"Dirimu lah satu-satunya harapan untuk keselamatan Madyapada dan Mayapada, Sandra," ucap Dewi Apsarini lalu menjentikkan jarinya dengan keras.
Tiba-tiba seluruh ruangan bergetar hebat bagaikan terkena gempa diikuti dengan suara gemuruh yang keras. Sandra yang menjadi panik berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya. Guncangan yang besar menyebabkan lantai yang di injak oleh Sandra terbelah dan memisahkan kedua kakinya. Kedua kaki Sandra semakin terpisah jauh akhirnya membuatnya jatuh ke dalam celah akibat tanah yang terbelah.
"AAaaa!!!" teriak Sandra sambil memejamkan mata.
Sandra kembali masuk ke dalam keheningan, Dirinya kini merasakan tubuhnya menjadi ringan. Ia dengan cepat membuka kedua matanya, dan alangkah terkejutnya Sandra saat mendapati dirinya tengah melayang di dalam kegelapan. Hanya ada satu sumber cahaya, yaitu Dewi Apsarini yang memancarkan sinar keemasan.
"A- apa yang terjadi?!" tanya Sandra yang tengah melayang dengan posisi kepala berada di bawah dan kaki menjulang ke atas.
Dewi Apsarini tertawa kecil saat melihat Sandra yang kebingungan. "Coba lihat di sekeliling dirimu, Sandra."
Sandra lalu melihat sekitar dan hanya mendapati kegelapan, ruangan putih tempat dia berada sebelumnya juga telah menjadi bongkahan-bongkahan yang terpisah dan terbang melayang di atasnya, dan secara perlahan bongkahan-bongkahan itu memudar menjadi debu emas dan menghilang.
Sandra yang masih dalam posisi terbalik itu lalu tersenyum malu ke arah Dewi Apsarini. "B- bagaimana caranya agar tubuhku bisa...??"
Dewi Apsarini dengan senyumannya berkata, "Gerakan kedua kaki mu, setelah dirimu merasakannya maka akan mengerti."
Sandra segera menuruti perkataan Dewi Apsarini, dan tanpa disengaja Sandra menggerakkan kakinya terlalu keras hingga membuatnya berputar-putar beberapa kali, Sandra dibuat panik karenanya. Dewi Apsarini kembali tertawa kecil saat melihat Sandra yang berputar-putar sambil berteriak ketakutan. Hingga pada akhirnya Sandra berhasil membalikkan tubuhnya dengan kedua tangan yang membentang untuk menyeimbangkan tubuhnya. Sandra lalu tersenyum puas saat dirinya berhasil menyeimbangkan tubuhnya.
"Wow," kata Sandra sambil melihat-lihat tubuhnya, "tubuh ku terasa sangat ringan," sambungnya.
Pandangan Sandra lalu tertuju pada keadaan sekitar yang terlihat gelap. "Lalu di mana dunia mimpi itu?"
"Inilah Mayapada itu, Sandra," jawab Dewi Apsarini.
Sandra sontak mengernyitkan dahi. "Dimana?"
Ditengah kebingungannya, pandangan Sandra tiba-tiba tertuju kepada sebuah kilauan cahaya putih yang muncul dari kejauhan, dan selang beberapa saat kemudian munculah kilauan cahaya lain dengan berbagai macam warna seperti kuning, merah, dan biru. Cahaya-cahaya itu muncul satu-persatu hingga ke tempat Sandra berada. Sandra terpukau dengan keindahan cahaya-cahaya tersebut, hingga Sandra dikejutkan dengan kilauan cahaya berwarna putih yang tiba-tiba muncul di dekat wajahnya. Kilauan cahaya itu nampak berbentuk seperti bola, Sandra lantas mendekatinya sambil tersenyum lebar dan kedua tangannya menadah bola bersinar itu yang hanya sebesar genggaman tangannya saja.
"Apa ini?" tanya Sandra.
"Itu adalah Bola Mimpi, Sandra," jawab Dewi Apsarini sambil mendekatkan diri kepada Sandra.
"Wow... Ini sangat indah," ucap Sandra dengan bola mata yang berkilau.
Dewi Apsarini lalu berkata, "Lihatlah di sekitar dirimu, Sandra."
Sandra melepaskan Bola Mimpi yang dia genggam lalu dengan cepat melihat sekelilingnya yang seketika membuatnya terdiam, Sandra merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tempat yang gelap gulita itu telah berubah menjadi tempat yang sangat indah dengan jutaan Bola-bola Mimpi yang bercahaya. Sandra bagaikan berada di ruang angkasa dengan bintang-bintang yang menghiasi langit gelap.
"Ini... ini luar biasa!" kata Sandra dengan bersemangat, "Apakah itu semua mimpi orang-orang yang sedang tidur?"
"Iya," jawab Dewi Apsarini, "Dirimu juga bisa melihat mimpi-mimpi itu, Sandra," sambungnya.
Setelah mendengar perkataan Dewi Apsarini, Sandra terlihat semakin bersemangat dan bahagia. Dirinya lalu kembali kepada Bola Mimpi yang dia pegang sebelumnya.
"Bagaimana caranya agar aku bisa melihat mimpi di dalam sini?" tanya Sandra penasaran.
"Pegang bola itu dan lihat ke dalamnya," ujar Dewi Apsarini.
Sandra dengan cepat segera melakukan apa yang dikatakan oleh Dewi Apsarini. Sandra lalu meraih Bola Mimpi itu dan mulai melihat ke dalamnya. Perlahan Sandra melihat sebuah rumah yang berada di tengah genangan air, pemandangan itu membuat Sandra sedikit tercengang, di dalam rumah yang sederhana itu terdapat keluarga kecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu, anak laki-laki, dan adik perempuannya. Keluarga kecil itu tengah bermain bersama, terlihat keharmonisan dan kebahagiaan tergambar pada wajah mereka.
Sandra lalu menoleh ke arah Dewi Apsarini. "Ini mimpi dari siapa?"
"Coba dirimu perhatian baik-baik," balas Dewi Apsarini.
Sandra kembali mengamati Bola Mimpi itu dengan lebih serius.
Dewi Apsarini mendekatkan wajahnya ke Bola Mimpi yang berada di tangan Sandra. "Lihatlah sang Ayah," kata Dewi Apsarini, "Seluruh tubuhnya terlihat lebih bersinar, bukan?"
Sandra kembali menatap Dewi Apsarini. "Jadi...?"
"Jadi ini mimpi sang Ayah," ucap Dewi Apsarini, "Untuk mengetahui mimpi siapa yang dirimu lihat. Dirimu bisa mengetahuinya dengan mudah, lihatlah manusia yang lebih bersinar."
Sandra kembali melihat Bola Mimpi sambil tersenyum. "Pasti sang Ayah sangat bahagia dengan keluarganya."
"Tidak seperti yang dirimu pikiran, Sandra," ucap Dewi Apsarini, "Justru sang Ayah sedang merasakan kesedihan karena baru saja kehilangan putrinya.
Sandra tertegun saat mendengar ucap Dewi Apsarini. Raut wajahnya perlahan menunjukkan kesedihan dan rasa tidak percaya.
"Perhatikan dengan teliti," kata Dewi Apsarini, "Genangan air yang mengelilingi rumahnya itu melambangkan kesedihan. Kesedihan itu dirasakan oleh seluruh anggota keluarganya."
"Tapi kenapa bisa yang dimimpikan oleh sang Ayah adalah kebahagiaan?" tanya Sandra yang sangat keheranan.
"Mimpi seorang manusia itu tergantung pada manusia itu sendiri," kata Dewi Apsarini, "Jika seorang manusia mendambakan seseorang yang dicintainya, maka kemungkinan besar dia akan bermimpi bertemu dengan pujaannya tersebut. Ada pula mimpi dari sebuah pengalaman yang baru saja di alami. Dan mimpi dari sebuah keinginan yang belum terjadi ataupun tidak akan pernah terjadi," ujar Dewi Apsarini.
Sandra yang memperhatikan Dewi Apsarini dengan serius perlahan berubah menjadi murung, kedua matanya melirik sedih ke arah Bola Mimpi yang baru saja dia lihat.
