8. Permintaan Dito

"Jangan bercanda kamu Beca. Saat ini dia juga tidak punya kekasih"

"Lalu apa yang Kak Vino tau tentang Vio selain keinginannya yang satu ini. Bukankah sudah jelas kalau kepulangan Vio adalah untuk menikah?"

Vino terdiam membenarkan perkataan Beca. Tapi dia juga bingung apa yang harus dilakukannya saat ini.

"Beca mohon Om, ini adalah salah satu keinginan terbesar Viola. Tidakkah Om dan Kak Vino mau mengabulkan permintaannya yang satu ini??"

Beca memohon hanya demi sahabatnya. Satu-satunya orang yang dia miliki di dunia ini. Kali ini Beca akan berjuang mendapatkan apa yang seharusnya Viola miliki. Meski di saat-saat terakhirnya, Viola harus mendapatkan apa yang selama ini dia perjuangkan.

"Tapi aku harus mencari pria itu di mana?? Mana ada pria yang mau menikahi wanita yang terbaring lemah seperti Viola" Tanggapan putus asa dari Papi Dito membuat Beca memanfaatkan itu.

"Om tidak perlu mencari kemanapun. Tentu saja Om dan Kak Vino tau kan siapa yang paling bertanggung jawab sampai akhirnya Viola menjadi seperti ini??"

"Jangan gila kamu, dia sudah punya istri. Aku tidak mau menjadikan adikku sebagai pelakor. Aku juga tidak rela melihat adikku menjadi istri ke dua" Tolak Vino dengan tegas.

"Kak, jangan pernah sebut Viola sebagai pelalor. Dari awal, Viola yang berhak atas laki-laki tak bertanggung jawab itu!! Akulah saksinya jika Viola berjuang mati-matian hanya demi menjadi wanita yang pantas untuk dia. Setelah semuanya sudah Viola dapatkan, sekarang dia justru dicampakkan begitu saja setelah di sogok dengan janji palsu itu. Apa Kak Vino akan diam saja?? Apa Kak Vino tidak ingin membahagiakan Viola sekali ini saja?? Coba pikirkan lagi Kak, sudah sepuluh tahun Viola menderita, apa tidak ada kesempatan untuknya bahagia??"

Beca tersenyum tipis karena berkat kalimatnya yang dramatis itu mampu membungkam Vino. Sepertinya pria lajang itu sudah termakan hasutan Beca.

"Aku tidak peduli orang-orang akan menganggap ku jahat karena telah menghasut Kaka mu Vi. Yang penting saat ini adalah kebahagiaanmu. Aku akan berusaha semampuku agar pria b****sek itu menepati janjinya kepadamu"

Beca mengepalkan tangannya kuat saat mengingat wajah Erland tersenyum di atas pelaminan saat itu.

"Papi akan temui Erland"

Keputusan tepat yang sangat di inginkan Beca justru langsung terucap dari Papinya Viola.

"Tapi Pi, bagaimana dengan istrinya?? Apa dia mengijinkan suaminya menikah lagi?? Dia juga sahabat Vino Pi" Sebenarnya yang sedari tadi membuat Vino berat mengambil keputusan adalah karena mereka berdua juga bersahabat.

"Itu urusan nanti. Yang penting kita tanyakan dulu pada Erland. Kita lihat tanggapannya bagaimana. Papi minta sama kalian untuk merahasiakan ini dari Mami dulu. Karena ini bisa membuatnya semakin syok"

"Baik Om" Beca bersorak dalam hati.

*

*

*

*

Dua insan yang masih menikmati suasana pengantin baru masih berada di balik selimut meski saat ini sudah menunjukkan jam tiga sore.

Salah satunya terusik gara-gara dering ponsel yang terus berbunyi beberapa kali. Dengan matanya yang masih terpejam, Erland meraih ponselnya yang berada di atas nakas.

"Halo??"

"_____"

Erland langsung terduduk dengan mata yang terbuka lebar.

"Baik Pak, saya akan langsung ke kantor Pak Dito"

Erland beranjak dari ranjang lalu memungut bajunya yang sudah tergeletak di lantai.

"Mau kemana sih Mas?? Bukannya hari ini kamu sudah ambil libur??" Sarah masih enggan keluar dari selimut yang membungkus tubuh polosnya.

"Aku harus ke kantor Pak Dito. Ada sesuatu yang ingin beliau sampaikan katanya. Tadi bahkan sempat datang ke kantorku tapi tidak menemukanku di sama"

Erland buru-buru masuk ke kamar mandi. Bergegas membersihkan dirinya secepat mungkin sambil terus berpikir hal apa yang ingin di sampaikan bos besar itu. Rasanya dia tidak memiliki bahan apapun tentang pekerjaannya yang harus mereka bahas.

