Chapter 3

KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

Aldo menuntun Hanna untuk duduk di sofa, di depan pria itu. Pandangan pria itu terus saja menatap Hanna dengan lekat.

“Jadi apakah gadis cantik ini yang akan di Jodohkan dengan Shawn?” Tanya Toreto, Ayah dari pria yang bernama Shawn itu.

Brina dan Aldo kini saling tatap menatap, “ehm, sepertinya Iya.” Jawab Aberline kurang yakin sebenarnya.

Namun, kalau di pikir - pikir, dia memang butuh pria yang berasal dari keluarga terpandang untuk putrinya.

Hanna melirik ke arah Daddynya. Tetapi dia tidak mengatakan apapun, dia tidak berani memprotes keinginan Orang tuanya.

“Jadi, kapan kita bisa mengajukan tanggal pertunangan mereka?” Tanya Nandia Mamah dari Shawn.

“Hem, kita biarkan anak - anak sendiri yang mengaturnya, yang terpenting saat ini mereka bersama terlebih dahulu, dan untuk pertunangan, mungkin akan kita lakukkan nanti.” Jawab Brina, karena tidak ingin buru - buru menyodorkan putrinya dengan paksa.

Dia juga harus mempertanyakan keinginan Hanna, apakah dia mau di jodohkan atau tidak.

“Kalau menurut saya sih, semakin cepat semakin baik ya, karena setelah pertunangan, akan lebih baik jika mereka tinggal bersama. Agar mereka masing - masing bisa memahami bagaimana kehidupan mereka, dan untuk pernikahaan -“

“Hem, maaf Tapi kami adalah orang Khatolik, jadi kami tidak memperbolehkan satu rumah sebelum pernikahaan.” Sahut Brina lebih dulu. Membungkam mulut ke dua orang tua Shawn.

“Kalau begitu, minggu depan kita nikahkan saja mereka, itu akan lebih baik.” Aldo menyahuti kalimat istrinya. Membuat Brina langsung menoleh menatap suaminya dengan tatapannya yang tidak percaya.

“What?” Tanya Brina, karena memang dia tidak tahu jika suaminya akan mengambil langkah seperti itu.

Brina menarik tangan Aldo untuk berdiri dan pergi ke dalam. “Maaf permisi sebentar ya.” Pamitnya pada keluarga Shawn.

“Apa yang kamu lakukkan Aldo?!” Tanyanya dengan sedikit membentak.

“Aku hanya ingin mengabulkan keinginan putri kita, dia pernah mengatakan jika ingin menikah muda, dan belajar bersama - sama di Universitas, agar ada yang bisa melindungi dia. Tidak salahkan keputusanku seperti ini.” Jawab Aldo, merasa jika keputusannya tidak salah.

“Nikah muda tidak segampang itu Aldo, kita harus tanya dulu sama Hanna apakah dia mau atau tidak, kita sebagai orang tua tidak bisa mebgambil keputusan sepihak seperti ini. Apa lagi calon suaminya adalah seorang Pangeran -“

“Dan Hanna adalah seorang Ratu di masa depan.” Sahut Aldo, mengingatkan istrinya jika saat ini mereka adalah seorang raja dan ratu, dan tidak menutup kemungkinan anak mereka Hanna akan menjadi seorang Ratu di masa depan.”

“Hanna? Bukankah kita sudah merencanakan jika Bive yang akan menjadi Raja di masa depan mengantikan posisi kamu?” Tanya Brina dengan bingung. Sepertinya suaminya ini lupa dengan silsilah itu.

Aldo tertegun sejenak, dia lupa jika Hanna adalah seorang wanita dan putranya lah yang akan mengantikan posisinya di masa depan.

“Hanna akan menjadi Ratu, di kerajaan suaminya.” Jawab Aldo dengan asal. Tapi memang itu adalah kebenarannya.

Brina ikut diam sejenak, trauma masa lalu yang di miliki Hanna ketika dia di culik waktu kecil. Sampai saat ini masih sering kali kambuh.

Hanna sering merasa ketakutan jika berada di kegelapan, sedangan Inglis, temannya itu memang sudah di tugaskan untuk melindungi Hanna di Universitasnya, tetapi tidak menutup kemungkinan juga jika Inglis akan mempunyai kehidupannya sendiri nanti.

Brina mencoba menerima alasan suaminya, dan keluar lagi untuk menemui mereka. “Apakah Hanna tidak mau berbicara dengan orang lain?” Tanya Nandia, merasa bingung karena sejak tadi dia mencoba berbicara dengan Hanna, tetapi wanita itu malah hanya diam dan menundukan kepalanya.

Brina yang mendengar pertanyaan itu, langsung memeluk putrinya dan mengusap rambut Hanna dengan lembut. “Hanna memang tidak berbicara dengan orang asing, jadi keputusan sekarang ada di kalian.”

“Kami hanya berasal dari kelurga Bangsawan, bukan keluarga Raja, jadi apakah kalian bisa menerima jika Calon Raja di Kerajaan kalian menikah dengan seorang wanita yang berasal dari keluarga bangsawan biasa?” Tanya Aldo, meyakinkan jawaban mereka. Apakah akan menerima Hanna atau tidak, dia sengaja menutup identitasnya sebagai Raja, hanya ingin melihat apakah pria di hadapannya ini bisa tulus dengan putrinya atau tidak.

Makanya dia masih menggunakan nama Aldo, sedangkan seluruh dunia mengenal Raja dengan nama Aberline.

Toreto menoleh ke arah putranya. “Tidak masalah Paman, saya tetap mau dengan Hanna, karena saya sudah jatuh cinta dengan pandangan pertama padanya.” Jawab Shawn, dengan wajahnya yang menampilkan sebuah keseriusansannya.

“Kami tidak mempermasalkah masalah kasta, menurut saya darah kerjaan dan bangsawan masih bisa kami persatukan.” Kini giliran Toreto yang berkata, membuat Aldo kembali menoleh ke arah putrinya untuk meminta respon.

Namun, Hanna masih tidak menunjukan respon apapun. Dia hanya diam, dan ingin pertemuan ini cepat selesai.

***

Tangal pernikahaan merekapun sudah di tetapkan besok, karena Brina mengatakan jika tidak mau ada pesta, dan pernikahaanpun hanya akan di hadiri oleh orang tua saja tanpa ada tamu satupun.

Awalnya keluarga Shawn menolak, namun Aldo mengatakan jika tidak seperti itu, maka dia tidka akan mengizinkan pernikahaan ini, karena menurutnya, jika di awal pernikahaan saja putrinya sudah di buat tidak nyaman dengan banyaknya tamu yang datang. Lalu bagaimana nanti ke depannya?

Dan pada akhirnya mereka semua bisa menerimanya. Dan Toreto juga membeberkan jika Shawn bukanlah anak kandungnya, melainkan anak dari adiknya yang sudah meninggal.

Jadi kemungkinan besar Shawn tidak akan menjadi Raja di masa depan, tetapi dia tetap menjadi seorang Pangeran.

Tetapi, Aldo tidak mempermasalahkan masalah itu. Yang terpenting baginya, jika suami putrinya tidak menjadi Raja, berarti akan ada yang meneruskan Perusahaan yang sudh dia bangun, karena Bive adik Hanna akan mewarisi Tahtanya.

****

“Hanna, maafkan Daddy karena kamu harus menikah dengan pria yang tidak memiliki gelar Raja.” Ucap Aldo, dengan lembut pada putrinya di saat dia sudah masuk ke dalam kamar Hanna.

“Tidak apa - apa Dad, lagian Gelar Raja juga tidak menjamin sebuah kebahagiaan bukan.” Balas Hanna, yang sepertinya mengingat tragedi yang terjadi pada Kakeknya L’Arc dulu.

To Be Continue. *

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***

Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎

*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****

*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

Terpopuler

Comments

Lyana Gunawan

Lyana Gunawan

Bagus

2023-03-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!