14. Ayo bercerai

"Vi maaf, sebenarnya gue yang buat mereka menikahkan lo sama Kak Erland" Aku Beca saat berdua saja di ruangan Viola.

"Apa?? Lo gila Ca??" Viola menatap Beca tak percaya.

"Maaf Vi, karena setau gue itu adalah impian terbesar lo. Jadi gue pikir, mewujudkannya sebelum lo dinyatakan pergi akan buat lo bahagia. Lagipula emang seharusnya kalian menikah kan??"

Viola tertawa sumbang mendengar penjelasan sahabatnya. Viola sampai tak habis pikir dengan pikiran Beca.

"Itu dulu Beca!! Lo harusnya tau kan kalau sekarang gue benci banget sam dia. Malah sekarang gue harus terjebak sama dia" Viola memegang keningnya yang rasanya mulai berdenyut.

"Maaf Vi, kita nggak tau kalau takdir Allah akan seperti ini. Kamu bangun dari keadaan yang sudah tidak memungkinkan itu juga rahasia Allah. Mungkin memang sudah jalannya kamu sama dia berjodoh"

"Enggak!!" Bantah Viola dengan tegas dan secepat kilat.

"Enggak apanya?? Nyatanya sekarang kamu sudah jadi istriku" Suara Erland yang menepis penolakan Viola membuat dua wanita itu menoleh ke arah pintu.

"Pulanglah Beca, biar aku yang disini" Erland berjalan ke sofa. Meletakkan paper bag yang di bawanya di sana.

"Nggak perlu, gue bisa sendiri di sini. Lo pulang aja Beca!!" Viola melihat Erland dengan malas.

"Gue pulang dulu Vi. Biarin Kak Erland yang temenin, lo nggak boleh sendirian di sini. Kak titip Viola ya??" Beca meriah tasnya, bersiap meninggalkan Viola yang terlihat sangat tidak setuju dengan keputusan Beca untuk meninggalkannya dengan Erland.

"Tenang saja, aku akan menjaganya" Jawab Erland yang duduk santai di sofa.

Beca pun benar-benar pergi meninggalkan Viola terjebak di ruangan itu bersama Erland.

"Kamu sudah makan?? Aku beli somay kesukaan kamu. Mau makan??" Erland membawa makanannya mendekat pada Viola.

Tapi apa yang terjadi, Viola justru membelakangi Erland tanpa menjawabnya sekalipun.

"Kamu mau tidur??" Tanya Erland lagi. Tapi Viola masih tak bergeming.

"Ya udah kamu istirahat aja. Kalau butuh apa-apa bilang aja ya??"

Erland memilih duduk di sebelah Viola, tidak kembali lagi ke sofa.

"Kenapa sih nggak pulang aja?? Gue muak deket-deket sama lo!!" Suara Viola begitu rendah namun masih bisa di dengar Erland.

"Karena kamu istriku" Tegas Erland.

"Cih.. Gue nggak ingin sama sekali!!" Viola masih terus memunggungi Erland.

"Terserah, tapi memang itu kenyataannya" Viola heran kenapa Erland bisa setenang itu menjawab semua kata ketusnya.

Viola berbalik kemudian menatap Erland.

"Apa istri lo tau, lo udah nikahin gue??" Erland mengangguk.

"Lo nggak pikirin perasaannya gimana??"

"Sudah, dia sakit hati, dia marah. Tapi ini sudah keputusanku" Mata mereka saling beradu.

Erland baru ingat kalau dia belum mengatakan pada Sarah tentang Viola yang sudah kembali sadar.

"Dasar gila!!" Viola membuang pandangannya dari Erland.

"Benar Vi, mungkin aku sudah gila. Aku menyakiti dua wanita sekaligus. Dengan mudahnya aku menebar janji di sana sini. Kemudian saat ini aku sedang menuai hasilnya" Erland tersenyum tipis, rasanya ingin menertawakan dirinya sendiri saat ini.

"Abang??"

Erland langsung menatap Viola ketika bibir itu kembali memanggilnya begitu halus seperti dulu. Mata mereka saling bertemu. Tatapan kebencian sejak Viola sadar tadi kini berubah dengan sorot mata penuh kesakitan.

"Apa dulu aku begitu tidak pantas untuk Abang?? Apa saat Abang membuat janji palsu akan menikahi ku tidak terbesit rasa bersalah sedikitpun saat itu?? Apa Abang pernah memikirkan aku sekali saja saat aku sudah pergi jauh dari Abang??" Suara Viola sudah bergetar, beserta lelehan air mata yang turun dari kedua kelopak matanya.

"Maafin Abang Vi" Kata maaf dari Erland itu semakin membuat hancur hati Viola.

"Setelah itu, Abang pasti bahagia kan karena sudah berhasil menyingkirkan pengganggu mu ini?? Tapi ada yang lucu saat itu bang"

Viola tiba-tiba terkekeh disela tangisnya yang berusaha dia tahan.

"Aku yang tergila-gila sama Abang, mungkin bisa di sebut cinta buta. Dengan mudahnya aku percaya semua janjimu Bang. Hanya dengan iming-iming kamu mau menerima cintaku saja aku langsung menyanggupinya. Aku bahkan tidak sadar kalau permintaan kamu yang melarang ku untuk menghubungimu sama sekali adalah salah satu cara untuk semakin menjauhkan aku darimu. Sampai aku tidak bisa membedakan antara bodoh atau lugu, aku menuruti semuanya. Bukankah itu lucu Bang??"

Viola memamerkan senyumnya pada Erland yang justru membuatnya terlihat semakin menyedihkan.

"Vio.." Viola menyingkirkan tangannya yang ingin di sentuh Erland. Viola juga langsung mengusap air mata di wajahnya.

"Ayo kita bercerai"

"VIOLA!!" Bentak Erland.

"Jangan pernah ucapkan kata-kata laknat itu lagi. Aku tidak akan pernah menceraikan mu, ingat itu!!"

Erland menjauh dari Viola. Melepaskan jasnya dan menggulung kemejanya hingga ke siku dengan asal.

"Apa alasannya?? Gue udah sadar, jadi nggak ada alasannya lagi lo masih bertahan jadi suami gue!!" Viola kembali ketus dan kasar lagi setelah tadi menangis dengan wajah menyedihkannya.

"Dengar Viola. Bagiku pernikahan bukanlah main-main. Saat Abang mengucap janji di depan Allah untuk menjadikan kamu istriku, Abang tidak pernah main-main. Abang akui saat ini memang Abang belum mencintaimu, tapi Abang akan belajar. Abang janji Vi" Erland berdiri tak jauh dari Viola dengan amarahnya yang meletup-letup.

Dalam satu hari ini, dia sudah mendengar kata cerai dari Viola berkali-kali. Rasanya telinganya sudah gatal dan hatinya tak mau diam lagi kali ini.

"Gue udah kenyang sama janji-janji lo. Sampai gue bener-bener muak!!" Perdebatan mereka benar-benar tak kunjung selesai. Seharusnya benar Beca saja yang tadi di sana menemani Viola.

"Jadi apa mau kamu sebenarnya Viola??" Erland lebih memilih menurunkan egonya. Jika terus dilanjutkan, sampai nanti juga tidak akan selesai. Apalagi ini di rumah sakit. Tempat dimana seharusnya Viola beristirahat.

"Yang gue mau itu pisah sama lo!!" Ternyata penjelasan Erland tadi itu tidak masuk ke dalam otak Viola sama sekali. Dia masih saja terus menuntut perpisahan dari Erland.

Erland menatap Viola dengan tajam. Hanya karena Erland melarang Viola menyebut kata cerai, wanita itu justru menggantinya dengan kata pisah yang bermakna sama saja sebenarnya.

Erland tak menyahut, daripada Erland ikut mengeluarkan kata kasarnya, Erland memilih berbaring di sofa. Menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan kepalanya. Tak peduli pada Viola yang terus menatapnya dengan tajam tak terima karena Erland tak memberikan respon apapun.

Viola juga lelah sebenarnya, lelah berdebat dengan Erland. Tapi lebih lelah lagi hatinya, mana mungkin dia sanggup untuk terus menjadi istri Erland, sementara di dalam hatinya saja sudah tertanam kebencian untuk suaminya itu.

Viola kembali berbaring miring membelakangi Erland yang sudah terlelap di sofa. Air mata kembali membasahi pipinya meski tak keluar suara isakan sedikitpun. Rasanya sudah tidak mau lagi mengeluarkan air mata lagi, tapi hatinya terlalu perih untuk menahannya.

Terpopuler

Comments

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

CERAI.

2024-11-13

2

Lina ciello

Lina ciello

cermei ae daripada dihina2 vi 😒

2023-10-18

0

Lina ciello

Lina ciello

iyuhhh... enakke pengen due bojo 2 😡

2023-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tamu tak di undang
2 2. Awal kutukan
3 3. Awal kutukan II
4 4. Awal kutukan III
5 5. Cerita Beca
6 6. Perdebatan di pagi pertama
7 7. Hanya kata maaf
8 8. Permintaan Dito
9 9. Penolakan Erland
10 10. Aku akan menikahi Viola
11 11. Pernikahan
12 12. Terus memikirkannya
13 13. Takdir
14 14. Ayo bercerai
15 15. Adu nasib
16 16. Menata hati
17 17. Kepergian Viola
18 18. Erland dan Sarah
19 19. Permintaan Ibu
20 20. Lampu hijau
21 21. Ayo pulang
22 22. Keputusan
23 23. Salah makan
24 24. kembali
25 25. Percaya kutukan
26 26. Janji
27 27. Keputusan
28 28. Satu rumah
29 29. Sakit yang mendarah daging
30 30. Berubah manis
31 31. Bertemu seseorang
32 32. Kamu bukan pelakor
33 33. Siapa yang Vino cintai??
34 34. Ikhlas
35 35. Istri Abang paling cantik
36 36. Suapan pertama
37 37. Jin
38 38. Nyaman
39 39. Teman lama
40 40. Bertemu Yovi
41 41. Mulai posesif
42 42. Perasaan Yovi
43 43. Cemburu
44 44. Tak sanggup jauh darimu
45 45. Saling merindukan
46 46. Sarah lagi
47 47. Pulang
48 48. Kabar mengejutkan
49 49. Kedatangan Beca
50 50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51 51. Marah
52 52. Salah paham
53 53. Baikan
54 54. Permintaan Sarah
55 55. Dessert
56 56. Patah hati lagi
57 57. Bakwan
58 58. Endah tak mau terlibat
59 59. Manis
60 60. Ke dua kalinya
61 61. Amarah Erland
62 62. Bodoh
63 63. Masih tetap diam
64 64. Abang minta maaf
65 65. Sakit
66 66. Ada yang aneh
67 67. Syarat cerai
68 68. Endah Anindita
69 69. Aku mencintaimu
70 70. Sejak kapan jatuh cinta
71 71. Ngidam
72 72. Menyesal
73 73. Putus
74 74. Jalan-jalan
75 75. Siapa yang bersama Sarah??
76 76. Alasan Alisa
77 77. Hadiah terindah
78 78. Hasutan Sarah
79 79. Rencana Sarah
80 80. Lagi
81 81. Ke rumah Ibu
82 82. Rahasia
83 83. Guna-guna
84 84. Pernikahan Endah
85 85. Tunggu sebentar lagi
86 86. Pura-pura tidak tau
87 87. Seandainya
88 88. Radian
89 89. Rencana yang terlaksana
90 90. Kabar mengejutkan
91 91. Tes DNA
92 92. Masih mencintainya
93 93. Perdebatan
94 94. Hilang
95 95. Ancaman ke dua
96 96. Pilihan
97 97. Mengunjungi Sarah
98 98. Bukan kutukan
99 99. Terbongkar
100 100. Menyesal
101 101. Terkuak
102 102. Aku memaafkanmu
103 103. Keputusan bulat
104 104. Tak tau malu
105 105. Tak peduli
106 106. Keputusan Sarah
107 107.Takut dengan perubahan Sarah
108 108. Tanda tangan
109 109. Kedatangan keluarga besar
110 110. Sidang perceraian
111 111. Melahirkan
112 112. Ketakutan Erland
113 113. Ikhlas
114 114. Dia kembali
115 115. Hampir putus asa
116 116. Kecurigaan Erland
117 117. Sadar
118 118. Mencari bukti
119 119. Anak kita
120 120. Ketakutan Sarah
121 121. Nama anak kita
122 122. Sarah
123 123. Cincin
124 124. Menemui Sarah
125 125. Perawan tua dan bujang lapuk
126 126. Tragedi
127 127. Aku akan bertanggungjawab
128 128. Sidang pertama
129 129. Calon mertua
130 130. Pertemuan ibu dan anak
131 131. Ke rumah Viola
132 132. Minta jatah
133 133. Lamaran
134 134 . Cinta tak seindah itu
135 135. Sidang terakhir
136 136. Surat dari mantan
137 137. Lamaran kadaluarsa
138 138. Baju pengantin
139 139. Cara lain
140 140. Hari pernikahan
141 141. Dipermainkan Takdir
142 142. Selamat jalan
143 144. Terpuruk
144 144. Bertemu Dokter Niken
145 145. Silaturahmi
146 146. Mantan selingkuhan istri
147 147. KARMA
148 147. Kemesraan
149 149. Berbenah diri
150 150. KARMA
151 151. Bulan madu
152 152. Melahirkan
153 153. Kehilangan
154 154. Mengikhlaskan (END)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. Tamu tak di undang
2
2. Awal kutukan
3
3. Awal kutukan II
4
4. Awal kutukan III
5
5. Cerita Beca
6
6. Perdebatan di pagi pertama
7
7. Hanya kata maaf
8
8. Permintaan Dito
9
9. Penolakan Erland
10
10. Aku akan menikahi Viola
11
11. Pernikahan
12
12. Terus memikirkannya
13
13. Takdir
14
14. Ayo bercerai
15
15. Adu nasib
16
16. Menata hati
17
17. Kepergian Viola
18
18. Erland dan Sarah
19
19. Permintaan Ibu
20
20. Lampu hijau
21
21. Ayo pulang
22
22. Keputusan
23
23. Salah makan
24
24. kembali
25
25. Percaya kutukan
26
26. Janji
27
27. Keputusan
28
28. Satu rumah
29
29. Sakit yang mendarah daging
30
30. Berubah manis
31
31. Bertemu seseorang
32
32. Kamu bukan pelakor
33
33. Siapa yang Vino cintai??
34
34. Ikhlas
35
35. Istri Abang paling cantik
36
36. Suapan pertama
37
37. Jin
38
38. Nyaman
39
39. Teman lama
40
40. Bertemu Yovi
41
41. Mulai posesif
42
42. Perasaan Yovi
43
43. Cemburu
44
44. Tak sanggup jauh darimu
45
45. Saling merindukan
46
46. Sarah lagi
47
47. Pulang
48
48. Kabar mengejutkan
49
49. Kedatangan Beca
50
50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51
51. Marah
52
52. Salah paham
53
53. Baikan
54
54. Permintaan Sarah
55
55. Dessert
56
56. Patah hati lagi
57
57. Bakwan
58
58. Endah tak mau terlibat
59
59. Manis
60
60. Ke dua kalinya
61
61. Amarah Erland
62
62. Bodoh
63
63. Masih tetap diam
64
64. Abang minta maaf
65
65. Sakit
66
66. Ada yang aneh
67
67. Syarat cerai
68
68. Endah Anindita
69
69. Aku mencintaimu
70
70. Sejak kapan jatuh cinta
71
71. Ngidam
72
72. Menyesal
73
73. Putus
74
74. Jalan-jalan
75
75. Siapa yang bersama Sarah??
76
76. Alasan Alisa
77
77. Hadiah terindah
78
78. Hasutan Sarah
79
79. Rencana Sarah
80
80. Lagi
81
81. Ke rumah Ibu
82
82. Rahasia
83
83. Guna-guna
84
84. Pernikahan Endah
85
85. Tunggu sebentar lagi
86
86. Pura-pura tidak tau
87
87. Seandainya
88
88. Radian
89
89. Rencana yang terlaksana
90
90. Kabar mengejutkan
91
91. Tes DNA
92
92. Masih mencintainya
93
93. Perdebatan
94
94. Hilang
95
95. Ancaman ke dua
96
96. Pilihan
97
97. Mengunjungi Sarah
98
98. Bukan kutukan
99
99. Terbongkar
100
100. Menyesal
101
101. Terkuak
102
102. Aku memaafkanmu
103
103. Keputusan bulat
104
104. Tak tau malu
105
105. Tak peduli
106
106. Keputusan Sarah
107
107.Takut dengan perubahan Sarah
108
108. Tanda tangan
109
109. Kedatangan keluarga besar
110
110. Sidang perceraian
111
111. Melahirkan
112
112. Ketakutan Erland
113
113. Ikhlas
114
114. Dia kembali
115
115. Hampir putus asa
116
116. Kecurigaan Erland
117
117. Sadar
118
118. Mencari bukti
119
119. Anak kita
120
120. Ketakutan Sarah
121
121. Nama anak kita
122
122. Sarah
123
123. Cincin
124
124. Menemui Sarah
125
125. Perawan tua dan bujang lapuk
126
126. Tragedi
127
127. Aku akan bertanggungjawab
128
128. Sidang pertama
129
129. Calon mertua
130
130. Pertemuan ibu dan anak
131
131. Ke rumah Viola
132
132. Minta jatah
133
133. Lamaran
134
134 . Cinta tak seindah itu
135
135. Sidang terakhir
136
136. Surat dari mantan
137
137. Lamaran kadaluarsa
138
138. Baju pengantin
139
139. Cara lain
140
140. Hari pernikahan
141
141. Dipermainkan Takdir
142
142. Selamat jalan
143
144. Terpuruk
144
144. Bertemu Dokter Niken
145
145. Silaturahmi
146
146. Mantan selingkuhan istri
147
147. KARMA
148
147. Kemesraan
149
149. Berbenah diri
150
150. KARMA
151
151. Bulan madu
152
152. Melahirkan
153
153. Kehilangan
154
154. Mengikhlaskan (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!