Hukuman

"Maksud Bapak saya harus melayani seperti apa? Dan saya harus bagaimana?" Kini ku beranikan diriku bertanya padanya sambil menatapnya.

Dia kembali menatapku dengan tatapan elangnya.

"Memang apa yang kamu pikirkan tentang diri saya?" Bukannya menjawab pertanyaan ku, kini dia justru kembali bertanya padaku.

"Saya hanya ingin Anda menjelaskan secara detail, hukuman apa yang harus saya lakukan?" tanyaku sedikit gugup.

"Baiklah, akan saya jelaskan dengan secara detail, agar kamu paham. Mungkin IQ kamu sangat rendah, jadi tidak mampu untuk memahami setiap perkataan saya," ucapnya sambil menyeringai dan mengejek.

"Apa Anda meremehkan saya? Apa Anda kira saya tidak mampu menangkap semua penjelasan Anda?" jawabku tak terima.

"Oke, akan saya jelaskan. Kalau perlu kamu catat saja agar tidak lupa!''

Poin pertama : Selama sebulan kamu harus bersedia untuk berangkat lebih pagi dari saya, lalu membersihkan semua ruangan saya sampai benar-benar bersih tanpa ada sedikitpun debu yang menempel, dan menyiapkan kopi susu racikan sendiri dengan sedikit gula.

Poin kedua : Selama masa hukuman kamu berlangsung, kamu juga harus bersedia menemani saya untuk lembur sampai saya pulang.

Poin ketiga : Selama kamu melayani saya, kamu akan saya berikan seragam khusus saat masa hukuman.

Poin keempat / terakhir : Jika nanti saya ada acara pesta dan pertemuan dengan para klien, kamu harus bersedia menemani saya.

Apa kamu sekarang paham tugas kamu. Dan semua itu sama sekali tidak boleh kamu bantah dan kamu langgar. Jika kamu melanggar poin-poin tersebut. Bersiaplah untuk mendapatkan hukuman yang lebih dari ini!" jelasnya dengan penuh penekanan.

Mataku membulat sempurna.

'Hukuman macam apa yang dia berikan padaku? Apa dia pikir aku ini asisten pribadinya? Dan poin keempat itu? Aaahh ... kenapa harus menjadi serumit ini?' batinku yang merasa gemas sendiri.

"Apa saya harus melakukan poin-poin itu semua, Pak? Apa tidak ada keringanan sedikitpun untuk saya?" tanyaku dengan wajah memelas.

"Tidak bisa! Jika kamu tidak bersedia, silahkan kemasi barang-barangmu dan pergi dari kantor ini! Saya tidak suka punya pegawai yang selalu membantah ucapan saya!" tantangannya.

Nyaliku pun mulai menciut. Mau tidak mau, aku harus menuruti semua perkataan pak Revandra, jika aku masih ingin mempertahankan pekerjaan ini.

"Baiklah Pak, saya akan melakukan hukuman saya, sesuai dengan poin-poin yang Bapak sebutkan tadi. Jadi kapan saya harus memulai masa hukuman saya itu, Pak?" tanyaku dengan sedikit lesu.

"Besok pagi. Lakukan hukumanmu, nanti akan aku siapkan seragammu di meja kerja saya. Dan besok pagi kamu harus memakainya." tuturnya lagi tanpa ekspresi.

"Baik Pak, kalau begitu saya permisi untuk melakukan pekerjaan saya sebelumnya."

Setelah dia mengizinkan aku keluar. Kini aku berjalan dengan langkah lesu menuju pantry, mengambil air dan meminumnya. Tak berselang lama kemudian, ku dapati Siska datang ke arahku sambil tergopoh-gopoh.

"Eehh Ndin, akhirnya aku menemukanmu juga. Aku dengar kamu membuat masalah ya dengan CEO kita? Apa yang sebenarnya terjadi? Lalu bagaimana denganmu saat ini? Apa dia mengeluarkanmu dari kantor ini?" tanya Siska memberondongiku dengan banyak pertanyaan.

Membuat kepalaku semakin pusing di buatnya. Lalu ku tarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Bisakah kau jangan menyerangku dengan berbagai pertanyaan? Aku sudah sangat pusing di buat oleh Pak Devano. Apakah kau juga akan menambahkannya lagi?" ucapku dengan malas.

"Wow, wow! Kau bahkan sudah berkenalan dengan CEO kita? Apa yang sudah dia katakan padamu?" tanya Siska dengan wajah berbinar.

Lalu ku hela napas perlahan.

"Sis, ayolah! Jangan seperti ini! Aku benar-benar pusing di buatnya. Aku harus menjalani hukuman darinya selama sebulan," jawabku lesu.

