Penjara Cinta Sang Badboy

Penjara Cinta Sang Badboy

Ayo Putus!

***

Brak!

"Gue mau kita putus Bry!"

Gadis cantik, berambut gelombang, mata bulat yang besar, alis natural yang rapi, bulu mata yang lebat, lipatan mata yang jelas, dilengkapi tubuh yang mungil, membuat gadis yang baru menggebrak meja ini menjadi Top list calon istri idaman se-antero SMA Merah Putih.

Kata putus baru saja ia lemparkan untuk pria yang duduk anteng dihadapannya, memegang handphone berotasi miring. Suara dentuman senjata tembak menjadi bukti, bahwa pria itu sedang ngegame saat ini.

"Ini udah ke-9 kalinya lo minta putus dalam sebulan ini, 37 kali terhitung sejak tiga bulan lalu. Dan, untuk ke-9 kalinya juga gue nolak ajakan putus dari lo bulan ini, dan 37 kali total untuk tiga bulan ini." Sahut Cowok itu enteng. Menatap sekilas gadis itu, dan kembali menatap layar ponselnya. Dia sama sekali tidak mengkhiraukan protes dari pacarnya. Dia acuh tak acuh, menganggap ringan ucapan dengan perasaan itu.

"Tapi gue kali ini beneran mau putus!" Kekeuh sang gadis tak ingin kalah, suara ia perbesar pertanda ia ingin didengar.

"Gue gak mau putus." Tidak ada yang berubah dari jawaban pria ini. Dia masih sibuk dengan dirinya sendiri, menjawab perkataan kekasihnya dengan seadanya.

"Kalau gitu lo kembali kayak dulu!"

"Itu juga gak bisa Shi,  Gue yang sekarang adalah gue, ini jati diri gue, dan gue yang dulu adalah yang palsu. Lo harus bisa terima gimanapun."

"Apa sih Lo Bry! Kalau gitu lepasin gue!"

"Gue gak bisa lepasin lo Shi. Jadi berhenti nyuruh gue berubah, oke?" Bryan, melembutkan suaranya. Ia meletakkan handphonenya menatap manis, gadis yang bediri di sebelahnya.

"Tapi gue gak bisa nerima lo yang sekarang!"

"Shiren Arfina Arkasa, dengerin gue, gue sayang ke elo,  gue juga gak bisa berubah kayak dulu. Jadi,  berhenti minta putus dan berhenti minta gue berubah."  Bryan berdiri,  meraih lembut kedua tangan gadisnya. Gadis yang selalu ada dalam pikirannya. Gadis yang hampir membuat seorang Bryan Norm Cakrawala menggila.

"Jadi, berhenti merengek minta putus yah. Gue cinta ke lo. Gue gak bisa kehilangan lo." Bryan melanjutkan dengan mengelus lembut rambut gelombangnya Shiren. Dia menatap lekat retina gadis itu.

"Kalau gitu lo berhenti dong buat marahin cowok yang chatt gue!" Kekeuh Shiren tak mau kalah.

"Shi? Apa salahnya coba? Gue ini pacar lo? Wajar dong kalo gue marahin mereka chatt lo. Apalagi chattnya romantis gitu."

"Itu salah lo. Lo gak ada waktu buat bales chatt gue. Yah gue chattan sama mereka lah!"

"Yah kan ada temen cewek Shi. Lo bisa chattan sama mereka. Gak perlu kan temen cowok."

"Rasanya beda Bry! Beda chattan sama cowok dan cewek. Seenggaknya karna chattan sama cowok,  gue lebih bahagia dengerin gombalan receh mereka!!"

"Shiren Arkasa!!" bentak Bryan,  ia menggenggam kuat tangan mungil Shiren. Teriakan dengan nada tinggi itu sukses membuat perhatian seisi kelas yang hanya setengah itu,  teralihkan pada mereka.

"Jangan liat kesini! Kalau gak mau patah kaki!" Sarkasnya lagi,  melirik para penghuni kelas. Semuanya patuh,  tak ada yang berani menatap Bryan dan Shiren lagi. Mereka terlalu takut dengan sikap Bryan yang bar-bar dan kasar. Memang benar, Bryan tidak pernah kasar atau main tangan pada Shiren, tapi dia sering berkelahi, ikut tawuran ekstrim, balapan liar, gabung ke geng motor.

Padahal Bryan yang dulu bukan seperti itu, meski Bryan dulu nakal, tapi nakalnya hanya dalam batasan seperti, terlambat, tidak siap pr, atau lompat pagar karna gabut. Bryan tidak pernah ikut keributan yang besar, apalagi sampai mengancam nyawa.

Tapi Bryan yang dulu sudah sirna, pria dengan gombalan receh itu sudah musnah. Shiren hanya ingin kekasihnya yang seperti itu kembali. Hanya itu yang dia mau, agar Bryan berubah, seperti dulu lagi.

Seluruh siswa kelas yang tau perubahan drastis Bryan, selalu takut dan mematuhi titah pria itu. Bryan yang tak peduli peraturan, menyakiti? Dia juga tak keberatan. Menuntut? Bryan anak konglomerat,  siapa yang berani? Pernah ada yang menuntutnya, tapi bocah itu yang pindah sekolah. Lucu bukan?

"Apa?" Sinis Shiren meronta melepaskan tangannya.

"Itu beda Shi. Gue tawuran, masuk geng motor, ikut balapan liar, gak ada peluang buat selingkuh. Tapi Shi, lo chattingan mesra gitu, gue cemburu dong."

"Hai Bry! Hai Nan! Hai Ga!" Sapa gadis cantik  yang baru saja masuk ke kelas mereka. Menyapa Bryan, Nanta,  dan Arga. Nanta dan Arga sama nakalnya dengan Bryan, ya bisa dibilang bawahan deh. Cewek cantik berambut lurus itu tidak sendiri,  dia bersama kedua temannya. "Ntar malam, ada balapan loh. Kalian ikut kan? Lawannya tim Galaksi."

"Enggak berpeluang buat selingkuh? Terus cewek receh disana itu apa? Modusnya aja urusan balapan, nyatanya kalian manja-manjaan kan! Halah gak usah ngelak deh Bry! Ngaku aja! Ayo kita selesaiin ini semua!" Pekik Shiren. Dia memang selalu sensian jika itu mengenai Sarah. Cewek cantik  yang juga terkenal seantero sekolah. Sebutan lain untuknya adalah race queen.

"Shi! Gak gi--"

Shiren sudah melesat pergi. Dia tidak tahan lagi ada disini. Sebelum ia pergi,  ia melirik tajam ke arah mata Sarah.

................

"Jadi Bryan nolak ajakan putus lo lagi?" Tanya Lilia,   sahabat karib Shiren.

"Alasannya karna cinta lagi?" timpal Alma menyodorkan minumannya.

Shiren menggangguk lesu. Ia menerima minuman dari Alma, guna menyegarkan tenggorokan dan pikirannya yang kering.

Ketiganya saat ini sedang duduk dimeja kantin, meja paling ujung langgana tiga gadis ini.

"Karna alasannya lo masih cinta juga ke Bryan kan, Shi?" Tambah Lilia menyeruput jus jeruknya.

"Yah gitu lah. Lo pada kan tau, gue cinta banget ke Bryan. Kalau sampai dia iyain ajakan putus gue tadi. Gue juga bingung mesti apa. Mungkin gue pindah sekolah lagi aja kali yah? Keluar negri gitu?" Shiren lesu, wajahnya kusam, Ia menempelkan pipi kanannya ke meja kantin.

"Jangan pindah dong~ terus nasib kita gimana~"

"Kenapa ya, Bryan bisa berubah sedrastis itu? Gue berpikir gimanapun,  gue gak tau jawabannya. Kalau dia memang gak suka lagi sama gue, harusnya dia kan nerima ajakan putus gue. Kalo emang dia cinta kan, dia harusnya lebih perhatiin ke gue."

"Ya ampun, Shiren sudah terjerat penjara cinta Mas Bryan~" Alma mencoba menggoda. Gadis manis yang memiliki rambut sebahu ini memang suka sekali menggoda Shiren.

"Diem deh Al. Ntar ya Shi, kalau gue udah jago silat, dan udah sabuk hitam. Gue pasti bakal bejek-bejek tuh sih Bryan! Gak jelas amat! Belum lagi dia yang deket-deket sama si Sarah!"

"Itu dia yang gue juga maksud!"

Terpopuler

Comments

Elviza mela

Elviza mela

wahh cerita shiren balik lagi... jgn hilang dan di gantung lagi ya thor... kangen cerita shiren bryan...

2023-03-24

0

Ningrum

Ningrum

emak coming

2023-03-22

0

sya-sha

sya-sha

Semoga sampai ending y tthor.jangan digantung lagi

2023-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!