Bertemu dengan CEO

Setelah bang Bagas selesai baru lah kami makan malam bersama dan selama makan tidak ada yang bicara. Setelah makan bang Bagas menanyakan pertama aku kerja.

"Gimana pertama kamu kerja Ra?" Tanya bang Bagas.

"Lumayan sibuk bang, dan banyak yang harus aku pahami juga" Jawabku.

"Yang rajin kamu kerjanya, banyak tanya yang sekiranya kamu gak ngerti" Ucapnya menasihati ku.

Aku cuman mengangguk saja.

Tiap hari aku di antar bang Bagas bareng mbak Anita jika pulang aku selalu balik sendiri karena jadwal pulang kita yang tidak sama. Tak terasa aku sudah dua minggu menjalani pekerjaanku sebagai sekretaris dan besok aku mulai di lepas mbak Yola mulai jadi sekretaris CEO di perusahan ini. Malam ini aku benar-benar tidak bisa tidur karena merasa takut untuk menghadapi hari esok. Namun, ada rasa yang entah lah yang sulit aku jabarkan, aku merasa kalau besok adalah hari yang sangat sulit buat aku. Akhirnya aku mencoba untuk tidur dan akhirnya aku bisa tidur juga setelah hampir tengah malam.

Paginya aku bangun dan langsung bersiap karena takut kesiangan juga.

"Ra kamu sudah siap?" Tanya mbak Anita saat aku turun untuk sarapan.

"Iya mbak" Jawabku.

"Ini baru jam enam lo, tapi kamu sudah serapi ini" Ucapnya sambil melihat penampilanku.

"Aku kok grogi ya mbak" Ucapku memberitahunya.

"Grogi kenapa? Mau ketemu orang ganteng ya?" Mbak Anita malah menggodaku.

Aku cuman memasang wajah kesal saja.

Mbak Anita malah tersenyum lalu berkata "kamu tenang saja, mbak dengar CEO di kantor kita itu ganteng lo, walau sedikit jutek sih"

"Jutek mbak, galak dong?" Ucapku bertanya.

"Ya mbak gak tau juga kan pernah bertemu" Jawabnya sambil meletakan makan di meja.

Aku cuman bisa menghela nafas. Setelah sarapan kami berangkat dan aku masuk ke gedung bersama mbak Anita tapi kami terpisah saat naik lift. Aku masuk ke ruangan mbak Yola dulu karena menunggu bu Risa dan CEO kantor ini datang.

Saat bu Risa datang aku dan mbak Yola di suruh masuk ke ruangannya.

"Naira, Yola ayo keruangan saya" Titahnya.

Kami berdua pun mengikuti perintahnya dan saat di dalam aku di kasih kerjaan untuk memisahkan berkas yang harus aku bawa ke ruangan CEO. Sedangkan mbak Yola dia sedang berdiskusi dengan bu Risa. Namun, tiba-tiba saat aku sedang sibuk dengan berkas pintu ruangan bu Risa dibuka dan aku langsung saja melirik ke arah pintu, yang pertama aku lihat langkah kakinya lalu ke atas dan saat melihat wajahnya aku kaget

"Rivaldi" Gumam ku. Bun, ngapain sih bunda cariin aku sekretaris lagi? Aku kan udah" Ucapnya sedikit kesal.

"Bunda cuman mau kamu lebih fokus kerjanya, gak main-main saja" Ucap bu Risa

Aku hanya bisa mendengarkan percakapan mereka dan mencoba menyembunyikan wajahku dari Rivaldi. Namun tiba-tiba mbak Yola menepuk pundak ku "Naira" Panggilnya.

"Eh iya mbak" Jawabku dengan raut wajah kaget.

"Kamu kenapa kok kaya yang kaget sama takut gitu?" Tanya nya.

"Nggak ko mbak" Jawabku berbohong.

"Di panggil bu Risa tuh" Beritahu nya.

Dan saat aku melihat ke arah bu Risa dia melambaikan tangannya menyuruhku mendekat. Aku mencoba menetralkan detak jantungku agar tidak terlihat grogi.

"Iya bu" Ucapku.

"Dia yang akan jadi atasanmu" Ucapnya sambil menunjuk Rivaldi yang sibuk dengan ponselnya tanpa melihat ke arahku.

"Dan kamu Rival, dia yang akan jadi sekretaris mu" Ucap bu Risa sambil menunjukku,namun Rival masih cuek.

"Rival" Bentak bu Risa.

"Iya bun.... " Ucapnya tergantung karena seperti nya dia juga kaget.

"Namanya Naira, dia yang akan mengawasi mu kerja dan melapor sama bunda" Ucap bu Risa.

Rivaldi dia hanya diam saja tanpa bicara apa-apa. Tiba-tiba pintu di buka lagi dan seseorang masuk sambil berkata "maaf bun, aku telat tadi ada telepon dulu"

Namun saat dia melihatku dia pun kaget dan aku pun begitu.

"Romi" Gumam ku.

"Kenapa aku harus bertemu dan berurusan lagi sama kedua ni bocah" Ucapku dalam hati.

"Romi, ini Naira yang akan menggantikan kamu sebagai sekretaris Rival" Ucap bu Risa.

"Jadi aku bebas bun?" Tanya nya.

"Siapa bilang? Masih banyak kerjaan kamu, kamu sekarang sebagai wakil Rival jadi kerjaan mu sekarang hampir sama seperti dia" Jelas bu Risa.

"Kok gitu bun?" Protesnya.

"Tidak ada penolakan, sekarang kembali ke ruangan kalian, Naira kamu ikut dengan mereka" Titahnya.

"Iya bu" Jawabku.

Rivaldi dan Romi mereka beranjak dan aku mengikuti mereka namun saat di lorong tiba-tiba Romi merangkul pundak ku dan berkata "apa kabar lo Ra? Gue gak nyangka bisa bertemu sama lo lagi dan lo akan menjadi pesuruh kita lagi kaya dulu saat sekolah,ye gak Val?"

Namun tiba-tiba Rival berhenti dan berbalik lalu dia menatap tajam Romi, Romi langsung melepaskan rangkulannya di pundak ku dan berkata "sorry gak sengaja gue"

Lalu Rival berbalik lagi dan melanjutkan jalannya.

"Dasar" Ucap Romi pelan. Aku hanya tersenyum saja.

Kami pun sampai di Ruangan Rivaldi dan aku di berikan meja di luar ruangannya sedang kan Romi di memiliki ruangannya sendiri. Namun saat aku merapikan meja tiba-tiba Romi menghampiri ku dan menyerahkan sebuah buku "ini jadwal Rivaldi sekarang lo yang pegang, nanti dia ada jadwal makan siang bersama klien di luar, lo jangan lupa ingatkan dia jam sebelas"pesannya.

" Iya Pak"jawabku.

"Lo gak harus panggil gue bapak, panggil nama saja, gue merinding dengarnya, kecuali kalau sedang rapat atau banyak orang, kalau lagi bertiga gini panggil nama saja" Ucapnya.

"Iya" Jawabku singkat.

"Jutek ama lo" Omelnya.

Romi pun kembali ke ruangannya, aku langsung mempelajari jadwalnya.

"Banyak benar ni jadwalnya" Gumam ku.

Saat jam sebelas aku hendak mengetuk pintu nya namun keburu di buka Rivaldi.

"Maaf" Ucapku.

Dia hanya menatapku lalu berkata "ayo berangkat"

Aku langsung mengikutinya dari belakang. Dari belakang aku bisa melihat dia bersikap jutek sama setiap orang yang berpapasan dengannya. Padahal dulu dia tidak sedingin ini walau kelakuannya menyeramkan. Saat sampai lobi aku langsung mendahuluinya untuk membukakan pintu. Setelah masuk saat akan aku tutup dia berkata "kamu duduk di sebelahku"

Aku sedikit kaget dan hanya menatapnya.

"Kamu dengan aku gak?" Ucapnya dengan dingin.

"Iya aku dengar" Jawabku lalu aku masuk di pintu sebelahnya.

Tidak butuh lama kami sampai di restoran yang sudah di sepakati, kami masuk dan saat sampai di meja Rival menyuruhku duduk di sebelahnya dan dia juga yang memesankan makanan untukku dan aku sedikit bingung karena selama aku belajar sama mbak Yola seharusnya aku yang pesan kan makanan buat dia. Tapi aku diam saja mengikuti perintahnya karena jika aku membantah dia pasti akan marah. Selama Rival berdiskusi dengan klien aku mencatat apa yang menurutku penting. Namun saat aku perhatikan tatapan dia kok seperti marah saat menatap orang di depannya. Setelah selesai dia berkata "kamu tunggu di mobil aku mau ke toilet dulu"

Aku pun menurutinya dan menunggunya di mobil, tak lama dia datang sambil melonggarkan dasinya dan masuk dengan wajah marah. Aku hanya diam karena takut juga liat ekspresi wajahnya.

Episodes
1 Abang datang
2 Panggilan kerja
3 Tawaran menjadi Sekretaris.
4 Bertemu dengan CEO
5 Buat masalah
6 Izin dinas luar kota
7 Di Bandung
8 Kembalinya ingatan Naira.
9 Flashback 10 tahun lalu.
10 Lamaran.
11 Status baru.
12 Di ajak jalan-jalan
13 Teringat kejadian dua Tahun lalu.
14 Kejadian dua tahun lalu
15 Mencoba baju pengantin.
16 Ulah Riko.
17 Kembali
18 Asisten rumah yang mencurigakan.
19 Kepergian Rival.
20 Kepulangan Rival.
21 Hari-hari bersama Naira.
22 Rapat dadakan.
23 Amarah Rival.
24 Di pukuli bang Bagas.
25 Di jenguk Papa.
26 Ulah Clara.
27 Mencoba baju pengantin.
28 Ulah Riko.
29 Buku harian Naira.
30 Menyusul Naira.
31 Membicarakan pernikahan.
32 Terulang lagi.
33 Buku harian Naira 1
34 Buku harian Naira 2
35 Buku Harian Naira 3
36 Buku harian Naira 4
37 Naira Sadar.
38 Naira pulang dari Rumah sakit.
39 Rencana Naira.
40 Akhirnya Sah juga.
41 salah paham di hari pertama jadi suami istri.
42 Kebenaran.
43 Pergi jalan.
44 Pindah Rumah.
45 Pertama kerja kembali.
46 Menemani Clara.
47 Bertemu papa Rival.
48 Acara pernikahan Clara
49 Ketahuan Hamil.
50 Ngidam rujak.
51 Kecewa.
52 Pertengkaran.
53 Masuk rumah sakit.
54 Kabar perginya Rival.
55 Hasil USG
56 Masih peduli.
57 Kehadiran anak kembar ku
58 Bertemu Riko.
59 Bertemu keluarga baru.
60 Foto kedua anak ku.
61 Keluarga yang sempurna.
62 Merasa jadi Anak.
63 Menghubungi Naira.
64 Hilangnya Chika.
65 Sifat Asli Clara.
66 Pulangnya Rival.
67 Keluarga Utuh.
68 Kedatangan Tatang.
69 Ke kampung Bapak.
70 Jalan-jalan di kebun.
71 Clara datang.
72 Kejutan dari Rival.
73 Kembali ke kantor.
74 Chiko masuk rumah sakit.
75 Kedatangan kakek.
76 Acara kantor.
77 kejutan.
78 Chika masuk rumah sakit.
79 Kepulangan Bunda.
80 Riko datang.
81 Kejadian dua tahun lalu.
82 Perasaan aneh.
83 Kepergian Ayah.
84 Ulah Clara lagi.
