Singapura, Mei 2020
“Dokter Ray maaf mengganggu waktunya” seorang gadis memasukan kepalanya dibalik pintu ruang istirahat dokter jaga di rumahsakit.
“oya, silahkan masuk dokter Adelia” Ray langsung menghentikan aktivitas membaca laporannya
“Dok, nanti malam apakah ada waktu luang?” Tanya gadis itu penuh antusias
“nanti malam?” beo Ray sambil melirik Adelia heran
“ada apa dokter Adel? Apakah mau saya bantu tukar jaga malam?” tanyanya lagi
“oh bukan itu dok, hmmm.. gini, apakah dokter Ray berkenan makan malam di apartemen saya nanti malam? Seraya Adelia menyipitkan mata karena gugup
“orangtua saya kebetulan sedang berkunjung kesini, ibu saya asli padang dan setahu saya dokter Ray sangat suka masakan padang, jika dokter berkenan makan malam bersama dengan menu yang sudah kami siapkan” lanjutnya panjang lebar
Ray hanya melihat bingung kearah Adelia.
“terima kasih atas undangannya dokter Adel, tapi..” Ray ragu untuk melanjutkan ucapannya.
Adelia tampak menundukan kepalanya Karena sudah yakin akan ditolak oleh Ray.
“Tapi, apakah tidak keberatan jika saya agak terlambat datang karena masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan?” sambung Ray saat melihat raut sedih Adelia dan tidak sampai hati jika menolaknya
“Sungguh?” Adelia tidak percaya dengan apa yang ia dengar
“Dokter Ray sungguh akan datang?" mata Adelia berbinar
"Tidak masalah bagi saya dok mau jam berapapun, kalau begitu terima kasih saya pamit dulu yaa..” Adelia pun langsung hilang dengan dada menahan gembira tak terkira.
Adelia Praratya adalah teman satu angkatan dengan Ray. Adelia jatuh cinta pandangan pertama pada Ray ketika mereka bertemu dalam masa orientasi.
Adelia menganggap Ray adalah pria idamannya yang selalu ada dikriterianya. Lelaki tampan, tubuh atletis, stay cool dan yang terpenting terlihat tidak tertarik dengan wanita-wanita yang berusaha mengejarnya.
"Tipe cowok setia", batinnya sambil tersenyum.
“wah kayanya ada yang lagi bahagia nih?” lamunan Adelia terpecah ketika Laras sahabatnya menghadang didepan wajahnya
“hehehe, iya doong…” senyum Adelia mengembang
“ada apa nih Del, keluar ruangan itu tiba-tiba sumringah gitu?” Tanya Laras penasaran
“Hmm tar aja ceritanya, aku ada follow up pasien dulu ya” Adel pun pergi
“isshh… Adel tunggu..” protes Laras
Adelia berlalu dengan wajah sumringah menuju bangsal
***
Malam harinya Adelia menyiapkan hidangan masakan Padang lengkap yang sudah dimasak oleh sang ibu, Adelia merapikan dengan sangat teliti sambil terus bersenandung dan tersenyum sumringah hingga membuat ibu dan ayahnya heran sendiri.
“Temanmu itu kapan sampainya Del?, ini sudah hampir jam 8 malam?” tanya sang ayah
“eh ya ayah tunggu sebentar lagi yaa.. katanya dia agak telat” jawab Adelia
“spesial sekali sepertinya sampai ibu harus masak lengkap seperti ini Del?” goda sang ibu sambil melirik ayahnya
Adelia hanya terseyum sambil menundukan kepalanya.
Ting..Tong…
suara bel mengejutkan Adelia seraya langsung bergegas untuk membuka pintu, dengan hati berdebar Adelia pun membuka pintunya.
“Assalamualaikum” sapa Ray
“Wa’alaikumsallam, selamat datang dokter, silahkan masuk” jawab Adel dengan perasaan entah
Ray masuk dan tersenyum ketika melihat kedua orangtua Adelia
“Ibu, Ayah, ini dokter Ray teman Adel dikampus dan dirumah sakit” Adelia memperkenalkan
“Assalamualakum om tante” seraya Ray menyalami tangan kedua orangtua itu
“Wa’alaikumsallam, waah gagah sekali pacar kamu nak” celetuk sang ibu melirik Ray dan Adel
“ibu..” Adel spontan mencubit tangan ibunya
“Maaf nak Ray, silahkan duduk” sapa pak Harun mempersilahkan Ray
“Terima kasih atas undangannya om, tante dan dokter Adel. Mohon maaf jika saya terlambat” ucap Ray sopan
“tidak apa nak, kami senang bisa berkenalan dengan teman Adel” senyum ayah Adel
“loh kok manggilnya saling formal gitu sih? Kenapa tidak santai saja?” Tanya ibu penasaran
Adelia dan Ray saling menatap canggung. Ini pertama kalinya Ray mengunjungi tempat tinggal teman sesama orang Indonesia, terlebih Adelia tidak begitu dekat dengannya meskipun selama ini Adelia selalu berusaha mendekat dan bersikap perhatian padanya.
“bagaimana jika kita langsung makan malamnya nanti keburu dingin?” pak Harun berusaha mengalihakan pembicaraan dan menuntun semua orang menuju meja makan.