"Aku pergi dulu ya" Erland mencium kening Sarah yang masih terbaring di tempat tidur.

"Hemm, jangan aneh-aneh!! Firasat ku mengatakan ada hal yang tidak beres dengan mereka"

"Jangan berprasangka buruk dulu, aku pergi ya"

Sarah terus menatap punggung Erland yang terbalut jas rapi itu.

"Setelah dua minggu gue nahan dia buat nggak ke rumah sakit, sekarang justru bokapnya yang ngajak ketemu"

*

*

*

*

"Maaf Pak Dito menunggu lama"

Erland sudah duduk di dalam ruangan Papi Dito yang besar dan mewah itu.

"Tidak masalah, ini juga bukan masalah pekerjaan, jadi kita bicara santai saja"

"Baik Om" Ketika Papi Dito mengatakan seperti itu, tandanya dia ingin berbicara pada anak sahabatnya, bukan rekan bisnisnya.

"Om yakin kamu sebenarnya bingung karena Om tiba-tiba ingin bertemu kamu" Wajah yang sudah mulai keriput itu masih terlihat tegas di usianya yang sekarang.

"Benar Om, karena saya rasa, saya tidak ada janji temu dengan Om dan staf perusahaan ini"

"Memang tidak, Om yang secara pribadi ingin menemui mu"

Melihat Papi Dito mulai berubah serius, Erland menjadi sedikit gugup meski belum tau apa yang ingin di sampaikan investor terbesar perusahaannya itu.

"Erland, setelah dua minggu kecelakaan yang menimpa putri Om, keadaanya justru semakin menurun"

Erland belum tau apa maksud Papinya Viola langsung menceritakan keadaan putrinya itu kepadanya.

"Menurut Dokter, kita harus segera mengambil keputusan untuk mengikhlaskan Viola"

Deg...

"Maksud Om??" Dada Erland seperti di timpuk sebuah batu.

"Saat ini Viola masih bertahan hanya karena alat-alat itu, jadi kalau semakin lama di pasang, justru akan semakin menyiksa Viola"

"Lalu keputusan apa yang Om ambil?? Tidak mungkin kan Om akan merelakan Viola begitu saja??" Walaupun Erland tidak mencintai Viola tapi ada rasa tak rela jika Viola di lepas begitu saja.

"Itu keputusan yang terbaik" Jawab Papi Dito dengan mendung di wajahnya.

"Tidak Om, itu bukan yang terbaik. Kita masih bisa membawa Viola untuk pergi berobat ke laur negeri. Di sana pasti banyak Dokter yang lebih hebat, jangan menyerah begitu saja dong Om" Sepertinya rasa bersalahnya pada Viola membuat Erland begitu khawatir pada wanita itu.

Papi Dito hanya menggeleng lemah, menandakan jika sudah tidak ada harapan lagi pada Viola.

"Tapi Erland, sebelum Dokter melepas semua alat itu, bisakah kamu membantu Om untuk mengabulkan satu saja keinginan terakhir Viola??" Mata tua itu menatap penuh harap pada Erland.

"Apa itu Om??" Erland sudah mulai tak tenang, firasatnya mengatakan begitu.

"Om tau ini salah. Om tau kamu juga pasti akan menolak dengan keras. Tapi Om mohon dengan segala kerendahan hati Om. Demi anak Om yang paling Om cintai, tolong nikahi dia Er"

Untuk pertama kalinya, seorang pengusaha sukses dengan kekayaan spektakuler memohon kepada Erland yang hanya anak ingusan.

"Apa??!! Me-menikahi Viola??"

Terpopuler

Comments

✨✨✨~*I'M ANTAGONIS*~✨✨✨

✨✨✨~*I'M ANTAGONIS*~✨✨✨

teman terbaik terkadang menyesatkan/Drowsy/

2025-03-04

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

sumpah.. emosih tingkat dewa dgn kelakuan Erland yg santuy aja pdahal dia biang kerok nya... hahhh.. pengen rasanya lelepin kepala Erland ke septitank...

2023-09-20

5

amalia gati subagio

amalia gati subagio

to emosional, geger logika, menjerumuskan!!! wong lg koma!!

