Setelah beres kami sarapan bersama dan setelah selesai tiba-tiba bang Bagas berkata "ma, pa Rara akan ikut bersama kami, dia akan kerja di perusahaannya Anita, mama sama papa tidak apa kan tinggal disini berdua?"
"Mama, tidak masalah Gas, tapi apa kamu tidak akan repot adik mu ikut ke sana?" Tanya mama.
"Ma, Rara itu udah gede jadi tidak akan merepotkan abang atau mbak" Kataku dengan kesal.
"Ra" Tegur bang Bagas.
"Tidak akan ma, Rara di sana tidak akan merepotkan kami" Ucap mbak Anita dengan lembut.
Aku di sini kok seperti anak kecil ya.
"Ya sudah gimana kamu saja Gas, mama ikut kamu yang penting ini yang terbaik buat adik mu, semoga saja dia dapet jodoh di sana" Ucap mama dan di Amin kan semua orang.
Soren harinya aku benar-benar berangkat ke Jakarta bersama abang ku. Saat di perjalanan aku mengirim pesan pada Dewi sahabatku saat sekolah SMA dulu. Dia sekarang tinggal di sana karena suaminya kerja di Jakarta. Dewi senang saat aku kabari kalau aku akan ke Jakarta. Butuh 6 jam aku sampai di Jakarta dan kami sampai saat malam hari. Aku langsung istirahat sesampainya di rumah abang. Namun aku tak bisa tidur karena ini tempat baru jadi aku selalu tidak bisa tidur namun tiba-tiba di pikiranku muncul bayangan laki-laki yang tak pernah aku ingat sama sekali dia teman SMA yang bernama Rivaldi. Aku sama dia bisa di sebut musuh bebuyutan karena kami tidak pernah akur sama sekali.
"Masya Allah, kenapa aku jadi ke ingat dia ya?" Gumam ku. Lalu aku melihat jam tanganku dan ini sudah jam satu malam. Akhirnya aku beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melakukan sholat malam. Setelah itu aku langsung tidur dan selama tidur aku bermimpi bertemu dengan nya. Aku bangun dengan perasaan aneh dan tiba-tiba adzan subuh jadi aku bangun dan ambil wudhu.
Setelah beres semua aku keluar untuk membantu mbak Anita dan ternyata mbak Anita sudah berada di dapur.
"Ra, udah bangun, gimana tidurnya nyenyak?" Tanya nya sat melihatku.
"Enggak mbak, aku malah mimpi aneh" Jawabku dengan wajah kesal.
"Mimpi aneh apa?" Tanya nya.
"Aku bermimpi bertemu dengan cowok aneh" Jawabku asal.
"Masa sih, kok bisa?" Heran nya.
"Sudah lah mbak tidak usah di bahas" Ucapku.
Mbak Anita hanya tersenyum. Sarapan pun siap dan bang Bagas dan anaknya sudah bangun dan kami semua sarapan.
"Ra, lamaran mu sudah siap kan?" Tanya mbak Anita
"Sudah mbak" Jawabku.
"Mbak bawa hari ini ya! "
Aku hanya mengangguk lalu mengambil maf yang sudah aku siapkan dan menyerahkan pada mbak Anita. Karena hari ini aku tidak ada pekerjaan jadi aku hanya diam saja rebahan sambil main HP. Karena bosan juga akhirnya aku minta izin sama mbak Anita dan bang Bagas kalau Dewi mau kesini karena kalau aku yang nemuin Dewi aku belum tahu. Mereka mengizinkan dan akhirnya aku hubungi Dewi buat datang ke rumah bang Bagas. Tidak perlu waktu lama Dewi sudah datang ke rumah Bang Bagas.
"Dewi, masuk yu" Ajak ku.
Dewi pun masuk bersama anaknya yang masih berusia Dua tahun.
"Rumah abang lo gede juga ya Ra" Celetuknya saat melihat rumah bang Bagas.
"Ya wajarlah mereka kerja berdua" Jawabku.
"Ra kenapa lo ikut kesini orang tua lo gimana?" Tanya Dewi.
