Bab 2. Ancaman

TIN.... TIN TIN TINNNN.... "Awas pak! aaaaaaaaa!"

"GUBRAKKK." Suara orang tertabrak mobilku.

"Pak Hendro, bangun pak! Pak Hendro." Kataku.

"Aku harus keluar dan liat kondisi orang itu, semoga dia baik-baik saja." Kataku dalam hati.

Lalu aku pun keluar dari mobil, namun aku terkejut karena tidak ada orang sama sekali disitu.

Aku merasa aneh & bingung, kaca mobilku penuh dengan darah, namun tidak ada orang yang tertabrak tadi. Kemana dia?

"Maya, tolong aku Maya, tolong!" suara misterius terdengar.

"Si..si..siapa itu?" Aku bertanya ketakutan.

"Aku disini Maya, dibelakangmu." Suara itu semakin jelas.

Lalu aku memberanikan diri menengok kebelakang.

"HHHHAAAAAAHHHHHHHH." Suara sosok seram yang aku lihat.

Aku terkejut dan berteriak, "AAAAAAAAA"

Lalu aku tersadar dari mimpi itu, namun masih merasa ketakutan.

"Hah..hah..hah.. ternyata itu semua cuma mimpi." Kataku sambil ngos-ngosan.

KRING.... KRING.... KRING...

Alarm ku berbunyi, aku pun mematikannya dan mengecek handphone ku.

"Jam 4 lewat, yaudah deh aku bangun aja siap-siap shalat subuh." Kataku.

Aku turun dari kasur lalu menuju kamar mandi.

*********************

Pagi harinya, aku bertemu dengan Laras di sebuah kafe. Aku ingin menceritakan semua yang aku mimpiin semalem ke dia.

"May, lu kenapa? Kok kaya ketakutan gitu? Terus tadi di telpon katanya lu mau cerita, cerita apa?" Tanya Laras.

"Jadi gini Ras, aku semalem mimpi buruk. Aku & supirku nabrak orang dijalan, darahnya bersimbah di kaca mobil depanku, tapi pas aku turun, aku gak nemuin orang itu. Terus aku denger ada suara yang manggil aku, aku nengok kebelakang dan aku ngeliat sesosok cewek wajahnya serem, dia teriakin aku. Untung aku cepet sadar, kalo gak mungkin aku bisa jantungan." Aku bercerita ke Laras.

"Ohh jadi lu mimpi buruk, yaudah si lupain aja mimpi kan bunga tidur, makanya sebelum tidur tuh berdoa dulu biar gak mimpi gitu lagi." Kata Laras.

"Iya aku lupa, abisnya semalem aku capek banget." Jawabku.

"Misi mbak, ini pesanannya." Kata seorang pelayan cafe.

"Iya makasih mbak." Kata Laras.

Kami pun meminum minuman yang telah kami pesan.

"Ras, selain itu aku juga pengen cerita tentang Gino." Kata ku.

"Gino? Gino pacarnya Fifin, temen kita?" Tanya Laras.

"Iya Ras, emang Gino mana lagi." Jawabku.

"Emang kenapa sama dia?" Tanya Laras.

"Gini, semalem kan dia nelpon aku...

#Flashback#

"Halo, ada apa No kamu nelpon aku?" Tanyaku.

"Lu yang tadi mecahin vas di toilet kan?" Kata Gino dengan nada tinggi.

"Vas? Vas apaansi? Aku gak mecahin apa-apa kok." Jawabku.

"Halah udah deh May, ngaku aja! Tadi kan cuma lu yang ke toilet juga." Kata Gino.

"Iya, itu emang aku pelakunya. Terus, kamu nelpon aku malem-malem cuma pengen nanyain soal itu?" Kataku.

"Kalo gitu, berarti lu juga denger kan obrolan gua di telpon?" Tanya Gino.

"Mmm.. iya No aku denger semuanya." Jawabku.

"Ok, sekarang gua minta sama lu jangan bilang-bilang soal ini ke Fifin. Kalo sampe lu bilang ke dia, gua akan pastiin hidup lu gak bakal pernah tenang." Ancam Gino.

"Iya No." Aku menjawab dengan nada kecil.

Lalu Gino menutup telponnya, aku merasa bingung karena aku sudah mengatakan itu semua ke Fifin.

#Balik lagi#

"... gitu ceritanya Ras." Jelas ku.

"Hah? dia sampe ngancem begitu ke lu? Gila tuh anak tega bener, berarti kalo gitu dia beneran selingkuh dong?" Kata Laras.

"Kayaknya iya, soalnya dia ketakutan pas tau aku denger semuanya." Kata ku.

"Yaudah lu tenang aja, semuanya pasti bakal aman kok. Asalkan lu jangan bilang aja ke Fifin, soal semua ini." Kata Laras.