2023-05-05

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tamu tak di undang
2 2. Awal kutukan
3 3. Awal kutukan II
4 4. Awal kutukan III
5 5. Cerita Beca
6 6. Perdebatan di pagi pertama
7 7. Hanya kata maaf
8 8. Permintaan Dito
9 9. Penolakan Erland
10 10. Aku akan menikahi Viola
11 11. Pernikahan
12 12. Terus memikirkannya
13 13. Takdir
14 14. Ayo bercerai
15 15. Adu nasib
16 16. Menata hati
17 17. Kepergian Viola
18 18. Erland dan Sarah
19 19. Permintaan Ibu
20 20. Lampu hijau
21 21. Ayo pulang
22 22. Keputusan
23 23. Salah makan
24 24. kembali
25 25. Percaya kutukan
26 26. Janji
27 27. Keputusan
28 28. Satu rumah
29 29. Sakit yang mendarah daging
30 30. Berubah manis
31 31. Bertemu seseorang
32 32. Kamu bukan pelakor
33 33. Siapa yang Vino cintai??
34 34. Ikhlas
35 35. Istri Abang paling cantik
36 36. Suapan pertama
37 37. Jin
38 38. Nyaman
39 39. Teman lama
40 40. Bertemu Yovi
41 41. Mulai posesif
42 42. Perasaan Yovi
43 43. Cemburu
44 44. Tak sanggup jauh darimu
45 45. Saling merindukan
46 46. Sarah lagi
47 47. Pulang
48 48. Kabar mengejutkan
49 49. Kedatangan Beca
50 50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51 51. Marah
52 52. Salah paham
53 53. Baikan
54 54. Permintaan Sarah
55 55. Dessert
56 56. Patah hati lagi
57 57. Bakwan
58 58. Endah tak mau terlibat
59 59. Manis
60 60. Ke dua kalinya
61 61. Amarah Erland
62 62. Bodoh
63 63. Masih tetap diam
64 64. Abang minta maaf
65 65. Sakit
66 66. Ada yang aneh
67 67. Syarat cerai
68 68. Endah Anindita
69 69. Aku mencintaimu
70 70. Sejak kapan jatuh cinta
71 71. Ngidam
72 72. Menyesal
73 73. Putus
74 74. Jalan-jalan
75 75. Siapa yang bersama Sarah??
76 76. Alasan Alisa
77 77. Hadiah terindah
78 78. Hasutan Sarah
79 79. Rencana Sarah
80 80. Lagi
81 81. Ke rumah Ibu
82 82. Rahasia
83 83. Guna-guna
84 84. Pernikahan Endah
85 85. Tunggu sebentar lagi
86 86. Pura-pura tidak tau
87 87. Seandainya
88 88. Radian
89 89. Rencana yang terlaksana
90 90. Kabar mengejutkan
91 91. Tes DNA
92 92. Masih mencintainya
93 93. Perdebatan
94 94. Hilang
95 95. Ancaman ke dua
96 96. Pilihan
97 97. Mengunjungi Sarah
98 98. Bukan kutukan
99 99. Terbongkar
100 100. Menyesal
101 101. Terkuak
102 102. Aku memaafkanmu
103 103. Keputusan bulat
104 104. Tak tau malu
105 105. Tak peduli
106 106. Keputusan Sarah
107 107.Takut dengan perubahan Sarah
108 108. Tanda tangan
109 109. Kedatangan keluarga besar
110 110. Sidang perceraian
111 111. Melahirkan
112 112. Ketakutan Erland
113 113. Ikhlas
114 114. Dia kembali
115 115. Hampir putus asa
116 116. Kecurigaan Erland
117 117. Sadar
118 118. Mencari bukti
119 119. Anak kita
120 120. Ketakutan Sarah
121 121. Nama anak kita
122 122. Sarah
123 123. Cincin
124 124. Menemui Sarah
125 125. Perawan tua dan bujang lapuk
126 126. Tragedi
127 127. Aku akan bertanggungjawab
128 128. Sidang pertama
129 129. Calon mertua
130 130. Pertemuan ibu dan anak
131 131. Ke rumah Viola
132 132. Minta jatah
133 133. Lamaran
134 134 . Cinta tak seindah itu
135 135. Sidang terakhir
136 136. Surat dari mantan
137 137. Lamaran kadaluarsa
138 138. Baju pengantin
139 139. Cara lain
140 140. Hari pernikahan
141 141. Dipermainkan Takdir
142 142. Selamat jalan
143 144. Terpuruk
144 144. Bertemu Dokter Niken
145 145. Silaturahmi
146 146. Mantan selingkuhan istri
147 147. KARMA
148 147. Kemesraan
149 149. Berbenah diri
150 150. KARMA
151 151. Bulan madu
152 152. Melahirkan
153 153. Kehilangan
154 154. Mengikhlaskan (END)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. Tamu tak di undang
2
2. Awal kutukan
3
3. Awal kutukan II
4
4. Awal kutukan III
5
5. Cerita Beca
6
6. Perdebatan di pagi pertama
7
7. Hanya kata maaf
8
8. Permintaan Dito
9
9. Penolakan Erland
10
10. Aku akan menikahi Viola
11
11. Pernikahan
12
12. Terus memikirkannya
13
13. Takdir
14
14. Ayo bercerai
15
15. Adu nasib
16
16. Menata hati
17
17. Kepergian Viola
18
18. Erland dan Sarah
19
19. Permintaan Ibu
20
20. Lampu hijau
21
21. Ayo pulang
22
22. Keputusan
23
23. Salah makan
24
24. kembali
25
25. Percaya kutukan
26
26. Janji
27
27. Keputusan
28
28. Satu rumah
29
29. Sakit yang mendarah daging
30
30. Berubah manis
31
31. Bertemu seseorang
32
32. Kamu bukan pelakor
33
33. Siapa yang Vino cintai??
34
34. Ikhlas
35
35. Istri Abang paling cantik
36
36. Suapan pertama
37
37. Jin
38
38. Nyaman
39
39. Teman lama
40
40. Bertemu Yovi
41
41. Mulai posesif
42
42. Perasaan Yovi
43
43. Cemburu
44
44. Tak sanggup jauh darimu
45
45. Saling merindukan
46
46. Sarah lagi
47
47. Pulang
48
48. Kabar mengejutkan
49
49. Kedatangan Beca
50
50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51
51. Marah
52
52. Salah paham
53
53. Baikan
54
54. Permintaan Sarah
55
55. Dessert
56
56. Patah hati lagi
57
57. Bakwan
58
58. Endah tak mau terlibat
59
59. Manis
60
60. Ke dua kalinya
61
61. Amarah Erland
62
62. Bodoh
63
63. Masih tetap diam
64
64. Abang minta maaf
65
65. Sakit
66
66. Ada yang aneh
67
67. Syarat cerai
68
68. Endah Anindita
69
69. Aku mencintaimu
70
70. Sejak kapan jatuh cinta
71
71. Ngidam
72
72. Menyesal
73
73. Putus
74
74. Jalan-jalan
75
75. Siapa yang bersama Sarah??
76
76. Alasan Alisa
77
77. Hadiah terindah
78
78. Hasutan Sarah
79
79. Rencana Sarah
80
80. Lagi
81
81. Ke rumah Ibu
82
82. Rahasia
83
83. Guna-guna
84
84. Pernikahan Endah
85
85. Tunggu sebentar lagi
86
86. Pura-pura tidak tau
87
87. Seandainya
88
88. Radian
89
89. Rencana yang terlaksana
90
90. Kabar mengejutkan
91
91. Tes DNA
92
92. Masih mencintainya
93
93. Perdebatan
94
94. Hilang
95
95. Ancaman ke dua
96
96. Pilihan
97
97. Mengunjungi Sarah
98
98. Bukan kutukan
99
99. Terbongkar
100
100. Menyesal
101
101. Terkuak
102
102. Aku memaafkanmu
103
103. Keputusan bulat
104
104. Tak tau malu
105
105. Tak peduli
106
106. Keputusan Sarah
107
107.Takut dengan perubahan Sarah
108
108. Tanda tangan
109
109. Kedatangan keluarga besar
110
110. Sidang perceraian
111
111. Melahirkan
112
112. Ketakutan Erland
113
113. Ikhlas
114
114. Dia kembali
115
115. Hampir putus asa
116
116. Kecurigaan Erland
117
117. Sadar
118
118. Mencari bukti
119
119. Anak kita
120
120. Ketakutan Sarah
121
121. Nama anak kita
122
122. Sarah
123
123. Cincin
124
124. Menemui Sarah
125
125. Perawan tua dan bujang lapuk
126
126. Tragedi
127
127. Aku akan bertanggungjawab
128
128. Sidang pertama
129
129. Calon mertua
130
130. Pertemuan ibu dan anak
131
131. Ke rumah Viola
132
132. Minta jatah
133
133. Lamaran
134
134 . Cinta tak seindah itu
135
135. Sidang terakhir
136
136. Surat dari mantan
137
137. Lamaran kadaluarsa
138
138. Baju pengantin
139
139. Cara lain
140
140. Hari pernikahan
141
141. Dipermainkan Takdir
142
142. Selamat jalan
143
144. Terpuruk
144
144. Bertemu Dokter Niken
145
145. Silaturahmi
146
146. Mantan selingkuhan istri
147
147. KARMA
148
147. Kemesraan
149
149. Berbenah diri
150
150. KARMA
151
151. Bulan madu
152
152. Melahirkan
153
153. Kehilangan
154
154. Mengikhlaskan (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!