13. Takdir

"Halo??"

"__________"

PRAAKKK....

Ponsel Erland terjatuh begitu saja dari genggamannya karena mendengar kabar dari Vino.

Badannya terasa lemas, jantungnya berpacu begitu kencang. Telinganya berdengung hingga rasanya tak bisa mendengar suara disekitarnya.

Erland menunduk meraih kembali ponselnya yang jatuh, tangannya bergetar memegang benda pipih itu.

"Gue ke sana sekarang!!" Ucap Erland setelah menempelkan kembali ponselnya ke telinga.

Dengan berpegangan pada ujung meja, Erland mencoba berdiri menopang tubuhnya yang lunglai itu.

"Aris, batalkan semua jadwal ku hari ini, ada urusan penting yang harus aku urus!!" Ucap Erland pada sekretarisnya itu.

"Baik Pak"

Erland masih tidak percaya dengan kabar dari Vino tadi. Rasanya ingin cepat sampai di rumah sakit untuk memastikan sendiri.

Jalanan kota Jakarta yang sedikit lenggang di jam kerja seperti ini membuat Erland dengan cepat bisa sampai ke rumah sakit.

Badannya yang terbalut jas rapi itu terus mengeluarkan keringat karena rasa terkejutnya yang belum juga hilang. Erland melangkah dengan lebar menuju ruangan yang sudah ia hafal betul letaknya.

Dengan cepat Erland membuka pintu ruangan Viola. Dan benar saja, apa yang di katakan Vino tadi adalah sebuah kebenaran.

Wanita yang sudah sah menjadi istrinya itu, wanita yang dua minggu lebih tak menunjukkan semangat untuk kembali hidup kini sedang di bantu oleh Endah untuk meneguk minumannya.

Erland yang masih terdiam di depan pintu karena keterkejutannya menarik semua orang yang ada di dalam.

"Abang??" Gumam Endah.

Erland melangkah masuk, menatap tak berkedip wanita yang juga tengah menatapnya dengan sorot mata tajam.

"Mau apa dia kesini??" Kalimat pertama yang Erland dengar dari seseorang yang baru sadar dari tidur panjangnya.

"Vio, jangan begitu sayang" Tegur Maminya.

Beca mengusap lengan Viola untuk menenangkannya.

Erland terus mendekat pada Viola, membuat Endah sedikit bergeser dari tempatnya.

Viola masih terus menebarkan aura permusuhan pada Erland. Tapi pria itu seolah tak peduli, dia justru membuat Viola terkejut karena mengangkat tangan kanan Viola dengan tiba-tiba.

"Aku ingin melihat keadaan istriku!!" Jawab Erland atas pertanyaan Viola tadi dengan menunjukkan cincin yang melingkar di jari manis Viola.

Mata Viola membelalak, dia tidak sadar jika di jarinya sudah tersemat cincin yang tidak tau itu milik siapa.

"Ap-apa maksudnya ini?? Siapa yang lo maksud istri lo??" Viola menarik tangannya dengan paksa dari tangan Erland.

Viola menatap semua orang yang berada di sana hanya terdiam.

"Vio, Papi akan jelaskan" Dito tak tega melihat tatapan kebingungan dari putrinya.

"Sebenarnya...." Mengalirkan cerita diman Dito dan Vino meminta Erland untuk menikahi Viola.

"Engak, Vio nggak mau pi. Vio nggak mau menikah sama dia!!" Tunjuk Viola pada Erland.

"Tenang Vi, kamu harus tenang" Beca menahan Vio yang ingin bangun dari ranjangnya.

"Vio, semua ini sudah takdir Allah. Dokter yang mengatakan kamu sudah tidak ada harapan lagi. Jadi kami memutuskan hal ini kemarin. Kami harap dengan ini kami bisa melepas mu dengan kebahagiaan" Via menangis di hadapan Viola.

"Tapi Mi, aku sudah tidak ingin lagi berhubungan dengan pria pengkhianat ini!! Aku membencinya Mi, aku benci!!" Viola masih menatap lurus pada Erland.

"Viola, tenang dulu. Kamu baru sadar. Kita bicarakan masalah ini dengan kepala dingin" Kini giliran Vino yang menenangkan Viola. Adiknya itu sangat marah hingga sulit di kendalikan saat ini.

"Vio, maafkan Abang karena menikahi kamu tanpa meminta persetujuan kamu" Rasanya tak tega melihat Viola terus memberontak seperti itu.

"Nggak, gue nggak bakalan maafin lo!! Gue benci sama lo!!" Hanya kata itu yang terus keluar dari bibir Vio sejak tadi. Bahkan Erland menyadari jika tutur kata Viola padanya sudah berubah. Tidak lagi lembut seperti dulu. Saat Viola marah di pesta pernikahannya saja Viola masih menggunakan bahasanya uang halus.

"Om, Tante, semuanya. Bisakah saya bicara berdua dengan Viola??"

Viola ingin menolak tapi tubuhnya yang lemas serta jawaban Papinya yang mengijinkan Erland membuat Viola tak bisa menolak.

"Kita akan keluar. Jangan gunakan emosi kalian, bicaralah dengan kepala dingin" Erland mengangguk pada Dito.

Satu persatu dari mereka berangsur keluar dari ruangan Viola. Menyisakan pasangan suami istri itu di dalam sana.

Erland menarik kursi untuk duduk di sisi Viola. Meski istrinya itu tidak mau menatapnya, Erland tetap duduk tenang di sana.

"Kenapa lo setuju sama permintaan Papi dan Bang Vino??" Tanya Viola enggan mantap Erland.

"Apa lo nggak mikir, lo justru bikin gue semakin sakit dengan pernikahan s*alan ini!!" Umpat Viola.

"Istighfar Vi. Abang ikhlas menikahi kamu"

"Buls*it!! Gue tau, lo pasti melakukannya karena rasa bersalah lo kan?? Tenang aja gue nggak akan menuntut apapun dari lo. Gue bahkan menyesal pernah mencintai lo!!" Kini tatapan mereka bertemu, tapi hanya Viola yang menunjukkan sorot matanya yang tajam.

"Jaga bicara kamu Vio, biar bagaimanapun sekarang kamu adalah istri Abang!!" Tegas Erland.

"Kalau gitu ayo bercerai!!"

Erland bahkan sampai beristighfar di dalam hati karena ucapan Viola itu.

"Pernikahan bukan mainan Vi, tidak segampang itu menikah lalu bercerai. Bukankah dulu kamu sangat ingin menikah dengan Abang?? Kenapa saat ini kamu terus menolak??" Erland mulai geram dengan Viola.

"Benar, pernikahan bukan mainan. Tapi kenapa dengan mudahnya lo nikahin gue?? Seenaknya menjadikan gue istri ke dua lo. Memang menikah sama lo itu dulu impian gue tapi sebelum gue tau kebusukan lo. Sekarang gue nggak sudi!!"

Kalimat-kalimat kasar terus saja keluar dari bibir yang dulunya hanya bisa mengucapakan kata-kata manjanya saja.

"Abang sudah tidak tau lagi harus menjawab kamu dengan apa lagi Vi. Sekarang lebih baik kamu istirahat. Tenangkan dulu pikiran kamu. Kita tidak bisa bicara kalau kamu terus saja marah-marah seperti ini. Terima tidak terima kamu sekarang tetap istri Abang, kamu tanggung jawab Abang. Meski kamu istri ke dua Abang, sebisa mungkin Abang akan berusaha adil untuk kedua istri Abang. Abang keluar dulu"

Erland beranjak dari kursinya, meninggalkan Viola yang dadanya masih naik turun karena amarahnya yang membuncah. Benar-benar permainan takdir yang tidak bisa di tebak.

Kalau pada akhirnya Viola akan menikah dengan Erland, kenapa harus melewati drama seperti ini. Bunuh diri, kritis dan hampir saja meninggal.

"Ayo kita bercerai!!"

Lagi-lagi kalimat itu keluar dari bibir Viola yang tipis itu.

"Tidak akan!!" Balas Erland dengan melirik Viola tajam.

"Kalau gitu jangan muncul di hadapan gue sampai kapan pun!!"

Tanpa jawaban persetujuan atau penolakan dari Erland, pria itu malah pergi keluar meninggalkan Viola.

Terpopuler

Comments

⋆.˚mytha🦋

⋆.˚mytha🦋

gua juga klu jadi vio, udah empet bgt ngeliat mukanya erland apalagi tiba2 tau nikah ma tu orang.... laaaah ngmooook kaya vio 🙄

2025-01-23

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kecewa.. pasti..! sakit.. apa lagi... merasa di permainkan si Vio... entalah.. takdir cinta Boo ngenes amat....?

2023-09-20

1

D-14HH

D-14HH

kl gue mah lgs minggat aj vio gedegh bgt liat erland

2023-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tamu tak di undang
2 2. Awal kutukan
3 3. Awal kutukan II
4 4. Awal kutukan III
5 5. Cerita Beca
6 6. Perdebatan di pagi pertama
7 7. Hanya kata maaf
8 8. Permintaan Dito
9 9. Penolakan Erland
10 10. Aku akan menikahi Viola
11 11. Pernikahan
12 12. Terus memikirkannya
13 13. Takdir
14 14. Ayo bercerai
15 15. Adu nasib
16 16. Menata hati
17 17. Kepergian Viola
18 18. Erland dan Sarah
19 19. Permintaan Ibu
20 20. Lampu hijau
21 21. Ayo pulang
22 22. Keputusan
23 23. Salah makan
24 24. kembali
25 25. Percaya kutukan
26 26. Janji
27 27. Keputusan
28 28. Satu rumah
29 29. Sakit yang mendarah daging
30 30. Berubah manis
31 31. Bertemu seseorang
32 32. Kamu bukan pelakor
33 33. Siapa yang Vino cintai??
34 34. Ikhlas
35 35. Istri Abang paling cantik
36 36. Suapan pertama
37 37. Jin
38 38. Nyaman
39 39. Teman lama
40 40. Bertemu Yovi
41 41. Mulai posesif
42 42. Perasaan Yovi
43 43. Cemburu
44 44. Tak sanggup jauh darimu
45 45. Saling merindukan
46 46. Sarah lagi
47 47. Pulang
48 48. Kabar mengejutkan
49 49. Kedatangan Beca
50 50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51 51. Marah
52 52. Salah paham
53 53. Baikan
54 54. Permintaan Sarah
55 55. Dessert
56 56. Patah hati lagi
57 57. Bakwan
58 58. Endah tak mau terlibat
59 59. Manis
60 60. Ke dua kalinya
61 61. Amarah Erland
62 62. Bodoh
63 63. Masih tetap diam
64 64. Abang minta maaf
65 65. Sakit
66 66. Ada yang aneh
67 67. Syarat cerai
68 68. Endah Anindita
69 69. Aku mencintaimu
70 70. Sejak kapan jatuh cinta
71 71. Ngidam
72 72. Menyesal
73 73. Putus
74 74. Jalan-jalan
75 75. Siapa yang bersama Sarah??
76 76. Alasan Alisa
77 77. Hadiah terindah
78 78. Hasutan Sarah
79 79. Rencana Sarah
80 80. Lagi
81 81. Ke rumah Ibu
82 82. Rahasia
83 83. Guna-guna
84 84. Pernikahan Endah
85 85. Tunggu sebentar lagi
86 86. Pura-pura tidak tau
87 87. Seandainya
88 88. Radian
89 89. Rencana yang terlaksana
90 90. Kabar mengejutkan
91 91. Tes DNA
92 92. Masih mencintainya
93 93. Perdebatan
94 94. Hilang
95 95. Ancaman ke dua
96 96. Pilihan
97 97. Mengunjungi Sarah
98 98. Bukan kutukan
99 99. Terbongkar
100 100. Menyesal
101 101. Terkuak
102 102. Aku memaafkanmu
103 103. Keputusan bulat
104 104. Tak tau malu
105 105. Tak peduli
106 106. Keputusan Sarah
107 107.Takut dengan perubahan Sarah
108 108. Tanda tangan
109 109. Kedatangan keluarga besar
110 110. Sidang perceraian
111 111. Melahirkan
112 112. Ketakutan Erland
113 113. Ikhlas
114 114. Dia kembali
115 115. Hampir putus asa
116 116. Kecurigaan Erland
117 117. Sadar
118 118. Mencari bukti
119 119. Anak kita
120 120. Ketakutan Sarah
121 121. Nama anak kita
122 122. Sarah
123 123. Cincin
124 124. Menemui Sarah
125 125. Perawan tua dan bujang lapuk
126 126. Tragedi
127 127. Aku akan bertanggungjawab
128 128. Sidang pertama
129 129. Calon mertua
130 130. Pertemuan ibu dan anak
131 131. Ke rumah Viola
132 132. Minta jatah
133 133. Lamaran
134 134 . Cinta tak seindah itu
135 135. Sidang terakhir
136 136. Surat dari mantan
137 137. Lamaran kadaluarsa
138 138. Baju pengantin
139 139. Cara lain
140 140. Hari pernikahan
141 141. Dipermainkan Takdir
142 142. Selamat jalan
143 144. Terpuruk
144 144. Bertemu Dokter Niken
145 145. Silaturahmi
146 146. Mantan selingkuhan istri
147 147. KARMA
148 147. Kemesraan
149 149. Berbenah diri
150 150. KARMA
151 151. Bulan madu
152 152. Melahirkan
153 153. Kehilangan
