Cuaca musim panas di Jakarta sudah tak lazim bagi Abian bagaimana juga ia paling malas keluar rumah siang hari tepat saat matahari berada di atas puncak kepalanya.
"Minta Cecil naik taksi aja dong, Mi." Bujuk Abian pada mami-nya sebab Abian yang kini masih ada di kamarnya tengah asik bermain game disuruh untuk menjemput adiknya.
"Cepetan, Abian. Kasian Cecil lagi kan dia belum terbiasa naik kendaraan umum. Lagi kamu juga nggak sibuk ini."
Namun Abian tetap tak menggubris ucapan maminya. Padahal adiknya itu sudah lebih dari delapan belas tahun. Umur yang cukup untuk menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Tapi kenyataannya Cecil seperti anak kecil yang belum bisa naik kendaraan umum.
Salahkan mami yang terlalu memanjakan Putri kesayangannya itu.
Melihat Abian yang tidak bergeming, mami yang ada di depan pintu kamar lalu masuk dan mencabut layar televisi yang tengah dipakai Abian untuk bermain Xbox. Abian langsung menengok kearah maminya dan berdecak pelan. "Nanti Abian suruh si Cecil punya pacar dong.“
"Apa hubungannya," tanya mami-nya dengan wajah heran.
Abian lalu melempar stik Xbox-nya ke karpet. "Biar Abian enggak repot jemput atau antar dia mulu."
Memang Abian itu kalau sedang main game susah sekali diusik. Akibatnya ia akan marah atau badmood dan yang berani memerintah Abian hanya maminya.
Memakai jaket, mengambil kunci mobil di atas nakas tempat tidurnya. Abian nampak tampan walau tampilannya cukup sederhana.
"Abian berangkat." Berjalan menuju pintu dengan suara yang datar.
Mami yang menyadari suara anaknya yang terlihat kesal. Hanya menggelengkan kepalanya, sampai kapan Abian bisa sedikit bersikap dewasa. "Abian, lebih baik kamu ajari Cecil nyetir dari pada suruh dia punya pacar," ucap mami sebelum Abian menutup pintu.
Abian mendengus kesal. "Cecil enggak ada bakat nyetir sama sekali,” sahut Abian membalas pernyataan maminya dibalik pintu dan pergi berlalu.
Bukan tanpa alasan Abian bicara seperti itu. Minggu kemarin adalah kejadian nyata mobil milik Abian penyok di bagian bumper depan. Padahal katanya Cecil sudah belajar mobil lewat kursus menyetir tapi adiknya tetap saja bebal. Untung saja kecelakaannya tidak sampai parah.
Mobil putih milik Abian melaju membelah macetnya kota Jakarta menuju kampus sang adik disebuah Universitas Negeri ternama.
Satu jam Abian tiba, segera menuju parkiran gedung kampus fakultas manajemen. Mata Abian menyipit kala mobilnya berjalan lebih pelan, rasanya penglihatannya tidak mungkin salah. Abian yakin dengan apa yang dilihatnya itu nyata.
Tak hilang akal Abian lalu memutar balik kendaraanya dan berhenti di dekat halte gedung fakultas manajemen. Urusan nanti jika Cecil mengomel. Abian lalu menghentikan kendaraannya tanpa berniat keluar dari sana. Untung saja kaca mobilnya sedikit gelap jadi orang lain dari luar tidak dapat melihatnya dengan jelas siapa dan sedang apa yang ada di dalam.
Abian mengeluarkan ponselnya. Tidak lama ia melajukan kembali mobilnya menuju parkiran gedung selatan tempat Cecil menunggu.
"Lama banget," gumam Cecil mengerucutkan bibirnya setelah Abian menurunkan kaca mobil untuk memintanya cepat masuk.
Cecil masuk sambil mengibaskan rambut panjangnya. Sementra Abian memilih diam tak menanggapi ocehan Cecil tadi, ia malas berdebat disaat cuaca panas yang pasti mempengaruhi emosinya
"Sil, di kampus lo itu fakultas manajemen ada berapa bagian sih," tanya Abian memecahkan keheningan
"Kenapa?" Cecil menjawab acuh, perhatiannya tersita pada ponsel pintarnya yang menampilkan postingan yang sedang populer di sosial media-nya.
"Tanya memang nggak boleh?" Tutur Cecil
"Dua," jawab Cecil kelewat singkat.
Memang ya Cecil kalo sedang fokus tak bisa diganggu sama persis seperti Abian, maka dari itu Abian langsung mengambil ponsel yang ada di tangan Cecil. Tak ayal membuat Cecil memekik sebal. "Apaan sih, Kak!"
Abian mendengus sebal sambil mencengkram stir mobilnya kuat. "Lagi kalau orang nanya dijawab yang benar dong!"
"Sudah dijawab benar lagi.. Kak Abian!" Menekan kata-katanya seolah tak terima.
"Kalo tadi tanya fakultas manajemen di kampus mu, ada manajemen apa aja baru aku jelasin― Ada manajemen perkantoran sama bisnis." Lanjut Cecil lagi.
