#9

“siapa dia bu?” jawabnya pelan

“Kamu mengenalnya nak, selama beberapa tahun ini kamu ada didekatnya tapi, ibu tidak tahu bagaimana perasaanmu padanya karena kamu belum pernah membicarakan perasaanmu tentang wanita pada ibu, anak ibu sangat pemalu untuk jujur pada ibu”

ibu tersenyum sambil mengelus lembut wajah Ray

“Ibu tadi bilang tahu siapa yang Ray cintai? tapi ibu bilang gini” Ray tersenyum sambil memeluk ibunya

“Jadi, siapa ia bu? Siapa yang ibu maksud aku mengenalnya?” tatap Ray seraya tersenyum

Sesaat ibu menata napasnya

“Adelia Praratya, teman kuliah dan kerjamu di Singapura” Lanjut ibu

Senyum Ray seketika hilang mendengar nama yang ibu sebutkan

“Adelia?” jawabnya sambil menatap ibu bingung yang hanya dijawab anggukan

“Tapi bagaimana bisa bu? Apa Adelia tahu tentang semua ini?”tanya Ray

“Tidak nak, Adelia belum tahu. Selama ini orangtua Adel berhubungan baik dengan ibu. Mereka menyekolahkan Adel sama denganmu agar kalian bisa dekat sebelum mengetahui kenyataan ini.

”Kamu pernah berkunjung ketempat tinggalnya dan bertemu dengan orangtuanya kan Ray?” Tanya ibu

Ray menggangguk

“Kenapa mereka tidak memberi tahu bahwa mereka sahabat ibu dan ayah?” Tanya Ray bingung

“Mereka pun terkejut karena bertemu denganmu nak, mereka tidak tahu jika ternyata Adelia memiliki perasaan kepadamu dan itu membuat mereka yakin untuk memilihmu untuk putri mereka satu- satunya.” Jelas ibu

“Ibu bilang kepada orangtua Adelia, bahwa ibu akan menceritakan ini sebelum kamu kembali ke Singapura dan mereka pun akan melakukan hal yang sama kepada Adelia, mungkin saat ini Adelia pun terkejut karena sudah tau semuanya.” Lanjut ibu

Entah apa yang Ray rasakan saat ini. Belum selesai ia terkejut dengan melihat Tama dan Nala tadi, ditambah kenyataan yang ia hadapi sekarang.

“Ibu tahu ini sangat mendadak untukmu, tapi apakah kamu bisa mempertimbangkan permintaan terakhir ayahmu Ray?”. tatap ibu

“Aku tidak tahu bu” Ray menundukan kepalanya seraya berpikir

“Aku akan memikirkanya baik-baik bu, jika sudah waktunya aku akan bicara lagi dengan ibu, bolehkah?” tatap Ray sendu

“Tentu saja nak, pikirkanlah dengan baik. Ibu tahu anak ibu akan mengambil keputusan yang tepat untuk semuanya” ibu mencium pucuk kepala Ray kemudian meninggalkan Ray sendiri di kamarnya.

***

Jakarta,

“Assalamualaikum Naura” sapa Rendy

“Wa’alaikumsallam mas Rendy” Jawab gadis itu disebrang telepon

“Kebetulan sekali mas, papa tadi nanyain mas Rendy” lanjutnya

“Oya? Ada apa?” senyum Rendy mengembang

“Hanya bertanya kabar saja mas, bagaimana kabarnya?” ucap Naura

Rendy tersenyum sambil memainkan HT yang dipegangnya

“Saya baik, rencananya besok saya ada tugas ke Bogor apa boleh nanti saya mampir Naura?”

Jawabnya sambil tersenyum

“BOLEH DONG ABANG RENDY.. Hahaahaha” suara ngebass seseorang di HT membuat Rendy terkejut lalu melemparkan HT itu

“Astaghfirullah” teriak Rendy mengambil HT nya. Ia lupa belum mematikan saluran HT setelah berbicara dengan komandanya

“Maaf Dan” teriaknya kikuk mendekatkan wajahnya pada HT

Komandannya hanya tertawa seraya mematikan saluran. Tanpa disadari teleponnya dengan Naura terputus. Naura spontan menutup telepon karena juga terkejut dengan apa yang terjadi.

“Anjiir malu gua” Rendy menggerutu sambil menutup wajahnya. Sesaat kemudian dia mengecek ponsel yang sudah terputus dengan Naura. Rendy lalu memencet tombol dan menelepon seseorang

“Tolongin gua Naaallll…” teriaknya yang membuat Nala menjauhkan ponsel dari kupingnya

“Ini apa lagi sih bocah bisa-bisa masuk THT nih kuping gua ah” gerutu Nala sambil mengusap kupingnya

”Nala serius ini serius beneraaan..” Jawab Rendy panic disebrang sana

“Hmm... apa??” malas Nala

Rendy pun menceritakan apa yang terjadi padanya beberapa saat yang lalu. Nala terbahak mendengar cerita Rendy sampai-sampai ia kesulitan menghentikan tawanya

“Nal ih bantuin gua harus gimana, gua malu ini sama Naura” rengek Rendy

“Apaan Nal?” Ray yang baru masuk kamar Nala penasaran melihat Nala tertawa terbahak

“Ini nih lu ngomong sama Ray aja gua ga kuat” Nala mengaktifkan loudspeaker dan memberikan ponselnya pada Ray kemudian melanjutkan tawanya lagi sambil memegangi perutnya

“Ih Ray lagi ga berguna” protes Rendy

“Gua denger anjir” pelotot Ray

“Hahahah.. udah pindah tangan toh” cengir Rendy

“Ray gua tau lu ga berguna, tapi dengerin cerita gua ya..” melas Rendy

Perlahan Rendy kembali menceritakan kejadiannya pada Ray, sedetik kemudian Ray dan Nala terbahak-bahak

“Hah, udahlah kalian memang tidak berguna” Rendy memutuskan teleponnya sambil kesal pada dua sahabatnya itu

Rendy kemudian menuliskan pesan pada Nauran dan meminta maaf atas kejadian tak terduga tadi. Naura tersenyum membaca pesan dari Rendy.

“Ah udah lupain, ya Allah lumpuhkanlah ingatanku tentang tadi” Rendy sambil menatap langit menggerutui kebodohannya tadi.

Esok sore hari,

Jantung Rendy berdegup kencang menatap pintu rumah Naura, dengan ragu ia mengetuk pintu seraya mengucap salam

“Wa’alaikumsallam” senyum Naura mengembang saat melihat Rendy dibalik pintu

“Hai Naura” sapa Rendy kikuk memaksakan tersenyum

“Silahkan masuk mas, sebentar ya aku panggil papa dulu” Naura pun menaiki lantai dua rumahnya

Beberapa saat kemudian pak Fajar muncul dengan ramahnya. Rendy, Naura dan pak Fajar berbincang sambil menikmati makan malam mereka

“Nak Rendy, maaf saya pamit duluan untuk istirahat ya. Kamu santai saja di sini temani Naura ya” senyum pria paruh baya itu

“oya pak Fajar, silahkan pak. Terima kasih untuk hari ini” pak Fajar menepuk pundak Rendy kemudian masuk kekamarnya

“Naura, bagaimana pekerjaanmu? Lancar?” ucap Rendy

Rendy dan Naura sudah terduduk di kursi halaman depan rumah sambil meminum teh

“Iya mas, semuanya baik-baik saja” jawab Naura lembut

“Syukurlah” senyum kikuk Rendy

“Hmm.. Naura, sebelumnya saya minta maaf kalau ikut campur masalah pribadi kamu. Kalau boleh saya kasih masukan. Apa kamu tidak ingin mencoba berkerja di tempat lain? Maksud saya, saya khawatir jika kamu selalu pulang larut malam takutnya kejadian tempo hari terulang. Seandainya kamu mau nanti saya bantu carikan pekerjaan kebeberapa teman?” Rendy berusaha hati-hati agar Naura tidak tersinggung.

Naura hanya tersenyum mendengar apa yang Rendy ucapkan

“Terima kasih mas Rendy sudah mengkhawatirkan aku, tapi mas Rendy tidak perlu khawatir. Sejak kejadian tempo hari aku sudah mulai mengaturkan jadwalku di cafe jadi tidak perlu lagi pulang larut” lanjutnya

“Maksudnya? Memang bisa seperti itu?” Rendy mulai bingung

“Café itu aku rintis bersama sahabatku Lissa, kami bersahabat sejak SMA dan kami bercita-cita untuk membuka usaha bersama sejak dulu. Alhamdulillah café sudah berjalan tiga tahun dan sudah berkembang cukup baik sampai saat ini. Jadi, mas Rendy tidak perlu khawatir lagi karena aku sudah membicarakannya dengan Lissa”

Senyum Naura mengembang seolah menghipnotis Rendy yang sejak tadi terkejut

“Ternyata seperti itu, Alhamdulillah” jawab Rendy terbata

“Kamu hebat sekali Naura, semuda ini sudah sukses punya usaha sendiri” lanjutnya tersenyum

“Sejak dulu, aku dan mama sangat senang memasak. Mama mengajariku banyak sekali hal tentang memasak, kemudian aku sekolah tata boga untuk terus mengasah kemampuanku. Dari hobby yang sama dengan Lissa kemudian dengan modal yang kami tabung sejak kuliah kami pun memutuskan untuk membuka café kecil-kecilan. Yang tadinya hanya kami berdua melakukan semua pekerjaan sampai saat ini Alhamdulillah karyawan sudah ada 15 orang.” Jelas Naura

Tak habis Rendy dibuat kagum oleh gadis cantik yang usianya hanya beda dua tahun dengannya

“Boleh kapan-kapan aku main ke café mu Naura?” senyum Rendy

“Dengan senang hati mas” tulus Naura

Satu jam kemudian Rendy pamit pulang ke Jakarta. Rendy dan Naura menjadi sangat dekat dan tidak menampik perasaan suka yang perlahan muncul diantara mereka meskipun mereka belum saling mengungkapkan.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!