"Baiklah Andiniku sayang, coba sekarang ceritakan perlahan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya dengan sedikit santai.

"Aku harus berangkat lebih awal darinya, membersihkan ruangan nya, dan menyediakan kopi untuknya," jelasku.

Siska pun masih diam. Dan memberikanku ruang untuk bercerita.

"Lalu aku harus menemaninya lembur dan menunggunya sampai pulang. Dan yang paling parahnya lagi, aku harus siap menemaninya untuk datang ke pesta maupun pertemuan dengan klien nya."

Siska pun membelalakkan mata dan menutup mulutnya. Dia pun merasa sangat terkejut dengan hukuman yang di berikan oleh pak Revandra padaku.

"Apa aku tidak salah dengar? Kau akan menjadi asisten pribadi seorang Devano? CEO yang terkenal dingin dan angkuhnya itu. Wow! Ini benar-benar wow Ndin? Ini bukan hukuman, tapi sebuah peluang!'' seru Siska dengan girang.

Aku pun terperangah di buat oleh Siska.

"Apa kau sudah tidak waras, Sis? Hukuman kau bilang peluang? Apa kau juga ingin menjerumuskan aku?" tanyaku dengan sedikit kesal.

"Ya Tuhan! Apa kau tau? Bisa dekat dengan seorang Revandra adalah setiap impian setiap wanita Ndin. Apalagi jika kau bisa menaklukkan hatinya? Pasti aku akan semakin kagum padamu,'' ucapnya antusias.

Lalu aku mencoba mencerna kata-kata Siska. Menaklukkan hatinya? Yang benar saja? Bahkan dia adalah pria yang dingin dan tak tersentuh.

"Kau memang benar-benar sudah tidak waras Sis. Sudah ayo kembali bekerja! Aku harus menyelesaikan semua tugasku hari ini, karena besok masa hukuman dan penderitaanku akan dimulai.

Tak terasa hari ini waktu berjalan begitu cepat. Kini hari sudah sore dan saatnya bagi kami untuk pulang ke rumah.

Seperti biasa, aku menunggu Siska di lobby. Tak berselang lama ku dapati pak Revandra yang keluar dari lobby, lalu berjalan mendekatiku.

Meskipun jarak kami tidak terlalu jauh, aku bisa merasakan aura dingin dalam dirinya.

Entah mengapa setiap dekat dengannya. Hatiku selalu berdesir, entah apa yang sebenarnya aku rasakan. Detak jantung bertalu-talu.

Harapanku, semoga pak Devano tidak mendengarnya.

"Saya harap, kamu tidak lupa dengan hukuman yang harus kamu mulai besok pagi." ucapnya dingin, kemudian dia berlalu begitu saja.

'Apa! Dia mendekatiku hanya ingin mengingatkan hukuman itu? Apa dia pikir aku sudah pikun dan melupakannya begitu saja? Sungguh dia sangat meremehkanku saat ini. Kita lihat saja nanti pak Devano!' batinku yang merasa gemas.

______________________

Keesokan harinya setelah selesai dengan aktivitas di rumah Siska, aku bergegas untuk bersiap-siap agar tidak terlambat.

Gara-gara pak Devano aku harus bangun lebih pagi dari hari sebelumnya.

"Andin, kau tidak menungguiku? Sebentar lagi aku juga sudah siap?" Tanya Siska.

"Aku takut terlambat Sis. Bagaimana jika nanti dia menambahkan masa hukuman untukku?" jelasku dengan gelisah.

"Tenang saja, tidak akan terlambat. Akan aku tambah nanti kecepatannya agar kau tidak terlambat." jawabnya santai.

"Apa nanti tidak terlalu pagi untukmu jika kau berangkat denganku?" tanyaku ragu.

"Tenang saja. Aku bisa bersantai dulu sebelum bekerja." Masih dengan santainya.

"Oke, aku sudah siap. Ayooo!" Ajaknya.

Setelah sampai di lobby kantor aku bergegas menuju ruangan pak Devano, sebelum itu aku sudah mengatakan pada Siska bahwa aku tidak menungguinya dan masuk terlebih dahulu. Dia pun mengerti dan mengiyakannya.

Setelah sampai di ruangan pak Revandra, ku dapati satu stel seragam. Lalu ku rentangkan untuk melihatnya.

"Apa-apaan baju seperti ini?"

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

Kog Ravendra...kan Devano Wicaksana tor...🤦🤦

2023-04-16

0

Eva Rubani

Eva Rubani

lanjut

2023-04-01

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

Andini emang baju nya sperti apa...?

2023-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula Kebencian Ibu
2 Pergi Ke Kota
3 Di Terima Kerja
4 Menabrak Lagi dan Lagi
5 Hukuman
6 Baju Apaan Ini?
7 Pov Devano
8 Tawaran Pak Devano
9 Pov Daniel
10 Daniel Penasaran
11 Manis dan Cantik
12 Surat Nikah Kontrak
13 Kedatangan Masa Lalu
14 Perasaan Kak Dewi
15 Rencana Vania
16 Pulang
17 Kisah Pahit Daniel
18 Maafkan Papa
19 Mereka Ada Hubungan Apa?
20 Akan Menemui Ibu
21 Bertemu Camer
22 Berbicara Pada Nenek
23 Kita Akan Besanan
24 Ibu Berubah
25 Menyadari Kesalahan
26 Harus Di Operasi
27 Cocok
28 Siuman
29 Berhasil
30 Siapa Pendonor ku
31 Kenyataan
32 Suara itu?
33 Daniel Menghilang
34 Menyebalkan
35 Persiapan Ijab
36 SAH
37 Akal Akalnku Saja
38 JANGAN LALUKAN ITU
39 Mereka Hanya Iri
40 Malam Yang Dinantikan
41 Terimakasih Sayang
42 Hanya Sebuah Alibi
43 Firasat Tak Enak
44 Wanita Ular
45 Kau Tega Kak
46 Bertahanlah
47 Maafkan Aku Sayang!
48 Bantu Gue, Dan!
49 Kemarahan Siska
50 Hamil
51 Tidak Mau Menerima
52 Syarat Dari Andini
53 Jangan Katakan Itu Lagi
54 Menenangkan Diri
55 Mencari Bukti
56 Menghilang
57 Menemukan
58 Menyalahkan Diri Sendiri
59 Firasat Seorang Ibu
60 Ada Apa Sebenarnya?
61 Maafkan aku, Bu
62 Apakah dia mau menerimaku, Bi?
63 Maafkan andini, Ma.
64 Sangat Merindukanmu!
65 Melahirkan
66 Baby Boy
67 Jangan Pernah Bermimpi!
68 Lepaskan
69 Lepaskan!
70 Panik
71 Bab 71
72 Kamu Ingin Bebas? Jangan Mimpi!
73 Bab 73
74 Menyadari Kesalahan
75 Menyebalkan
76 Akhir Kabahagiaan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Mula Kebencian Ibu
2
Pergi Ke Kota
3
Di Terima Kerja
4
Menabrak Lagi dan Lagi
5
Hukuman
6
Baju Apaan Ini?
7
Pov Devano
8
Tawaran Pak Devano
9
Pov Daniel
10
Daniel Penasaran
11
Manis dan Cantik
12
Surat Nikah Kontrak
13
Kedatangan Masa Lalu
14
Perasaan Kak Dewi
15
Rencana Vania
16
Pulang
17
Kisah Pahit Daniel
18
Maafkan Papa
19
Mereka Ada Hubungan Apa?
20
Akan Menemui Ibu
21
Bertemu Camer
22
Berbicara Pada Nenek
23
Kita Akan Besanan
24
Ibu Berubah
25
Menyadari Kesalahan
26
Harus Di Operasi
27
Cocok
28
Siuman
29
Berhasil
30
Siapa Pendonor ku
31
Kenyataan
32
Suara itu?
33
Daniel Menghilang
34
Menyebalkan
35
Persiapan Ijab
36
SAH
37
Akal Akalnku Saja
38
JANGAN LALUKAN ITU
39
Mereka Hanya Iri
40
Malam Yang Dinantikan
41
Terimakasih Sayang
42
Hanya Sebuah Alibi
43
Firasat Tak Enak
44
Wanita Ular
45
Kau Tega Kak
46
Bertahanlah
47
Maafkan Aku Sayang!
48
Bantu Gue, Dan!
49
Kemarahan Siska
50
Hamil
51
Tidak Mau Menerima
52
Syarat Dari Andini
53
Jangan Katakan Itu Lagi
54
Menenangkan Diri
55
Mencari Bukti
56
Menghilang
57
Menemukan
58
Menyalahkan Diri Sendiri
59
Firasat Seorang Ibu
60
Ada Apa Sebenarnya?
61
Maafkan aku, Bu
62
Apakah dia mau menerimaku, Bi?
63
Maafkan andini, Ma.
64
Sangat Merindukanmu!
65
Melahirkan
66
Baby Boy
67
Jangan Pernah Bermimpi!
68
Lepaskan
69
Lepaskan!
70
Panik
71
Bab 71
72
Kamu Ingin Bebas? Jangan Mimpi!
73
Bab 73
74
Menyadari Kesalahan
75
Menyebalkan
76
Akhir Kabahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!