Memutar tombol mesin pendingin udara ke suhu terendah, entah mengapa udara di dalam mobil menjadi mendadak panas ditambah udara dari di luar yang sangat terik menyengat kulitnya.
"Gak biasanya nanyain kemarin, aku mau masuk fakultas mana aja Kak Abian mana peduli." Memicingkan tatapannya.
"Takut kesasar jemput lo," jawab Abian singkat.
Tadinya ia ingin menanyakan hal lain tapi setelah mendapatkan tanggapan yang kurang baik Abian jadi semakin malas untuk menanyakannya.
"Oh,” jawab Cecil.
Abian memang pintar ia bisa mengalihkan tujuannya. Kalau dipikir benar juga sih lagi pula memang Abian baru pertama kali menjemputnya langsung di parkiran kampus.
Tangan Cecil mencoba mengambil kembali ponselnya yang ada di tangan Abian tapi masih kalah sigap dengan tangan Abian yang langsung menaruhnya di dalam kantung jaketnya.
"Kemarin lo nabrak mobil gue ke mobil lain ya?" Suara beratnya terkesan dingin.
Mendapat pertanyaan tentang mobil kesayangan Abian yang tak sengaja bagian depan body-nya dibuat penyok seketika membuat Cecil gugup, mengulum bibirnya dan menyampirkan anak rambutnya ke telinga.
"Eh, iya … Tapi udah mulus lagi kan?" Tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya.
"Lo enggak tabrak lari 'kan. Kok mobil yang lo tabrak enggak ada di bengkel yang sama," tanya Abian penuh intimidasi.
Cecil menelan ludahnya kasar. Walaupun iya sangat payah dalam menyetir tapi ia tidak pernah lari dari tanggung jawab jika berbuat kesalahan. "Sudah dilaporkan polisi kali kalo sampe tabrak lari. Dia sendiri yang nggak mau diganti." Dalih Cecil.
Abian mengerutkan dahi. Benar juga sih yang dikatakan adiknya tapi kenapa tetap janggal di mata Abian. "Bisa gitu?"
"Iya, dia juga mengaku salah soalnya pas keluar parkiran terburu-buru," sahut Cecil meyakinkan.
Abian tersenyum tipis kemungkinan adiknya itu menabrak mobil seorang pria makanya kali ini mobil korbannya tidak mau diganti.
"Sudah pacarin aja. Ditabrak sama lo sampai penyok mobilnya masih aja baik."
Cecil terkekeh mendengar penuturan Kakaknya yang kelewat sok tahu itu, ia lalu diam-diam mengambil kesempatan untuk mengambil ponselnya yang ada di saku Abian. Mumpung sedang macet dan mobilnya tengah berhenti.
Berhasil mendapatkan ponselnya Cecil menatap lagi dengan tawanya kearah Abian, membuat Abian merasa aneh. "Lo kenapa ketawa sendiri."
"Lo lucu Kak, masa Adiknya suruh pacaran sesama jenis. Gue masih normal kali."
Abian hanya dapat menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu berdehem menghilangkan rasa malunya. "Pasti cantik tuh orangnya nggak kayak lo," sindir Abian mencoba menetralkan rasa malunya.
Cecil yang tadinya sedang asik melihat foto idolanya seketika menghentikan aktifitasnya. Jadi teringat sosok yang ditabraknya. "Iya cantik, primadona fakultas manajemen bisnis tapi mukanya dingin gitu kayak es."
"Belum aja ketemu Abian Damara pasti langsung terpesona," tutur Abian penuh percaya diri.
Terdengar lagi tawa yang menggelegar siapa lagi kalau bukan berasal dari Cecil sebab yang tengah berada di dalam mobil hanya mereka berdua.
"Pede banget. Kampus gue juga banyak yang lebih cakep dari lo. Besok lusa temenin gue ketemu orangnya deh. Taruhan first impression-nya pasti ke lo biasa aja."
Jiwa pria Abian menjadi tertantang begitu penasaran. "Deal, seminggu nggak ada antar jemput."
Cecil lalu menoleh kearah Abian. "Kalo gue menang selama seminggu lo harus traktir makan plus beliin gue album K-Pop gimana?"
"Curang masa dua gitu hadiahnya, gue cuma satu." Abian berdecak tidak terima.
Cecil nampak berfikir dia ingin makan enak selama minggu penuh tapi ia juga begitu cinta pada idolanya. Lagi pula Abian itu kan sudah berpenghasilan sendiri tidak bergantung lagi pada uang jajan dari papi dan mami-nya tapi masih saja perhitungan dengan adiknya sendiri. Keterlaluan sekali pelitnya.
"Ya, sudah deh beliin album K-Pop aja ya tapi full set.“ Menunjukan deretan giginya dengan tatapan yang memohon.
"Ya.. Iya," jawab Abian mengalah menyudahi percakapan di antara mereka.
Selama perjalanan Abian sudah membayangkan bebasnya ia selama seminggu penuh tidak perlu repot jadi supir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments