" Adnan ..." Sebuah tangan menepuk pundaknya, Adnan tergejolak kaget kemudian dia menoleh siapa pemilik tangan tersebut dan ternyata adalah Bapak kandungnya. Buru-buru Adnan menghapus jejak air mata yang sedari tadi menetes saat menata foto anaknya itu.
" Eh bapak, ada apa Pak?" Tanyanya dengan suara serak Adnan memaksakan senyumnya.
Pak Lukman duduk di samping Adnan dia melihat foto wajah cucunya dari layar handphone anaknya itu. Kemudian Pak Lukman menghalangi nafasnya panjang, walaupun tidak pernah bertemu dengan anaknya Adnan namun dia sangat ingin sekali bertemu dan berharap suatu saat bisa berjumpa dengan cucunya itu.
" Sudah magrib Nak tidak baik melamun," ucapnya lirih dia tahu jika Adnan sangat merindukan cucunya karena dulu dirinya pun merasakan saat Adnan jarang sekali berkunjung ke rumah semenjak menikah.
Adnan Khiar Ardani laki-laki berusia 30 tahun itu adalah seorang pegawai bank Indonesia. Laki-laki yang lumayan cukup tampan badan tubuh tinggi tegap bersih putih memiliki rahang yang tegas dan hidung mancung dan memiliki alis yang tebal.
Dia adalah laki-laki seorang duda beranak satu, Adnan memilih untuk menceraikan istrinya dan meninggalkan anaknya lantaran tidak ingin menyesal suatu saat nanti. Adnan tidak mengerti, entah apa salah ibu dan bapaknya hingga membuat mantan istrinya itu tidak begitu menyukai mereka padahal selama ini keluarga Adnan sudah begitu sangat baik bahkan mengikhlaskan dirinya yang lebih memilih tinggal di kediaman mertuanya ketimbang membawa istri pulang ke rumahnya.
Adnan memang bukan anak yang se beruntung mantan istrinya itu, ayahnya hanya memiliki tokoh kecil di pinggir jalan sementara ibunya hanya ibu rumah tangga saja. Wajar jika keluarga dia tidak menyetujui dan selalu menghina dan merendahkan keluarganya itu lantaran jauh di bawah mereka yang hampir rata-rata pegawai kantoran. Bahkan termasuk istrinya yang sudah memiliki jabatan tinggi sebagai pegawai PNS.
Kini Adnan sudah menduda selama 2 tahun dan selama 2 tahun pula dia tidak pernah menemui anaknya bahkan nomor whatsApp IG Facebook atau media sosial lainnya semuanya diblokir oleh mantan istrinya tersebut agar supaya dirinya tidak mengetahui tentang kabar apapun mengenai anaknya.
Namun Adnan tidak menyesal karena pilihannya tepat saat itu ibunya pergi untuk selama-lamanya dan Adnan bisa bertemu dan meminta maaf kepadanya untuk terakhir kalinya sebelum beliau menghembuskan nafas terakhir.
" Iya Pak, ayo kita masuk. Kita salat bersama." Keduanya bangkit dan pergi ke masjid untuk melakukan salat wajib bersama.
Lukman tidak bisa berbuat apa-apa selain mendoakan kebahagiaan anak-anaknya, dalam hatinya begitu sangat prihatin dan sedih dengan kondisi Adnan yang sering sekali melamun. Sebagai orang tua dia merasa gagal dan karena dirinya pula Adnan harus kehilangan anak dan istrinya. Sungguh sangat sedih hatinya, dan Lukman sangat berharap sekali Adnan mendapatkan jodoh kembali dan melupakan kenangan buruk bersama mantan istrinya itu dan mendapatkan kebahagiaan serta senyum cerianya kembali.
" Assalamualaikum." Keduanya sudah kembali ke rumah dia melihat ada motor terparkir di halaman depan rumah.
" Waalaikumsalam." Seorang wanita membuka pintu dia tersenyum menyambut kedatangan Adnan dan juga Pak.
" Pak ..." Wanita itu begitu sangat ramah dan menyambut kedatangan Pak Lukman kemudian meraih tangannya dan menciumnya.
" Kalian kapan datang?" Tanya Adnan dia sudah masuk lebih dulu.
" Sebelum maghrib Alhamdulillah." Seorang laki-laki menjawab laki-laki itu memeluk Adnan dan juga Pak Lukman.
" Bapak sehat?" Tanyanya.
" Alhamdulillah seperti yang kamu lihat sekarang ini." Mereka bertiga duduk di sofa.
" Maaf ya Pak kami baru bisa datang berkunjung," ucapnya sesal karena hampir 1 tahun dirinya tidak mengunjungi ayahnya itu.
" Tidak apa-apa Rehan kan istri dan anak kamu juga sangat membutuhkan kamu. Jadi jangan terlalu memikirkan bapak," ucap Lukman, dia agak sedikit trauma. Dia tidak ingin egois takutnya menantunya itu akan memiliki pemikiran yang sama seperti mantan menantunya dulu.
" Walaupun Reyhan memiliki istri dan anak, tetapi Bapak tetap selalu di hati kami," ucap Reyhan. Dia dan istrinya sudah lama tidak berkunjung lantaran sang istri baru saja melahirkan, dan sekarang anaknya sudah berusia lima bulan jadi sudah bisa di bawa kemana-mana.
" Iya, jadi kami memutuskan untuk tinggal disini sementara supaya Bapak bisa bermain dengan Aisyah," sahut istrinya Reyhan. Wanita itu membawakan kopi untuk mertua, suami dan adik iparnya.
" Syukurlah kalau kalian akan menginap disini, jadi Bapak tidak merasa kesepian saat aku pulang larut dan Julian tidak ada dirumah," sela Adnan yang sedari tadi hanya diam saja.
Raihan adalah kakak pertama Adnan sementara Julian adalah adiknya yang masih kuliah. Raihan baru saja menikah 2 tahun yang lalu dan sekarang sudah memiliki anak sementara Julian masih sibuk kuliah jadi belum memikirkan untuk menikah.
Adnan merasa sangat bersyukur jika Rehan bisa mendapatkan istri yang lebih baik dan pengertian dengan kondisi orang tuanya. Dirinya merasa sangat bersalah sekali lantaran dulu salah memilih istri yang hanya melihat harta saja.
" Boleh aku menggendong Aisyah?" Kata Adnan dia melihat keponakannya begitu sangat menggemaskan sehingga Adnan menginginkan untuk menggendongnya.
" Tentu dong, nah ..." Raihan dengan senang hati menyerahkan anaknya kepada adiknya itu karena dirinya memang sudah sangat lelah sekali sedari tadi menggendong Aisyah terus sementara istrinya sibuk menyiapkan untuk makan malam bersama.
" Halo cantik ..." Dengan sangat gemas Adnan menggendong dan mencium pipi gembul Aisyah. Rasa rindu di hatinya seakan terobati sehingga laki-laki itu menganggap Aisyah adalah anaknya sendiri.
Lukman hanya mah lihatnya saja dia sangat mengerti betapa rindunya seorang ayah kepada anaknya. Lukman tersenyum melihat Aisyah yang tertawa saat bercanda bersama dengan Adnan, Lukman sangat bersyukur dan berharap jika keluarganya akan selalu bahagia. Tanpa sadar air matanya keluar dari kelopaknya Lukman teringat akan ucapan almarhum istri yang mengatakan jika cucu mereka ada di rumah pasti akan sangat ramai sekali. Dan ternyata benar cucu dari anak pertamanya berada di rumah ternyata begitu sangat ramai mendengar canda tawanya sangat melegakan hati. Apalagi jika cucu dari anak keduanya bisa berkumpul juga di sini, pasti akan bertambah sangat ramai sekali.
" Kamu kenapa tidak menikah lagi, Adnan?"
Rehan dia juga Adnan sontak menatap Bapak mereka yang tiba-tiba berucap seperti itu. Tidak biasanya laki-laki paruh baya itu mengatakan soal pernikahan kepada Adnan. Kemudian keduanya saling pandang tidak percaya.
" Kenapa bapak tiba-tiba berkata seperti itu?" Tanya Adnan.
" Kamu sudah lama menduda. Apa kamu masih mengharapkan mantan istrimu kembali?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Diana Susanti
istri egois
2023-03-22
0