154 154. Mengikhlaskan (END)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. Tamu tak di undang
2
2. Awal kutukan
3
3. Awal kutukan II
4
4. Awal kutukan III
5
5. Cerita Beca
6
6. Perdebatan di pagi pertama
7
7. Hanya kata maaf
8
8. Permintaan Dito
9
9. Penolakan Erland
10
10. Aku akan menikahi Viola
11
11. Pernikahan
12
12. Terus memikirkannya
13
13. Takdir
14
14. Ayo bercerai
15
15. Adu nasib
16
16. Menata hati
17
17. Kepergian Viola
18
18. Erland dan Sarah
19
19. Permintaan Ibu
20
20. Lampu hijau
21
21. Ayo pulang
22
22. Keputusan
23
23. Salah makan
24
24. kembali
25
25. Percaya kutukan
26
26. Janji
27
27. Keputusan
28
28. Satu rumah
29
29. Sakit yang mendarah daging
30
30. Berubah manis
31
31. Bertemu seseorang
32
32. Kamu bukan pelakor
33
33. Siapa yang Vino cintai??
34
34. Ikhlas
35
35. Istri Abang paling cantik
36
36. Suapan pertama
37
37. Jin
38
38. Nyaman
39
39. Teman lama
40
40. Bertemu Yovi
41
41. Mulai posesif
42
42. Perasaan Yovi
43
43. Cemburu
44
44. Tak sanggup jauh darimu
45
45. Saling merindukan
46
46. Sarah lagi
47
47. Pulang
48
48. Kabar mengejutkan
49
49. Kedatangan Beca
50
50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51
51. Marah
52
52. Salah paham
53
53. Baikan
54
54. Permintaan Sarah
55
55. Dessert
56
56. Patah hati lagi
57
57. Bakwan
58
58. Endah tak mau terlibat
59
59. Manis
60
60. Ke dua kalinya
61
61. Amarah Erland
62
62. Bodoh
63
63. Masih tetap diam
64
64. Abang minta maaf
65
65. Sakit
66
66. Ada yang aneh
67
67. Syarat cerai
68
68. Endah Anindita
69
69. Aku mencintaimu
70
70. Sejak kapan jatuh cinta
71
71. Ngidam
72
72. Menyesal
73
73. Putus
74
74. Jalan-jalan
75
75. Siapa yang bersama Sarah??
76
76. Alasan Alisa
77
77. Hadiah terindah
78
78. Hasutan Sarah
79
79. Rencana Sarah
80
80. Lagi
81
81. Ke rumah Ibu
82
82. Rahasia
83
83. Guna-guna
84
84. Pernikahan Endah
85
85. Tunggu sebentar lagi
86
86. Pura-pura tidak tau
87
87. Seandainya
88
88. Radian
89
89. Rencana yang terlaksana
90
90. Kabar mengejutkan
91
91. Tes DNA
92
92. Masih mencintainya
93
93. Perdebatan
94
94. Hilang
95
95. Ancaman ke dua
96
96. Pilihan
97
97. Mengunjungi Sarah
98
98. Bukan kutukan
99
99. Terbongkar
100
100. Menyesal
101
101. Terkuak
102
102. Aku memaafkanmu
103
103. Keputusan bulat
104
104. Tak tau malu
105
105. Tak peduli
106
106. Keputusan Sarah
107
107.Takut dengan perubahan Sarah
108
108. Tanda tangan
109
109. Kedatangan keluarga besar
110
110. Sidang perceraian
111
111. Melahirkan
112
112. Ketakutan Erland
113
113. Ikhlas
114
114. Dia kembali
115
115. Hampir putus asa
116
116. Kecurigaan Erland
117
117. Sadar
118
118. Mencari bukti
119
119. Anak kita
120
120. Ketakutan Sarah
121
121. Nama anak kita
122
122. Sarah
123
123. Cincin
124
124. Menemui Sarah
125
125. Perawan tua dan bujang lapuk
126
126. Tragedi
127
127. Aku akan bertanggungjawab
128
128. Sidang pertama
129
129. Calon mertua
130
130. Pertemuan ibu dan anak
131
131. Ke rumah Viola
132
132. Minta jatah
133
133. Lamaran
134
134 . Cinta tak seindah itu
135
135. Sidang terakhir
136
136. Surat dari mantan
137
137. Lamaran kadaluarsa
138
138. Baju pengantin
139
139. Cara lain
140
140. Hari pernikahan
141
141. Dipermainkan Takdir
142
142. Selamat jalan
143
144. Terpuruk
144
144. Bertemu Dokter Niken
145
145. Silaturahmi
146
146. Mantan selingkuhan istri
147
147. KARMA
148
147. Kemesraan
149
149. Berbenah diri
150
150. KARMA
151
151. Bulan madu
152
152. Melahirkan
153
153. Kehilangan
154
154. Mengikhlaskan (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!