“Silahkan nak Ray, semoga cocok dengan nak Ray” ucap bu Rani
“Terima kasih tante” senyum Ray
Mereka pun makan malam dengan suasana hangat, meskipun sesekali bu Rani bertanya mengenai hubungan keduanya dan membuat suasana canggung.
Selesai makan malam, merekapun berbincang sambil meminum teh diruang tamu.
Pukul sepuluh malam Ray pamit pulang dan diantarkan Adelia sampai keluar apartemen.
“mohon maaf jika ada yang tidak berkenan ya mas?” Adelia menunduk malu
“tidak ada kok Del, orangtuamu sangat baik dan hangat. Terima kasih sudah mengundang saya” senyum Ray
“sama-sama mas, terima kasih juga sudah berkenan hadir” senyumnya
“saya permisi ya Del, assalamualaikum” pamit Ray
“wa’alaikumsallam, hati-hati dijalan mas” Adel pun tersenyum
Ray berlalu menuju halte bus, tempat tinggal Ray membutuhkan waktu 15 menit dengan bus.
“ibu kenapa sih dari tadi bicaranya melantur membuat mas Ray tidak nyaman aja?” protes Adelia sesampainya diapartemen
“ya maaf Del, ibu kira kan kalian memang ada sesuatu makanya ibu to the point aja, lagian kalian cocok mending pacaran aja, eh engga langsung nikah aja Del biar kamu ada yang jagain disini” ucap sumringah bu Rani
“buu..” pak Harun langsung melirik bu Rani dan menggelengkan kepalanya
Adelia langsung masuk kekamarnya seraya mengaminkan ucapan sang ibu dalam hati sambil menyunggingkan senyum pada wajah cantiknya itu.
“aamiin..” batinnya.
***
Keesokan harinya
Bandung,
“tante Nala, kakak mau ini..” tunjuk Saba
“Suly juga mau tante” tunjuknya
Kedua anak kembar itu sibuk dengan kedua es krim ditangannya menuntut pada sang tante
“okee..trus buat tante mana?” jongkok Nala menyamai tinggi mereka
“tante sudah besar tidak boleh makan es krim” senyum Suly
Nala tertawa sambil menggandeng kedua keponakannya menuju kasir. Nala selalu menghabiskan waktu akhir pekannya dengan keluarga, ditambah dua keponakan yang menggemaskan yang selalu menemaninya.
Setelah sampai rumah, mereka pun bergegas masuk. Tak lama ponsel Nala berdering
“Hallo Ren, sebentar” Nala mengangkat tlp dan mendudukan keponakannya depan televisi dan menjauh beberapa langkah
“Ada apa Ren?” sambungnya
“Nal, gua besok ada tugas ke Bogor, mau dikirimin apa gitu?” Tanya Rendy sambil melipat pakaiannya kedalam tas
“Bogor?” beo Nala
“Iya, lusanya gua libur trus balik ke Bandung” ucap Rendy girang
“Hmm.. ga ada sih Ren” jawab Nala sambil mencoba berpikir
“Iya tau, maunya gua aja gitu yaa? Hahahah..”
“Dih pede.. udah ah ganggu aja lu” protes Nala
“tante Nalaa…” panggil si kembar
“Loh ada si kembar yaa?” Rendy antusias
“Iya nih” Nala langsung mengalihkan menjadi panggilan video pada Rendy
“Haaii.. sayangnya om Rendy” sapa Rendy
Rendy dan si kembar saling mengobrol beberapa menit.
Ray, Rendy dan si kembar memang sangat dekat sampai hafal semua kesukaan satu sama lain.
“Tantee.. telpon om Ray” pinta Suly menyodorkan hp saat setelah mematikan video call Rendy
“Nanti ya sayang, setelah Suly dan kakak Saba makan” potong Sinta, kakak ipar Nala sambil mengambil hp dan mengembalikannya pada Nala
“Iya sayang, sekarang makan dulu nanti baru kita telpon om Ray yaa” senyum Nala sambil mengelus pucuk kepala Suly yang cemberut
Suly dan Saba pun menurut dan pergi kehalaman depan untuk makan sambil bermain dengan sang kakek
“Ga kangen sama Ray, Nal?” Lamunan Nala buyar ketika kak Dimas duduk disampingnya sambil melihat kedua anaknya yang sedang bermain
“Kangen lah kak” senyum Nala
“Gak mau ambil cuti trus maen gitu ke Singapur sekalian tengokin Ray?” goda sang kakak
“Gak ah kak, untuk apa juga?” tawa Nala
“Yaa katanya kangen.. samperin lah” goda Dimas
“Masa aku yang nyamperin?” Nala menunduk malu
“Emang kenapa? Kalian kan bukan anak kecil lagi, kenapa sih pada gengsi terus gitu?” Tanya Dimas
“Karena kita udah bukan anak kecil lagi makanya lebih canggung kak” senyum Nala
“Ayolah.. bukan waktunya buat gengsi Nal, masa adek kakak yang satu ini penakut sih?” elus Dimas lembut dipucuk kepala Nala, Nala hanya tersenyum ragu memikirkan perkataan sang kakak.
Ada rasa ingin mengikuti saran kak Dimas tetapi juga ragu dalam hatinya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments