRAUMA YOGA
45
CHEK UP KANDUNGAN
46
KEDATANGAN TEMAN TEMAN
47
MALAM NAAS
48
SALING INSTROPEKSI DIRI
49
HAPPY WEDDING DeRi
50
WELLCOME TO THE WORD
51
MENJENGUK BABBY ARHAM
52
KEHIDUPAN BARU
53
GARA GARA NGIDAM
54
JIWA YANG TULUS
55
MENGUNGKAP KEBENARAN
56
INSIDEN PENYELAMATAN
57
CLIENTKU JODOH DADAKANKU
58
PRIA ANEH
59
MELAWAN NENEK LAMPIR
60
CINTA DAN LUKA
61
PENOLAKAN PUTRI
62
GARA GARA UDANG
63
MASALAH DATANG LAGI
64
PERASAAN YANG TERPENDAM
65
KABAR BURUK
66
RENCANA YOGA
67
KONFERENSI PERS
68
HAPPY WEDDING
69
BABBY TAMPAN
70
THE END
71
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!