"Gabisa Ras, aku udah bilang semuanya ke Fifin semalem, aku gak tau kalau Gino bakalan nelpon dan ngancem aku nantinya." Kata ku.

"Hah, gawat kalo gitu! Gimana kalo nanti Fifin cerita ke Gino?" Kata Laras.

"Nah itu dia Ras yang aku takutin, gimana dong?" Tanyaku.

"Telpon telpon, iya lu telpon si Fifin, bilang ke dia jangan cerita ke Gino gitu." Saran Laras.

"Iya iya." Kata ku sambil mengambil hp.

***********************

Fifin baru sampai di rumah Gino.

"Nih pak uangnya makasih yak." Kata Fifin sambil memberi uang ke supir taksi.

"Iya neng sama-sama." Jawab supir taksi.

TULALUT TULALIT... TULALUT TULALIT...

"Ih siapa si yang nelpon? Maya? Ngapain ya dia nelpon gua?" Tanya Fifin pada dirinya sendiri.

"Halo May, kenapa?" Tanya Fifin.

"Eh, anu Fin, soal semalem aku minta maaf ya, aku gak bermaksud jelekin Gino di depan kamu. Aku emang denger dia nelpon cewek tapi gak tau siapa, jadi kamu jangan marah ya." Jawab ku.

"Iya gua gak marah kok, udah dulu ya." Kata Fifin.

"Eh bentar bentar, aku juga pengen bilang ke kamu, soal ini jangan kamu ceritain ke Gino ya, nanti takutnya dia marah ke aku terus anggep aku udah jelek-jelekin dia lagi." Kata ku.

"Iya gua gak bilang kok. Yaudah ya, gua ada urusan nih bye." Jawab Fifin.

"Iya bye." Kataku.

Fifin mematikan teleponnya dan berjalan ke dalam area kos Gino.

TOK TOK TOK...

"Gino, Gino." Kata Fifin.

"Iya sebentar." Jawab Gino.

CEKLEK, KRIEEKKK...

"Eh, kamu sayang. Ada nih pagi-pagi ke kostan aku?" Tanya Gino setelah membuka pintu.

"Pagi? Ini udah mau siang tau!" Jawab Fifin.

"Oiya, udah panas ya." Kata Gino.

"Nih, aku bawain bubur buat kamu pasti kamu belum sarapan kan." Kata Fifin sambil menyodorkan plastik bubur.

"Wah makasih banget nih, tau aja kamu mah aku belum sarapan. Duduk dulu Fin, aku mau kedalem dulu ya ambil mangkok." Jawab Gino.

"Iya No." Kata Fifin sambil duduk.

*******************

"Eh gimana May?" Tanya Laras.

"Fifin bilang dia gak bakal cerita kok ke Gino, jadi sekarang aku tenang deh." Jawab ku.

"Syukur deh kalo gitu." Kata Laras.

"Mbak, minta bill nya dong." Aku memanggil pelayannya.

"Ini mba." Kata pelayannya.

Aku mengambil uang dari dompetku, namun Laras mencegahku.

"Eh eh eh, May gua bayar sendiri aja." Kata Laras.

"Udah Ras gapapa, kan aku yang ngajak kamu kesini. Ini mbak uangnya." Kata ku.

"Terimakasih." Kata pelayan itu.

"Aduh May, tapi kan gua jadi gak enak, masa tiap makan dibayarin Mulu sama lu." Kata Laras.

"Gapapa kok aku ikhlas. Udah abisin tuh makanannya cepet! Abis itu temenin aku ke toko buku ya." Kata ku.

"Hah? Mau ngapain ke toko buku?" Tanya Laras.

"Ya mau beli buku lah Laras." Jawab ku.

"Buku apaan?" Tanya Laras lagi.

"Novel." Jawabku.

"Judulnya? Apaan?" Tanya Laras lagi.

"Aku tau kamu disini, genre horor, terus ceritanya seru lagi, tentang kerasukan gitu-gitu deh." Jawabku.

"Padahal aku cuma nanya judulnya aja." Kata Laras.

"Gapapa, biar gausah nanya lagi." Kata ku.

"Hehe." Laras nyengir.

**********************

"Sayang, sorry ya lama, aku nyuci piring dulu tadi." Kata Gino.

"Gapapa kok sayang." Kata Fifin.

"Kita makan bareng-bareng ya buburnya, biar aku suapin." Kata Gino.

"Eh udah gausah No, aku udah makan tadi, lagian itu aku beli buat kamu bukan kita." Fifin menolak.

"Yaudah aku makan sendiri ya." Kata Gino.

"Iya makan aja. em, No aku mau tanya dong." Kata Fifin.

"Tanya soal apa?" Tanya Gino.

"Semalem kamu telponan sama siapa di toilet?" Tanya Fifin.

"Uhuk uhuk uhuk." Gino keselek bubur.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!