Selama perjalanan pulang ke kantor aku hanya diam saja dan Rival juga tidak banyak bicara. Namun saat aku melihat genggaman tangan yang merah aku langsung menatapnya. Mungkin dia menyadari kalau aku menatapnya dia melirikku lalu berkata "apa?"
Aku hanya menggelengkan kepala lalu menatap ke depan lagi. Sesampainya di kantor dia berjalan dengan cepat menuju ruangannya dan aku mengikutinya dari belakang. Dia masuk dan aku langsung mengerjakan laporan hasil pertemuan tadi. Setelah selesai aku serahkan pada Rival namun saat aku masih di ruangan Rival tiba-tiba Romi masuk begitu saja "lo gila ya Val.... " Ucapannya berhenti saat Rival menatapnya dengan tajam.
"Ra lo bisa keluar dulu! Ada yang mau gue bicarakan sama Rival" Ucap Romi padaku dan aku hanya menurut saja dan keluar dari ruangan Rival. Entah apa yang mereka bicarakan karena saat Romi keluar dia langsung menghampiri ku dan berkata "coba lo berdiri"
Aku pun berdiri mengikuti perintahnya.
"Muter" Ucapnya lagi.
"Ngapain sih" Kesal ku.
"Udah ikuti saja" Jawabnya.
Akhirnya aku mengikutinya dan setelah selesai dia berkata "enggak ada yang salah, dasar Rival gila"
"Apaan sih Rom?" Kesal ku dan penasaran juga.
"Lo ga perlu tahu, lanjut kerja saja" Ucapnya lalu pergi begitu saja.
"Aneh" Gumam ku dan melanjutkan pekerjaanku.
Saat jam pulang Rival keluar dan dia tidak bicara apa-apa. Karena Rival sudah pulang aku pun pulang dan kebetulan barengan sama mbak Anita. Aku bertemu mbak Anita di lobi.
"Naira" Panggil mbak Anita.
"Mbak" Jawabku.
"Kamu sudah pulang juga?" Tanya nya.
"Iya mbak" Jawabku.
"Ya sudah ayo bareng" Anaknya dan kami pun pulang bersama.
Selama di perjalanan aku banyak cerita kepada mbak Anita tentang kerjaan ku.
"Kamu serius, pak Rival dan pak Romi teman kamu saat SMA?" Tanya mbak Anita.
"Iya mbak, bukan teman tapi musuh, karena mereka sering ngerjain aku dan berantem sama aku" Jawabku.
"Sekarang gimana?" Tanya nya.
"Ya gak gimana-gimana, seperti atasan sama bawahan saja kak"jawabku.
" Semoga kamu betah ya Ra"harapannya.
Akhirnya kami pun sampai dan kami langsung masuk. Saat makan malam bang Bagas pun menanyakan masalah kerjaan ku karena mereka mengenal Rival sebagai atasan yang dingin jadi wajar mereka takut aku tidak betah. Setelah makan dan berbincang-bincang aku masuk kamar dan istirahat. Paginya aku berangkat kerja seperti biasa, namun saat Rival datang wajahnya dingin banget dan dia menatapku dengan tatapan aneh, dia sepertinya memperhatikan tampilan ku. Setelah dia masuk aku langsung melihat baju yang aku pakai. Hari ini aku memakai celana yang sedikit longgar dan jas yang tidak terlalu pas di badan.
"Apa penampilanku seperti badut ya" Pikirku.
Tiba-tiba Romi datang dan aku langsung mencegahnya "Romi" Panggilku.
"Ada apa?" Tanya nya.
"Penampilan gue ada yang aneh gak?" Tanya ku padanya.
Aku lebih berani sama Romi karena dari awal dia yang mengakrabkan diri dengan menyuruhku agar tidak terlalu formal.
Romi melihat penampilanku dari bawah sampai atas lalu dia berpikir "gak ada yang aneh ko" Ucapnya.
"Sukur deh" Aku lega
"Memang kenapa?" Tanya nya.
"Tadi saat Rival datang dia menatapku dengan tatapan aneh, aku pikir dia gak suka sama penampilan ku" Beritahu ku.
"Oh, lo tenang saja, dengan lo berpenampilan seperti ini dia tidak akan mukul orang lagi" Ucapnya yang membuat aku bingung.
"Maksud lo?" Tanya ku.
"Tar juga lo tahu ko, udah ya gue masuk dulu bay" Romi pun masuk ke ruangannya. Tak lama kemudian aku dapat panggilan dari Rival.
"Iya Pak"
.......
"Iya.... Sialan langsung di matiin" Umpat ku.
Akhirnya aku masuk dan dia menatapku dengan tatapan tajam.
"Kamu bicara apa saja sama si Romi" Tanya nya dengan dingin.
"Em... Kerjaan pak" Jawabku berbohong.
"Oh, jadwal ku hari ini apa saja?" Tanya nya.
Aku pun mulai membacakan jadwalnya hari ini setelah beres dia berkata "siapkan semua keperluan meeting nanti jam sepuluh"
"Iya Pak" Jawabku lalu keluar.
Aku langsung menyiapkan apa saja yang akan di bawa untuk meeting hari ini, setelah merasa siap aku tinggal nunggu dia keluar saja. Tak butuh lama dia langsung keluar dan aku pun langsung membawa semua berkas yang sudah aku siapkan tadi.
Saat di ruang meeting aku hanya diam saja karena dia yang bicara disini. Meeting pun beres dan jadwal selanjutnya adalah makan siang bersama klien di luar. Aku pun hanya mengikutinya dan setiap naik mobil aku selalu harus duduk di belakang bersamanya padahal saat aku di beritahu mbak Yola kalau aku harus duduk di depan. Sesampainya di restoran kami turun dan langsung masuk ke dalam ruangan VVIP di restoran itu. Saat masuk ternyata dia bertemu dengan klien dan orang itu memperkenalkan anaknya pada Rivaldi.
"Siang Pak" Ucap Rival.
Mereka pun bersalaman dan saat aku sudah selesai menyiapkan keperluannya aku beranjak ke luar namun tiba-tiba Rival menarik tanganku dan berkata "kamu ikut makan disini"
Semua orang melihat ke arahku termasuk wanita cantik yang ada di hadapan ku.
"Jangan membantah" Ucapnya lagi padahal aku belum bilang apa-apa.
Akhirnya aku pun ikut duduk dengannya.
"Maaf Pak Rival, kenapa bapak menyuruh sekretaris bapak untuk ikut makan disini? " Tanya gadis itu.
Rival langsung menatapnya dengan tajam, sebenarnya aku juga penasaran dia akan jawab apa.
"Siapa bilang dia sekretaris saya?" Tanya nya pada wanita itu.
Aku pun langsung meliriknya.
"Dia pacar saya" Jawabnya.
Aku langsung melotot dan menginjak kakinya. Rival langsung melirik ku.
"Pacar?" Ucap wanita cantik itu "apa saya tidak salah lihat, selera bapak seperti ini?"lanjutnya.
Aku langsung melotot mendengar ucapannya dan membalas ucapannya "maksud anda apa?" Tanyaku dengan kesal.
"Dari penampilanmu saja yang kampungan ini tidak mungkin kamu pacarnya" Ucapnya menghinaku.
"Sialan ni cewek" Ucapku dalam hati.
Rival malah tersenyum gue di bilangin kampungan.
"Oh gitu, memang menurut anda penampilan anda bagus? Dengan baju yang kurang bahan itu apa anda tidak takut masuk angin? " Kataku dengan kesal.
Rival hanya diam dengan menahan ketawa.
"Kamu ya" Kesalnya.
"Oya satu lagi, jangan harap deh Pak Rival akan tergoda sama mbak yang cantiknya karena dempulan"balasku lagi.
Tiba-tiba saja pelayan datang membawa minuman, aku halangi saja sama kaki ku biar jatuh minuman nya ke baju tuh cewek.
" Aduh mbak maaf saya tidak sengaja"ucap pelayan itu pada tuh cewek.
"Kamu ini bisa kerja gak sih, baju saya basah" Makinya.
Aku hanya melihat saja.
"Urusan kita belum selesai ya" Ucap wanita itu sebelum pergi.
"Ha..... Ha....... Ha........ " Rival tertawa dengan lepas.
Aku langsung meliriknya dan berkata "bapak kenapa?"
"Aku gak habis pikir kamu seberani itu" Ucapnya.
"Sudah kesal" Jawabku asal dan langsung memasukan makanan yang ada di hadapan ku.
"Kamu masih kaya dulu" Ucapnya sambil berdiri lalu mengusap kepalaku dan pergi keluar "habiskan dulu makananmu" Ucapnya lagi.
"Kepalaku" Gumam ku sambil memegang kepalaku. Setelah beres makan aku langsung menyusulnya keluar dan ternyata dia sedang duduk sendirian di sambil meminum minuman beralkohol dan merokok.
"Aku sudah beres Pak" Ucapku saat di hadapannya.
"Ayo kita pulang" Ajaknya.
Kami pun pulang dan selama di jalan kami hanya diam tidak membahas kejadian di restoran tadi. Sebenarnya aku ingin menanyakan perihal dia yang mengenalkan ku sebagai pacarnya tapi aku tidak berani kalau dia sudah mode dingin seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Wulan Azka
yang bener aja siang2 minum alkohol, habis itu nyetir pula 🙄
2023-12-16
0