"Jadi, mimpi sang Ayah itu berasal dari keinginan yang tidak mungkin terjadi?" tanya Sandra pelan.
"Iya, itu karena sang Ayah menginginkan putrinya kembali," jawab Dewi Apsarini.
"Apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membantu sang Ayah?" tanya Sandra kembali.
"Tidak ada," jawab Dewi Apsarini dan membuat Sandra terkejut, "Tugas dirimu hanyalah menjaga Mayapada dari Nyupena. Buatlah mimpi manusia berjalan tanpa gangguan."
Sandra terlihat kecewa dengan penjelasan Dewi Apsarini.
Dewi Apsarini yang melihat Sandra tengah termenung sambil melirik ke arah Bola Mimpi sang Ayah lantas berkata, "Ada satu hal yang harus dirimu jaga."
Sandra sedikit terkejut saat mendengar Dewi Apsarini. "Apa itu?"
"Tidak ada yang boleh tahu jika dirimu adalah pemegang Cincin Dunia Mimpi," jawab Dewi Apsarini.
Sandra terlihat menjadi tercengang. "Apa maksudnya? Bagaimana bisa seseorang bisa tahu jika yang aku kenakan ini adalah Cincin Dunia Mimpi?"
"Dirimu bisa masuk ke dalam mimpi seseorang," balas Dewi Apsarini.
Sandra yang mendengar hal itu seketika terlihat kembali menjadi bersemangat. "Benarkah?!"
"Iya, tapi itu memiliki resiko yang tinggi," kata Dewi Apsarini yang seketika mematahkan semangat Sandra.
"Kenapa? Bagaimana bisa?!" tanya Sandra yang kecewa.
"Saat dirimu masuk ke dalam mimpi seseorang, maka si pemilik mimpi akan bisa mengingat dirimu saat dia terbangun nanti," ujar Dewi Apsarini, "Dan itu dapat membahayakan dirimu ataupun si pemilik mimpi."
Sandra kembali dibuat bingung karena penjelasan Dewi Apsarini. "Tapi kenapa bisa begitu?"
"Cincin itu ada karena kebangkitan Nyupena," ucap Dewi Apsarini, "Nyupena akan terus mencari tahu tentang siapa pengguna Cincin Dunia Mimpi yang baru. Jika ada manusia lain yang mengetahui dirimu lah penggunanya, maka itu akan berakibat fatal."
Sandra menelan ludah dalam-dalam setelah mendengar perkataan Dewi Apsarini, raut wajahnya terlihat agak cemas. Sandra lalu terdiam dan melihat-lihat jutaan Bola Mimpi yang tampak sangat indah. Pandangannya tiba-tiba tertuju kepada Bola Mimpi yang memiliki warna-warna yang berbeda.
Sandra lalu menatap Dewi Apsarini yang tersenyum ke arahnya. "Kenapa warna Bola-bola Mimpi itu terlihat berbeda-beda?"
"Bola Mimpi memiliki empat warna yang masing-masing memiliki arti tersendiri," kata Dewi Apsarini, "Warna putih berarti mimpi indah, warna merah berarti mimpi buruk," ujar Dewi Apsarini.
Sandra mengangguk menandakan jika dia paham. "Lalu dua warna lainnya?"
"Warna kuning adalah mimpi seseorang yang tengah sakit, pingsan, ataupun dalam keadaan sekarat," ucap Dewi Apsarini dan membuat Sandra sedikit terkejut, "Dan warna terakhir, yaitu biru adalah mimpi seseorang yang tengah melakukan Lucid Dream."
Setelah mendengar penjelasan Dewi Apsarini, Sandra lalu menghela napas panjang. Sandra kembali melihat-lihat Bola Mimpi.
"Sandra," ucap Dewi Apsarini memanggilnya, terlihat tatapan mata Dewi Apsarini yang menjadi tajam dan serius.
Sandra sontak terkejut saat melihat ekspresi wajah Dewi Apsarini. "I- iya?"
"Sekarang saatnya dirimu untuk menceritakan semuanya," ucap Dewi Apsarini, "Apa yang ingin dirimu tanyakan?" sambungnya.
Sandra tercengang dan seketika menundukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Dewi Apsarini.
~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments