#17

Nala memukul punggung Rendy gemas. Sesaat kemudian suara yang sangat dikenal menyapa mereka.

“Assalamualaikum..” sapanya

“Wa’alaikumsallam..” Jawab Nala dan Rendy bersama

“Loh mas Tama?..” Nala terkejut dengan kedatangan Tama

“Apa kabar..” Tama menyalami Rendy

“Hei bro, baik-baik.. disini juga?” sapa Rendy

“Iya lagi ngasuh nih..” senyum Tama sambil menunjuk kearah Vio dan Ibunya yang sedang duduk dihamparan rumput taman agak jauh dari tempat mereka

“Waah piknik nih? Seru banget.. itu yang itu ade lu bro? cantik heheh..” celetuk Rendy

Nala yang tau dengan sifat sahabatnya itu langsung menginjak kaki Rendy

“Aaawww.. Naalll sakiit”. Teriak Rendy

Nala hanya cengir kearah Tama

“Mau aku kenalin? Itu ibu dan adikku” Jawab Tama

“Lah ayookk” bangkit Rendy dengan semangat sambil merapihkan rambutnya yg plontos

Tama dan Nala hanya tertawa melihat tingkah konyol Rendy yang langsung menuju ke ibu dan adiknya Tama.

“Assalamualaikum..” sapa Rendy dan Nala

“Wa’alaikumsallam..” Jawab ibunda dan Adik Tama

“Mam ini temanku Rendy dan Nala, kebetulan mereka ada disini juga”. Tama memperkenalkan

“Hai tante.. salam kenal..” Rendy dan Nala pun bersalaman

“Nala..” beo ibu Tama, dia mengenal nama itu dan langsung menatap Tama.

Tama hanya tersenyum tau maksud dari tatapan sang ibu.

“Aku Viona kak” salam vio pada Nala dan Rendy

“Hai Viona, namanya cantik cocok sama orangnya” celetuk Rendy

Entah betapa malu Nala dengan tingkah sahabatnya itu.

“Maaf ya Vio, dia memang agak error” Nala sambil memiringkan jari telunjuknya dikening yang membuat semua tertawa.

Mereka pun mengobrol bersama sambil menikmati cemilan khas Negara ibu Tama.

“Oya jadi vio udah semester berapa sekarang kuliahnya?” Tanya Nala

“semester lima kak”. Seyum Vio

“Kalo Vio bingung sama tugas kuliah nanti chat atau telpon bang Rendy aja yaa.. nanti abang bantuin”. Semangat Rendy

“Emang bang Rendy dulu kuliah menejemen bisnis juga?”. polos Vio

“Engga, tapi kan bang Rendy bisa bantu semangatin Vio”. Cengirnya

“Ren kayanya Naura telpon tuh..” celetuk Nala

Rendy segera langsung mengecek ponselnya dan ternyata Nala hanya mengerjainya saja.

Nala dan Tama tertawa melihat wajah Rendy yang manyun sedangkan Vio dan ibunya hanya saling pandang bingung.

Hari mulai gelap mereka pun saling berpamitan.

“Duh jadi galau nih Nal..” Rendy sok mikir sambil menyetir

“Apaan?” Jawab Nala

“Naura tuh lemah lembut dewasa, sedangkan Vio lucu imut gemesin”. Cengir Rendy

Seketika tangan Nala sudah mendarat dikepala Rendy.

“Iihh sakit tauk..” protesnya

“brisik” jawab Nala dengan wajah malas

Rendy pun manyun mengomel pelan sambil menyetir.

Sesampainya dirumah,

Tama merapihkan barang bawaannya dimobil.

“Mami suka banget kak, ayok kita lamar aja..” suara bu Katy mengejutkan Tama

“Ih mami ngagetin”. Protes Tama

“Loh kok kaget, ayok kita lamar Nala kerumahnya besok”. Semangat bu Katy

“Iya trus Tama ditolak mentah-mentah kaya papa dulu”. Tama pun masuk membawa barang-barangnya meninggalkan ibunya yang manyun.

Selesai mandi dan berganti pakaian, Tama duduk di balkon kamarnya sambil menatap kelap kelip lampu kota. Entah sampai kapan ia menunggu jawaban atas pernyataan cintanya terhadap Nala. Kepribadiannya yang diam dan cenderung pasif terhadap lawan jenis selalu menjadi kelemahannya.

Ia menatap layar ponselnya dan memandangi nomor ponsel Nala tanpa berani untuk menghubunginya.

Sedetik kemudian layar ponsel berubah menjadi panggilan telpon dan terhubung. Tama terkejut dan menoleh pada orang yang menekan tombol panggilan.

“Hallo..” suara lembut Nala di sebrang sana

Wajah Tama panic ketika melihat Vio melarikan diri sambil memberi kode jika telponnya sudah tersambung.

“Mas Tama?..” sambung Nala

“Oya Nal, hallo..” suara Tama terbata, ia tidak tau apa yang harus dilakukan.

“Iya mas, ada apa mas?” Tanya Nala

“Hmm.. itu, emmhh.. ya Tuhan Vio..” bisiknya sambil mengelus dada

“Vio? Kenapa mas Vio?” Nala tidak mengerti apa yang terjadi

“Ah ya.. itu Vio bilang salam sama kamu Nal, salam..” gagap Tama

Nala hanya tersenyum

“Iya mas, salam balik ya dari aku untuk ibu dan Vio..” jawab lembut Nala

“Iya Nal..” senyum Tama

Hati Tama berdegup kencang, ia sangat bahagia bisa mendengar suara Nala.

Mereka terdiam beberapa saat saling canggung dan tidak tau apa yang harus di bicarakan.

“Yaudah Nal, maaf ya saya ganggu istirahat kamu..”

“Hmm.. mas Tama, sebentar..” suara Nala menghentikan ucapan Tama yang ingin menyudahi telponnya.

“Iya Nal, kenapa?” Tama terkejut

“Besok mas Tama ada waktu kah? Ada yang ingin saya bicarakan.” Ucap Nala

Entah kenapa senyum Tama pun mengembang, rasanya sangat bahagia Nala mengajaknya bertemu terlebih dulu.

“Boleh Nal..” jawabnya sambil menahan senyum

“Kalo gitu nanti saya share lokasi dan waktunya ya mas..” jalas Nala

“Okay, kalo gitu sampe ketemu besok Nal, selamat malam..”

Tama menutup telpon Nala dan memeluk ponselnya. Tak putus ia menyunggingkan senyum dibibirnya.

“Ampuun yang lagi bahagiaa…” Vio tertawa melihat kakaknya yang sedang kasmaran tersebut

Tama yang tersadar langsung mengejar vio lalu memeluk dan mencubiti pipi adiknya itu dengan gemas, vio teriak minta ampun hingga kerusuhan mereka tererai oleh sang ibu yang sudah tidak asing dengan tingkah kedua anaknya.

***

Keesokan harinya,

Tama sudah terduduk dibarisan meja paling pojok sebuah café dengan jendela besar dan terdapat berbagai bunga diluar sisi. Dadanya berdegup kencang saat melihat Nala memasuki pintu café, Nala terlihat cantik menggunakan dress berwarna baby pink dengan panjang selutut dan lengan tiga perempat bagian juga membiarkan rambut ikalnya terurai indah.

“Assalamualaikum..” senyum Nala

“Maaf ya mas jadi nunggu, tadi agak macet” lanjutnya

“Wa’alaikumsallam, gapapa Nal”. Senyum Tama

Beberapa saat pesanan mereka pun tiba,

“Maaf mbak, saya pesan cake coklat tanpa toping keju satu lagi ya..” senyum Tama pada pelayan kemudian mengangguk dan berlalu.

“Ini biar aku aja yang makan ya Nal, kamu kan ga suka keju” Tama memindahkan cake coklat keju milik Nala kehadapannya.

Hal itu cukup membuat Nala terkejut, bagaimana Tama bisa tau kebiasaan makannya?

Tidak lama pelayan pun mengantarkan cake coklat untuk Nala kemudian berlalu.

“Terima kasih ya mas..” senyum Nala, Tama hanya tersenyum menatap Nala

“Mas Tama apa ada janji lain setelah ini?” Tanya Nala

“Engga ada Nal, santai aja..” senyumnya

“Maaf ya saya jadi ganggu waktu liburnya..” Nala nampak ragu untuk melanjutkan perkataanya.

“Ga usah ngerasa ga enak Nal, kalo ada yang mau disampaikan pelan-pelan aja..” ucap Tama lembut

Nala menatap Tama, hatinya selalu merasa hangat jika bersama dengan pria dihadapannya ini, pria yang selalu lemah lembut dan baik kepada siapapun.

Nala kemudian mengeluarkan kotak kecil dari tasnya. Kotak kalung berliontin hati kecil pemberian Tama padanya.

“Benar kata mas Tama, kalung ini begitu manis..” Nala menatap kalung tersebut

“Nal..” Tama menatap kesedihan yang seketika merubah raut wajah Nala.

“It’s okay..” Tama tersenyum. Ia tau mungkin ini adalah akhir dari ceritanya bersama Nala.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!