"Aku sih sebenarnya gak tega ninggalin mereka tapi ini kan kemauan mereka agar gue pergi dari kampung" Jawabku dengan lesu.
"Kenapa?" Tanya Dewi.
"Tetangga gue masih suka ngegosip gue yang tidak baik Wi"ucapku.
" Yang sabar aja lo"ucapnya sambil makan cemilan yang aku sediakan.
"Wi semalam gue ingat sama seseorang" Ucapku.
"Siapa? " Tanya nya.
"Gue juga sedikit aneh sih kenapa gue bisa ingat sama tuh orang, padahal gue nggak pernah ingat dia sama sekali" Kataku sambil main ponsel.
"Lu kangen dia kali" Celetuknya.
"Sialan lo, masa gue kangen sama Rivaldi musuh gue saat SMA" Kataku kesal.
"Rivaldi, kok bisa?" Herannya.
"Mana gue tau padahal selama ini gue nggak pernah dengar kabarnya lagi" Ucapku.
"Gue dengar sih dia udah sukses" Ucap Dewi.
"Dia mah pasti sukses, kan ortunya punya usaha sendiri" Kataku.
"Iya juga ya" Ucap Dewi sambil tersenyum.
Aku dan Dewi lumayan lama kami ngobrol sampai akhirnya Dewi di hubungi suaminya karena akan di jemput.
"Ra gue balik dulu ya, kapan-kapan lo yang main ke rumah ya" Pesan Dewi padaku.
"Siap deh, tar kalau gue udah tau daerah sini" Kataku.
Dewi pun pulang dan aku langsung ke dapur untuk masak makan malam agar saat mbak Anita pulang dia tidak harus masak lagi karena capek. Kalau untuk keponakan ku dia sekolah di sekolah yang ada penitipan anaknya jadi saat abang ku pulang baru dia di jemput. Mereka pun pulang dan langsung membersihkan badan setelah beres kami semua makan.
"Ra, masakan mu lumayan juga, abang kira kamu nggak bisa masak" Puji bang Bagas.
"Kalau masak ginian sih aku bisa kalau yang lain belum tahu" Jawabku sambil menyuapkan makanan.
"Kamu ini" Kesal abang.
Kami makan dan setelah makan tiba-tiba mbak Anita berkata "Ra besok kamu ikut ke kantor sama mbak ya! HRD nya minta cepat jadi mudah-mudahan kamu di Terima"
"Iya mbak makasih" Ucapku.
Setelah makan aku masuk kamar karena ngantuk juga, mungkin karena semalam kurang tidur jadi sekarang sudah ngantuk.
Paginya aku sudah siap dengan pakaian hitam putih layaknya orang yang mau melamar kerjaan. Kami sarapan dan setelah sarapan aku dan mbak Anita di antar bang Bagas ke perusahaan tempat kejadian mbak Anita. Kami turan dan aku di buat takjub dengan gedung perusahaan tempat kerja mbak Anita karena gede banget dan bagus.
"Mbak kantornya gede banget" Ucapku terpana.
"Udah ayo masuk jangan bikin malu" Celetuk mbak Anita dan sukses membuat aku kesal.
Kami masuk dan aku di suruh menunggu di ruang tunggu sedangkan mbak Anita dia masuk untuk kerja. Tiba-tiba saat aku sedang duduk ada seorang perempuan yang menghampiriku "maaf mbak, mbak bernama Naira humaira Az-Zahra?" Tanya perempuan itu.
"Iya itu nama saya" Jawabku.
"Mari mbak ikut saya" Ajaknya dan aku pun mengikutinya.
Dia membawaku ke ruangan HRD dan aku pun di persilahkan duduk dan di mulailah acara wawancaranya.
"Oke mbak Naira makasih atas waktunya dan tunggu kabar dari kami lagi untuk tahap selanjutnya." Ucapnya namun saat aku akan membalas ucapannya tiba-tiba ada seorang perempuan cantik yang masuk dan mengajak HRD itu untuk bicara di luar.
"Pak, maaf boleh bicara sebentar di luar" Ucapnya.
"Baik bu" Jawabnya dan mereka keluar dan aku kebingungan di dalam sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments