19. Permintaan Ibu

"Gimana hasilnya??"

Sarah memberikan testpacknya pada Erland. Hasil yang sudah Erland hafal dengan betul karena setiap bulan pasti hasilnya akan sama.

"Maaf Mas" Sarah menangis lagi seperti biasa.

"Tidak papa, kita bisa berusaha lagi. Jangan pikirkan, kamu harus tetap tenang. Ingat kata dokter nggak boleh capek dan ngga boleh stres" Erland menarik Sarah ke dalam pelukannya.

"Tapi Ibu bagaiman Mas, Ibu sudah terus mendesak ingin punya cucu" Sarah semakin terisak di pelukan Erland.

"Ibu biar menjadi urusanku. Omongan Ibu jangan masukan ke hati. Karena sebenarnya Ibu sayang sama kamu, cuma rasa pingin punya cucunya itu semakin kuat jadinya Ibu terus mendesak kamu"

Sudah tiga tahun usia pernikahan mereka. Tapi Sarah belum juga di kesempatan untuk mengandung benih dari Erland.

Berbagai usaha telah mereka lakukan, program ke Dokter kandungan, berobat alternatif sesuai saran Gendis, termasuk bayi tabung juga sudah mereka lalui. Tapi Allah memang belum berkehendak.

"Kamu istirahat lagi, aku berangkat ke kantor dulu" Erland mengecup kening Sarah dengan lembut tak lupa membersihkan sisa air mata di pipi istrinya.

"Hati-hati ya Mas" Erland mengangguk dengan senyumnya yang tampan.

*

*

*

*

Selepas kembali dari kantor, kali ini Erland tidak langsung pulang ke rumah. Endah tadi mendadak menelpon karena Ibunya yang jatuh di kamar mandi. Jadi Erland langsung menuju ke rumah Gendis.

"Gimana Ibu Ndah??" Erland menghampiri adiknya yang sedang membuat minuman di dapur.

"Ibu baik-baik saja. Tapi sudah di periksa Dokter Bang"

"Kenapa Ibu bisa sampai jatuh?? Ibu sakit??"

Endah menyodorkan secangkir teh hangat untuk Abangnya.

"Minum dulu bang" Lalu Endah memilih duduk di meja makan.

"Menurut Dokter tadi, ibu terlalu banyak pikiran. Sudah dua hari Ibu mengeluh pusing. Tapi susah sekali kalau mau di ajak ke Dokter. Sampai tadi Mbak telpon aku kalau Ibu jatuh di kamar mandi. Untungnya tidak papa, tidak ada benturan sama sekali"

Erland merasa sedih mendengar cerita Endah tentang kondisi Ibunya. Gendis adalah orang tua satu-satunya yang Erland miliki. Setelah kehilangan Ayahnya, Gendis lah yang menjadi penguat untuk Erland menjalani hidup dengan dua adik di bawah tanggung jawbanya.

"Edgar di mana??"

"Ada di dalam sama Ibu"

"Abang ke dalam dulu" Erland pergi ke kamar Ibunya di susul Endah membawakan minuman yang tadi sempat di buatnya.

"Kamu udah pulang dari tadi Ed" Erland mendekati Edgar yang memijat kaki Ibunya. Melihat Edgar yang masih rapi tentunya Erland tau kalau adiknya juga baru saja pulang kerja.

"Iya Bang, tadi Kak Endah ngabarin langsung pulang"

"Sana ganti baju dulu, biar aku yang pijat kaki Ibu" Edgar lalu menyingkir dari sana. Memberikan kesempatan bagi Erland untuk bersama Ibunya.

"Er, kamu sudah dari tadi??" Gendis langsung melihat Erland saat membuka matanya.

"Baru saja Bu, Ibu apanya yang sakit??" Erland terus memijat kaki Ibunya.

"Ibu nggak sakit kok Er. Memang Ibu yang sudah tua saja" Jawab Ibunya dengan senyum hangatnya. Seakan mengatakan jika tubuh tua itu baik-baik saja.

"Makanya Ibu jaga kesehatan. Jangan banyak pikiran. Makan yang teratur, tidurnya yang cukup, nurut sama Endah. Ya??"

"Benar kata Abang Bu"

Gendis hanya menggeleng lalu mengulurkan tangan pada Erland agar lebih dekat dengannya.

"Kalian ini tidak tau. Yang namanya seorang ibu pasti kepingin anaknya bahagia. Hidup dengan keluarga kecilnya. Melihat anaknya mempunyai seorang anak yang lucu dalam keluarga mereka. Tapi sampai sekarang ibu belum merasakannya. Sedangkan Ibu sudah semakin tua"

"Bu.." Erland ingin menyela tapi Gendis tidak memberikan kesempatan sama sekali.

"Kamu sudah tiga puluh lima tahun Er. Kapan kamu akan memberikan Ibu cucu?? Apa kamu tidak mau memberikan Ibu kesempatan untuk melihat cucu Ibu??"

"Tentu saja Erland ingin Bu, Erland juga sudah berusaha. Makanya Ibu harus sehat untuk melihat cucu Ibu nanti"

Gendis mulai mengeluarkan air matanya. Memikirkan nasib anaknya, dari dulu Erland selalu bekerja keras untuk keluarganya, tidak pernah merasakan yang namanya bahagia. Bahkan pernikahannya pun begitu adanya.

"Apa jangan-jangan kutukan Viola dulu itu memang nyata Er" Ucap Ibunya.

"Husshh!! Jangan aneh-aneh Bu. Musyrik kalau kita percaya pada hal seperti itu" Erland menampik keras pikiran Ibunya itu.

"Tapi nyatanya Mbak Sarah belum hamil juga kan Bang??" Endah menambahkan dugaan Ibunya.

"Itu karena memang belum di kasih aja" Elak Erland.

"Kenapa kamu tidak jemput Viola saja Er. Dia juga istri kamu. Kamu berhak untuk memintanya mengandung anakmu" Gendis menatap Erland dengan wajah berbinar. Dia ingat jika masih punya satu menantu lagi, menantu kesayangannya.

"Viola belum ingin kembali Bu" Jawab Erland mengingat istrinya yang tak pernah membalas pesannya selama tiga tahun ini.

"Ya Abang jemput dong. Sampai kapan pun Viola nggak akan pernah kembali sama Abang kalau Abang juga nggak ada tindakan sama sekali" Endah kembali mengingat kelakuan Abangnya itu. Rasa kesalnya pada Erland mendadak muncul kembali.

"Nanti akan aku pikirkan. Sekarang Ibu istirahat dulu. Erland mau telepon Sarah karena dia nggak tau Erland kesini"

"Ingat pesan Ibu Er, kalau Sarah nggak bisa kasih kamu anak. Bisa jadi anak kamu dari Viola. Jemput dia, bujuk dia agar mau pulang bersamamu. Kamu suaminya, kamu berhak sepenuhnya atas dirinya. Kamu juga semakin bertambah umur, tidak mungkin akan seperti ini terus"

Erland mengangguki pesan Gendis. Meski dalam hatinya sangat gundah saat ini.

Erland dan Endah keluar dari kamar Ibunya. Mereka berdua memilih menuju ke raung keluarga, kebetulan di sana juga sudah ada Edgar yang telah berganti baju.

"Bang??" Erland menolah pada Endah yang memanggilnya.

"Aku sama Edgar belum menikah Bang, umurku sudah 30 tahun. Abang mau kan kasih kesempatan aku sama Edgar untuk menikah dengan Ibu yang masih ada di sisi kita"

Erland langsung mengurungkan niatnya untuk menghubungi Sarah. Meletakkan ponselnya kembali karena omongan Endah yang sama melanturnya dengan sang Ibu.

"Maksud kamu apa Ndah?? Jangan aneh-aneh kalau ngomong!" Erland menatap Endah dengan tajam.

"Gimana aku nggak aneh-aneh Bang?? Aku dengar sendiri penjelasan Dokter tentang kondisi Ibu. Kalau ibu seperti ini terus, aku ragu Ibu bisa melihatku menikah" Endah tiba-tiba memeluk Erland menyembunyikan tangisnya.

"Betul Bang, sekarang yang ada di pikiran Ibu itu hanya Abang. Ibu bisa bahagia kalau melihat Abang bisa kasih Ibu cucu. Mungkin dengan itu Ibu tidak akan sakit-sakitan lagi"

Melihat kedua adiknya yang masih sangat membutuhkan Ibunya, Erland hanya menghela nafasnya kasar. Beban di pundaknya kini semakin berat. Ibu dan adiknya adalah tanggung jawabnya. Begitupun kedua istrinya. Erland saat ini benar-benar stres.

"Sudah jangan menangis, Abang akan pikirkan lagi" Erland mengusap kepala Endah dengan lembut.

"Janji ya Bang??" Erland mengangguk.

"Makanya kamu cepat menikah Ndah" Erland mencubit hidung adiknya yang memerah karena menangis.

"Calon imam ku masih belum sadar kalau aku mencintainya Bang"

Erland dan Edgar terkekeh karena celetukan Endah itu.

Terpopuler

Comments

Lina ciello

Lina ciello

mosok koe yow ngarep. vino... pow yow ga wagu

2023-10-18

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

tiga tahun.. jd suami hanya kirim duit dan oesan doang.. tanpa ada niatan buat melihat apa kegiatan istridi korwa sana... hah.. nyatanya hatimu gak perna berusaha buat Vio hadir kan Er..?

2023-09-21

0

Mafa

Mafa

ya iyalah viola g mau pulang, maksa g mau cerai tp istri 3 tahun pergi g dijemput,
helllo emang istri cuma butuh uang, dia juga butuh perhatian dan keseriusan kaleeeeee

apalagi ini dateng nya karna udah kepepet

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tamu tak di undang
2 2. Awal kutukan
3 3. Awal kutukan II
4 4. Awal kutukan III
5 5. Cerita Beca
6 6. Perdebatan di pagi pertama
7 7. Hanya kata maaf
8 8. Permintaan Dito
9 9. Penolakan Erland
10 10. Aku akan menikahi Viola
11 11. Pernikahan
12 12. Terus memikirkannya
13 13. Takdir
14 14. Ayo bercerai
15 15. Adu nasib
16 16. Menata hati
17 17. Kepergian Viola
18 18. Erland dan Sarah
19 19. Permintaan Ibu
20 20. Lampu hijau
21 21. Ayo pulang
22 22. Keputusan
23 23. Salah makan
24 24. kembali
25 25. Percaya kutukan
26 26. Janji
27 27. Keputusan
28 28. Satu rumah
29 29. Sakit yang mendarah daging
30 30. Berubah manis
31 31. Bertemu seseorang
32 32. Kamu bukan pelakor
33 33. Siapa yang Vino cintai??
34 34. Ikhlas
35 35. Istri Abang paling cantik
36 36. Suapan pertama
37 37. Jin
38 38. Nyaman
39 39. Teman lama
40 40. Bertemu Yovi
41 41. Mulai posesif
42 42. Perasaan Yovi
43 43. Cemburu
44 44. Tak sanggup jauh darimu
45 45. Saling merindukan
46 46. Sarah lagi
47 47. Pulang
48 48. Kabar mengejutkan
49 49. Kedatangan Beca
50 50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51 51. Marah
52 52. Salah paham
53 53. Baikan
54 54. Permintaan Sarah
55 55. Dessert
56 56. Patah hati lagi
57 57. Bakwan
58 58. Endah tak mau terlibat
59 59. Manis
60 60. Ke dua kalinya
61 61. Amarah Erland
62 62. Bodoh
63 63. Masih tetap diam
64 64. Abang minta maaf
65 65. Sakit
66 66. Ada yang aneh
67 67. Syarat cerai
68 68. Endah Anindita
69 69. Aku mencintaimu
70 70. Sejak kapan jatuh cinta
71 71. Ngidam
72 72. Menyesal
73 73. Putus
74 74. Jalan-jalan
75 75. Siapa yang bersama Sarah??
76 76. Alasan Alisa
77 77. Hadiah terindah
78 78. Hasutan Sarah
79 79. Rencana Sarah
80 80. Lagi
81 81. Ke rumah Ibu
82 82. Rahasia
83 83. Guna-guna
84 84. Pernikahan Endah
85 85. Tunggu sebentar lagi
86 86. Pura-pura tidak tau
87 87. Seandainya
88 88. Radian
89 89. Rencana yang terlaksana
90 90. Kabar mengejutkan
91 91. Tes DNA
92 92. Masih mencintainya
93 93. Perdebatan
94 94. Hilang
95 95. Ancaman ke dua
96 96. Pilihan
97 97. Mengunjungi Sarah
98 98. Bukan kutukan
99 99. Terbongkar
100 100. Menyesal
101 101. Terkuak
102 102. Aku memaafkanmu
103 103. Keputusan bulat
104 104. Tak tau malu
105 105. Tak peduli
106 106. Keputusan Sarah
107 107.Takut dengan perubahan Sarah
108 108. Tanda tangan
109 109. Kedatangan keluarga besar
110 110. Sidang perceraian
111 111. Melahirkan
112 112. Ketakutan Erland
113 113. Ikhlas
114 114. Dia kembali
115 115. Hampir putus asa
116 116. Kecurigaan Erland
117 117. Sadar
118 118. Mencari bukti
119 119. Anak kita
120 120. Ketakutan Sarah
121 121. Nama anak kita
122 122. Sarah
123 123. Cincin
124 124. Menemui Sarah
125 125. Perawan tua dan bujang lapuk
126 126. Tragedi
127 127. Aku akan bertanggungjawab
128 128. Sidang pertama
129 129. Calon mertua
130 130. Pertemuan ibu dan anak
131 131. Ke rumah Viola
132 132. Minta jatah
133 133. Lamaran
134 134 . Cinta tak seindah itu
135 135. Sidang terakhir
136 136. Surat dari mantan
137 137. Lamaran kadaluarsa
138 138. Baju pengantin
139 139. Cara lain
140 140. Hari pernikahan
141 141. Dipermainkan Takdir
142 142. Selamat jalan
143 144. Terpuruk
144 144. Bertemu Dokter Niken
145 145. Silaturahmi
146 146. Mantan selingkuhan istri
147 147. KARMA
148 147. Kemesraan
149 149. Berbenah diri
150 150. KARMA
151 151. Bulan madu
152 152. Melahirkan
153 153. Kehilangan
154 154. Mengikhlaskan (END)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. Tamu tak di undang
2
2. Awal kutukan
3
3. Awal kutukan II
4
4. Awal kutukan III
5
5. Cerita Beca
6
6. Perdebatan di pagi pertama
7
7. Hanya kata maaf
8
8. Permintaan Dito
9
9. Penolakan Erland
10
10. Aku akan menikahi Viola
11
11. Pernikahan
12
12. Terus memikirkannya
13
13. Takdir
14
14. Ayo bercerai
15
15. Adu nasib
16
16. Menata hati
17
17. Kepergian Viola
18
18. Erland dan Sarah
19
19. Permintaan Ibu
20
20. Lampu hijau
21
21. Ayo pulang
22
22. Keputusan
23
23. Salah makan
24
24. kembali
25
25. Percaya kutukan
26
26. Janji
27
27. Keputusan
28
28. Satu rumah
29
29. Sakit yang mendarah daging
30
30. Berubah manis
31
31. Bertemu seseorang
32
32. Kamu bukan pelakor
33
33. Siapa yang Vino cintai??
34
34. Ikhlas
35
35. Istri Abang paling cantik
36
36. Suapan pertama
37
37. Jin
38
38. Nyaman
39
39. Teman lama
40
40. Bertemu Yovi
41
41. Mulai posesif
42
42. Perasaan Yovi
43
43. Cemburu
44
44. Tak sanggup jauh darimu
45
45. Saling merindukan
46
46. Sarah lagi
47
47. Pulang
48
48. Kabar mengejutkan
49
49. Kedatangan Beca
50
50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51
51. Marah
52
52. Salah paham
53
53. Baikan
54
54. Permintaan Sarah
55
55. Dessert
56
56. Patah hati lagi
57
57. Bakwan
58
58. Endah tak mau terlibat
59
59. Manis
60
60. Ke dua kalinya
61
61. Amarah Erland
62
62. Bodoh
63
63. Masih tetap diam
64
64. Abang minta maaf
65
65. Sakit
66
66. Ada yang aneh
67
67. Syarat cerai
68
68. Endah Anindita
69
69. Aku mencintaimu
70
70. Sejak kapan jatuh cinta
71
71. Ngidam
72
72. Menyesal
73
73. Putus
74
74. Jalan-jalan
75
75. Siapa yang bersama Sarah??
76
76. Alasan Alisa
77
77. Hadiah terindah
78
78. Hasutan Sarah
79
79. Rencana Sarah
80
80. Lagi
81
81. Ke rumah Ibu
82
82. Rahasia
83
83. Guna-guna
84
84. Pernikahan Endah
85
85. Tunggu sebentar lagi
86
86. Pura-pura tidak tau
87
87. Seandainya
88
88. Radian
89
89. Rencana yang terlaksana
90
90. Kabar mengejutkan
91
91. Tes DNA
92
92. Masih mencintainya
93
93. Perdebatan
94
94. Hilang
95
95. Ancaman ke dua
96
96. Pilihan
97
97. Mengunjungi Sarah
98
98. Bukan kutukan
99
99. Terbongkar
100
100. Menyesal
101
101. Terkuak
102
102. Aku memaafkanmu
103
103. Keputusan bulat
104
104. Tak tau malu
105
105. Tak peduli
106
106. Keputusan Sarah
107
107.Takut dengan perubahan Sarah
108
108. Tanda tangan
109
109. Kedatangan keluarga besar
110
110. Sidang perceraian
111
111. Melahirkan
112
112. Ketakutan Erland
113
113. Ikhlas
114
114. Dia kembali
115
115. Hampir putus asa
116
116. Kecurigaan Erland
117
117. Sadar
118
118. Mencari bukti
119
119. Anak kita
120
120. Ketakutan Sarah
121
121. Nama anak kita
122
122. Sarah
123
123. Cincin
124
124. Menemui Sarah
125
125. Perawan tua dan bujang lapuk
126
126. Tragedi
127
127. Aku akan bertanggungjawab
128
128. Sidang pertama
129
129. Calon mertua
130
130. Pertemuan ibu dan anak
131
131. Ke rumah Viola
132
132. Minta jatah
133
133. Lamaran
134
134 . Cinta tak seindah itu
135
135. Sidang terakhir
136
136. Surat dari mantan
137
137. Lamaran kadaluarsa
138
138. Baju pengantin
139
139. Cara lain
140
140. Hari pernikahan
141
141. Dipermainkan Takdir
142
142. Selamat jalan
143
144. Terpuruk
144
144. Bertemu Dokter Niken
145
145. Silaturahmi
146
146. Mantan selingkuhan istri
147
147. KARMA
148
147. Kemesraan
149
149. Berbenah diri
150
150. KARMA
151
151. Bulan madu
152
152. Melahirkan
153
153. Kehilangan
154
154. Mengikhlaskan (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!