Super rich system
Arus air sungai terlihat sangat tenang dari kejauhan, siapapun yang melihatnya dari jarak jauh pasti akan mengira arus sungai itu sangatlah bersahabat.
Tapi ternyata arus air sungai itu tak seperti yang terlihat oleh mata telanjang, jika diperhatikan dari kejauhan.
Nyatanya air sungai itu sangat menghanyutkan dan terlihat mengerikan, apabila dilihat dari dekat. Ataukah mencoba untuk merasakan derasnya arus yang terlihat bersahabat, namun nyatanya menipu setiap orang yang melihatnya.
"Tolong…tolong…tolong…." Teriak seorang.
Ya, ditengah-tengah arus yang sangat mengerikan itu ada seorang yang hanyut. Dia Zidan salah satu pekerja buruh pabrik.
Zidan didorong oleh temannya sampai bisa jatuh ke sungai, sungai itu arusnya terhubung langsung dengan air terjun yang terdapat di hilir sungai.
Kata orang orang air terjun di hilir sungai Garta sangat dalam seperti jurang, kemungkinan besar Zidan tidak akan selamat bukan?
"Tolong….tolong….tolong…." Terika Zidan lagi.
Teriakannya hanya dapat di dengar oleh Zidan sendiri, bukan dia tak bisa berenang, hanya saja arus yang terlalu deras membuat Zidan tak berdaya, ditambah fisiknya yang lemah membuat Zidan tak dapat berbuat banyak.
"Ya Allah, apakah Zidan akan mati sekarang?" tanyanya pada diri sendiri.
Tak ada harapan lagi bagi Zidan, yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah satu, pasrah diri pada Allah, biarlah Allah yang menolongnya, Zidan percaya pasti ada keajaiban.
Tidak ada satupun orang yang dapat menolong Zidan, apalagi posisinya saat ini berada di tengah-tengah sungai dan di bawa arus yang begitu deras.
"Hasbunallah Wanikmal Wakil nikmal Maula wanikman Nasir." Doa Zidan.
Apapun Zidan sebut untuk mengingat Allah, setidaknya jika dia mati dalam keadaan hanyut Zidan husnul khotimah, dia masih bisa mengingat sang Maha Kuasa bukan.
"La Ilaha Illallah… La Ilaha Illallah… La Ilaha Illallah…"
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun." Berulang kali Zidan melafalkan kalimat-kalimat Allah.
Sekarang hanya hal itu yang bisa Zidan Lakukan, di dalam hatinya Zidan yakin ada sebuah keajaiban yang akan menghampiri dirinya, setidaknya kalau dia mati jasadnya akan ditemukan.
Zidan sudah terombang ambing kesana-kemari dibawa arus, tak ada lagi suara yang keluar dari mulutnya, kedua netranya sudah terpejam.
Zidan benar-benar hanyut di bawa oleh arus sungai yang sangat deras, pasrah pada sang Pencipta itulah yang bisa Zidan lakukan.
Sementara itu tak jauh dari tempat lokasi dimana Zidan di dorong ke dalam arus sungai yang sangat deras 3 orang laki-laki sedang tertawa puas.
"Mampus hahaha, dasar miskin!" ucap Lion.
"Siapa suruh si Zidan itu sangat miskin, ditambah fisiknya lemah sekali." Sambung Anton.
"Sudah ayo kita pergi dari sini, sebelum ada yang melihat keberadaan kita." Ajak Saga.
"Oke." Sahut Anton dan Lion.
"Hahaha," ketingnya tertawa puas, karena sudah berhasil melenyapkan Zidan.
Zidan tak memiliki masalah apapun dengan ketiga orang itu, hanya saja saat Zidan diterima kerja sebagai buruh pabrik di tempatnya bekerja. Zidan sering dibully oleh Anton, Saga dan Lion.
Alasan mereka membeli Zidan pun tidak masuk akal, hanya karena Zidan orang yang miskin mereka sering membullynya.
Apalagi fisik Zidan yang begitu lemah membuat mereka sesuka hati membully Zidan.
Padahal Zidan tak pernah mencari masalah dengan ketiga orang itu, Zidan tau diri.
Saga adalah anak dari pemilik pabrik tempatnya bekerja, sedangkan Lion dan Anton sahabat Saga..
Jika mencari masalah pada mereka bertiga sudah pasti Zidan akan kehilangan pekerjaannya.
"Saga lo yakin kan kita bakal aman?" tanya Anton sedikit khawatir.
"Lo tenang aja, bokap gue pasti bakal nutup kasus ini kalau si miskin itu sudah mati, nggak perlu risau bro."
"Gue percaya sama lo Saga." Sahut Lion.
"Sip."
"Tapi kalau si miskin kagak ada yang buat kita jadi mainan siapa?"
"Gampang Ton, kita cari aja lagi, tapi gue hari ini puas banget berhasil buat si miskin itu mati." Ujar Saga.
"Hahaha." Tiba-tiba Lion tertawa membuat Saga dan Anton menatap aneh padanya.
"Kesambet lo?" tanya Saga.
"Kagak gue keinget pas si miskin tadi minta tolong, kasihan juga ya nggak ada yang nolong dia, soalnya gue seneng lihat dia sengsara."
"Hahaha." Tawa ketiganya kembali pecah.
"Ayo cepat kita pergi sebelum ada yang melihat keberadaan kita." Ajak Saga, dia menarik kedua tangan sahabatnya kasar.
"Woi, pelan-pelan dong Ga."
"Sorry." Sahutnya.
Tempat Zidan bekerja sedang mengadakan jelajah alam di salah satu puncak gunung yang sangat terkenal, lokasinya memang tidak jauh dari rumah Zidan dan juga tidak dipungut biaya pembayaran maka dari itu Zidan dapat ikut mendaki gunung dengan yang lainnya.
Saga dan kedua temannya sudah kembali bersama yang lain, "Loh Zidan mana?"
Saga, Anton dan Lion hanya saling tatap satu sama lain, setelahnya Ketiga orang itu mengangkat kedua bahu mereka Acuh tanda tak tahu di mana keberadaan Zidan.
"Sudah nanti juga si miskin itu balik lagi kesini." Sahut Kasim.
Kasim merupakan pemilik pabrik tempat Zidan bekerja sekaligus Papa dari Saga. Bapak dan anak sama saja tak menyukai Zidan.
Sungguh malang sekali memang nasib Zidan, sehari Zidan hanya mendapatkan upah 10.000 saja. Saat gajian, pasti ada saja gajinya yang tak ada apa apa itu dipotong oleh pak Kasim.
Memang pelit bos dari Zidan, tapi Zidan tak punya pilihan lain karena di zaman sekarang mencari kerja susah.
Ditambah lagi, jika dia ingin mencari kerja yang layak harus membayar admin 3.000.000. lebih dulu, uang segitu dari mana Zidan punya, gajinya saja tak cukup untuk kehidupan sehari-hari mereka di rumah.
Mau tak mau Zidan harus bertahan bekerja sebagai buruh pabrik di tempat orang tua Saga.
Sampai sore hari Zidan akhirnya tak muncul lagi, anehnya mereka tidak ada satupun yang peduli, semua orang akan bersiap untuk turun gunung.
"Semua ayo kita turun sekarang sebelum hari semakin soren." Instruksi pak Kasim.
Tak ada satupun yang menyinggung tentang Zidan, mereka diam saja, daripada kehilangan pekerjaan.
'Selamat tinggal miskin.' Batin Saga.
"Ayo semua cepat!" Instruksi Pak Kasim lagi pada semua orang.
Satu persatu mereka turun gunung, sungguh benar-benar tak ada yang peduli dengan keadaan Zidan.
Sedangkan tubuh Zidan saat ini masih terombang-ambing di bawah oleh arus sungai, disaat seperti itu sebuah cahaya berwarna hijau masuk ke dalam tubuh Zidan.
Zidan belum menyadari cahaya apa yang baru saja masuk ke dalam tubuhnya, karena dia masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Kini tubuh Zidan sudah berada di pucuk sungai yang terhubung langsung dengan air terjun. Tubuh Zidan terjun bebas dari atas air terjun yang sangat tinggi, bak juran yang sangat dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
cahaya
kalo gak suka terus kenapa MC diterima coba , hadeh masih awal aja si MC dah sengsara aja
2024-05-03
0
Nur Muhammad
pemilik pabrik begitu amat. anaknya apalagi.. klw gak ada org miskin ntar trus siapa yg kerja sm situ?
2023-05-20
1
Red Ant
👍☕👍
2023-05-17
1