85 Bertemu calonnya Romi.
86 Ulah Chiko di sekolah.
87 Riko minta maaf
88 Pengen motor.
89 Part Anak sudah dewasa.
90 Suasana hati Chika.
91 Akhir cerita Naira dan Rival.
92 POV Chika, penggalan cerita tentang Chika.
93 part Chika yang kedua.
94 Part-nya Chiko.
95 part Chiko 2
96 Part Chiko 3
97 Part Chiko "hari pernikahan"
98 Part Chiko "malam naas"
99 Part Chiko "masuk rumah sakit"
100 Akhir......
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Abang datang
2
Panggilan kerja
3
Tawaran menjadi Sekretaris.
4
Bertemu dengan CEO
5
Buat masalah
6
Izin dinas luar kota
7
Di Bandung
8
Kembalinya ingatan Naira.
9
Flashback 10 tahun lalu.
10
Lamaran.
11
Status baru.
12
Di ajak jalan-jalan
13
Teringat kejadian dua Tahun lalu.
14
Kejadian dua tahun lalu
15
Mencoba baju pengantin.
16
Ulah Riko.
17
Kembali
18
Asisten rumah yang mencurigakan.
19
Kepergian Rival.
20
Kepulangan Rival.
21
Hari-hari bersama Naira.
22
Rapat dadakan.
23
Amarah Rival.
24
Di pukuli bang Bagas.
25
Di jenguk Papa.
26
Ulah Clara.
27
Mencoba baju pengantin.
28
Ulah Riko.
29
Buku harian Naira.
30
Menyusul Naira.
31
Membicarakan pernikahan.
32
Terulang lagi.
33
Buku harian Naira 1
34
Buku harian Naira 2
35
Buku Harian Naira 3
36
Buku harian Naira 4
37
Naira Sadar.
38
Naira pulang dari Rumah sakit.
39
Rencana Naira.
40
Akhirnya Sah juga.
41
salah paham di hari pertama jadi suami istri.
42
Kebenaran.
43
Pergi jalan.
44
Pindah Rumah.
45
Pertama kerja kembali.
46
Menemani Clara.
47
Bertemu papa Rival.
48
Acara pernikahan Clara
49
Ketahuan Hamil.
50
Ngidam rujak.
51
Kecewa.
52
Pertengkaran.
53
Masuk rumah sakit.
54
Kabar perginya Rival.
55
Hasil USG
56
Masih peduli.
57
Kehadiran anak kembar ku
58
Bertemu Riko.
59
Bertemu keluarga baru.
60
Foto kedua anak ku.
61
Keluarga yang sempurna.
62
Merasa jadi Anak.
63
Menghubungi Naira.
64
Hilangnya Chika.
65
Sifat Asli Clara.
66
Pulangnya Rival.
67
Keluarga Utuh.
68
Kedatangan Tatang.
69
Ke kampung Bapak.
70
Jalan-jalan di kebun.
71
Clara datang.
72
Kejutan dari Rival.
73
Kembali ke kantor.
74
Chiko masuk rumah sakit.
75
Kedatangan kakek.
76
Acara kantor.
77
kejutan.
78
Chika masuk rumah sakit.
79
Kepulangan Bunda.
80
Riko datang.
81
Kejadian dua tahun lalu.
82
Perasaan aneh.
83
Kepergian Ayah.
84
Ulah Clara lagi.
85
Bertemu calonnya Romi.
86
Ulah Chiko di sekolah.
87
Riko minta maaf
88
Pengen motor.
89
Part Anak sudah dewasa.
90
Suasana hati Chika.
91
Akhir cerita Naira dan Rival.
92
POV Chika, penggalan cerita tentang Chika.
93
part Chika yang kedua.
94
Part-nya Chiko.
95
part Chiko 2
96
Part Chiko 3
97
Part Chiko "hari pernikahan"
98
Part Chiko "malam naas"
99
Part Chiko "masuk rumah sakit"
100
Akhir......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!